Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN, SOP, SAP & LEAFLET

DIABETES MELLITUS
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok dari Mata Kuliah PKKMB 1

Di Susun Oleh :
Kelompok 8
Ayu Triani
Eli Ramadanti
Regina Marthatiana
Tingkat 2-B

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
GARUT
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Definisi Penyakit
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” ( siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis
atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan
volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah
penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau
penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada
sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan metabolik dengan
karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin,
atau kedua – duanya (ADA,2017)
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas
tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien
menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula
darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak
terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang
serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung
(penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi
gagal ginjal) (WHO, 2011)
Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan peningkatan
glukosa darah diatas normal. Dimana kadar diatur tingkatannya oleh hormon
insulin yang diproduksi oleh pankreas (Shadine, 2010)

II. Etiologi / Penyebab Penyakit


a. Diabetes tipe I:
 Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA.
 Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
 Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
b. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
 Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
 Obesitas
 Riwayat keluarga

III. Faktor Resiko Penyakit


Faktor risiko diabetes tipe 1, yaitu memiliki riwayat keluarga dengan
diabetes ( orang tua, saudara laki-laki atau saudara perempuan dengan diabetes
1), usia (diabetes tipe 1 akan lebih beresiko terjadi pada usia anak, remaja,
atau dewasa muda).
Faktor yang dapat meningkatkan resiko untuk terkena diabetes tipe 2, yaitu :
 Kelebihan berat badan
 Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2
 Berusia 45 tahun atau lebih
 Pernah menderita diabetes gestasional (diabetes selama kehamilan)
IV. Klasifikasi Penyakit
Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s Expert
Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan
4 kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009)
1) Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus
tergantung insulin (DMTI)
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel
beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh
proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula
darah. Awitannya mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.
2) Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes
Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi
ini diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin)
atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama
adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap,
suplemen dengan preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika
preparat oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi paling sering
pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.
3) DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi,
antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan
endokrin.
4) Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
diabetes.
V. Bagan Fatofisiologi Penyakit
VI. Manifestasi Klinis / Tanda dan Gejala Penyakit
Menurut PERKENI (2015) , penyakit diabetes melitus ini pada awalnya
seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang dapat
diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat
langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula
dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing
manis yang mengandung gula (glucose),sehingga urine sering dilebung atau
dikerubuti semut.
Menurut PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi 2
yaitu:
1) Gejala akut penyakit DM
Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap, bahkan mungkin tidak
menunjukan gejala apapun sampai saat tertentu. Pemulaan gejala yang
ditunjukan meliputi:
a) Lapar yang berlebihan atau makan banyak (poliphagi)
Pada diabetes,karena insulin bermasalah pemaasukan gula kedalam sel sel
tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang itun sebabnya
orang menjadi lemas. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan
asupan makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah
perasaan selalu ingin makan
b) Sering merasa haus (polidipsi)
Dengan banyaknya urin keluar, tubuh akan kekurangan air atau
dehidrasi.untu mengatasi hal tersebut timbulah rasa haus sehingga orang
ingin selalu minum dan ingin minum manis, minuman manis akan sangat
merugikan karena membuat kadar gula semakin tinggi.
c) Jumlah urin yang dikeluarkan banyak (poliuri)
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan keluar
bersama urin,untu menjaga agar urin yang keluar, yang mengandung
gula,tak terlalu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam
urin sehingga volume urin yang keluar banyak dan kencing pun sering.Jika
tidak diobati maka akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing,
nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun
5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas
diobati, akan timbul rasa mual (PERKENI, 2015) .
2) Gejala kronik penyekit DM
Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM (PERKENI, 2015)
adalah:
a) Kesemutan
b) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum
c) Rasa tebal dikulit
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
g) Biasanya sering ganti kaca mata
h) Gatal disekitar kemaluan terutama pada wanita
i) Gigi mudah goyah dan mudah lepas
j) Kemampuan seksual menurun
k) Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin
dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg

VII. Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan
menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi DM tipe II terbagi menjadi dua
berdasarkan lama terjadinya yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik
(Smeltzel dan Bare, 2015; PERKENI , 2015)
a. Komplikasi Akut
 Ketoasidosis Diabetik (KAD)
KAD merupakan komplikasi akut DM yang di tandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan adanya
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
meningkat (300-320 mOs/Ml) dan terjadi peningkatan anion gap
(PERKENI,2015).
 Hipoglikemi
Hipoglikemi ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah hingga
mencapai <60 mg/dL. Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik
(berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro-
glikopenik (pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma) (PERKENI,
2015).
 Hiperosmolar Non Ketonik (HNK)
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-
1200 mg/dl), tanpa tanda dan gejala asidosis,osmolaritas plasma sangat
meningkat (330-380 mOs/ml),plasma keton (+/-), anion gap normal atau
sedikit meningkat (PERKENI, 2015).
b. Komplikasi Kronis (Menahun)
Menurut Smeltzer 2015,kategori umum komplikasi jangka panjang terdiri
dari:
 Makroangiopati: pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh
darah otak
 Mikroangiopati: pembuluh darah kapiler retina mata (retinopati diabetik)
dan Pembuluh darah kapiler ginjal (nefropati diabetik)
 Neuropatid : suatu kondisi yang mempengaruhi sistem saraf, di mana
serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
 Komplikasi dengan mekanisme gabungan: rentan infeksi, contohnya
tuberkolusis paru, infeksi saluran kemih,infeksi kulit dan infeksi kaki. dan
disfungsi ereksi.
 Ulkus

VIII. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


1. Keperawatan
Menurut PERKENI 2015 komponen dalam penatalaksan DM yaitu:
a. Diet
Syarat diet hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
4) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita

Prinsip diet DM,adalah:

1) Jumlah sesuai kebutuhan


2) Jadwal diet ketat
3) Jenis: boleh dimakan/ tidak

Dalam melaksanakan diet diabetes sehari hari hendaknya diikuti pedoman


3 J yaitu:

1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis,jangan dikurangi atau


ditambah
2) Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya
3) Jenis makanan yang manis harus dihindari

Penentuan jumlah kalori diet DM harus disesuaikan oleh status gizi


penderita,penetuan gizi dilaksankan dengan menghitung percentage of
relative body weight( BPR=berat badan normal) dengan rumus:

