Dosen pembimbing :
Disusun Oleh:
Nim: 221030230530
Dosen pembimbing :
Disusun Oleh:
Nim: 221030230530
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Kata diabetes berasal dari bahasa latin yang berarti "melewati", mengacu pada poliuria - gejala khas
diabetes mellitus (DM). Kata mellitus berarti "dari madu", yang berarti glikosuria, merupakan ciri
dari diabetes insipidu (Rodriguez-Saldana, 2019). Diabetes Melilitus (DM) adalah penyakit kronis
yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurangnya produksi
hormon insulin yang diperlukan tubuh. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit kencing manis
atau penyakit gula darah. Penyakit diabetes merupakan penyakit endokrin yang paling banyak
ditemukan(Susanti, 2019).
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,dengan tanda –
tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanyagejala klinik akut ataupun
kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif didalam tubuh, gangguan primer terletak pada
metabolisme karbohidrat yang biasanyadisertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai denganhiperglikemi yang
berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak,dan protein yang disebabkan
oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitasinsulin atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskuler, danneuropati (Yuliana elin, 2009 dalam NANDA NIC-NOC,
2013)
B. Etiologi
1. Diabetes Melitus
DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapatmenyebabkan insufisiensi
insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor
lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :
a) Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalansel beta melepas
insulin.
b) Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yangdapat
menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yangdiproses secara
berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c) Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yangdisertai
pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkankerusakan sel- sel penyekresi
insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel betaoleh virus.
d) Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringanterhadap insulin
akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membransel yang responsir terhadap
insulin.
C. Klasifikasi
1. Klasifikasi klinis :
DM
Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun
Tipe II : NIDDM
Disebakan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensiinsulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilanglukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh
hati :
Tipe II dengan obesitas
Tipe II tanpa obesitas
Gangguan toleransi glukosa
Diabetes kehamilan
DM tipe 2 merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama adalah terjadinya
hiperglikemik kronik. Meskipun pola pewarisannya belum jelas, faktor genetik dikatakan memiliki
peranan yang sangat penting dalam munculnya DM tipe 2. Faktor genetik ini akan berinteraksi
dengan faktor-faktor lingkungan seperti gaya hidup, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, diet, dan
tingginya kadar asam lemak bebas (Smeltzer dan Bare, 2015). Mekanisme terjadinya DM tipe 2
umumnya disebabkan karena resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi
insulin pada DM tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi
resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terjadi peningkatan jumlah
insulin yang disekresikan (Smeltzer dan Bare, 2015).
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahuntahun) dan progresif, maka
awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut
sering bersifat ringan, seperti: kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang lama-
lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi). Salah satu
konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit DM selama bertahun-tahun adalah terjadinya komplikasi
DM jangka panjang (misalnya, kelainan mata, neuropati perifer, kelainan vaskuler perifer) mungkin
sudah terjadi sebelum diagnosis ditegakkan (Smeltzer dan Bare, 2015)
E. Manifestasi Klinis
1. Seseorang dapat dikatakan menderita diabetes mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala
yaitu : 1. Keluhan TRIAS : banyak minum, banyak kencing, dan penurunan berat badan.
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl keluhan yang sering
terjadi pada penderita diabetes mellitus adalah polyuria, polidipsi, polifagia, berat badan
menurun, lemah, kesemutan gatal, visus menurun, bisul/luka, keputihan (M.Clevo Rendy
Margaret TH, 2019)
Adapun manifestasi klinis DM Tipe II menurut (Priscilla LeMone dkk, 2015) Penyandang
DM tipe II mengalami awitan, manifetasi yang lambat dan sering kali tidak menyadari
penyakit sampai mencari perawatan Kesehatan untuk beberap masalah lain. Polifagia jarang
dijumpai dan penurunan berat badan tidak terjadi. Manifestasi lain juga akibat hiperglikemi,
penglihatan buram, keletihan, paratesia, dan infeksi kulit.
F. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes.
Tujuan penatalaksanaan meliputi :
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup, dan
mengurangi risiko komplikasi akut.
2. Tujuan jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati dan
makroangiopati.
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan
profil lipid (mengukur kadar lemak dalam darah), melalui pengelolaan pasien secara
komprehensif.
Menurut Smeltzer dan Bare (2015), tujuan utama penatalaksanaan terapi pada Diabetes Mellitus adalah
menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosas darah, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah
untuk menghindari terjadinya komplikasi. Tatalaksana diabetes terangkum dalam 4 pilar pengendalian
diabetes. Empat pilar pengendalian diabetes, yaitu :
1. Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit diabetes. Dengan mengetahui faktor
resiko diabetes, proses terjadinya diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit diabetes,
penderita diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya pengendalian diabetes
2. Pengaturan Makan Atau Diet
Pengaturan makan pada penderita diabetes bertujuan untuk mengendalian gula darah, tekanan
darah, kadar lenak darah, serta berat badan ideal. Dengan demikian, komplikasi diabetes dapat
dihindari, sambil tetap mempertahankan kenikmatan makan itu sendiri.
