Anda di halaman 1dari 17

Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin di FKTP

1. Sistem Kesehatan Nasional: tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu
dam berkhasiat serta terjangkau oleh masyarakat  pengembangan kesehatan  derajat
kesehatan. Standart Pelayanan Kefarmasian: Permenkes No. 74 tahun 2016  pengelolaan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik (perencanaan,
permintaan, permintaan, penyimpanan, distribusi, pengendalian penggunaan, pencatatan dan
pelaporan).

2. Perencanaan perhitungan kebutuhan obat


a. Metode Konsumsi : kebutuhan obat didasarkan pada banyaknya pemakaian obat tahun
lalu
b. Metode Morbiditas : kebutuhan obat didasarkan pola penyakit yang ada
c. Metode Kombinasi : konsumsi + morbiditas (10 penyakit terbanyak menggunakan
morbiditas lalu dicrosscheck dengan konsumsi)  rasionalisasi obat
d. Metode Anggaran : kebutuhan obat didasarkan dengan anggaran yang ada (buruk)
Metode Konsumsi Metode Morbiditas
Mudah Rumit
Cepat Lama
Tak dapat melihat rasionalisasi Penulisan resep tidak sesuai dengan
obat pedoman pengobatan = tidak dapat
menggambarkan jenis dan jumlah obat
3. Metode Konsumsi : P = ( X + LD + BS ) - SS
a. X : rata-rata konsumsi obat dalam 3 tahun terakhir
b. LD : lead time  waktu yang dibutuhkan dari perencanan hingga didapatkannya obat (>
tanggal 20 tak dihitung bulan, < tanggal 20 dihitung bulan)
c. BS : buffer stock  obat yang harus ada setiap bulan (minimal obat)
d. SS : sisa stok obat yang tersedia di klinik

4. Penerimaan obat
a. Barang sesuai dengan Surat Pesanan (jumlah, jenis, kemasan, bentuk sediaan, kekuatan)
b. Certificate of Analysis  persyaratan kualitas melalui uji kimia analis
c. Certificate of Origin  produsen  keaslian produk
d. Material Safety Data Sheets  keterangan penanganan produk dari suatu bahaya kepada
manusia maupun lingkungan
e. Nomor Batch, Waktu Kadaluarsa dan Wadah Pengiriman

5. Penyimpanan Obat
a. Dalam gudang yang baik
i. Pengaturan tata ruang : pergerakan, slowmoving-fastmoving, sekat, arah arus barang
dan sirkulasi udara
ii. Penyusunan obat : metode FIFO dan FEFO, alfabetis, sediaan obat, kelas terapi,
narkotika dan psikotropika, barang besar dan berat diatas pallet
iii. Peralatan : rak, pallet, troli, pengangkat beban, AC, refrigenerator, lemari narkotika, alat
pemadam kebakaran
iv. Kondisi penyimpanan : termolabil  lemari pendingin, bahan mudah terbakar  lemari
tahan api, narkotika dan bahan berbahaya  wadah terkunci
b. Pencatatan
i. Kartu stok : langung, penerimaan, pengeluaran, rusak, hilang, kadaluarsa pada akhir
bulan, dekat obat dan setiap obat punya
ii. Buku induk : barang masuk
iii. Laporan mutasi : laporan periodik  kekayaan
c. Pengawasan  mutu, stok opname, insidentil
d. Petugas gudang  professional/kompeten, terlatih, jujur dan bertanggung jawab

6. Jenis obat
a. Narkotika  lambang lingkatan tepi hitam dan tengah warna merah dan tulisan K ditengah
sampai menyentuh dinding ditambah lingkaran merah dengan lambang segi lima
ditengahnya
b. Psikotropika dan obat keras  lambang lingkatan tepi hitam dan tengah warna merah dan
tulisan K ditengah sampai menyentuh dinding
c. Bebas terbatas  lingkaran tepi hitam tengah biru
d. Bebas  lingkaran tepi hitam tengah hijau