1. Kurus (underweight) BBR < 90 %


2. Normal (ideal) BBR 90% - 110%
3. Gemuk (overweight) BBR > 110%
4. Obesitas apabila BBR > 120%
 Obesitas ringan BBR 120 % - 130%
 Obesitas sedang BBR 130% - 140%
 Obesitas berat BBR 140% - 200%
 Morbid BBR >200 %
b. Olahraga
Beberapa kegunaan olahraga teratur setiap hari bagi penderita DM adalah:
1) Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 11/2 jam
sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita
dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan
meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya
2) Mencegah kegemukan bila ditambah olahraga pagi dan sore
3) Memperbaiki aliran perifer dan menanbah suplai oksigen
4) Meningkatkan kadar kolestrol – high density lipoprotein
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
6) Menurunkan kolesterol(total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
c. Edukasi/penyuluhan
Harus rajin mencari banyak informasi mengenai diabetes dan
pencegahannya. Misalnya mendengarkan pesan dokter, bertanya pada
dokter, mencari artikel mengenai diabetes
d. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
(edukasi,pengaturan makan,aktivitas fisik) belum berhasil, bearti harus
diberikan obat obatan
e. Pemantauan gula darah
Pemantauan gula darah harus dilakukan secara rutin ,bertujuan untuk
mengevaluasi pemberian obat pada diabetes. Jika dengan melakukan lima
pilar diatas mencapai target,tidak akan terjadi komplikasi.
2. Medis
a) Terapi dengan Insulin
Terapi farmakologi untuk pasien diabetes melitus geriatri tidak berbeda
dengan pasien dewasa sesuai dengan algoritma, dimulai dari monoterapi
untuk terapi kombinasi yang digunakan dalam mempertahankan kontrol
glikemik. Apabila terapi kombinasi oral gagal dalam mengontrol glikemik
maka pengobatan diganti menjadi insulin setiap harinya.
b) Obat Antidiabetik Oral
1. Sulfonilurea
Pada pasien lanjut usia lebih dianjurkan menggunakan OAD generasi
kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena
adanya non ionic-binding dengan albumin sehingga resiko interaksi
obat berkurang demikian juga resiko hiponatremi dan hipoglikemia
lebih rendah. Dosis dimulai dengan dosis rendah. Glipizid lebih
dianjurkan karena metabolitnya tidak aktif sedangkan 18 metabolit
gliburid bersifat aktif. Glipizide dan gliklazid memiliki sistem kerja
metabolit yang lebih pendek atau metabolit tidak aktif yang lebih
sesuai digunakan pada pasien diabetes geriatri. Generasi terbaru
sulfoniluera ini selain merangsang pelepasan insulin dari fungsi sel
beta pankreas juga memiliki tambahan efek ekstrapankreatik.
2. Golongan Biguanid Metformi
Pada pasien lanjut usia tidak menyebabkan hipoglekimia jika
digunakan tanpa obat lain, namun harus digunakan secara hati-hati
pada pasien lanjut usia karena dapat menyebabkan anorexia dan
kehilangan berat badan. Pasien lanjut usia harus memeriksakan
kreatinin terlebih dahulu. Serum kretinin yang rendah disebakan
karena massa otot yang rendah pada orangtua.
3. Penghambat Alfa Glukosidase/Acarbose
Obat ini merupakan obat oral yang menghambat alfaglukosidase, suatu
enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
karbohidrat kompleks. Sehingga mengurangi absorb karbohidrat dan
menghasilkan penurunan peningkatan glukosa postprandial. Walaupun
kurang efektif dibandingkan golongan obat yang lain, obat tersebut
dapat dipertimbangkan pada pasien lanjut usia yang mengalami
diabetes 19 ringan. Efek samping gastrointestinal dapat membatasi
terapi tetapi juga bermanfaat bagi mereka yang menderita sembelit.
Fungsi hati akan terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak
menjadi masalah klinis.
4. Thiazolidinediones
Thiazolidinediones memiliki tingkat kepekaan insulin yang baik dan
dapat meningkatkan efek insulin dengan mengaktifkan PPAR alpha
reseptor. Rosiglitazone telah terbukti aman dan efektif untuk pasien
lanjut usia dan tidak menyebabkan hipoglekimia. Namun, harus
dihindari pada pasien dengan gagal jantung. Thiazolidinediones adalah
obat yang relatif .

IX. Pengkajian
A. Identitas pasien, meliputi :
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status perkawinan, Pendidikan,
Pekerjaan, Alamat, Tanggal Masuk, No. Register, ruangan tempat pasien
dirawat,
Diagnosa medis : Diabetes Mellitus
Penanggung jawab, meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan
pasien
B. Keluhan Utama
Klien biasanya mengeluhkan adanya nyeri.
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri, kesemutan pada
esktremitas,luka yang sukar sembuh Sakit kepala, menyatakan seperti mau
muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi, penyakit jantung
seperti Infark miokard
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya Ada riwayat anggota keluarga yang menderita DM
D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Vital Sign
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal,
Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi
komplikasi kulit terasa gatal.
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut Biasanya tidak terjadi pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP (Jugularis Venous
Pressure) normal 5-2 cmH2.
d. Pemeriksaan Dada (Thorak)
Pada pasien dengan penurunan kesadaran acidosis metabolic pernafasan
cepat dan dalam.
e. Pemeriksaan Jantung (Cardiovaskuler)
Pada keadaan lanjut bisa terjadi adanya kegagalan sirkulasi.
f. Pemeriksaan Abdomen
Dalam batas normal
g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
Sering BAK
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Sering merasa lelah dalam melakukan aktifitas, sering merasa kesemutan
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa
baal
j. Pemeriksaan Neurologi
GCS :15, Kesadaran Compos mentis Cooperative(CMC)
E. POLA AKTIVITAS
Meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pola Nutrisi
Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan
keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan
menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengarui
status kesehatan penderita. Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor
kulit jelek , mual muntah.
b. Pola Eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang
menyebabkan pasien sering kencing(poliuri) dan pengeluaran glukosa
pada urine(glukosuria). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Istirahat tidak efektif adanya poliuri,nyeri pada kaki yang luka,sehingga
klien mengalami kesulitan tidur
d. Pola Aktivitas
Kelemahan, susah berjalan dan bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur,tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan bahkan
sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahan otot otot pada
tungkai bawah menyebabkan penderita tidak mampu melakukan aktivitas
sehari hari secara maksimal, penderita mudah mengalami kelelahan.
X. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


