R DENGAN
TAHUN 2022
Disusun Oleh :
Ervan Efendi
22300015
Preseptor Klinik:
Ns.Nuri Novianti, S.Kep
TAHUN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELLITUS
I. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
ketika pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak
kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan dari beberapa organ terutama
Ulkus kaki diabetik adalah lesi non traumatis pada kulit (sebagian atau
seluruh lapisan) pada kaki penderita diabetes melitus. Ulkus kaki diabetik
biasanya disebabkan oleh tekanan berulang (geser dan tekanan) pada kaki
dengan adanya komplikasi terkait diabetes dari neuropati perifer atau penyakit
berkurangnya sirkulasi kapiler dan / atau arteri, neuropati, dan kelainan bentuk
2. PENYEBAB (ETIOLOGI)
ataupun relatif. Namun dari beberapa kasus juga ditemukan beberapa penyebab
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,
kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 25 dapat
b. Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit
emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali
lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakit ini.
c. Hipertensi
tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam
d. Riwayat Keluarga DM S
bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot
e. Dislipedimia
Dislipidemia dalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien
diabetes. Selain itu timbunan lemak bebas yang tinggi dapat menyebabkan
meningkatnya uptake sel terhadap asam lemak bebas dan memacu oksidasi
lemak yang pada akhirnya akan menghambat penggunaan glukosa dalam otot
f. Umur
seiring berjalannya usia terutama usia diatas 45 tahun. Hal ini dikarenakan
usia
g. Riwayat Persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi >4000
gram.
dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe
mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml
menjadi dua. Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat berubah
misalnya umur, faktor genetik, pola makan yang tidak seimbang jenis kelamin,
3. ANATOMI PANKREAS
a. Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal
sekitar 12,5 cm dan tebal +2,5 cm. Pankreas terbentang dari atas sampai ke
lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke
yang praktis melingkarinya.
c. Badan pancreas merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di
4. FISIOLOGI SISTEM
endokrin.
a. Fungsi endokrin
kadar glukosa darah dan membuat semua jenis makanan yang dapat
hipoglikemi. Hal ini dapat terjadi pada keadaan lapar atau selama
amino untuk digunakan dalam sintesis lemak dan protein (bukan untuk
5. Fungsi eksokrin
kompleks makanan.
c. Lipase akan mengubah lemak yang teremisi menjadi asam lemak dan
d. Tripsinogen adalah suatu enzim yang tidak aktif, yang akan menjadi
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering kencing
terutama malam hari, banyak makan serta berat badan yang turun dengan cepat.
Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan
dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun,
luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg.Kadang-
kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan, mereka
mengetahui adanya diabetes karena pada saat periksa kesehatan diemukan kadar
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
minum.
Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa,
maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain
yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh
e. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi)
6. PATOFISIOLOGI
mellitus adalah :
Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh
hati.Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
Ketika glukosa yang berlebih dieksresikan dalam urin, ekskresi ini akan
ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan
bahkan kematian.
Pada Diabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan insulin,
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya
dialami pasien, gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup
vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi).
berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar
hiperglikemia yang berefek terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai
7. Komplikasi
a. Hipoglikemia
berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress
akut. Tanda khas adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. Ulkus
Diabetik jika dibiarkan akan menjadi gangren, kalus, kulit melepuh, kuku
kaki yang tumbuh kedalam, pembengkakan ibu jari, pembengkakan ibu jari
kaki, plantar warts, jari kaki bengkok, kulit kaki kering dan pecah, kaki
hal yaitu:
a. Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas 130 mg/dl
mengindikasikan diabetes.
kadar gula darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1%
menunjukkan diabetes.
dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal dua
jam setelah meminum cairan tersebut harus < dari 140 mg/dl.
d. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah
jarum, sample darah diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam
e. Urine
cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada
f. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
9. Penatalaksanaan
1. Medis
b. Insulin
glukosa darah.
2. Keperawatan
Diabetik:
a. Diet
b. Latihan
c. Pemantauan
optimal.
