OLEH:
VANI ARYANI
NIM: PO71340210017
PENDAHULUAN
gula darah atau glukosa darah akibat fungsi insulin yang tidak mencukupi,
insulin dapat disebabkan oleh sekresi insulin yang terganggu atau tidak
mencukupi dari sel beta Langerhans pankreas, atau dari kurangnya respon
Penyakit ini juga merupakan penyebab utama kerusakan parah pada jantung,
pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Diketahui bahwa ada dua jenis
ada insulin itu sendiri. Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh
2019, akan ada 463 juta orang berusia 20-79 tahun menderita diabetes di
seluruh dunia, dan angka prevalensinya setara dengan 9,3% dari total
2023)
naik menjadi 73,51% pada tahun 2019, dan turun menjadi 59,85% pada
dengan jawaban yang ringkas dan jelas, namun secara umum dapat
2014)
Diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan gejala akibat peningkatan
kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin secara bertahap dalam
terjadi akibat peningkatan kadar gula darah akibat gula darah yang tidak
rangka, yang diekskresikan dalam urin melalui filtrasi glomerulus dan tidak
tes spesifik dan indikator gangguan ginjal, karena kadar kreatinin tidak
dipengaruhi oleh asupan protein, dan konsentrasi plasma dan ekskresi urin
DM. Kadar kreatinin dapat meningkat pada penderita DM, terutama yang
berikut:
1. Bagi peneliti :
2. Bagi Masyarakat :
penyakit lain. Dapat dilakukan pasien Dm. Rutin melakukan control gula
TINJAUAN PUSTAKA
dari bahasa latin yang berarti manis atau madu, sehingga diabetes diartikan
sebagai seseorang yang buang air kecil dengan kadar glukosa yang banyak.
yang berhubungan dengan defisiensi absolut atau relatif dari kerja dan
tidak normal. Kadar gula darah yang meningkat, atau hiperglikemia, dapat
2.1.2 Klasifikasi
pankreas. Diabetes adalah suatu kondisi di mana gula darah naik akibat
rusaknya sel beta pankreas, sehingga insulin tidak dapat diproduksi sama
mencerna gula dalam darah. Diabetes tipe ini membutuhkan insulin dari luar
tubuh.
darah dalam tubuh meningkat. Diabetes tipe 2 juga bisa relatif kekurangan
absolut. Ini lebih sering terjadi pada orang dengan diabetes tipe 2.
4. Kehilangan penglihatan.
A.Umur
yang masih merupakan usia yang sangat produktif. Umur merupakan faktor
dari aspek mental dan psikologis. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua
keluarga penderita DM harus waspada. Jika salah satu orang tua menderita
DM, maka risiko terkena DM adalah 15%. 75% jika kedua orang tuanya
obatan, dan tes yang mempersulit pengendalian kadar gula darah dapat
A. Kegemukan (BMI>23kg/m2)
Salah satu cara untuk mengetahui berapa berat badan Anda adalah
indeks massa tubuh yang kita kenal di atas, jika antara 25-30, maka Anda
kelebihan berat badan, dan jika lebih dari 30, Anda mengalami obesitas.
2) Saat makan di luar, bagikan porsi Anda dengan teman atau anggota
keluarga lainnya.
4) Ganti cemilan tinggi kalori dan tinggi lemak dengan cemilan yang lebih
sehat.
B. Ketidakaktifan fisik
Aktivitas fisik dan olahraga teratur bermanfaat bagi semua orang karena
Olahraga harus dilakukan secara teratur. Jenis dan dosis olahraga berbeda-
beda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan status kesehatan.
fisik, cobalah berolahraga secara teratur atau melakukan aktivitas lain yang
C. Merokok
tipe (p=0,000). Hal ini sejalan dengan penelitian Houston yang juga
2010). Ada 4.000 bahan kimia yang merusak kesehatan dalam asap rokok,
kanker.