3. Olahraga
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan membutuhkan aktifitas fisik teratur.
Selain itu aktivitas fisik juga memberikan efek sangat baik untuk meningkatkan sensitivitas
insulin
ASUHAN KEPERAWATAN NY. I PADA DIABETES MILLITUS DI RUANG
CEMPAKA BAWAH RS WIDYA DHARMA HUSADA
A. PENGKAJIAN
Jam :-
Pengkajian tgl : 14 Oktober 2019 NO. RM : 02.50.90.13
Tanggal MRS : 10 Oktober 2019 Dx. Masuk : DM 2
Ruang/Kelas : Cempaka Bawah Dokter yang merawat :-
Nama : Ny.i
Umur : 40 Thn
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Identitas
Suku/Bangsa : Batak
Alamat : jl. Komarudin Dalam II no4 Pengilingan,
Cakung
Keluhan utama :
klien mengatakan sakit kepala (pusing) terasa berputar-putar diseluruh kepala, lemas, mual,
mata buram, kaki terasa kesemutan kanan dan kiri dan mengeluh sering BAK malam hari dan
cepat lapar.
1. klien mengatakan tidak ada penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir
4. klien mengatakan dirumah sudah pernah menggunakan obat insulin novorapid 18 unit
7. klien mengatakan mata sebelah kanannya sudah tidak jelas melihat atau kabur akibat
penyakit DM
8. klien mengatakan tanda gejala DM adalah lemas, cepat lapar dan sering BAK terutama
malam hari
Kronologis keluhan :
Faktor pencetus : DM tipe 2 dan Hiponatremi
Timbulnya keluhan : tiba-tiba dan saat beraktivitas
Lamanya : 2 menit
Cara mengatasi : dengan menahan keluhan tersebut
b. Riwayat kecelakaan : Jatuh dari tangga saat dirumah ketika masih anak-anak
Riwayat Sakit dan Kesehatan
Dirawat di RS Islam Pd. Kopi selama 6 hari tahun 2016 karena gula darah mencapai 600 mg/dl
Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko :
Orang tua klien memiliki riwayat diabetes mellitus dan hipertensi. Ibu klien meninggal karena
diabetes mellitus. Klien menderita DM sejak tahun 2009 dan menderita hipertensi sejak tahun
2019.
Penglihatan (mata)
Pupil : ● Isokor 🌕 Anisokor 🌕 Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : 🌕 Anemis 🌕 Ikterus 🌕 Lain-lain:
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan
Masalah:
Kulit
Warna kulit: 🌕 Ikterus 🌕 Sianotik 🌕 Kemerahan 🌕 Pucat ● Hiperpigmentasi
Turgor: ● Baik 🌕 Sedang 🌕 Jelek
Odema: 🌕Ada ● Tidak ada Lokasi
Luka 🌕 Ada ● Tidak ada Lokasi
Tanda infeksi luka 🌕 Ada ● Tidak ada Yang ditemukan :
kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :
Masalah:
Sikat gigi : klien sikat gigi 2x/ hari pagi dan malam
Personal Higiene
Masalah:
Orang yang paling dekat: anak
Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: baik
Kegiatan ibadah: Aktivitas agama klien beribadah 5 waktu tidak di tinggalkan karena sebagai
spiritual
Lain-lain :
Masalah:
DATA PENUNJANG
( Hasil Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah : Lab, Radiologi, Endoskopi, dll ) lengkapi dngan
tanggal pemeriksaan
Sedimen
Leukosit 1-3 /LPB 0-5
Eritrosit 1-3 /LPB 0-2
Inder
Negatif
Sel epitel 1+
Nilai rujukan +1
(ada), sel epitel
gepeng
Kristal
Negatif Negatif Negatif
Berat jenis 1.010 1.005-1.030
pH 6.5 4.5-8.0
Albumin 1+ Negatif
Glukosa 3+ Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah/Hb Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 3.4 µ mol/L 3.4-17.0
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Esterase Negatif Negatif
Pemeriksaan Penunjang (16.10.2019)
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11.6 L g/dl 12.0-14.0
Hematokrit 32.1 L % 37.0-43.0
Eritrosit 4.09 10ˆ6/µL 4.00-5.00
MCV/VER 78.5 L fL 82.0-92.0
MCH/HER 28.4 pg 27.0-31.0
