Disusun oleh:
Pendamping:
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Penyakit kronis menurut World Health Organization (WHO) merupakan penyakit dengan
durasi panjang yang pada umumnya berkembang secara lambat dan merupakan akibat faktor
genetik, fisiologis, lingkungan dan perilaku. 4
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan
komplikasi dan penurunan kualitas hidup penderita. Kualitas hidup yang tinggi merupakan
tujuan akhir dan hasil penting dari intervensi medis kepada penderita diabetes, namun pada
penderita diabetes yang tidak terkontrol diketahui memiliki kualitas hidup yang lebih
rendah6. Penderita diabetes melitus lanjut usia memiliki risiko morbiditas dan mortalitas yang
lebih tinggi daripada penderita kelompok dewasa muda dan paruh baya yang berpengaruh
pada kualitas hidup 7. Kelompok Studi tentang Diabetes Eropa melaporkan jika kualitas
hidup rendah telah meningkatkan angka mordibitas dan mortalitas secara keseluruhan. 5
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu dilakukan pre test dan post test untuk
mengetahui pengetahuan pasien tentang penyakit diabetes dan juga pemerikssaan
pengecekan gula darah untuk mengevaluasi perubahan perilaku pasien diabetes untuk
mencegah mortilitas dan morbiditas yang diakibatkan karena penyakit diabetes yang tidak
terkontrol.
3
c. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi sarana baca dan pustaka sebagai pengetahuan dan informasi bagi
rekan sejawat
d. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, pengalaman, serta masukan penulis selanjutnya.
e. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan perubahan perilaku dalam
meningkatkan keberhasilan pengobatan DM agar menurukan risiko morbiditas dan
mortalitas yang tinggi.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Definisi
2.1.2 Tujuan
5
- Autoimun
- Idiopatik
2) DM Tipe 2 : Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relative sampai yang dominan defek insulin disertai resistensi insulin.
3) DM Gestasional : Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga
kehamilan dimana sebelumnya kehamilan tidak didapatkan diabetes
4) Tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain :
- Sindroma diabetes monogenik (diabetes neonatal, maturity onset diabetes of the
young (MODY))
- Penyakit eksokrin pankreas (fibrosis kistik, pankreatitis)
- Disebabkan oleh obat atau zat kimia (penggunaan glukokortikoid pada terapi
HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ) 6,7,8
2.2.3 Diagnosis
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar gula darah dan HbA1c.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara
enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat
dilakukan secara glucometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya
glucosuria. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada pasien DM. kecurigaan adanya
DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti : 6,7,8
- Keluhan Klasik DM : Poliuria, polidipsi, polifagi, dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya.
- Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulva pada vagina.
6
Kriteria Diagnosis
7
kelompok risiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal sebaiknya
diulang setiap 3 tahun. Kecuali pada kelompok prediabetes pemeriksaan diulang tiap
1 tahun. 6,7,8
2.2.5 Penatalaksanaan
2.2.5.1 Tujuan :
1. Jangka pendek : menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup,
dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2. Jangka Panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
2.2.6 Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari
upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM
8
secara holistik. Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan tingkat
lanjutan. 6,7,8,9
a. Materi edukasi pada tingkat awal di Pelayanan Kesehatan Primer yang meliputi :
Materi tentang perjalanan penyakit DM
Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan
Penyulit DM dan risikonya
Intervensi non farmakologi dan farmakologi serta target pengobatan
Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat antihiperglikemia oran
atau insulin serta obat-obatan lain
Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin
mandiri (hanya jika alat pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia)
Mengenal gejala dan penanganan awal hipoglikemia
Pentingnya Latihan jasmani yang teratur
Pentingnya perawatan kaki
Cara menggunakan fasilitas perawatan Kesehatan
2.3 PENGETAHUAN
2.2.1 Definisi
9
Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objekmelalui pancaindra yang dimilikinya. Pengetahuan bisa
dijadikan sebagai alat untuk memperoleh kesadaran sehingga seseorang bisa berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan perilaku seseorang yang
didasarkan pengetahuan, kesadaran dan sifat positif akan konsisten karena tidak ada
paksaan dari pihak lain. 10,11
2.2.2 Tahapan
a. Tahu (know)
Pengetahuan yang dimiliki hanya sebatas ingatan saja, sehingga tahapan ini
merupakan tahapan paling rendah dalam pengetahuan.
b. Memahami ( Comprehension)
Pengetahuan definisikan menjadi kecakapan untuk menerangkan sesuatu dengan
benar. Seseorang dapat memberikan penjelasan, menyimpulkan, dan
menginterprestasikan pengetahuan tersebut.
c. Aplikasi (Application)
Pengetahuan yang dimiliki dapat diaplikasikan atau diterapkan pada kehidupan
nyata.
