Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PENGELOLAAN PREDIABETES

UNTUK TENAGA KESEHATAN DI FKTP

Pradana Soewondo – Winnie Tunggal Mutika


Division of Metabolism and Endocrinology, Department of Internal
Medicine FMUI / RSCM, Jakarta, Indonesia
OUTLINE
PENDAHULUAN
PREDIABETES

1 2

3 4 5

STRATEGI
OPERASIONAL PROGRAM SURVEILANS PREDIABETES
PENGELOLAAN PENCEGAHAN DAN
PREDIABETES PENGENDALIAN
PREDIABETES
1. Pendahuluan

2018 30,8%

Prevalensi prediabetes di RISKESDAS 2018 proporsi


Indonesia menduduki peringkat ke prediabetes TGT pada penduduk
3 setelah Cina dan AS yaitu berusia > 15 tahun meningkat dari
sebesar 29,1 juta 29,9% menjadi 30,8%.

Keberhasilan intervensi prediabetes


memerlukan dukungan kerja sama dari
Prediabetes memerlukan pengelolaan tepat, berbagai program dan sektor terkait, baik
penanganan lebih awal, dan intervensi pada individu, keluarga, dan masyarakat.
orang dengan prediabetes sehingga menurunkan
angka kejadian diabetes serta komplikasi dan
kematian dini.
B. Tujuan C. Sasaran

Tersedianya pedoman pengelolaan  Pengelola program di Dinas Kesehatan


prediabetes untuk tenaga kesehatan di Propinsi/Kota/Kabupaten
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama  Petugas kesehatan pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama
D. Ruang Lingkup E. Landasan Hukum

Pengelolaan prediabetes secara  UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana


komprehensif  terintegrasi antara Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Posbindu dan kegiatan pelayanan terpadu Tahun 2005-2025
(PANDU)  Perpres No 18 Tahun 2020 tentang RPJMN
Nasional Tahun 2020-2024
 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 Dll.
2. Prediabetes
 Pengertian : kondisi dimana kadar gula darah di dalam tubuh
seseorang lebih dari normal tetapi belum mencapai kategori
diabetes melitus
 Kondisi prediabetes jika tidak dilakukan intervensi atau
pembiaran akan mengalami progresivitas dan berkembang
menjadi DM tipe 2 selain itu juga berpotensi mengakibatkan
penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit
kardiovaskuler seperti jantung dan stroke.
Apakah Pre-diabetes ?
Pre-diabetes suatu istilah untuk
menggambarkan konsentrasi glukosa darah
Impaired
atau HbA1c diatas normal tapi belum
Impaired
Glucose
Tolerance
Fasting Increased
HbA 1c
memenuhi kriteria diabetes ( Pedoman
Glucose
(IGT) (IFG) Pengelolaan & Pencegahan Pre-diabetes di
Indonesia 2019)

Kriteria diagnosa disglikemia 3

References:
1. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diagnosis of Diabetes and Prediabetes. http://www.niddk.nih.gov/health-. information/health-
topics/Diabetes/diagnosis-diabetes-prediabetes. Accessed Sept. 2015. 2. American Diabetes Association. Diabetes Care. 2013;36(S1):S11-S66. 3. Ryden L et al.
European Heart Journal.2013;34:3035–3087. 4. American Diabetes Association. Diabetes Care. 2015;38(1):S8-S16.
Sejak Awal Pre-diabetes
Risiko Komplikasi Makrovascular & Mikrovascular Telah Meningkat
complications
Macrovascular

Increased Increased Increased


 Macrovascular complications 13% 10% 6%
CVD CHD Stroke
Kidney disease Retinopathy

IGT 7.9%
 Data from the Diabetes Prevention
Program (DPP) study group : the
Newly diagnosed diabetes 12.6%
incidence of retinopathy:

 Percentage of patients with


CKD between 1992 & 2006:

Diagnosed undiagnosed prediabetes no-diabetes


diabetes diabetes
1.Huang Y,et al.BMJ. 2016 Nov 23;355:i5953. doi: 10.1136/bmj.i5953. 2.Plantinga LC,et al.Clin J Am Soc Nephrol. 2010 Apr;5(4):673-82.
3.Diabetes Prevention Program Research Group.Diabet Med. 2007 Feb;24(2):137-44.
Pre-diabetes & Penyakit Makrovaskular
• Pre-diabetes banyak ditemui pada pasien dengan penyakit makrovaskular
termasuk : PJK, stroke & Gangguan Penyakit Arteri Perifer

Coronary artery disease Stroke CVD

• 24% with • 32-34% with


prediabetes prediabetes
Prediabetes
Peripheral artery disease Chronic heart failure

• 26-28% with • 40% with


prediabetes prediabetes

Kleinherenbrink W, et al. Eur J Intern Med. 2018 Sep;55:6-11.