1. Obat disusun alfabetis


2. Obat dirotasi dengan sistem FIFO &
FEFO Perhatian:
3. Obat disimpan pada rak 1. Golongan antibiotik (tertutup rapat,
4. Obat yang disimpan dilantai kering, terhindar cahaya)
diletakkan di atas pallet 2. Sediaan supp., vasin, serum
5. Tumpukan dus sebaiknya harus 3. Dragee
sesuai dengan petunjuk 4. Cairan infusi
6. Cairan dipisahkan dari padatan 5. Narkotika dan psikotropika
7. Sera, vaksin, suppos. Disimpan dalam
lemari pendingin

7. Penggolongan vaksin vial monitor


8. Penggolongan vaksin berdasarkan sentivitas terhadap suhu

Gol. vaksin yang akan rusak  Hepatitis B


FS terhadap suhu dingin <00C  Td
(Freeze (beku)  DPT-HB-Hib
Sensitive)  IPV
tidak tahan beku  DT

HS Gol. vaksin yang akan rusak  BCG


(Heat Sensitive) terhadap paparan panas yang  POLIO
tidak tahan berlebih (>340C)  CAMPAK/MR
panas
Pusat/Biofarma = 6 bulan, provinsi = 3bulan+1bulancad, kab/kota = 2bulan+1bulancad,
pkm/pustu = 1bulan+1minggucad
Polio  freezer suhu -15oC
Lainnya  suhu 2-8 C
Suhu ruangan di BDD/unit pelayanan = 1bulan+1minggucad

9. Kerusakan vaksin  karena sinar matahari, sinar UV pada vaksin BCG, pembekuan dan
pelarut tidak boleh dibekukan
Manajemen kerusakan vaksin dan alat suntik bekas  dikubur, dibakar (incinerator, aman
terlindung (drum)

10. Pelarut vaksin


a. Pelarut vaksin tidak boleh tertukar
b. Pelarut harus sama dengan pabrikan vaksin
c. Pelarut didinginkan 24jam dengan lemari es sebelum dicampurkan
d. Jangan mencampurkan vaksin pelarut apabila belum siap imunisasi
e. membuang vaksin yang telah dicampur dengan pelarut setelah tiga jam (untuk vaksin
BCG) atau setelah 6 jam (untuk vaksin Campak) atau pada akhir pelayanan imunisasi, mana
yang lbh dulu,

Manajemen Puskesmas
11. Program Indonesia Sehat
Pilar 1. Paradigma Sehat : program promotif-preventif, pemberdayaan masyarakat dan
keterlibatan lintas sector (Penerapan: GERMAS dan Pendekatan Keluarga)
Pilar 2. Penguatan Yankes : program peningkatan akses (FKTP), optimalisasi sistem rujukan
dan peningkatan mutu; pendekatan continuum of care, intervensi berbasis risiko kesehatan
Pilar 3. JKN : program benefit, sistem pembiayaan  asuransi azas gotong royong, kendali
mutu dan biaya, sasaran: PBI dan NonPBI. Kepersertaan KIS
Indikator Keluarga Sehat : Program Gizi, KIA (5); Pengendalian Penyakit Menular dan
Tidak Menular (3); dan Perilaku dan Kesehatan Lingkungan (4)

12. Manajemen puskesmas  sistem informasi, sumberdaya, upaya, mutu, pemberdayaan


masyarakat.
Permenkes No 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
P1: perencanaan (rencana lima tahunan, rencana tahunan  RUK, RPK Tahunan, RPK
Bulanan)
a) Persiapan: pembentukan tim manajemen puskesmas (akreditasi, pembina wilayah,
pembina keluarga, manajemen psukesmas dan sistem informasi puskesmas), pedoman
manajemen puskemas (POAC-E) dan mempelajari rencana
b) Analisis situasi : mengumpulkan data (kinerja dan status kesehatan masyarakat), analisis
data (deskriptif, komparatif, hubungan dalam dan antar program) dan analisis masalah dari
sisi pandang masyarakat melalui SMD
c) Perumusan masalah : daftar masalah (5W1H/5W2H1E), prioritas masalah (USG skala
Likert), akar penyebab masalah (Ishikawa/Fishbone, pohon masalah), pemecahan masalah
(curah pendapat, kesepakatan anggota, metode matriks MIV/C)
d) Penyusunan rencana lima tahunan : menentukan target prioritas

