N
Dengan DIABETES MELITUS
DI RSUD PANYABUNGAN
Oleh :
NAMA:
JURUSAN KEPERAWATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di
atas nilai normal. Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat
kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. (Kemenkes, 2013).
Data World Health Organization (WHO) telah mencatat Indonesia dengan
populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia dalam hal jumlah
penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Bahkan
Kementerian Kesehatan menyebut prevalensi diabetes mencapai 14,7 persen di perkotaan
dan 7,2 persen di pedesaan. Dengan asumsi penduduk berumur di atas 20 tahun pada
2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan ada 21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga
desa menderita diabetes (http://health.liputan6.com. Diakses 25 April 2015).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi
diabetes dan hipertiroid di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter
sebesar 1,5 persen dan 0,4 persen. DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen.
Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%),
DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi
diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah
(3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen. Prevalensi
Diabetes Mellitus berdasarkan diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan
bertambahnya umur, namun mulai umur ≥ 65 tahun cenderung menurun.
(Kemenkes, 2017).
Melihat latar belakang diatas, maka penulis tertarik menyusun sebuah makalah
yang berjudul Diabetes Mellitus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa definisi dan penyebab dari gangren?
2. Apa definisi dan penyebab dari diabetes melitus?
3. Bagaimana patofisiologi diabetes melitus?
4. Bagaimana tanda dan gejala diabetes melitus?
5. Bagaimana penatalaksanaan diabetes melitus?
6. Bagaimanakah Asuhan keperawatan Diabetes Mellitus?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuannya yaitu :
1. Mengetahui definisi dan penyebab dari gangren.
2. Mengetahui definisi dan penyebab dari diabetes melitus.
3. Mengetahui patofisiologi diabetes melitus.
4. Mengetahui tanda dan gejala diabetes melitus.
5. Mengetahui penatalaksanaan diabetes melitus.
6. Mengetahui Asuhan keperawatan Diabetes Mellitus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan glukosa
darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatannya oleh hormon insulin yang diproduksi
oleh pankreas (Shadine, 2010).
Diabetes Mellitus adalah suatu sindrom defisiensi sekresi insulin atau pengurangan
efektifitas kerja insulin atau keduanya yang menyebabkan hiperglekimia (Marrelli, 2008).
Arti Diabetes Mellitus dalam bahasa Indonesia adalah sirkulasi darah madu. Kata ini
digunakan karena pada pasien Diabetes Mellitus, meningginya kadar gula darah
termanifestasi juga dalam air seni. Ginjal tidak dapat menahan kadar gula darah yang tinggi
(Tobing, 2008).
Penyakit Kencing Manis (Diabetes Mellitus) adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
secara terus-menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik kuantitatif maupun kualitatif
(Tapan, 2005).
B. Etiologi
Ada beberapa penyebab Diabetes Mellitus menurut Smeltzer (2002) yakni sebagai
berikut :
a. Diabetes Tipe I
Diabetes Tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi
faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut menimbulkan
destruksi sel beta.
1) Faktor Genetik
Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi Diabetes Tipe I itu
sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
Diabetes Tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya.
2) Faktor Imunologi
Pada Diabetes Tipe I terdapat bukti adanya suatu proses autoimun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya saolah-olah sebagai jaringan
asing. autoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen (interna)
terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan beberapa tahun sebelum timbulnya
tanda-tanda klinis Diabetes Tipe I.
3) Faktor Lingkungan
Infeksi virus misalnya Coxsackie B4, gondongan (mumps),
rubella, sitomegalovirus dan toksin tertentu misalnya golongan nitrosamin yang terdapat
pada daging yang diawetkan dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi
sel beta pankreas.
b. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada Diabetes Tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula
faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes Tipe II.
Faktor-faktor ini adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik (di Amerika Serikat, golongan Hispanik serta penduduk asli
Amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya Diabetes Tipe
II dibandingkan dengan golongan Afro-Amerika).
C. Patofisiologi
a. Diabetes Tipe I
b. Tipe II
C. Manifestasi Klinis
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar
gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis
yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang
tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat
berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama
pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1. Lain halnya pada
penderita Diabetes Mellitus Tipe II, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala
diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis
(Shadine, 2010).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS :
Tn. R berusia 60 tahun dirawat di IRNA Penyakit Dalam Pria RSUP M. Djamil Padang dengan
keluhan masuk badan terasa lemah, penurunan berat badan 8 Kg dalam 1 bulan terakhir. Klien
mempunyai riwayat hipertensi dan tidak kontrol rutin. Penuturan keluarga akhir-akhir ini klien
sering BAK, bila malam hingga 10 kali, sering lapar dan haus namun badan klien semakin kurus
bukan semakin gemuk. Sebelumnya klien sempat tidak sadarkan diri dan dibawa kerumah sakit.
Pada pemeriksaan didapatkan TD=170/100 mmhg, Nadi=80x/menit, RR=20x/menit, T=37,20C.
Gula Darah sewaktu saat masuk 425 mg/dl.