Konversi Prediabetes – Kohort Bogor
Insiden Konversi Pada Subjek Prediabetes
Regresif Normoglikemik Tetap Prediabetes Progres Diabetes Pada 371 subjek prediabetes, 5 tahun follow up,
156 subjek regresivitas normoglikemik,
Konversi Tahun Ke-5 42,05% 36,93% 21,02%
137 subjek tetap prediabetes,
Konversi Tahun Ke-3 40,16% 50,67% 9,16% 78 subjek progresivitas menjadi diabetes.

Insiden Konversi Pada Subjek Normoglikemik


Tidak Konversi Progres Prediabetes Progres Diabetes Pada 1300 subjek normoglikemik, 5 tahun follow up,
988 subjek tetap normoglikemik,
Konversi Tahun Ke-5 76,00% 21,62% 2,38%
281 subjek progresivitas prediabetes,
Konversi Tahun Ke-3 77,62% 21,46% 0,92% 31 subjek progresivitas diabetes.
 Faktor Risiko

Faktor risiko yang • Faktor genetik


tidak dapat • Usia
dimodifikasi • Diabetes Gestasional

• Kurang aktivitas fisik


• Diet yang tidak sehat
Faktor risiko yang • Hipertensi, dyslipidemia,
dapat dimodifikasi obesitas
• Merokok
• Faktor risiko yang lain
Studi Daqing
65.8% Pasien Pre-diabetes Menjadi Diabetes dalam 6 Tahun
Jika Tanpa Intervensi

Control Da Qing Diabetes Prevention


100
Study in China:TANPA
Percentage of progression to type 2

90 Intervention

80
, 65.8%
intervensi pasien
menjadi diabetes dalam 6 tahun
70
diabetes (%)

60
50

40
6-year intervention hazard rate ratio:
30
0.49(95%CI 0.33-0.73) Tingkat progresi diabetes
20
20-year follow-up hazard rate ratio :
10 0.57(95%CI 0.41-0.81)
92.8% lebih dari 20 tahun
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Years of follow-up
• A six-year clinical trial was conducted in daqing, China from 1986 to 1992 ,577 adults with impaired glucose tolerance were randomly assigned to either the
control group(n=138) or to one of three lifestyle intervention groups (diet, exercise, or diet plus exercise,n=438), After 6 years of lifestyle interventions,
subjects were followed up until 2008 , We aimed to assess whether intensive lifestyle interventions have a long-term effect on the risk of diabetes
Li G,et al.Lancet,2008,371:1783-1789.
 Diagnosis
1) Kegemukan (IMT > 25) dan atau obesitas sentral serta
setidaknya satu faktor risiko tambahan yaitu :
 Mempunyai riwayat keluarga menderita DM
 Wanita dengan sindrom ovarium polikistik
 Hipertensi (140/90 mmHg atau sedang menjalani
pengobatan hipertensi)
 Kadar kolesterol HDL <35 mg/dL dan atau kadar
trigliserida > 250 mg/dL

2) Mempunyai riwayat 3) Mempunyai riwayat 4) Usia  45 tahun


prediabetes sebelumnya diabetes gestasional
 Jumlah faktor risiko yang dimiliki prediabetes :
• Hipertensi (≥ 140/90 mmHg atau
sedang menjalani pengobatan
hipertensi) atau
1. Prediabetes ringan Tidak memiliki salah satu
• Obesitas sentral (Lingkar perut >90 cm
faktor risiko untuk laki-laki dan >80 cm untuk
perempuan)
• Obesitas (IMT > 27)

• Hipertensi (≥ 140/90 mmHg atau


sedang menjalani pengobatan
hipertensi) atau
Memiliki salah satu dari faktor • Obesitas sentral (Lingkar perut >90
2. Prediabetes sedang risiko cm untuk laki-laki dan >80 cm
untuk perempuan)
• Obesitas (IMT > 27)
• Merokok
• Hipertensi (≥ 140/90 mmHg atau
sedang menjalani pengobatan
hipertensi) atau
3. Prediabetes berat Memiliki minimal dua dari • Obesitas sentral (Lingkar perut >90
faktor risiko cm untuk laki-laki dan >80 cm
untuk perempuan)
• Obesitas (IMT > 27)
• Merokok
3. Strategi Operasional Pengelolaan Prediabetes
Kebijakan : Permenkes No 71 Tahun 2015