P2: pergerakan dan pelaksanaan (Rapat dinas, pengarahan saat apel pegawai, pelaksanaan
kegiatan dari setiap program sesuai jadwal, forum khusu  lokakarya mini)
Lokmin bulanan (bulan 1 internal) dan tribulanan (bulan 2 internal dan LS)

P3: pengawasan, pengendalian dan penilaian


Pengawasan: internal  kepala puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung
jawab dan pengelola/pelaksana program; eksternal  instansi luar puskesmas
Pengendalian: menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
ditetapkan dan dilakukan secara terus menerus. Ketidaksesuaian=perbaikan
PKP: Pencapaian Cakupan Pelayanan Kesehatan (>91% baik, 81-90% cukup, <81% kurang)
dan Pelaksanaan Manajemen puskesmas (>8,4 baik, 5,5-8,4 cukup, <5,5 kurang)

Evaluasi Program
13. Jenis evaluasi (Green)
a. Process  pelaksanaan program, kualitas instruktur, kualitas media, kesesuaian
perencanaan yang dilaksanakan
b. Impact  mennilai perubahan perilaku, mahal sulit jarang
c. Outcome  perubahan status kesehatan

14. Cara Evaluasi


a. Kuantitatif  survey masyarakat, gambaran perubahan yang terjadi karena intervensi dan
besarnya perubahan
b. Kualitatif  gambaran tentang program dan sasaran program; dinamika pelaksanaan
program sehingga dapat menilai keunggulan dan kelemahan program, mereplikasi program
di tempat lain; cara FGD, observasi, wawancara dan dokumen yang ada

15. Alat bantu pemecahan masalah


Identifikasi masalah  brainstorming, konfirmasi dengan data, problem statement
Prioritas masalah  USG, Matriks
Penyebab/akar masalah  flowchart, brainstorming, fishbone/ishikawa, pohon masalah
Alternatif pemecahan masalah  costbenefit, teori tapisan

16. Metode Fishbone diagram: identifikasi penyebab masalah berdasarkan (man, money,
machine, method, material, milleu)
a. Sumber manusia dan dana
b. Penggerak
c. Metode
d. Material

17. Prioritas Penyebab Masalah Kriteria Matriks


a. Importancy (Kepentingan)  Prevalence, Severity, Rate of Increase, Degree of Unmeet
Need, Social Benefit, Public Concern, Political Climate
b. Technical Feasibility
c. Resources Avaibility

18. Prioritas Jalan Keluar


a. Magnitude (efektivitas)
b. Importancy (efektivitas)
c. Vulnerabitity (efektivitas)
d. Cost (efisiensi)

19. Analisis keadaan lingkungan internal dan eksternal  SWOT

Family Conference
20. Pengertian: pertemuan keluarga pasien dengan dokter untuk memecahkan masalah kesehatan
pasien
Tujuan: penilaian keluarga secara komprehensif, informasi tentang perawatan pasien yang
kompleks dan mendapatkan solusi bagi masalah kesehatan pasien dengan peran
keluarga yang optimal  fasilitasi perubahan gaya hidup, family empowerment¸ breaking
bad news

21. Prinsip family conference


a. Sosialisasi dan pengembangan hubungan dengan keluarga
b. Komunikasi jelas
c. Kumpulkan dan bagikan informasi, fasilitasi diskusi
d. Identifikasi kekuatan, sumberdaya dan dukungan bagi keluarga
e. Buat rencana kolaborasi dengan keluarga