d. Analisis (Analysis)
Analisis merupakan penjabaran dari materi ke dalam komponenkomponen yang
saling berkaitan. Analisis dapat digunakan untuk menggambarkan, memisahkan,
mengelompokkan, serta membangdingkan sesuatu
e. Sintesis (Sinthesis)
Keterampilan seseorang dalam menghubungkan berbagai elemen pengetahuan
yang ada membentuk model baru yang lebih komprehensif. Kemampuan yang
dimaksud dalam hal ini adalah menyusun, merencanakan, mengkatagorikan,
menggambarkan serta menciptakan sesuatu
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan terhadap penilaian terhadap suatu materi atau objek. 10,11
2.2.3 Pengukuran
10
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara dengan subjek penelitian sesuai dengan
materi yang akan diukur. 10,11
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa hal-hal
yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola
hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berpesan serta dalam
pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah menerima informasi.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu keburukan yang harus dilakukan demi menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan tidak diartikan sebagai
sumber kesenangan, akan tetapi merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang, dan memiliki banyak tantangan. Sedangkan bekerja
merupakan kagiatan yang menyita waktu.
c. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matangdalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi
kedewasaannya.
d. Faktor Lingkungan
11
Lingkungan ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia dan pengaruhnya
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
e. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya pada masyarakat dapat memberikan pengaruh dari sikap
dalam menerima informasi.
2.3.1 Definisi
berdasarkan apa yang telah didapatkan dan dipelajari melalui berbagai sumber seperti
keluarga, teman, lingkungan ataupun diri sendiri. Proses perubahan pada diri seseorang
itu disebabkan oleh kejadian alamiah. Ketika dalam masyarakat sekitar terjadi suatu
perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota
Contohnya, individu adalah perokok berat, suatu saat terserang batuk yang sangat
demi sedikit, kemudian pada akhirnya individu berhenti merokok sama sekali.
12
Apabila adanya inovasi atau program-program pembangunaan di dalam
masyarakat, maka yang terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima
inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya), dan sebagian orang lagi
sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini terjadi karena
setiap orang memiliki kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang berbeda-
beda. Setiap orang di dalam masyarakat memiliki kesediaan untuk berubah yang
1. Emosi
perubahan secara mendalam dan hasil dari rangsangan eksternal dan keadaan
fisiologis. Melalui emosi seseorang dapat terstimulus untuk memahami sesuatu atau
perilakunya. Bentuk dari emosi yang berhubungan dengan perubahan perilaku adalah
rasa marah, gembira, senang, sedih, cemas, benci, takut dan lain sebagainya. 10,11
2. Persepsi
3. Motivasi
13
Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Hasil dari motivasi akan diwujudkan dalam bentuk suatu perilaku, karena
4. Belajar
sosial serta kepribadian. Melalui belajar orang mampu mengubah perilaku dari
5. Intelegensi
hidup. Kemampuan
seseorang tersebut membuatnya dapat menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara
cepat dan efektif serta memahami berbagai interkonektif dan belajar menggunakan
1. Pengetahuan
Individu akan mengadopsi perilaku apabila ia mengetahui terlebih dahulu arti dan
apabila ia mengetahui tujuan dan manfaat dari periksa kandungan bagi ibu, janin dan
keluarga.
14
2. Sikap
Sikap adalah perilaku tertutup, setelah individu diberi stimulus atau objek,
selanjutnya individu akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut.
3. Praktik (Tindakan)
Praktik (tindakan) dalam perilaku terjadi apabila individu telah melewati terlebih
dahulu tahapan dari pengetahuan dan sikap. Setelah melewati kedua tahap
1. Tahap awareness
2. Tahap Interest
Tahap interest adalah tahap individu menaruh perhatian pada ide baru tersebut.
3. Tahap Trial
Tahap trial adalah tahap saat individu mulai mencoba memakai ide baru tersebut.
4. Tahap Adoption
Tahap adoption adalah apabila individu tertarik maka ia akan menerima ide baru
tersebut. Tahap ini bukan berarti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak, situasi ini
1. Inforcement
15
Perubahan perilaku yang dilakukan dengan paksaan, atau menggunakan peraturan
atau perundangan. Model perubahan ini akan menghasilkan perubahan perilaku yang
2. Education
informasi atau penyuluhan. Model perubahan akan menghasilkan perilaku yang tidak
Perubahan perilaku dalam hal ini dipaksakan kepada sasaran atau masyarat
sehingga individu mau (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini dapat
2. Pemberian Informasi
3. Diskusi Partisipasi
memberikan informasi tentang kesehatan fisik bersifat searah saja, tetapi dua arah.
