OLEH:
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena Atas Bimbingan-
Nyalah Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kimia klinik II ini yang berjudul
“Makalah Gangguan Kelenjar Endokrin ( Diabetes Melitus)” dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa juga penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan tugas kimia klinik II ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
mempengaruhi organ-organ lain (dr. H. Achmad Sofwan & dr. Aryenti, 2017).
Kelenjar tubuh memiliki fungsi baik eksokrin atau endokrin. Kelenjar eksokrin,
oleh kelenjar secara langsung masuk ke darah atau limfa sirkulasi dan perjalanan ke
jaringan target, dan bukan diangkut melalui tuba atau duktus. Sekresi ini, disebut
hormon, yang merupakan bahan kimia yang memicu atau mengontrol aktivitas
organ, sistem, atau kelenjar lain di bagian tubuh lain (S,Monica 2018).
Salah satu kelainan system endokrin adalah diabetes mellitus. Diabetes Melitus
(DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah
(gula darah) melebihi normal yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari
200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl. DM
dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan
saat diketahui sudah terjadi komplikasi. DM dapat menyerang hampir seluruh sistem
tubuh manusia, mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi.
urutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2013 angka kejadian diabetes di dunia
adalah sebanyak 382 juta jiwa dimana proporsi kejadian DM tipe 2 adalah 95% dari
populasi dunia. Prevalensi kasus Diabetes melitus tipe 2 sebanyak 85-90%. Data
laporan WHO tahun 2003 menunjukkan hanya 50% pasien DM di Negara maju
mematuhi pengobatan yang diberikan. Pada DM yang tidak terkendali dapat terjadi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Diabetes Melitus
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau
dan protein yang dimana hal tersebut dapat terjadi karena kelainan dari sekresi
antara lain : diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2,diabetes melitus tipe lain
Dengan penyakit ini banyak sekali menyerang orang-orang dari segala usia,
biasanya terjadi pada anak-anak ataupun orang dewasa muda. Orang dengan
penyakit diabetes tipe ini tentu membutuhkan insulin setiap hari untuk bisa
mengendalikan kadar glukosa dalam darahnya. Orang yang tanpa insulin pada
penderita diabetes melitus tipe 1 akan menyebabkan kematian. Orang yang memiliki
penyakit diabetes melitus tipe 1 juga memiliki gejala seperti : kehausan dan mulut
kering yang tidak normal, sering buang air kecil, kurangnya energi, ,erasa lemas,
merasa lapar terus menerus, penurunan berat badan yang tiba-tiba, dan penglihatan
kabur. Biasanya bertubuh kurus pada saat didiagnosa dengan penurunan berat badan
yang baru saja terjadi. Angka penderita diabetes melitus tipe 1 terus meningkat,
alasannya masih belum jelas mungkin karena adanya faktor didalam lingkungan atau
Diabetes tipe 2 ini adalah tipe yang sangat tinggi yang sering terjadi pada
penderita diabetes. Diabetes tipe 2 ini lebih banyak menyerang orang dewasa, namun
saat ini meningkat pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes melitus tipe 2 ini,
tubuh bisa memproduksi insulin namun insulin menjadi resisten sehingga insulin
menjadi tidak efektif bagi tubuh dan semakin lama kadar insulin menjadi tidak
mencukupi, resistensi insulin dan penurunan kadar insulin, sama-sama menyebabkan
ditandai oleh kenaikan gula darah akibat efek genetik fungsi sel beta,efek genetik
,infeksi,sebab imunolgi yang jarang, sindrom genetik lain yang berkaitan dengan
diabetes melitus.
4. Diabetes gestasional
diabetes melitus pada kehamilan . diabetes pada kehamilan mulai terjadi pada
trimester kedua atau ketiga sehingga perlu dilakukan skrining atau tes toleransi
glukosa pada semua wanita hamil dengan usia kehamilan antara 24 sampai 28
kadar glukosa darah dengan melakukan diet yang sehat, olahraga ringan dan
pemantauan gula darah. Dalam beberapa kasus, insulin yang diberikan maupun obat
C. Pemeriksaan Laoratorium
Gula Darah Puasa (GDP) merupakan salah satu cara monitoring gula darah
plasma yang diukur setelah pasien berpuasa setidaknya 8 jam sebelum dilakukan
pengecekan plasma gula darah. Puasa dilakukan dalam keadaan tidak ada makanan
yang dicerna. Oleh karena itu, tubuh akan mempertahankan plasma gula darah pada
bagian hati, jaringan perifer dan hormon hormon yang dapat berdampak kadar gula
kadar gula darah sendiri bisa mengalami kenaikan sepanjang harinya. Apabila dapat
diketahui sedini mungkin maka dampak dari hiperglikemi dapat dicegah dan dapat
pemeriksaan gula darah 2 jam PP kadar gula darah di bawah 140 mg/dL adalah
normal. Bila kadar gula darah 2 jam PP antara 140- 199 mg/dL, maka disebut
mengalami prediabetes, sementara bila kadar gula darah 2 jam PP berada di atas 199
Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) dan tekanan darah adalah salah satu
menekan komplikasi yang akan terjadi, sehingga masyarakat patuh terhadap anjuran
yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam kehidupan sehari – hari (Selano, 2020)
4. Pemeriksaan HbA1c
penyakit diabetes mellitus karena HbA1c ini dapat memberikan informasi yang lebih
darah rata-rata selama kurun waktu 2-3 bulan. Pemeriksaan HbA1c lebih akurat
daripada pemeriksaan glukosa darah puasa dan glukosa darah 2 jam post prandial
dalam eritrosit yang hidup selama 100-120 hari. Jadi jika tingkat HbA1c yang
yang lalu. Kadar HbA1c baik antara 4% sampai dengan 5,9%. Beberapa studi
komplikasi, untuk itu pada penyandang diabetes kadar HbA1c ditargetkan kurang
dari 8%. Semakin tinggi kadar HbA1c maka semakin tinggi pula risiko (Sartika &
Hestiani``, 2019).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
protein yang dimana hal tersebut dapat terjadi karena kelainan dari sekresi insulin,
kerja insulin ataupun keduanya. Jenis jenis diabetes mellitus antara lain diabetes
melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2,diabetes melitus tipe lain dan diabetes
gula darh puasa, gula darah 2 jam pp, gula darah seaktu, dan pemeriksaan HbA1c.
DAFTAR PUSTAKA