22. Prosedur family conference


a. Persiapan  persiapan stages, review dan mempelajari genogram, buat hipotesis
b. Pelaksanaan  1. Memberi salam, 2. Menjelaskan tujuan dan menetapkan agenda, 3.
Diskusi masalah, 4. Identifikasi sumber daya, 5. Susun rencana
c. Setelah  revisi genogram, gunakan informasi perbaiki hipotesis, dokumentasi

Jaminan Kesehatan Pekerja


23. Peraturan Jaminan Kesehatan Pekerja:
Perpres RI No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
pasal 11 ayat (1)  setiap pemberi kerja wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai
peserta jaminan keehatan kepada BPJS Kesehatan dengan membayar iuran
pasal 16  iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah dibayar oleh pemberi
kerja dan pekerja
• Iuran BPJS Kesehatan ini bakal dipotong sebesar 5 persen dari gaji kamu. Dengan
ketentuan, 4 persen oleh perusahaan dan 1 persen dari pekerja.

24. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 03/men.1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja  Pembentukan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja bergantung pada jumlah tenaga kerja dan tingkat bahaya di tempat kerja
a. Pekerja >500 orang = klinik dipimpin dokter praktik setiap hari kerja, atau shift
>500 pekerja = poliklinik jaga
b. 200-500 pekerja dengan tingkat bahaya rendah = klinik buka tiap hari kerja
dengan tenaga medis perawat dan dipimpin dokter 2 hari sekali jaga
c. 200-500 pekerja dengan tingkat bahaya tinggi = seperti butir a
d. 100-200 pekerja dengan tingkat bahaya rendah = klinik buka setiap hari dengan
tenaga medisi perawat dan dipimpin oleh dokter 3 hari sekali jaga
e. 100-200 pekerja dengan tingkat bahaya tinggi = seperti butir b

25. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
a. Program jaminan kecelakaan kerja
b. Program jaminan kematian
c. Program jaminan pensiun
d. Program jaminan hari tua

26. Pengusaha yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih atau membayar
upah paling sedikit 1 juat perbulan, WAJIB mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam
program jaminan sosial tenaga kerja (PP No 84 tahun 2013 tentang Perubahan
kesembilan atas PP No 14 tahun 1993 tentang Penyelenggara Program Jamsostek)
Sanksi administrasi : a) teguran tertulis; b) denda; c) tidak mendapat pelayanan
public tertentu

27. Kondisi Khusus


PHK tetap memperoleh hak manfaat jaminan kesehatan paling lama 6 bulan sejadi di PHK
tanpa membayar iuran
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
Indonesia, wajib menjadi Peserta program Jaminan Sosial

Dokter Perusahaan dan Klinik Kedokteran Okupasi


28. UU Kesehatan No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Kerja  tempat kerja wajib
menyediakan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya. Perusahaan <500 pekerja=
puskesmas/klinik di luar; >500pekerja= klinik dalam perusahaan
a. 500-750 pekerja 1perawat fulltime 1dokter parttime
b. >750 pekerja 1perawat fulltime 1dokter fulltime
c. >2000 pekerja 2perawat fulltime 1dokter fulltime

29. Emergency/ Out-Patient Departement  titik berat pada emergency/poliklinik


rumahsakit  staf dan alat ada, manajemen mudah, backup staf ada, pengalaman di RS,
mempermudah rujukan, cost tinggi, jauh, persaingan
Freestanding Clinic  dekat, otonom dan fleksibel, luas jangkauan RS, cost efektif.
Networking Clinic  luas jangakauannya, pusat rujukan.koordinator, K3 baik, tak
konsisten pelayanan dan komunikasinya

30. Dokter perusahaan : kompetensi tertentu  Pratama: pelatihan; Madya: S2 Kesehatan Kerja;
Utama: S3 Kesehatan Kerja (Ahli Keselamatan Kerja)
Kompetensi dokter spesialis okupasi: PERDOKI