.
1. DS : Resistensi insulin Ketidakstabilan gula
DO : darah

2. DS : Agen Cedera fisik Nyeri Akut


DO :
3. DS : Peningkatan Leukosit Infeksi
DO :
4. DS : Imobilitas Intoleransi Aktivitas
DO :

XI. Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
3. Infeksi berhubungan dengan peningkatan Leukosit
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan imobilitas

XII. Rencana Asuhan Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


.
1. Ketidakstabilan gula Setelah dilakukan tindakan  Manajemen hiperglikemia
darah b.d resistensi keperawatan selama 1x 24 Observasi :
insulin jam maka ketidakstabilan - Identifikasi kemungkinan
gula darah membaik penyebab hiperglikemia
KH : - Monitor tanda dan gejala
 Kestabilan kadar hiperglikemia
glukosa darah Terapeutik :
membaik - Berikan asupan cairan oral
 Status nutrisi Edukasi :
membaik - Ajurkan kepatuhan terhadap
 Tingkat pengetahuan diet dan olah raga
meningkat Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
insulin 6 Iu

 Edukasi program
pengobatan
Observasi :
- Identifikasi pengobatan
yang direkomendasi
Terapeutik :
- Berikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
- Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
- Anjurkan mengosomsi obat
sesuai indikasI
2. Nyeri Akut b.d Agen Setelah dilakukan tindakan  Manajemen nyeri
cedera fisik Keperawatan 1 x24 jam Observasi :
diharapkan nyeri menurun - Identifikasi identifikasi
KH : lokasi, karakteristik, durasi,
 Tingkat nyeri frekuensi, kualitas,intensitas
menurun nyeri
 Penyembuhan luka - Identifikasi skala nyeri
membaik Terapeutik :
 Tingkat cidera - Berikan teknik non
menurun farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab dan
periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik

 Edukasi teknik nafas dalam


Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas
dalam
- Jelaskan prosedur teknik
nafas dalam
3. Infeksi b.d peningkatan Setelah dilakukan tintdakan  Pencegahan Infeksi
Leukosit keperawatan selama 1x 24 Observasi
jam maka tingkat infeksi - Monitor tanda dan gejala
menurun infeksi lokal dan sistematik
KH : Terapetik
 Tingkat nyeri - Berikan perawatan kulit
menurun pada area edema
 Integritas kulit dan - Cuci tangan sebelum dan
jaringan membaik sesudah kontak dengan
 Kontrol resiko pasien dan lingkungan
meningkat pasien
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik

 Perawatan luka
Observasi :
- Monitor karakteristik luka
(drainase, warna ukuran,
bau)
- Monitor tanda tanda infeksi
Terapeutik :
- Lepaskan balutan dan
plester seccara perlahan
- Bersihkan dengan Nacl
- Bersihkan jaringan nikrotik
- Berikan salaf yang sesuai
kekulit
- Pertahan teknik steril saat
melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Jelaskan tanda,gejala infeksi
Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur
debridement
4. Intoleransi Aktivitas b.d Setelah dilakukan tintdakan  Terapi aktivitas
imobilitas keperawatan selama 1x 24 Observasi :
jam intoleransi aktivitas - Identifikasi defisit tingkat
membaik aktivitas
KH : - Identifikasi kemapuan
 Toleransi aktivitas berpartisipasi dalam
membaik aktivitas tertentu
 Tingkat keletihan Terapeutik :
menurun - Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuiakan lingkungan
untuk mengakomodasi
aktivitas yang di pilih
- Libatkan keluarga dalam
aktivitas
Edukasi:
- Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih

 Manajenen program latihan


Observasi :
- Identifikasi pengetahuan
dan pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
- Identifikasi kemampuan
pasien beraktivitas
Terapeutik :
 Motivasi untuk memulai/
melanjutkan aktivitas fisik
Edukasi:
 Jelaskan mamnfaat aktivitas
fisik
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
MELAKUKAN PERAWATAN LUKA

A. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan menganti balutan, membersihkan luka pada luka kotor
B. Tujuan :
 Mencegah infeksi
 Membantu penyembuhan luka
C. Peralatan
Bak Instrumen yang berisi
o Pinset Anatomi
o Pinset Chirurgis
o Gunting Debridemand
o Kasa Steril
o Kom: 3 buah

Peralatan lain terdiri dari:

o Sarung tangan
o Gunting Plester
o Plester atau perekat
o Alkohol 70%/ wash bensin
o Desinfektant
o NaCl 0,9%
o Bengkok: 2 buah,1 buah berisi larutan desinfektan
o Verband
o Obat luka sesuai kebutuhan
D. Langkah-langkah :
I. Tahap pra interaksi
a. Melakukan Verifikasi program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
II. Tahap orientasi
- Memberikan salam dan menyapa nama pasien
- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
- Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
III. Tahap kerja
 Menjaga Privacy
 Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
 Membuka peralatan
 Memakai sarung tangan
 Membasahi plaster dengan alkohol/wash bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
 Membuka balutan lapis terluar
 Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
 Membuka balutan lapis dalam
 Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
 Melakukan debridement
 Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl
 Melakukan kompres desinfektant dan tutup dengan kassa
 Memasang plester atau verband
 Merapikan pasien
IV. Tahap Terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
- Berpamitan dengan klien
- Membereskan alat-alat
- Mencuci tangan
V. Dokumentasi
1. Mencatat kegiatan dalam lembar/ catatan keperawatan
2. Catat waktu pelaksanaan tindakan
3. Catat respons pasien
4. Paraf dan nama perawat jaga
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Jenis Kegiatan : Pendidikan kesehatan


Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 November 2020
Tempat : RSU. Dr. Slamet
Waktu : 09.00 WIB
Sasaran : Tn. S dan keluarga

A. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran penyuluhan dapat memahami
tentang apa itu Diabetes Mellitus
Tujuan Ksusus
1. Menjelaskan pengertian Diabetes Mellitus  
2. Menyebutkan penyebab Diabetes Melitus  
3. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Melitus  
4. Menyebutkan cara mencegah komplikasi Diabetes Melitus  
5. Menyebutkan pantangan makanan bagi penderita Diabetes Mellitus
6. Menyebutkan makanan sehat untuk penderita Diabetes Mellitus
B. MATERI
Terlampir
C. METODE
Ceramah
Tanya Jawab
D. MEDIA
Leaflet
E. PELAKSANAAN KEGIATAN/ PENYULUHAN

