Disusun Oleh:
Rinda Irandriana
30101407307
HALAMAN JUDUL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Rinda Irandriana
30101407307
Mengetahui
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan kasus mengenai manajemen pelaksanaan sistem kbk (kapitasi berbasis
komitmen pelayanan) di puskesmas ngaliyan semarang.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
PRAKATA.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................4
2.3 Kapitasi...........................................................................................................6
4
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA MASALAH...................................27
3.1 Pembahasan..................................................................................................27
4.1 Kesimpulan...................................................................................................34
4.2 Saran.............................................................................................................35
BAB V PENUTUP................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
6
Konsep Primary Health Care (PHC) dalam penguatan fasilitas
pelayanan kesehatan primer dapat mendorong efisiensi dalam pelayanan
kesehatan. Penguatan peran petugas upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan di layanan primer menjamin keberlangsungan
program JKN. Kendali mutu dan kendali biaya pelayanan primer untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau perlu
ditunjang oleh sumber daya kesehatan yang bekerja di pelayanan primer,
kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen
pelayanan (Utami, 2016). BPJS Kesehatan selain mengembangkan sistem
pelayanan kesehatan juga mengembangkan sistem kendali mutu pelayanan
dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan melalui pembayaran Kapitasi
Berbasis Komitmen Pelayanan (KBK) (BPJS Kesehatan, 2016).
Kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan adalah penyesuaian
besaran tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator
pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa komitmen
pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan. Dalam pelaksanaan pembayaran KBK, penilaian terhadap
FKTP dilihat berdasarkan pencapaian indikator yang meliputi; Angka
Kontak ≥ 150 per mil, Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik < 5%,
dan Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP ≥ 50%. Apabila
FKTP dapat memenuhi indikator tersebut, maka FKTP termasuk di dalam
zona aman dan jika melebihi terget indikator tersebut, maka FKTP termasuk
di dalam zona prestasi. Khusus bagi puskesmas, terdapat indikator tambahan
untuk mengetahui peneyelenggaraan kegiatan promotif preventif di
puskesmas, yaitu Rasio Kunjungan Rumah yang harus mencapai 8,33% per
bulan atau 100% per tahun(PB No. 3/2016).
Berdasarkan hasil capaian KBK Puskesmas Halmahera Semarang
pada bulan januari - september 2018 didapatkan bahwa target indikator
angka kontak berada di zona aman. Sedangkan indikator rasio rujukan non
spesialis dan rasio prolanis berkunjung ke FKTP didapatkan hasil berada
pada zona aman pada bulan januari-september 2018. Namun target
pencapaian masing-masing indikator belum dapat mencapai zona prestasi.
Maka penting dilakukan penelitian mengenai Pelaksanaan Sistem KBK
(Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan) Jaminan Kesehatan Nasional di
Puskesmas Halmahera Kota Semarang.
1.2. Rumusan Masalah
8
1.4.1. Bagi Puskesmas
pemecahan masalah.
BAB II
31.438 jiwa.
Kel.
Kel. Bojong Salaman
Peku
nde
n
Kel. Kel.
Lem Pete
pong rong
sari an
Keterangan:
10
Sebelah Barat Daya : Kelurahan Karang Turi
Luas Kepadatan
Jumlah Jumlah
No Kelurahan Wilayah Penduduk RT RW
Penduduk KK
(Km2) (Jiwa/Km2)
1 Karangtempel 0,53 4.217 7957 40 5 1.306
2 Karangturi 0,92 2.995 3255 27 5 805
3 Sarirejo 0,99 8.337 8421 50 8 2.866
4 Rejosari 0,67 15.889 23715 131 15 3.517
Jumlah 3,11 31.438 288 33 8.494
2.1.2.4. Visi, Misi, Motto, Tupoksi, dan Tata Nilai
1. Visi Puskesmas
Dinas Kesehatan.
5. Fungsi Puskesmas
kesehatan
Sebagai pusat pembangunan kesehatan
hidup sehat.
12
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
- Pelayanan Kesehatan Perorangan
- Pelayanan Kesehatan Masyarakat
“Hebat Oke”
Humanis
Empati
Berani
Akuntabilitas
Tanggap
Optimis
Kemitraa
Edukasi
2.1.2.5. Sarana dan Prasarana
14
2.1.2. Situasi Sumber Daya Kesehatan
2.1.2.1. Ketenagakerjaan
16
KEPALA PUSKESMAS
Heri Tavianto, SH
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Jaringan
Penanggung Jawab UKP, UKM dan Kepeawatan
Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Kefarmasian dan Laboratorium Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
Arvin Faizatun,
dr. Elianna Widiastut drg. Susilowat
Sfarm,Apt
Promkes
KIA/KB
Arvin Faizatun,
S.Farm, Apt
Laboratorium Sri Sugiyant,S Si T
Kesehatan Lingkungan
Pencegahan Penyakit
Mastko, Amk
Farmasi
Perkesmas
Arvin Faizatun, S.Farm Apt
Indah Kurniawat,Amk
Pengembangan /
Lansia
Sri Rejeki
18
2.2. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
2. Pembayar Iuran
3. Pembayaran Iuran
2.3 Kapitasi
Kapitasi adalah sebuah metode pembayaran untuk pelayanan kesehatan
dimana penyedia layanan dibayar dalam jumlah tetap per pasien tanpa
memperhatikan jumlah atau sifat layanan yang sebenarnya diberikan. Tarif
kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS
Kesehatan kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan (PB No.
3/2016).
20
Standar tarif kapitasi di FKTP sebagaimana yang tertulis di Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 12 tahun 2016 ditetapkan sebagai berikut:
b. rumah sakit kelas D pratama, klinik pratama, praktik dokter, atau fasilitas
kesehatan yang setara sebesar Rp8.000,00 (delapan ribu rupiah) sampai
dengan Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) per peserta per bulan; dan
c. praktik perorangan dokter gigi sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah) per
peserta per bulan.
22
fasilitas pelayanan kesehatan (apotek, laboratorium, bidan,
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya), upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM) seperti pos pelayanan terpadu
(posyandu), pos pembinaan terpadu (posbindu), pos
kesehatan kesa (poskesdes), posyandu lansia, dan tempat
kontak lainnya yang disepakati.
b) Jenis pelayanan, diberikan oleh FKTP dalam bentuk; 1)
Kunjungan sakit, seperti pelayanan pemeriksaan,
pengobatan, dan konsultasi medis termasuk pelayanan obat
dan bahan medis habis pakai, pelayanan tindakan medis non
spesialistik, baik operatif maupun non operatif, termasuk
transfusi darah, pemeriksaan penunjang diagnostik
laboratorium tingkat pratama, pelayanan rawat inap tingkat
pertama, pelayanan persalinan, kebidanan dan neonatal
sesui dengan kondisi fasilitas kesehatan, pelayanan gawat
darurat termasuk penanganan kasus medis yang
membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan
rujukan, home visit pasien sakit, pelayanan kasus medis
rujuk balik termasuk pemeriksaan, pengobatan, dan
konsultasi medis, pelayanan obat dan bahan medis habis
pakai; dan 2) Kunjungan sehat, seperti pelayanan imunisasi,
pelayanan penyuluhan kesehatan perorangan atau
kelompok, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, serta
keluarga berencana (KB), home visit, dan senam sehat.
c) Bentuk kontak lain yang dapat diukur dan telah disepakati
antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan BPJS
Kesehatan, baik kunjungan sakit maupun kunjungan sehat.
Sumber data yang digunakan dalam indikator ini adalah hasil
pencatatan kontak FKTP dengan kondisi di tempat dan jenis
pelayanan yang dicatatkan pada aplikasi P-Care (PB
No.3/2016).
b. Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)
Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik merupakan indikator
untuk mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama antara
FKTP dengan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan kualitas
pelayanan di FKTP sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai
indikasi medis dan kompetensi FKTP.
Indikator rasio rujukan rawat jalan non spesialistik dihitung
dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:
RRNS = jumlah rujukan kasus non spesialistik x 100
jumlah rujukan FKTP
24
rujukan peserta ke FKTRL yang dicatatkan pada aplikasi P-
Care. Angka rujukan rawat jalan kasus non spesialistik yang dihitung
adalah kasus rujukan dengan diagnosa yang termasuk dalam
kesepakatan (PB No.3/2016).
c. Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP (RPPB)
Rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP
merupakan indikator untuk mengetahui kesinambungan pelayanan
penyakit kronis yang disepakati oleh BPJS Kesehatan dan FKTP
terhadap peserta prolanis.
Indikator rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP dihitung
dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:
RPPB = jumlah peserta prolanis yang rutin berkunjung x 100
jumlah peserta prolanis terdaftar di FKTP
26
puskesmas akan memperoleh kompensasi dalam bentuk
pelatihan/workshop/seminar untuk meningkatkan kompetensi
dan/atau performa puskesmas.
Sumber data jumlah keluarga yang dikunjungi dalam
program pendekatan keluarga adalah hasil pencatatan data petugas
puskesmas yang terdapat pada masing-masing puskesmas,
sedangkan sumber data untuk jumlah keluarga yang ada di wilayah
kerja puskesmas adalah hasil pencatatan data jumlah KK yang
terdapat pada kecamatan (PB No.3/2016).
BAB III
3.1 Pembahasan
Tabel 3.1 Data Jumlah Peserta BPJS Puskesmas Halmahera tahun 2018
28
3.1.2 Pencapaian Indikator Komitmen Layanan terhadap Jumlah Kapitasi
yang dibayarkan pada Puskesmas Halmahera tahun 2018
30
berakibat pada tidak tercapainya zona aman dan penurunan biaya kapitasi yang
dibayarkan oleh BPJS kepada puskesmas.
- Persaingan Pelayanan
Kesehatan.
- Informasi BPJS yang masih
belum jelas.
32
3.3 Usulan Pemecahan Masalah
Tabel Plan of Action
Tolak ukur
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendanaan Metode Tolak ukur hasil
proses
34
BAB IV
4.1 Kesimpulan
a. Terdapat masalah pada indikator KBK khususnya pada indikator capaian angka kontak. Indikator capaian angka kontak
cenderung mengalami penurunan dari bulan Januari hingga September tahun 2018.
b. Penyebab tidak tercapainya indikator angka kontak KBK pada bulan juni dan September adalah :
Tenaga penyuluh kesehatan sebelumnya belum ada dan baru mulai aktif di bulan Oktober.
Tenaga pada bagian loket atau pencatatan terdiri dari 3 orang dan hanya 2 diantaranya yang merupakan tenaga rekam medis.
Belum ada peraturan dari puskesmas bagi peserta untuk wajib membawa fotocopy KK ataupun Kartu BPJS yang
diberlakukan pada saat program kunjungan sehat.
Persaingan Pelayanan Kesehatan.
Informasi BPJS yang masih belum jelas.
Kurangnya sosialisasi mengenai sistem pelayanan yang diberikan oleh puskesmas.
Sistem penginputan data dilapangan yang belum tuntas.
4.2 Saran
36
BAB V
PENUTUP
kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, karena dokter
juga berperan sebagai manajer. Akhir kata saya berharap laporan ini bermanfaat
Divisi Regional II BPJS Kesehatan. 2015. “Uji Coba Sistem Pembayaran Berbasis
Kinerja di Puskesmas di Divisi Regional II BPJS Kesehatan” BPJS Kesehatan
(Online). https://bpjs-kesehatan.go.id
Gibson, James L, John MI, dan James HD. 1997. Organisasi: Perilaku,Struktur,
Proses Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
38
Leksana. 2016. “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Rasio Rujukan Non
Spesialistik Pasien BPJS Kesehatan di Puskesmas di Provinsi DIY dan Jawa
Tengah” (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. Nomor: 75. Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: 17 Oktober 2014.
40