31. Sarana Prasarana


a. Medis: P3K dan alat medis standard
b. Tambahan: audiometri, spirometry, lab khusus pajanan, rontgen, sound level meter, lux
meter, dust/gas sampler
c. Medical record: modifikasi (anamnesis pekerjaan/okupasi)
Pengetahuan dan Keahlian: medis, kesmas, hukum, teknik, hygiene industry, dokter okupasi
atau dokter umum dan spesialis yang diberi pelatihan, hygiene perusahaan, kesehatan dan
keselamatan kerja hiperkes/paramedic, petugas penunjang (lab dan administrasi)

32. Dokter Perusahaan  hygiene perusahan, kesehatan dan keselamatan kerja


Populasi sasaran : individu, komunitas dan masyararakat di sekitar lingkungan kerja
33. Pelayanan Komunitas Pekerja
a. Pemeriksaan prakerja (untuk fit to work)
b. Risk assessment (jenis pajanan dan proses kerja sebagai risiko)
c. Upaya promkes
d. Upaya pencegahan PAK
e. Pemeriksaan berkala-monitoring biologis  jenis substansi dan metabolitnya, jenis
specimen yang perlu diperiksa, saat yng tepat dan syarat pengambilan specimen,
kemampuan mengambil specimen, analis hasil pengukuran
f. Penanganan masalah PAK
g. Penanganan industrial disaster
Pelayanan individu pekerja
a. Promkes
b. Fit to work
c. Diagnosis dan penanganan PAK
d. Job analysis
e. Penanganan kecelakaan kerja
f. Return to work evaluation
Pelayanan masyarakat  pencegahan dampak industry terhadap kesehatan

34. Tugas Klinik Perusahaan


a. identifikasi faktor risiko/penyebab Penyakit Akibat Kerja / peny. Akibat Hub. Kerja
b. membuat konfirmasi Penyakit Akibat Kerja
c. membantu menanggulangi permasalahan kesehatan kerja
d. melakukan tindak lanjut di tempat kerja
e. memberi rekomendasi preventif, kuratif, dan rehabilitative
f. pencatatan dan pelaporan
g. penelitian epidemiologis

Sistem Kesehatan Nasional


35. SKN  bentuk dan cara penyelenggaraan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Perpres No 72 tahun
2012 pasal 1 dan 2)
Harmonis dan sinergis dengan sector lain: pendidikan, perekonomian, ketahanan pangan,
hankamnas
Sub-Sistem Kesehatan: UKM UKP terpadu dan mendukung guna mencapai dearajat
kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya

36. Tujuan: accessable (tercapai), affordable (terjangkau) dan quality (bermutu)


Upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia, sumber daya obat dan
perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan sesuai dengan
potensi dan kondisi daerah

37. UKM  Pemerintah, Masyarakat, Swasta  memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menggulangi masalah kesehatan di masyarakat
Strata pertama  satu puskesmas setiap kecamatan, wilayahnya
Strata kedua  praktik dokter/dokter gigi spesialis, BP4, BKMM, RS kelas C dan D non
Pendidikan milik pemerintah (TNI/POLRI, BUMN) dan RS swasta
Strata ketiga  klinik konsultan dr/drg, RS kelas B Pendidikan, kelas A pemerintah
(TNI/POLRI, BUMN), RS Khusus dan RS swasta

Unsur UKM
1. Upaya promosi kesehatan
2. Pemeliharaan kesehatan
3. Pemberantasan penyakit menular
4. Kesehatan jiwa
5. Pengendalian penyakit tidak menular
6. Penyehatan lingkungan
7. Penyediaan sanitasi dasar
8. Perbaikan gizi masyarakat
9. Pengamanan sediaan farmasi & alat kesehatan
10. Pengamanan penggunaan zat aditif dl makanan dan minuman
11. Pengamanan narkotika, psikotropika, zat addiktif dan bahan berbahaya
12. Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan

Penunjang UKM
- Pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat
- Pelayanan sediaan farmasi
- Alat kesehatan
- Perbekalan kesehatan lainnya

38. UKP  udem UKM tapi perorangan


Bentuk UKP
- Praktik bidan
- Praktik perawat
- Praktik dokter
- Praktik dokter gigi,
- Balai pengobatan
- Praktik dokter 24 jam
- Praktik bersama
- Rumah bersalin
Unsur UKP
- Promosi kesehatan
- Pencegahan penyakit
- Pengobatan rawat jalan
- Pengobatan rawat inap
- Pembatasan
- Pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan
Penunjang UKP
- Layanan laboratorium klinik
- Apotik
- Optik
- Toko obat

39. Fungsi Fuskesmas


1.Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2.Pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
3.Pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar

40. Pelayanan Kesehatan tingkat Dasar


1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan ibu dan anak, dan KB
3. Perbaikan gizi
4. Kesehatan lingkungan
5. Pemberantasan penyakit menular
6. Pengobatan dasar

41. Puskesmas
Fungsi ganda UKM dan UKP
Untuk peningkatan cakupan Puskesmas dilengkapi dengan :
- Puskesmas Keliling
- Pondok Bersalin Desa
- Pos Obat Desa

Manajemen Wabah P3DI


42. Polio
a. Tidak ada reservoir pada binatang
b. Vaksin yang efektif (OPV. IVP)
c. Tidak tahan terhadap lingkungan
d. Infeksi asimtomatik
e. Banyak penyakit lain yang mirip gejalanya

43. Difteri: Pencegahan dengan eritromisin

Program Puskesmas
44. Jenis FKTP
a. Puskesmas
b. Praktik dokter
c. Praktik dokter gigi
d. Klinik Pratama

45. UKM Esensial  program promkes, kesling, KIA-KB, Gizi, PM dan PTM, Pengobatan
dasar; UKM Pengembangan  sesuai dengan potensi dan kondisi wilayah masing-masing

46. UKP  rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari, homecare, rawat inap
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

47. Triple Burden  PINERE (Penyakit Infeksi Emerging dan Re-Emerging), Penyakit Infeksi
yang belum teratasi dan PTM yang cenderung naik

Perilaku Kesehatan
48. Skiner  Stimuli-Organisme-Respons (Covert/Tertutup  pengetahuan, sikap,
Overt/Terbuka  praktik/tindakan)

49. Domain perilaku HL Bloom  perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan


keturunan/genetic

50. Lawrence Green Theory


a. Faktor Pencetus (Predisposing)  pengetahuan, sikap, keyakinan, norma, sosial
demografi
b. Faktor Pemungkin (Enabling)  keahlian petugas, sumber daya masyarakat,
aksesabilitas pelayanan (biaya, jarak, transportasi)
c. Faktor Penguat (Reinforcing) (+)(-)  dokter, perawat, rumahsakit

51. Dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan


a. Promkes tk Promotif  orang sehat  meningkatkan kesehatannya
b. Promkes tk Preventif  orang sehat dan risiko tinggi (bumil, bayi, obesitas, PSK) 
mencegah agar tidak sakit  Primary Prevention
c. Promkes tk Kuratif  penderita penyakit terutama penyakit kronis (DM, TBC, HTN) 
mencegah lebih parah  Secondary Prevention
d. Promkes tk Rehabilitatif  penderita yang baru sembuh  pulih dan mengurangi
kecacaran seminimal mungkin Tertiary Prevention