Jika tekanan darah tinggi, jantung bekerja lebih keras dan risiko
mengalami hipertensi jika tekanan darahnya berada pada kisaran > 140/90
mmHg. Karena hipertensi seringkali tidak disadari, maka tekanan darah
(Perkeni, 2015):
Sebagian besar patologi DM dapat dikaitkan dengan salah satu efek utama
darah.
basal, dan perubahan saraf perifer. Hal ini dapat menyebabkan gangren.
gejala seperti gelisah, tekanan darah turun, lapar, mual, lemas, lesu, dan
segera diatasi dengan pemberian gula pasir, minuman sirup, manisan atau
dalam darah, yang berasal dari asam lemak bebas yang dihasilkan oleh
penguraian sel asam lemak dalam jaringan. Gejala dan tanda hilangnya
nafsu makan, haus, poliuria, mual, muntah, nyeri perut, denyut nadi cepat,
mg/menit.
atas 170 – 180 mg/dl, yang dikenal sebagai ambang batas glukosa ginjal.
(Haris, 2017)
2.2 Kreatinin
dalam plasma dan ekskresi dalam urin relatif konstan selama 24 jam.
Kreatinin, produk protein otot dan hasil akhir dari metabolisme otot,
Kreatinin disintesis di hati dan hadir di hampir semua otot rangka di mana
normal. Kadar kreatinin dapat meningkat dengan cepat hingga 2/3 nefron
tidak diserap oleh tubulus ginjal, dan tidak dimetabolisme oleh ginjal
meningkat dari usia 60 sampai 70 tahun, dan ekskresinya hanya 50% dari
bisa naik di atas ambang batas 160-180 mg/dL, mengganggu fungsi ginjal,
oranye yang diatur secara basa dengan asam pikrat. Metode ini
menggunakan sampel serum atau plasma yang telah dideproteinisasi 1:1
2. Enzimatik :
NH3 ammonia. Dalam kimia kering: Metode ini dapat digunakan dalam
(Haris, 2017)
kreatinin, yaitu 0,5 – 0,9 mg/dl untuk wanita dan 0,7 – 1,2 mg/dl untuk
METODE PENELITIAN
gagal ginjal.
1. Diabetes
Gangguan di mana kadar gula darah dan kreatinin lebih tinggi dari
normal.
2. Pemeriksaan kreatinin
3. Nilai normal kadar kreatinin adalah: 0,5-0,9 mg/dl untuk wanita dan
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
3.6.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Mikropipet
3. Tisu
5. Fotometer
6. Fortex
3.6.2 Reagen
tingkat kreatinin
aplikasi.
kubital.
8. Bersihkan kulit daerah yang akan diambil dengan kapas alkohol 70%
lalu keringkan
10. Jika terlihat darah pada jarum, masukkan/tusuk selang vakum melalui
11. Jika darah sudah mencapai bekasnya, cabut jarum dan tutupi jarum
sampel lainnya.
4. Setelah serum dipisahkan dari sel darah, ambil serum dan masukkan
5. Dan periksa.
usia.
DAFTAR PUSTAKA
Haris, H.(2017). Hubungan Kadar Gula Darah Puasa dan Kreatinin pada Pasien
Muhammadiyah Semarang.
Bandung: Alfabeta.
Padma, Gusti Ayu Putu. (2017). Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada
Prof.DR. Hardiansyah, M. (2017). ILMU GIZI Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Interna Publishing.
Rachmawati, N. (2015) Gambaran Kontrol dan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
April 2016.
Hugebg, Maya, dan Santos, Y. (2017). Merdeka diabetes. Jakarta : Bhuana Ilmu
Populer.
(https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/).
Diabetes melitus, konsentrasi glukosa darah puasa, dan risiko penyakit vaskular:
Penyebab kebutaan dan gangguan penglihatan pada tahun 2020 dan tren selama
VISI 2020: Hak untuk Melihat: analisis untuk Studi Beban Penyakit Global GBD
Pakar Kehilangan Penglihatan dari Studi Beban Penyakit Globalt Lancet Global
Health 2021;9:e141-e160.
Serikat.
2014:188-210.