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan
kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari.
e. Pendidikan
protein 20%, lemak 20% dan karbohidrat 60%. Infeksi atau inflamasi dapat
kemampuan melawan infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik
g. Stres Mekanik
weight bearing meliputi bedrest, memakai crutch, kursi roda, sepatu yang
tertutup dan sepatu khusus.Semua pasien yang istirahat ditempat tidur, tumit
dan mata kaki harus dilindungi serta kedua tungkai harus diinspeksi tiap
hari. Hal ini diperlukan karena kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap
rasa nyeri, sehingga akan terjadi trauma berulang ditempat yang sama
h. Tindakan Bedah
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes melitus dilakukan
mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat
keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari. Hal yang
2. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas
bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
3. Eliminasi
4. Nutrisi
5. Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi,
6. Nyeri
7. Respirasi
8. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
9. Seksualitas
2. Resiko ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan manajemen diabetes tidak tepat
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tubuh tidak adekuat akibat gangguan integritas
kulit.
Administrasi analgetik :.
1. Cek riwayat alergi..
3. Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
4. Monitor TTV sebelum dan sesudah
pemberian analgetik.
5. Berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri muncul.
6. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda
dan gejala efek samping.
2. Resiko Manajemen diri : Manajemen diabetes :
Kriteria : 1. Monitor kadar gula darah
ketidakstabilan
1. Tidak pernah 2. Monitor tanda-tanda dan gejala
gula darah menunjukkan hiperglikemi
2. Jarang menunjukkan 3. Dorong pemantauan sendiri kadar
berhubungan
3. Kadang-kadang glukosa darah
dengan menunjukkan 4. Instruksikan pada pasien dengan
4. Jarang menunjukkan keluarga mengenai manajemen
manajemen
5. Secara konsisten diabetes selama periode aktif
diabetes tidak menunjukkan 5. Anjurkan pasien untuk pemeriksaan
Mencari informasi kaki terutama ketika sensori terasa
tepat
tentang metode berkurang
untuk mencegah 6. Anjurkan pasien dan keluarga untuk
komplikasi mengenal tanda dan gejala infeksi
Melakukan tindakan
pencegahan dengan
perawatan kaki
Memantau glukosa
darah
Menggunakan obat-
obatan sesuai resep
Melaporkan luka
yang tidak sembuh
kepada pemberi
pelayanan primer
3. Kerusakan Penyembuhan luka : Perawatan luka :
sekunder 1. Beri control nyeri yang memadai
integritas jaringan
Kriteria : (mis.relaksasi)
bd faktor 1. Tidak ada 2. Gambarkan karakteristik ulkus, catat
2. Terbatas ukuran, lokasi, cairan yang keluar,
mekanik:
3. Sedang warna, perdarahan, myeri, baud an
perubahan 4. Besar edema
5. Sangat besar 3. Catat perubahan evolusi ulkus yang
sirkulasi,
diamati
imobilitas dan Granulasi 4. Bersihkan ulkus dimulai dengan area
Pembentukan bekas terbersih menuju area kotor
penurunan
luka 5. Oleskan obat topical
sensabilitas Ukuran luka 6. Gunakan balutan berdaya serap tinggi
berkurang pada kasus dengan cairan yang sangat
(neuropati)
banyak
7. Demonstrasikan kepada pasien dan
keluarga bagaimana membuang
balutan bekas
8. Bantu pasien untuk mengambil
tangggungjawab yang lebih besar
terhadap perawatan diri.
American Diabetes Association (ADA. (2018). Standards Of Medical Care In Diabetes — 2018
Brunner & Suddart, 2010, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8, Penerbit
RGC, Jakarta.
Johnson, M.,et all, 2010, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Bukchech, Gloria, et al (2012). Nursing Intervention Classification (NIC).Lowa : Mosbysp
NANDA, 2012, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2010 .Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. EGC:Jakarta.
Noer, Prof.dr.H.M.Sjaifoellah. 2010. Ilmu Penyakit Endokrin dan Metabolik, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Teguh, Subianto. (2009). Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus.[ serial Online] cited 12
Februari 2012], avaible from URL: http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-
keperawatan-diabetes-mellitus.htmlhttp://www.hyves.web.id/askep-diabetes-melitus/
Umami, Vidhia, Dr. 2009. At a Glance Ilmu Bedah , Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga
World Health Organization. (2016). Global Report on Diabetes. Isbn, 978, 88.
https://doi.org/ISBN 978 92 4 156525 7