52. Level pencegahan penyakit


a. Primer  tingkat netral: promkes tingkat rentan: perlindungan khusus  meningkatkan
kesehatan dan mencegah orang jadi sakit
- Eliminasi faktor risiko
- Penyangga antara faktor risiko dan penjamu
- Mengubah perilaku
- Mengurangi paparan
- Membuat penjamu lebih kuat dan resisten terhadap penyakit
b. Sekunder  menemukan penderita yang sakit sedini mungkin  memperpendek
durasi/progresifitas penyakit, mengubab tingkat keganasan penyakit, mengurangi
komplikasi
- Mendeteksi penyakit secara dini (penyaringan, pengamatan epidemiologi dan survey)
- Pengobatan secara tepat dan cepat (Pelayanan Umum dan Praktik Dokter)
c. Tersier  tingkat cacat dan penyakit tidak dapat dihentikan  memelihara penderita dari
pengaruh jangka panjang penyakit, mengurangi/mencegah cacat, memperpanjang usia
dan mengurangi keparahan penyakit
- Menjaga kelangsungan hidup dengan penyakit (DM, CKD)
- Menjaga percaya diri
- Memelihara kemandirian dan produktivitas
- Tindakan (pengobatan, amputasi), Rehabilitasi (Pendidikan dan pelatihan)

Penanggulangan Wabah
53. WABAH/Epidemi Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka

54. Kriteria KLB?

55. Kegiatan penanggulangan wabah


a. Menetapkan terjangkitnya keadaan wabah Pengumpulan dan analisis data serta penarikan
kesimpulan (Pedoman pengambilan kesimpulan: Nilai Batas Keadaan Wabah)
b. Melaksanakan penanganan keadaan wabah Kegiatan yang ditujukan terhadap: - penderita -
masyarakat - lingkungan
c. Menetapkan berakhirnya keadaan wabah Sama dengan butir 1.
d. Pelaporan wabah Laporan : - terjangkitnya keadaan wabah - penanganan wabah - berakhirnya
keadaan wabah
56. Siapa yang menetapkan terjangkitnya wabah? INSTANSI PEMERINTAH : KEMENKES,
DEPKES
Penanganan: instansi swasta
Penetapan berakhirnya wabah: masyarakat umum

57. Menular penyakit infeksi tergantung pada


a. Pejamu
b. Bibit penyakit
c. Lingkungan

58. Sifat mikroorganisme


a. Patogenitas: kemampuan menimbulkan penyakit
b. Virulensi: ukuran keganasan
c. Antigenitas: kemampuan menimbulkan pertahanan tubuh
d. Infektivitas: melakukan invasi berkembang biakdalam tubuh penjamu

59. Wabah rendah


Malaria, meningitis, framboesia, keracunan, influenza, tetanus, tifus

60. Faktor yang mempengaruhi timbulnya wabah


a. Herd immunity
b. Lingkungan yang buruk
c. Bibit penyakit

61. Perbedaan point endemic dan progated endemic


Point Source Epidemic (kurva epidemic dengan satu puncak) yaitu wabah yang terjadi
akibat pemaparan dalam waktu yang singkat dengan sumber penularan tunggal.Contohnya
kejadian keracunan dan polusi.
Propagated atau Progressive Epidemic Adalah suatu bentuk epidemic yang terjadi karena
penularan dari orang ke orang baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui udara,
makanan maupun vector. Biasanya kejadian epidemic seperti ini relative lebih lama
waktunya sesuai dengan sifat penyakit serta lamanya masa intubasi. Selain itu juga
dipengaruhi oleh kepadatan dan penyebaran anggota masyarakat yang rentan terhadap
penyakit tersebut.

62. NBKW  Mean (X) + 2 Standar Deviasi

63. Penentuan berakhirnya wabah  pemerintah


Grafik  satu penyakit  dibawah garis 2 kali masa inkubasi
Table  lebih dari satu penyakit  negative 2 kali masa inkubasi

64. Pandemik, Endemik, Epidemik

65. X = x/N
SD = akar dari Jumlah (x-X)2/N-1
X adalah rata-rata
x adalah jumlah kasus dalam seminggu
N adalah jumlah bulan

Analisis Kecelakaan Kerja dan Pencegahannya


66. Kecelakaan kerja (jamsostek)  kecelakaan yg terjadi berhubungan dengan hubungan
kerja, termasuk penyakit yg timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yg
terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke
rumah melalui jalan yg biasa atau wajar dilalui
Tidak terduga dan terkendali, akibat proses aktivitas dan mengakibatkan kerugian

67. Multicausation theory  behaviour and environmental


a. Immediate Causes  unsafe acts and unsafe conditions
b. Contributing Causes  safety management program, mental condition of workers and
physical condition of workers

68. Domino theory model (HW Heinrich)  Environment  Person  Hazard  Accident
 Injury
Updated Domino theory (Frank Bird Jr)  Lack of Control  Origin (Basic Cause) 
Symptom (Immediate Cause)  Contact (incident/accident)  Loss (injury/damage)

69. Pencegahan primer  promkes ie penyuluhan (Perilaku sehat, faktor bahaya dtempat kerja,
budaya K3, perilaku kerja yang baik), olahraga, gizi seimbang, training pekerja
Pencegahan sekunder  specific protection ie pengendalian UU, administrative/orgnasisasi
(rotasi/pembatas jam kerja), tertulis (substitusi, isolasi, ventilasi, APD), jalur kesehatan
(imunisasi)
Pencegahan tersier  tugas dokter perusahaan

70. Accident prevention


a. Hazard identification  checklist, employee observation, safety audit
b. Eliminate unsafe act (The actions of a person in a manner which vary from the accepted
or legislated safe practice and create a hazard to either themselves, another person, or
equipment.)  personal adjustments, education and training, supervision, discipline
c. Eliminate unsafe condition (A condition in which something exists that varies from a
normal accepted safe condition and, if not corrected, could cause injury, death, or
property damage)  design, control measure or isolation, maintaining safe working
condition of plant/tool/machine/work environment

71. Pengendalian Risiko/Bahaya K3

72.
1. Unsur-unsur informasi dari EBM apa aja?
Namun sebagian besar informasi yang kita butuhkan sulit didapatkan:
 Buku teks kita “out of date”
 Penyimpanan jurnal kita tidak teratur, kualitas bervariasi
 Para ahli sulit untuk sepakat
CME tidak efektif

2. Yang termasuk kritik dari EBM adalahbukti2 tersebut berdasarkan validitas, impact, and
applicability (manfaatnya terhadap praktik klinik kita)

3. EBM adalah..
1) Pemanfaatan bukti mutakhir yang sahih dalam tatalaksana pasien
2) Integrasi hasil-hasil penelitian dengan praktek klinis
3) Nilai-nilai pasien
4) Membedakan informasi yang valid dan bias

4. Era cyber medicine segala informasi mudah di akses oleh setiap orang sehingga..
1) Pendidikan pasien berakibat peningkatan komsumerisme
2) Pasien semakin sadar akan hak
3) Pasien menginginkan penatalaksanaan penyakit yang efektif, efisien dan accountable
4) Dokter harus meningkatkan profesionalisme dengan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan melebihi perilaku life long learning

106.Derajat penelitian EBM terbaik adalah..


a. Meta analisis dari RCT
b. RCT
c. Penelitian deskriptif
d. Penelitian quasi eksperimental

107.Teknik EBM yang baik adalah..


1) Pemahaman teknik pencarian informasi yang baik
2) Pemahaman terhadap patofisiologi penyakit
3) Pemahaman tentang pencarian bukti artikel yang baik
4) Memiliki keterampilan klinis yang baik

108.Komponen EBM meliputi..


1) Keterampilan klinis
2) Hasil penelitian terbaik yang ada
3) Nilai ekspektasi pasien
4) Hasil penelitian terbaru

109.Perempuan 23 thn diagnosis psoriasis pustula. Artikel yang dibutuhkan..


1) Artikel diagnosis
2) Artikel terapi
3) Artikel prognosis
4) Artikel etiologi

110.Salah satu upaya dari artikel diagnosis..


a. Diagnosis
b. Skrining
c. Terapi
d. Prognosis
e. Epidemiologi

Anda mungkin juga menyukai