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Petani
No. RM : 00639342
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus (DM) Tipe II
Nama : Nn. Y
Umur : 54 tahun
b. Keluhan Utama
Klien merasa badannya lemah, dan mengalami penurunan berat badan 8 kg dalam 1 bulan
terakhir.
Pasien datang ke RSUP M. Djamil Padang tanggal 10 Januari 2013 melalui IGD dengan keluhan
badan lemas dan sebelumnya klien sempat tidak sadarkan diri. Keluhan disertai dengan sering
BAK terutama pada malam hari, sering lapar dan haus, namun badan klien semakin kurus bukan
semakin gemuk. Dilakukan pemeriksaan gula darah pada pasien, yang ternyata didapatkan hasil
GDS = 425 g/dl. Oleh dokter yang memeriksa, pasien dianjurkan untuk dirawat. Kemudian klien
dipindahkan ke ruang Interne Pria. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 12 Januari 2013,
klien masih terlihat lemah.
f. Pemeriksaan Fisik
2) TTV
TD : 170/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
S : 37,20 C
3) TB : 164 Cm
BB : 68 Kg
11) Jantung :
Perkusi : sonor
13) Abdomen :
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
14) Punggung :
g. Pemeriksaan Laboratorium
Nilai Normal
Sebelum sakit : Klien makan 3 x/hari, porsi makan cukup, nasi, lauk dan sayur.
Selama sakit : Klien makan diit berupa makanan lunak 3 x/hari yang diberikan RS, pasien makan
hanya habis 3/4 porsi yang diberikan RS. Tetapi klien tetap mengkonsumsi buah-buahan seperti
pepaya dan apel. Klien minum sekitar 2500 cc sehari.
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 x/hari, konsistensi padat, BAK 6-7 x/hari.
Selama sakit : Klien mengatakan BAB 1 x/hari, BAK sering, bila malam hingga 10 kali, warna
kuning agak keruh, bau khas.
Sebelum sakit : Klien dapat beraktivitas mandiri tanpa bantuan orang lain, dan klien mengaku
jarang berolahraga
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya tidur ± 6-7 jam /hari.Pasien jarang tidur siang.
Selama sakit : Klien mengatakan tidur 5-6 jam pada malam hari.Pasien hanya dapat sebentar-
bentar tidur siang.Klien mengalami gangguan dalam pola istirahat dan tidur karena sering BAK,
terutama pada malam hari.
Klien merasa cemas karena penyakit yang dideritanya, dengan penurunan berat badan yang cepat
dalam 1 bulan terakhir. Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarga.
Klien adalah seorang kepala keluarga dari 3 orang anak dan 1 istri, klien bekerja sebagai petani
dan istri klien sebagai ibu rumah tangga, dan 3 orang anak klien sudah beranjak dewasa.
Sebelum sakit klien menjadi tulang punggung keluarga namun sejak 1 bulan terakhir karena
klien selalu merasa lelah, anak klien yang pertama yang menggantikan posisi sang ayah yang
bekerja sebagai seorang petani. Hubungan klien dengan anggota keluarga baik hal ini terlihat
dengan keluarga yang selalu menemani klien di rumah sakit.
Klien mengalami gangguan dalam hal memenuhi kebutuhan seksualitasnya karena penyakit yang
di deritanya menyebabkan klien sering merasa lemas.
Klien mengatakan setiap ada masalah dibicarakan dengan keluarga. Klien terlihat cemas karena
biaya pengobatan yang harus ditanggung oleh anak-anaknya. Klien berharap bisa cepat sembuh,
sehingga dapat meringankan beban anak-anaknya.
Klien adalah seorang muslim, meskipun dalam keadaan sakit klien masih tetap menjalankan
kewajibannya untuk beribadah dan berdoa untuk kesembuhannya
B. Analisa Data
F. Implementasi Keperawatan
Penutup
A. Kesimpulan
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi
insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat
yang umum adalah terjadinya hiperglikemia.
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat
kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari
120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula
maupun karbohidrat lainnya.
B. Saran
Bagi penderita diabetes mellitus diharapkan selalu menjaga gaya hidup karena ini
sangat berpengaruh terhadap keparahan dari penyakit itu sendiri maka dari itu penderita
penyakit diabetes mellitus haus selalu menjaga kandungan gula dalam darah dengan tidak
mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar glukosa yang tinggi. Untuk dari itu
penderita bisa menggantinya dengan gula jagung. Pederita juga harus harus rajin dalam
olahraga karena itu sangat penting bagi kesehatan anda.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito & Moyet (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Guthrie, Diana W. Guthrie ,Richard A. 2002. Management of Diabetes Mellitus, A guide to the
pattern approach. 6th ed. New York : Springer Publishing
Johnson, M.,et all, 2008, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Lanywati, Endang (2007). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Yokyakarta: kanisius.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2008, Nursing Interventions Classification (NIC) econd Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Price & Wilson (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Sujono & Sukarmin (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin &
Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nic Noc. Jakarta: EGC