16
Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi tetapi juga
Fishbone diagram merupakan konsep analisis sebab akibat yang dikembangkan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa, pada dasarnya menggambarkan sebuah model sugestif dari hubungan
antara sebuah kejadian (dampak) dan berbagai penyebab kejadiannya. Struktur dari diagram
tersebut membantu para pengguna untuk berpikir secara sistematis Desain fishbone terlihat
seperti tulang ikan. Representasi dari diagram tersebut adalah sebuah garis horizontal yang
17
Untuk semua variabel (unsur-unsur U, S dan G) diberikan nilai antara 1 (sangat tidak
NO MASALAH U S G TOTAL
1 Masalah A
2 Masalah B
3 Masalah C
18
BAB III
ANALISIS MASALAH
Man Methode
Money
Kurangnya
- pengetahuan
masyarakat
Material tentang
penyakit DM
- 1.Kurang mendapatkan
support dari keluarga dalam
pengobatan DM
3.3 Tabel USG Penyebab Kurangnya Capaian SPM Penyakit Tidak Menular Tahun 2022
Masalah U S G
Man 1. Kurang SDM Nakes 2 2 2
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang 5 5 5
penyakit DM
3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk 4 4 4
perubahan perilaku agar mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas penyakit DM
Material 1. Media promosi tentang penyakit DM kurang 5 4 4
19
Environtmen 1. Kurang mendapatkan support dari keluarga 4 3 3
dalam pengobatan DM
t
20
3.5 Rekomendasi Intervensi
BAB IV
21
PEMBAHASAN
Hasil pengamatan menggambarkan bahwa mayoritas responden memberikan jawaban
yang salah mengenai penyakit DM. Berdasarkan hal tersebut sebagian besar responden belum
mengetahui betul tentang penyakit DM. Seperti yang diketahui bahwa pengetahuan merupakan
hal mendasar untuk menyadarkan masyarakat berprilaku sehat sehingga mampu mencegah
komplikasi penyakit DM. Hal ini membutuhkan perhatian khusus dari pelayanan kesehatan
untuk memberikan edukasi mengenai seluruh aspek tentang penyakit DM.
Pengetahuan responden mengenai penyakit DM menunjukkan hasil yang variatif.
Pedoman mengenai penatalaksanaan DM perlu diberikan kepada penderita DM agar memiliki
pengetahuan yang lebih baik. Selain itu, edukasi kepada keluarga juga diperlukan agar keluarga
senantiasa mendukung dan membantu penderita dalam melaksanakan diet DM yang dianjurkan
serta mengawasi penderita dalam minum obat sehari-hari secara rutin agar kadar gula darah bisa
terkontrol. Hal ini membutuhkan media promosi tentang penyakit DM yang bisa menjadi
alternatif untuk dapat menyampaikan informasi kepada responden maupun kepada keluarga
responden terkait penyakit yang sedang diderita oleh responden, sehingga bisa meningkatkan
pengetahuan responden dan keluarga dalam pengelolaan penyakit DM.
Responden memahami jika aktivitas fisik mampu menjaga kebugaran dan kadar gula
darah, serta memiliki kepuasan terhadap diri sendiri yang menghasilkan kualitas hidup yang baik
bagi responden. Hanya saja responden kurang mengetahui durasi dan juga frekuensi yang tepat
bagi penyandang DM. Salah satu faktor yang dapat menghambat melakukan aktivitas fisik
responden adalah cuaca, yaitu keadaan cuaca yang tidak mendukung dapat menghambat
responden untuk tidak beraktivitas fisik diluar ruangan. Faktor lainnya yaitu kurangnya motivasi
untuk melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kebutuhan, hasil pemeriksaan gula darah yang
baik juga dapat membuat responden terlena sehingga responden enggan untuk beraktivitas fisik
seperti yang dianjurkan. Sehingga responden harus sering diingatkan dan diberi motivasi untuk
bisa konsisten menjaga pola hidup sehat.
Sebagian besar responden telah menerima keadaan sebagai penderita DM dan tidak
menutupi hal tersebut dari orang lain. Responden juga setuju bahwa DM bukan suatu masalah
karena dapat dikendalikan. Hal ini merupakan sebuah sikap positif yang dan dapat membantu
penderita untuk mengubah pola makan dan pola hidup yang lebih baik untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas pada DM.
22
BAB V
23
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Diharapkan adanya program lanjutan untuk mengevaluasi program mini project yang
sudah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
24
1. Kemenkes. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes. Jakarta: 2019
2. Info BPJS Kesehatan, Implementasi Prolanis. Ed. 100. BPJS Kesehatan. Jakarta:
2021
Lampiran
25
Dokumentasi Kegiatan Mini Project
26
27
28
29
30