NO. WAKTU TAHAP KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN SASARAN


KEGIATAN
1. 5 Menit Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri penyuluh
3. Menyampaikan 3. Mendengarkan
tujuan penyuluh
4. Kontrak waktu 4. Menyetujui waktu
pelaksanaan Pelaksanaan
2. 15 Menit Kegiatan Inti 1. Menggali 1. Menyampaikan
kemampuan sasaran pengetahuannya
tentang materi yang tentang materi
diberikan penyuluhan
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan dan
mengenai memperhatikan
pengertian, penyuluh
penyebab, gejala, 3. Bertanya tentang
pencegahan, materi yang
pantangan makanan diberikan
dan makanan yang 4. Menjawab
sehat bagi penderita pertanyaan
Diabetes Mellitus
3. Memberi
kesempatan pada
klien untuk bertanya
4. Memberikan
pertanyaan kepada
sasaran tentang
materi yang diberi.
3. 5 Menit Penutup 1. Menyimpulkan dan 1. Sasaran
mengklarifikasi mendengarkan
tentang meteri kesimpulan.
penyuluhan yang 2. Mendengarkan
diberikan penyuluh dan
2. Menutup acara dan mengucapkan
membuat salam
kesimpulan dari
materi yang
diberikan
F. EVALUASI

NO. HAL YANG DI NILAI KETERANGAN HASIL


1. Pemasukan
1. Sasaran 1. Berapa jumlah sasaran ? 1. Keluarga
2. Media 2. Apakah media sudah 2. Sesuai dan
menarik ? sangat menarik
2. Proses
1. Keaktifan peserta 1. Apakah peserta aktif 1. Cukup aktif
bertanya ?
2. Materi penyampaian 2. Apakah penyampaian 2. Cukup jelas
materi sudah jelas ?
3. Pengeluaran
Penerimaan materi yang di Memberikan pertanyaan seputar Enam pertanyaan dapat
sampaikan materi yang disampaikan dijawab

* Dengan pertanyanaan sebagai berikut:


1) Sebutkan pengertian Diabetes Mellitus ?
2) Sebutkan penyebab Diabetes Melitus ?
3) Sebutkan tanda dan gejala Diabetes Melitus ?
4) Menyebutkan pencegahan Diabetes Melitus  
5) Menyebutkan pantangan makanan bagi penderita Diabetes Mellitus
6) Menyebutkan makanan sehat untuk penderita Diabetes Mellitus

LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN DIABETES MELLITUS
A. PENGERTIAN DIABETES MELLITUS
Diabetes melitus adalah kelainan heterogen yang dikelola oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner & Suddarth, 2002). Diabetes
Melitus (DM) atau disingkat diabetes adalah gangguan kesehatan yang berupa
skumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula glukosa) darah akibat
kekurangan atau resistensi insulin. Penyakit ini sudah lama dikenal, terutama di
kalangan keluarga, khususnya keluarga berbadan besar (kegemukan) bersama dengan
gaya hidup “tinggi”. Kenyataannya kemudian, DM menjadi penyakit masyarakat
umum, menjadi beban kesehatan masyarakat, meluas dan membawa banyak kematian.
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada
seluruh status sosial ekonomi. Saat ini penanggulangan penyakit DM belum skala
prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun dampak dampak negatif yang
ditimbulkannya cukup besar antara komplikasi lain kronik pada penyakit jantung
kronis, hipertensi, otak, sistem, hati, mata dan ginjal.

B. PENYEBAB DIABETES MELLITUS


1. Kelainan genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes,
kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya dapat menghasilkan insulin dengan
baik. Tetapi resikonya terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan
berat badan stres dan kurang bergerak.
2. Usia
Biasanya manusia mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis menurun
dengan cepat setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah
usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih sehingga tubuhnya tidak
terkena insulin.
3. Gaya hidup stres
Stres cenderung cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-
manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otal. Serotonin ini
memiliki efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Terapi gula dan
lemak yang berbahaya bagi mereka yang beresiko terkenan diabetes.
4. Pola makan yang salah
Pola makan pada penderita diabetes harus benar-benar perhatian. Baik jadwal,
jumlah, maupun jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan, penderita diabetes
biasanya memiliki kecenderungan kandungan gula darah yang tidak terkontrol.
Kadar gula darah akan meningkat drastis setelah mengkonsumsi jenis makanan
tertentu. Oleh sebab itu, pola makan dan jenis makanan penyakit diabetes ini harus
diatur sedemikian rupa. Kebutuhan makanan bagi penderita penyakit diabetes
tidak hanya sekedar mengisi lambung. Tetapi, makanan tersebut harus mampu
menjaga kadar gula darah dan memberikan terapi bagi penderita diabetes itu
sendiri. Oleh sebab itu, jadwal, jumlah dan jenis makanan yang masuk ke dalam
tubuh penderita harus benar-benar diatur sedemikian rupa sehingga mampu
memberikan terapi bagi kesembuhan penyakit penyakit gula tersebut.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Kadar gula melebihi batas normal
2. Cepat lapar, mudah haus, sering kencing
3. Merasa cepat lelah, kurang bertenaga, mudah mengantuK
4. Luka sukar sembuH
5. Kesemutan
6. Pandangan mata kabur

D. CARA MENCEGAH KOMPLIKASI


Komplikasi Diabetes sering terjadi pada berbagai anggota tubuh di antaranya,
kulit, syaraf, dan anggota tubuh lainnya. Untuk mencegah komplikasinya, anda dapat
melakukan:
1. Pemeriksaan mata 1 tahun sekali
2. Pemeriksaan laboratorium teratur (gula darah, kolesterol, dll)
3. Pemeriksaan dan perawatan gigi 6 bulan sekali
4. Pencegahan luka dan perawatan kaki
5. Berhenti merokok
6. Berolahraga secara teratur
7. Menurunkan kelebihan berat badan

E. PANTANGAN MAKANAN BAGI YANG TERKENA DIABETES MELLITUS


Pantangan Makanan bagi yang terkena Diabetes Militus:
1. Nasi
2. Pasta dan mie
3. Roti
4. Buah-buahan
5. Kentang
6. Gorengan
7. Makanan siap saji
8. Makanan tinggi kadar lemak
9. Soda dan kafein

F. MAKANAN SEHAT UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS


1. Gandum
Karena gandum mengandung protein dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh
2. Havermut
Cara kerja serat oatmeal sangat baik untuk mengontrol gula darah.
3. Beras merah
Makanan ini akan mengurangi kadar gula darah dalam tubuh dibanding beras
putih. Beras merah kaya serat, perbandingan antara beras putih dan beras merah
adalah 1: 8.
4. Yogurt tanpa lemak
Yoghurt tanpa lemak, bisa jadi pilihan sehat untuk cemilan yang nikmat.
5. Bawang putih
Fungsi bawang putih bagi tubuh adalah makanan rendah kolesterol jahat. Penyakit
dapat menentukan korban penyakit lain seperti diabetes. Kandungan protein,
vitamin A, B-1 pada bawang putih berfungsi sangat baik bagi penderita diabetes
karena dapat menormalkan kadar gula dalam darah.
6. Buah acai berry
Buah ini sangat baik bagi tubuh, semakin gelap warna kulit buah maka akan
semakin banyak kandungan zat antioksidan yang baik bagi tubuh. Kandungan
asam lemak omega 3 dan 6 pada Acai Berry dapat memperbaiki kerusakan akibat
diabetes.

7. Bayam
Kandungan lutein pada sayur bayam dapat menormalkan kembali kadar gula yang
terdapat dalam tubuh. Bayam termasuk makanan 4 sehat 5 sempurna yang sangat
dikonsumsi untuk siapa saja.
8. Minyak zaitun
Kandungan lemak tak jenuh pada minyak zaitun dapat menurunkan lemak jahat
pada tubuh. Kegemukan latihan berolahraga akan meningkatkan risiko terkena
diabetes militus.
9. Buah-buahan yang dapat dikonsumsi buah naga, apel hijau, buah mengkudu, buah
pepaya, cuka apel, alpukat, jambu air, belimbing wulu.

Anda mungkin juga menyukai