Oleh
Mellynda Dwi Astutik, S. Kep
NIM 222311101154
Gangguan Kadar GD
Hiperglikemia toleransi GD meingkat
Defisit nutrisi
Urine meningkat Intoleransi Aktivitas Sirkulasi ke jaringan
kestremitas terganggu
Suplai oksigen
Turgor kulit menurun
menurun dan mukosa
kering
Hipovolemia Iskemia
Lemah dan
haus Resiko perfusi Ulkus
meningkat perifer tidak
efektif
Gangguan
Integritas
Kulit/Jaringan
11. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Assessment/ Pengkajian
Pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan
komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua
langkah : pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder
(keluarga, tenaga kesehatan), dan analis data sebagai dasar untuk diagnosa
keperawatan (Potter dan Perry, 2005)
1. Identitas Klien
Pada pasien DM sering kali didapatkan umur > 15 tahun atau mungkin
>40 tahun
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan untama yang dirasakan yakni sering BAK di malam hari, sering
lapar, sering haus, penglihatan kabur, luka sulit sembuh, Cemas, lelah,
anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada perempuan pernah mengalami Diabetes Gestasional, Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah didapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit,
obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4
kg, riwayat glukosuria selama stres (kehamilan, pembedahan, trauma,
infeksi, penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid, diuretik tiasid,
kontrasepsi oral).
3. Pola Fungsional
1) Sirkulasi
- Adanya riwayat hipertensi, MCI
- Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas
- Ulkus, penyembuhan luka lama
- Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tak ada, disritmia, krekles
- Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
2) Eliminasi
- Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
- Diare, nyeri tekan abdomen
- Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi
- Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen
keras, adanya asites
3) Makanan/ Cairan
- Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa / karbohidrat
- Penurunan berat badan
4) Nyeri/ Kenyamanan
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi, Kulit kering, gatal, ulkus
kulit
5) Seksualitas
- Cenderung infeksi pada vagina.
- Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
4. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
penderita tampak lemah atau pucat. Tingkat kesadaran apakah sadar,
koma, disorientasi.
2) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah tinggi jika disertai hipertensi. Pernapasan reguler ataukah
ireguler, adanya bunyi napas tambahan, Respiration Rate (RR) normal16-
20 kali/menit, pernapasan dalam atau dangkal. Denyut nadi reguler atau
ireguler, adanya takikardia, denyutan kuat atau lemah. Suhu tubuh
meningkat apabila terjadi infeksi.
3) Mata : Terjadi gangguan penglihatan pad pasien retino diabetik
4) Hidung : adanya sekret, pernapasan cuping hidung, ketajaman saraf
hidung menurun.
5) Mulut : mukosa bibir kering
6) Thorak
7) Paru : sesak nafas, batuk dengan tanpa sputum purulent dan tergantung
ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise ototpernapasan (jika kadar
kalium
menurun tajam), RR >24x/menit, nafas berbau aseton
Jantung : takikardia/nadi menurun, perubahan TD postural, hipertensi
disritmia dan krekel.
8) Abdomen : Adanya nyeri tekan pada bagian pankreas, distensi
abdomen, suara bising usus yang meningkat.
9) Genitalia : Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan impotensi
pada pria, dan sulit orgasme pada wanita
10) Ekstremitas : Kekuatan otot dan tonus otot melemah. Adanya luka pada
kaki atau kaki diabetik
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan kadar serum glukosa
Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
3) Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu nilai
lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
4) HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
5) Pemeriksaan Kadar Glukosa Urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan enzim
glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan glukosa dalam urin
c. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan standar diagnosis keperawatan Indonesia, masalah keperawatan
yang muncul dengan DM yaitu :
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
Adalah Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat
mengganggu metabolisme tubuh.
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif (fidak tersedia)
Objektif : Pengisian kapiler >3 detik, Nadi perifer atau tidak teraba, Akral
teraba dingin, Warna kulit pucat, Turgor kulit menurun
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Parastesia, Nyeri ekstremitas (klaudiikasi intermiten)
Objektif : Edema, Penyembuhan luka lambat, Indeks ankle-brachial <0,90,
Bruit femoralis
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Adalah Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang
normal. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
Hipoglikemia : Mengantuk, Pusing
Hiperglikemia : Lelah atau lesu
Objektif :
Hipoglikemia : Gangguan koordinasi, Kadar glukosa dalam darah/urin
rendah
Hiperglikemia : Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
Hipoglikemia : Palpitasi, Mengeluh lapar
Hiperglikemia : Mulut kering, Haus
meningkat Objektif :
Hipoglikemia : Gemetar, Kesadaran menurun, Perilaku aneh, Sulit bicara,
Berkeringat
Hiperglikemia : Jumlah urin menigkat
3. Hipovolemia (D.0023)
Adalah penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau
intraselular. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : Tidak tersedia
Objektif : frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume
urin menurun, hematokrit meningkat
Gejala dan tanda minor
Subjektif : merasa lemah dan mengeluh haus
Objektif : pengisian vena menurun, status mental berubah, suhu ubuh meningkat,
konsentrasi urin meningkat, berat badan turun tiba-tiba.
4. Gangguan integritas kulit/jaringan (D.0129)
Adalah kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan
(membran mukosa, kornea, fasia, otot,, tendon, tulan, kartilago, kapsul
sendi dan/atau ligamen)
Gejala dan tanda mayor
Objektif : kerusakan jaringan dan/atau lapisan
kulit Gejala dan tanda minor
Objektif : nyeri, perdaraha, kemerahan, hematoma
5. Defisit Nutrisi (D.0019)
Adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : Berat badan menurun minimal 10% di rentang ideal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, Kram/nyeri perut, Nafsu makan
menurun
Objektif : Bising usus hiperaktif, Otot pengunyah lemah, Otot menelan lemah,
Membran mukosa pucat, Sariawan, Serum albumin turun, Rambut rontok
berlebihan, Diare.
d. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No.
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif Perfusi Perifer (L.02011) Perawatan Sirkulasi (I.02079)
(D.0009) 1. Denyut nadi perifer meningkat Observasi
a. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema,
2. Penyembuhan luka meningkat
pengisian kapiler, wama, suhu, ankle- brachial index) ·
3. Sensasi meningkat b. Identifkasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis.
4. Warna kulit pucat menurun dlabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar
kolesteroi tinggi)
5. Edema perifer menurun
c. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
6. Nyeri ekstremitas menurun pada ekstremitas
7. Parastesia menurun Terapeutik
d. Hindari permasangan infus atau pengambilan darah
8. Kelemahan otot menurun
di area keterbatasan perfusi
9. Kram otot menurun e. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
10. Bruit femoralis menurun dengan keterbatasan perfusi
11. Nekrosis menurun f. Hindari penekanan dan pemasangan toumiquet pada
area yang cedera
12. Pengisian kapiler membaik g. Lakukan pencegahan infeksi
13. Akral membaik h. Lakukan perawatan kaki dan kuku
14. Turgor kulit membaik i. Lakukan hidrasi
Edukasi
15. Tekanan darah sistolik membaik j. Anjurkan berhenti merokok
16. Tekanan darah diastolik k. Anjurkan berolahraga rutin
membaik l. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit
terbakar
17. Tekanan arteri rata-rata
m. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,
membaik antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu
18. Indeks ankle-brachial membaik n. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
o. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
p. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
(mis. melembabkan kulit kering pada kaki)
q. Anjurkan program rehabilitasi vaskular
r. Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis.
rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
s. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
2. Ketidakstabilan kadar glukosa Kestabilan Kadar Glukosa Darah Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
darah (D.0027) (L.03022) Observasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
1. Koordinasi meningkat
2. Identifikesi situasi yang menyebabkan
2. Kesadaran meningkat kebutuhan insulin meningkat (mis. penyakit
3. Mengantuk menurun kambuhan)
3. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
4. Pusing menurun
4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis.
poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise,
pandangan kabur, sakit kepala)
5. Lelah / lesu menurun 5. Monitor intake dan output cairan
6. Keluhan lapar menurun 6. Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit,
tekanan darah ortostatik dan frekuersi nadi
7. Gemetar menurun Terapeutik
8. Berkeringat menurun 7. Berikan asupan cairan oral
9. Mulut kering menurun 8. Konsultasi dengan medis jika tanda dan
gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
10. Rasa haus menurun
9. Fasiitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
11. Perilaku aneh menurun Edukaşi
12. Kesulitan bicara menurun 10. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari 250 mg/dL.
13. Kadar glukosa dalam darah
11. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
membaik 12. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
14. Kadar glukosa dalam urine 13. Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urine,
membaik jika perlu
14. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan
15. Palpitasi membaik insullin, obat oral, monitor asupan cairan, penggantian
16. Perilaku membaik karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan)
17. Jumlah urine membaik Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian insulin, jika pertu
16. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
17. Kolaborasi pemberian kalium, Jika perlu
3. Hipovolemia (D.0023) Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia (I.03116)
1. Kekuatan nadi meningkat Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
2. Turgor kulit meningkat 2. Monitor intake dan output cairan
3. Perasaan lemah meningkat Terapeutik
3. Hitung kebutuhan cairan
4. Suhu tubuh membaik
4. Berikan posisi modified trendelenburg
5. Keluhan haus menurun 5. Berikan asupan cairan oral
6. Tekanan darah membaik Edukasi
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
7. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
9. Kolaborasi pemberia cairan IV hipertonis
10. Kolaborasi pemberian cairan koloid
11. Kolaborasi pemberian produk darah
4. Gangguan integritas Integritas kulit dan jaringan Perawatan Luka (I.14564)
kulit/jaringan (D.0129) (L.14125) Observasi
1. Monitor karakteristik luka (mis. drainase,
1. Elastisitas meningkat
warna, ukuran, bau) Monitor tanda-tanda infeksi
2. Hidrasi meningkat Terapeutik
3. Perfusi jaringan meningkat 2. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
3. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
4. Kerusakan jaringan menurun
4. Bersihkan dengan cairan NaCl atau
5. Kerusakan lapisan kulit pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan
menurun 5. Bersihkan jaringan nekrotik
6. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
6. Nyeri menurun
7. Pasang balutan sesuai jenis luka
7. Perdarahan menuun 8. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan
8. Kemerahan menurun luka
9. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
9. Hematoma menurun
10. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai
10. Pigrnentasi abnormal menurun kondisi pasien
11. Jaringan parut menurun 11. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkalkgBB/hari dan
protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
12. Nekrosis menurun
12. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. vitamin
13. Abrasi kornea menurun A, vitamin C, Zinc, asam amino), sesuai indikasi
14. Suhu kulit membaik 13. Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transkutaneous), jika perlu
15. Sensasi membaik
Edukasi
16. Tekstur membaik 14. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
17. Pertumbuhan rambut membaik 15. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein
16. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
17. Kolaborasi prosedur debridement (mis, enzimatik,
biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
18. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
5. Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
1. Serum albumin meningkat Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Verbalisasi keinginan untuk
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
meningkatkan nutnisi meningkat 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
3. Pengetahuan tentang pilihan 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
makanan yang sehat meningkat
7. Monitor berat badan
4. Pengetahuan tentang pilihan 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
minuman yang sehat meningkat Terapeutik
9. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
5. Pengetahuan tentang standar
10. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
asupar nutrisi yang tepat piramida makanan)
meningkat 11. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
12. Berikan makanan tinggi serat untuk
6. Penyiapan dan peryimpanan
mencegah konstipasi
makanan yang aman meningkat 13. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
7. Penyapan dan penyimpanan 14. Berikan suplemen makanan, jika perlu
15. Hentikan pemberian makan melalui selang
minuman yarng amen
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
meningkat Edukasi
8. Sikap terhadap 16. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
makanan/minuman sesuai 17. Ajarkan diet yang
diprogramkan Kolaborasi
dengan tujuan kesehatan
18. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
meningkat (mis. pereda nyeri, antlemetik). jika pertu
9. Perasaan cepat kenyang 19. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
menurun
10. Nyeri abdomen menurun
11. Sariawan menurun
12. Rambut rontok menurun
13. Diare menurun
14. Berat badan membaik
15. Indeks Massa Tubuh
(IMT) membaik
16. Frekuensi makan membaik
17. Nafsu makan membaik
18. Bising usus membaik
19. Tebal lipatan kulit trisep
membaik
20. Membran mukosa membaik
DAFTAR PUSTAKA