MCHC/KHER 36.1 H g/dl 32.0-36.0
Jumlah trombosit 394 10ˆ3/µL 150-400
Jumlah leukosit 8.45 10ˆ3/µL 5.00-10.00
Hitung Jenis
Basofil 0.6 % 0-1
Eosinofil 2.9 % 1-3
Neutrofil 69.9 % 52.0-76.0
Limfosit 20.4 % 20-40
Monosit 6.5 % 2-8
RDW-CV 11.9 % 11.5-14.5
Kimia Klinik
Ureum darah 23 mg/dl 15-40
Kreatinin
Kreatinin darah 0.9 mg/dl 0.6-1.2
eGFR (MDRD) 91 mL/min/1.73m^2
Fungsi: perawatan, kontrol, pencegahan dan perbaikan penyaki, kondisi dan gejala
(kekurangan kalium, kalium rendah, natrium rendah, ketidakseimbangan elektrolit, kalium
& magnesium rendah)
3. Obat :
>200-250 = 5 iU
>250-300 = 10 iU
>300-350 = 15 iU
>350 = 20 iU
Fungsi: mengobati mual muntah, gangguan perut, dan refluks asam lambung
DiagnosaKeperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d ketidaktepatan pemantauan glukosa darah d.d
Hiperglekimia ( badan lemas, gula darah : 350 (D.0038)
2. Intoleransi Aktifitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah, kaki kanan dan kiri sering
kesemutan ( D.0056)
3. Risiko ketidakseimbangan elektrolit b.d gangguan mekanisme regulasi diabetes
melitus (D.003
RENCANA KEPERAWATAN
Nama :Ny.I
Ruang : Cempaka
No. RM : 02.50.90.13
- Kolaborasi
pemberian insulin
( I.03115)
2 Intoleransi Aktifitas Setelah dilakukan Menejemen energi Upaaya untuk
b.d kelemahan d.d Observasi
tindakan menstabilkan energi
mengeluh lelah, kaki - Indentivikasi
kanan dan kiri sering keperawatan selama gangguan fungsi mengatasi kelelahan
kesemutan ( D.0056) tubuh yang
DS: 8 jam diharapkan
mengakibatkan
- Klien toleransi aktivitas kelelahan
mengatakan - Monitor kelelhan
lemas, tiba- tiba meningkat, dengan
fisik
saat beraktifitas kriteria hasil : - Monitor lokasi dan
- Klien ketidaknyamnanan
mengatakan - Kemudahan
selama aktivitas
penglihatan kabur dalam
dan tidak jelas Terapeutik
- klien beraktivitas
- Lakukan latihan
mengatakan kaki sehari- hari rentang gerakpasif /
kanan dan kiri
- Kecepatan aktif
terasa kesemutan
DO : berjalan Edukasi
klien terlihat lemas
- ajurkan mel;akukan
persendian pasien meningkat
aktivitas secara
terlihat kaku
- Kekuatan tubuh bertahap
Kolaborasi
bagian bawah
- kolaborasi dengan
meningkat ahli gizi
- Keluhan leleh (I.05178)
menurun
- Tekanan darah
membaik
- Frekuensi nafas
membaik
(L.05047)
3 Risiko Setelah dilakukan Menejemen mual Upaaya untuk
ketidakseimbangan Observasi
tindakan menstabilkan
elektrolit b.d gangguan - Identifikasi faktor
mekanisme regulasi keperawatan selama penyebab mual ketidakseimbangan
diabetes melitus d.d - Monitor mual
24 jam diharapkan elektrokit agar tetap
diabetes militus - Monitor asupan
(D.0037) risiko elektrolit b.d nutrisi dan kalori berada dalam rentang
S: Terapeutik
gangguan normal
- Klien - Berikan makan
mengatakan mekanisme regulasi dalam jumlah kecil
mual & sehat
- Klien diabetes melitus d.d
Kolaborasi
mengatakan diabetes militus Dengan ahli gizi untuk
sering BAK diabetes miletus
DO: membaik dengan
Nama :Ny.I
Ruang : Cempaka
No. RM 02.50.90.13
- Ajurkan kepatuhan A :
terhadap diet
- Masalah belum teratasi
Kolaborasi :
P:
- Kolaborasi pemberian
- Lanjutkan Intervensi
insulin 10 Iu
- Monitor tanda dan gejalahi
Edukasi
perglikemia
- program pengobatan - Berikan asupan cairan oral
- Ajurkan kepatuhan terhadap
diet
- Kolaborasi pemberian
insulin 10 Iu
15 Okt 2019 Hari ke-2
- Masalah teratasi
P:
- Intervensi selesai
Tanggal/jam No Implementasi SOAP
DX
- Masalah teratasi
P:
- Selesai Intervensi
Daftar pustaka
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.