Upaya pencegahan dan pengendalian harus didasarkan pada


hal-hal sebagai berikut :

1. Koordinasi lintas
3. Penerapan GENTAS
sektor dan masyarakat

2. Partisipasi lintas
sektor dan masyarakat 4. Persiapan sarana dan
melakukan deteksi dini prasarana
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA
MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT
Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%*)

KIE, Self care FKTP


Promosi Kesehatan,
Menjaga pola hidup sehat
80 %

FKRTL sehat / rujuk balik


UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia,
Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes, 20%
Desa Siaga) sakit

meninggal

5
*Sumber : Susenas 2010 Source: MOH Presentation during Danish Roundtable event, 23 May 2017
Dukungan Optimalisasi Pengelolaan Prediabetes

2. Kepedulian lintas 3. Perkuat sistem


program dan sektor kesehatan
Upaya pencegahan dan Pembinaan puskesmas
pengendalian prediabetes terhadap UKBM

1. Pemahaman individu 4. Surveilans, riset, dan


Apabila ditemukan kasus di monev
Posbindu atau FKTP Terhadap pengelolaan
prediabetes
4. Program Pencegahan dan Pengendalian
Prediabetes
A. Perencanaan

1) Menetapkan 2) Menghitung 3) Menghitung 4) Mendata mitra


sasaran strip tes kadar sarana dan potensial
(warga negara usia gula darah prasarana
SDM, peralatan, form Berperan serta
≥ 15 tahun per Sesuai sasaran
wilayah) pencatatan dan dalam pencegahan
pelaporan dan pengendalian
prediabetes
B. Pelaksanaan

1) Pencegahan dan Penemuan/Deteksi Dini Prediabetes


(Posbindu, Puskesmas, Klinik Pratama, Praktik Mandiri Dokter)

2) Pengendalian prediabetes
 Tindak lanjut pengendalian prediabetes :
a. Edukasi pola makan
- Kebutuhan energi (perhitungan energi dilakukan oleh nakes)
- Manajemen penurunan berat badan
b. Edukasi latihan fisik
Replacing
Lifestyle Therapy for pre-diabetes refined
carbohydrates
with wholegrain
foods

150 minutes of physical


Lifestyle activity per week
e.g. 30mins x 5 days Overall 7%
Therapy weight loss

Reducing the
• Initial target: 1-2 pound/week weight loss amount of saturated
• Long-range goal: 7% loss of body weight fat in the diet Maintain a
• Increase physical activity to ≥150 min/week healthy BMI
• Individualized medical nutrition therapy
• Provided by a registered dietitian
• Reduce caloric intake by 500-1000 kcal/day
• Reduce dietary fat
• Limit intake of sugar-sweetened beverages
• Dietary fiber intake of 14 grams/1000 kcal
• Whole grains are 50% of grain intake
• 5-7 servings of fruits and vegetables a day

1: DPP (Diabetes Prevention Program Research Group). Reduction in the incidence of type 2 diabetes with lifestyle intervention or
metformin. N Engl J Med. 2002;346:393-403.
PENGELOLAAN DM DALAM JKN

Skrining Preventif Primer Klasifikasi kelompok Risiko tinggi

Sehat/Risiko rendah Risiko Tinggi

Perilaku hidup sehat Klasifikasi kelompok


Skrining Preventif Sekunder
(edukasi, olahraga) diagnosa medis

High Risk but Diagnosa penyakit


Un-diagnosed as Chronic kronis
Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder & Tersier
• Gaya hidup sehat (Disease Management Program
• Konseling pada Faskes primer  PROLANIS  PPDM - PPHT

Peserta BPJSK: Peningkatan benefit (Promotif & Preventif), Peningkatan kualitas kesehatan
BPJS Kesehatan: Pengelompokan & pencegahan risiko sakit dan strategi pengendalian biaya
Source:
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGENDALIAN PTM DAN DIABETES DI INDONESIA, from Director General of www.ptaskes.com
NCD MOH Presentation
C. Pengorganisasian
 Dinas Kesehatan Provinsi
 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Puskesmas, Klinik Pratama, Praktek Dokter Mandiri
D. Monitoring dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai