TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 PENGERTIAN
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak
efisien menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur
kadar gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah efek
yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi
A. Pengertian
diabetes atau neuropati adalah luka yang terjadi pada pasien yang diabetik
B. Klasifikasi
2017).
2. Berdasarkan Waktu dan Lamanya
penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi
luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik
C. Derajat Luka
atau selulitis (dengan kata lain: kulit utuh, tetapi ada kelainan
persendian
syaraf atau masalah sirkulasi yang serius yang dapat menimbulkan efek
1. Neuropati
melitus karena kadar gula dalam darah yang tinggi yang bisa
2016).
2. Angiopathy
gangren diabetik, yaitu luka pada kaki yang merah kehitaman atau
a. Genetik
tertentu. HLA ialah kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
b. Immunologi
Pada diabetes type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon autoimum. Ini
c. Lingkungan
Faktor-faktor resiko :
tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah,
mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung
kedalam sel sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun
makan
mulai berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10
kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas
diobati, akan timbul rasa mual (PERKENI, 2015).
2015) adalah:
1. Kesemutan
4. Kram
5. Mudah mengantuk
6. Mata kabur
10. Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian
janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari
4kg.
2.1.4 PATOFISIOLOGI
produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping glukosa yang
berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun tetap berada dalam
darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang
pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliurea), dan rasa haus
subtansi lain). Namun pada penderita difisiensi insulin, proses ini akan terjadi
abdomen mual, muntah, hiperventilasi , nafas berbau aseton dan bila tidak
ditangani akan menimbulkan penurunan kesadaran, koma bahkan kematian.
gula darah yang sering merupakan komponen terapi yang penting. (Smeltzer
belum jelas, faktor genetik dikatakan memiliki peranan yang sangat penting
dalam munculnya DM tipe II. Faktor genetik ini akan berinterksi dengan
diet, dan tingginya kadar asam lemak bebas (Smeltzer 2015 dan Bare,2015).
dan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terkait dengan reseptor khusus
sel. Resistensi insulin DM tipe II disertai dengan penurunan reaksi intra sel.
sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada
tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel sel B
gangguan sekresi insulin yang berupakan ciri khas DM tipe II, namun masih
lemak dan produksi badan keton yang menyertainya, karena itu ketoasidosis
diabetik tidak terjadi pada DM tipe II, meskipun demikian, DM tipe II yang
lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan kabur (jika kadar glukosanya
1) Komplikasi Akut
b. Hipoglikemi
atau penyakit
1) Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Kadar Glukosa Darah
No Pemeriksaan Normal
3) Urine
4) Kultur pus
2.1.7 PENATALAKSANAAN
yang dapat menjadi masalah bagi penderita diabetes pasien lanjut usia.
Alat yang digunakan untuk menentukan dosis insulin yang tepat yaitu
jenis insulin regular (R) dan insulin kerja sedang ,Idealnya insulin
diberikan sekali untuk kebutuhan basal dan tiga kali dengan insulin
a. Sulfonilurea
Fungsi hati akan terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut
d. Thiazolidinediones
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengumpulan Data
(Sugiono, 2015).
1) Identitas
Diabetes Melitus.
5) Pemeriksaan Fisik
dan auskultasi.
a) Tanda-tanda Vital
b) Sistem Penginderaan
d) Sistem Kardiovaskuler
e) Sistem Pencernaan
f) Sistem Perkemihan
g) Sistem Integumen
h) Sistem Muskuloskeletal
atau kebas.
i) Sistem Neurologi
- Nervus I (Olfactorius)
- Nervus II (Opticus)
kedalam.
lapang pandang.
ekstraokuler.
- Nervus IV (Throclearis)
kedalam.
- Nervus V (Abdusen)
- Nervus VI (Trigeminus)
keseimbangan
- Nervus X (Hipoglosus)
tersebut.
6) Analisa Data
Gangguan integritas
jaringan
Gejala dan Tanda Insulin menurun Defisit nutrisi
Mayor
Subjektif : (tidak
tersedia) Glukosa tidak dapat masuk
Objektif : ke sel
- Berat badan menurun
minimal 10% di
bawah rentang ideal . Sel tubuh kekurangan
Gejala dan Tanda glukosa
Minor
Subjektif : Peningkatan penggunaan
- Cepat kenyang setelah protein dan glukogen oleh
makan jaringan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun Penurunan BB
.
Objektif : Defisit nutrisi
- Bising usus
hiperaktif
- Otot pengunyah
lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa
pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare
Gejala dan Tanda Defisiensi insulin Perfusi perifer tidak
Mayor efektif
Subjektif : - Anabolisme protein
Objektif : menurun
- Pengisian kapiler >3
detik. Kerusakan pada antibodi
- Nadi perifer menurun
atau tidak teraba. Kekebalalan tubuh menurun
- Akral teraba dingin.
- Warga kulit pucat. Neuropati sensori perifer
- Turgor kulit menurun.
Tidak merasa nyeri pada
Gejala dan Tanda luka
Minor
Subjektif : Gangrene
- Parastesia.
- Nyeri ekstremitas Iskemik jaringan
(klaudikasi
intermiten). Perfusi perifer tidak efektif
Objektif :
- Edema
- Penyembuhan luka
lambat
- Indeks ankle-brachial
< 0,90
- Bruit femoral.
Gejala dan Tanda Defisiensi insulin Hypovolemia
Mayor
Subjektif : - Penurunan pemakaian
Objektif : glukosa
- Frekuensi nadi
meningkat Hiperglikemia
- Nadi teraba lemah
- Tekanan darah
menurun Glycosuria
- Tekanan Nadi
menyempit Osmotic diuresis
- Turgor kulit Polyuria
menyempit
- Membran mukosa Dehidrasi
kering
- Voluem urin menurun Hypovolemia
- Hemtokrit meningkat
Resiko infeksi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
insulin
makanan
h) Resiko infeksi
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
(SDKI)
1 (D.0027) Kestabilan Kadar - Identifikasi - Monitor kadar
Ketidakstabilan Glukosa Darah kemungkinan glukosa darah akan
glukosa darah (L.03022) penyebab memberikan hasil
berhubungan Setelah dilakukan hiperglikemia yang memuaskan
dengan resistensi tindakan keperawatan - Monitor tanda dan (stabil) jika
insulin selama 3 x 24 jam gejala digunakan dengan
maka ketidakstabilan hiperglikemia benar dan dipelihara
kadar glukosa darah Terapeutik : dengan baik.
menigkat dengan - Berikan asupan - Tanda awal
kriteria hasil : cairan oral hiperglikemia pada
Kestabilan kadar Edukasi : diabetes antara lain
glukosa darah - Ajurkan kepatuhan peningkatan rasa
membaik (5) terhadap diet dan haus, sakit kepala,
Status nutrisi olahraga lemah, sering BAK,
membaik (5) Kolaborasi : dan mudah lapar
Tingkat - Kolaborasi - Terjadi atau tidak
pengetahuan pemberian insulin 6 komplikasi
meningkat (1) Iu ketoadosis diabetik
- Tergantung pada
Edukasi Program kesempatan
Pengobatan kehilangan cairan,
Observasi : perbedaan
- Identifikasi ketidakseimbangan
pengobatan yang elektrolit / metabolik
direkomendasi mungkin ada /
memerlukan
Terapeutik : perbaikan.
- Berikan dukungan - Untuk bisa
untuk menjalani menentukan
program hipovolemia dapat
pengobatan dimanifestasikan
dengan baik dan oleh hipotensi dan
benar takikardi
- Pemberian insulin
Edukasi :
berfungsi untuk
- Jelaskan manfaat
mempertahankan
dan efek samping
jumlah glukosa
pengobatan
dalam darah tetap
- Anjurkan
normal.
mengkonsumsi obat
- Mempertahankan
sesuai indikasi.
hidrasi/volume
sirkulasi
- Memberikan
perkiraan kebutuhan
2 (D.0077) Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri - Untuk membantu
Nyeri akut (L.08066) (I.12391) memilih intervensi
berhubungan Setelah dilakukan Observasi : yang cocok dan
dengan agen tindakan - Identifikasi lokasi, untuk mengevaluasi
cedera pisiologis Keperawatan 3 x24 karakteristik, durasi, keefektifan dari
jam diharapkan frekuensi, kualitas, terapi yang diberikan
tingkat nyeri intensitas nyeri - Membantu dan
menurun dengan - Identifikasi skala mengidentifikasi
kriteria hasil : nyeri skala nyeri
- Keluhan nyeri - Identifikasi respons yangdirasakan pasien
menurun (5) nyeri non verbal - Teknik non
- Meringis menurun - Identifikasi faktor farmakologi
(5) yang bermanfaat untuk
- Sikap protektif memperberat dan menurunkan rassa
menurun (5) memperingan nyeri nyeri dan dapat
- Gelisah (5) - Identifikasi mendorong komponen
- Kesulitan tidur pengetahuan dan psikoemosional dan
menurun (5) keyakinan tentang spiritual
- Mual muntah nyeri - Memberikan
menurun (5) - Identifikasi ketenangan pada
- Frekuensi nadi pengaruh budaya pasien sehingga nyeri
membaik (5) terhadap respon tidak bertambah
- Pola napas nyeri - Menggunakan strategi
membaik (5) - Identifikasi ini sejalan dengan
- Tekanan darah pengaruh nyeri pada analgetik dapat
membaik (5) kualitas hidup menghasilkan
- Monitor peredaan lebih efektif
keberhasilan terapi - Analgetik lebih
komplementer yang efektif bila diberikan
sudah diberikan pada awal siklus nyeri
- Monitor efek - Analgetik berfungsi
samping untuk meningkatkan
penggunaan ambang nyeri
analgetik
Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri (mis.TENS,
hypnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan
yang
memperberat rasa
nyeri (mis.suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian analgetik
3 (D.0129) Integritas Kulit dan Perawatan Luka - Untuk mengetahui
Gangguan Jaringan (L.12125) (I.14564) kondisi luka
integritas Setelah dilakukan Observasi : - Untuk mengetahui
jaringan tindakan keperawatan - Monitor karakteristik luka terinfeksi atau
berhubungan diharapkan gangguan luka (mis.drainase, tidak
dengan integritas kulit / warna, ukuran, bau) - Agar pasien merasa
perubahan jaringan meningkat - Monitor tanda-tanda nyaman
sirkulasi dengan kriteria hasil : infeksi - Untuk mencegah
-Kerusakan Jaringan Terapeutik : infeksi
menurun (5) - Lepaskan balutan - Merangsang
-Nyeri menurun (5) dan plester secara penyembuhan luka
-Kemerahan Menurun perlahan lebih cepat
(5) - Cukur rambut - Mempercepat
-Nekrotis menurun disekitar daerah luka, kesembuhan luka
(5) jika perlu - Mempercepatkan
- Bersihkan dengan kesembuhan luka
cairan NaCl atau - Mencegah infeksi
pembersih nontoksik, - Untuk mencegah
sesuai kebutuhan kontaminasi
- Bersihkan jaringan mikroorganisme
nekrotik - Mencegah infeksi
- Berikan salep yang - Mencegah dekubitus
sesuai ke kulit/lesi, - Mempercepat
jika perlu kesembuhan luka
- Pasang balutan - Mempercepat
sesuai jenis luka kesembuhan luka
- Pertahankan teknik - Untuk menghilangkan
steril saat melakukan nyeri
perawatan luka - Menambah informasi
- Ganti balutan sesuai terkait penyakit yang
jumlah eksudat dan diderita
drainase - Untuk mempercepat
- Jadwalkan perubahan kesembuhan luka
posisi setiap 2 jam - Agar keluarga dan
atau sesuai kondisi pasien mampu secara
pasien mandiri melakukan
- Berikan diet dengan perawatan luka
kalori 30-35 - Membantu
kkal/kgBB/hari mempercepat
dengan protein 1,25- penyembuhan luka
1,5g/kgBB/hari - Mencegah infeksi
- Berikan suplemen
vitamin dan mineral
(mis. vitamin A,
vitamin C, Zinc,
asam amino), sesuai
indikasi
- Berikan terapi TENS
(stimulasi saraf
transkutaneous), jika
perlu
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
- Anjurkan prosedur
perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi :
- Kolaborasi prosedur
debridement (mis.
enzimatik, biologis,
mekanis,
- autolitik), jika perlu
- Kolaborasi
pemberian antibiotik,
jika perlu
4 (D.0019) Status Nutrisi Manajemen Nutrisi - Untuk mengetahui
Defisit nutrisi (L.03030) (I.03119) jumlah input dan
berhubungan Setelah dilakukan Observasi output makanan dan
dengan tindakan keperawatan - Identifikasi status ciran
ketidakmampuan diharapkan status nutrisi - Membantu
mencerna nutrisi membaik - Identifikasi alergi membentu koping
makanan dengan kriteria hasil: dan intoleransi positif terkait
-Porsi makan yang makanan pemenuhan nutrisi
dihabiskan (5) - Identifikasi makanan - Modifikasi diet
-Perasaan cepat yang disukai untuk
kenyang menurun (5) - Identifikasi mempertahankan
-Berat badan membaik kebutuhan kalori nutrisi
(5) dan jenis nutrien
- Untuk mencegai
-IMT membaik (5) - Identifikasi perlunya
terjadinya konstipasi
penggunaan selang
nasogastrik
- Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral
hygienis sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet (mis.
piramida makanan)
- Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makanan melalui
selang nasogastrik
jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. pereda nyeri,
antlemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
Edukasi Kesehatan
Observasi
- Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
- Identifikasi faktor-
faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
5 (D.0009) Perfusi Perifer Perawatan Sirkulasi - Untuk mengetahui
Perfusi Perifer (L.02011) (I.14570) kemungkinan adanya
Tidak Efektif Setelah dilakukan Observasi : gangguan pada
tindakan keperawatan - Periksa sirkulasi perfusi perfier
diharapkan perfusi perifer (mis. Nadi - Beberapa penyakit
perifer meningkat perifer, edema, seperti diabetes ,
dengan kriteria hasil: pengisian kapiler, hipertensi ,
-Warna kulit pucat warna, suhu, hiperkolesterol dapat
menurun (5) anklebrachialindex). menyebabkan
-Parastesia meurun (5) - Identifikasi faktor gangguan sirkulasi
-Akral membaik (5) risiko gangguan perifer
-Turgor kulit membaik sirkulasi (mis. - Mengetahui adanya
(5) Diabetes Melitus masalah atau
Tipe II, perokok, gangguan yang
orang tua, hipertensi terjadi pada bagian
dan kadar kolesterol perifer tubuh
tinggi). - Untuk mencegah
- Monitor panas, kekurangan /
kemerahan, nyeri/ perubahan sirkulasi
kesemutan, atau perifer
bengkak pada - Sirkulasi perfier
ekstremitas yang terganggu
Terapeutik : dapat
- Hindari pengukuran memperlambatpenye
tekanan darah pada mbuhan luka pada
ekstremitas dengan area yang cedera
keterbatasan perfusi. - Untuk mencegah
- Hindari penekanan munculnya infeksi
dan pemasangan akibat invasi bakteri
tourniquet pada area - Mencegah terjadinya
yang cedera. luka pada kaki
- Lakukan perawatan - Merokok merupakan
kaki dan kuku. salah satu pemicu
- Lakukan hidrasi. terjadinya ganggaun
Edukasi : perfusi perifer
- Anjurkan berhenti - Untuk memperlanjar
merokok. sikulasi perfusi
- Anjurkan olahraga perifer
rutin.
- Anjurkan mengecek
air mandi untuk
menghindari kulit
terbakar.
- Anjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat (mis.
- Melembabkan kulit
kering pada
kaki).
- Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus
dilaporkan (mis.
Rasa sakit yang
tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya
rasa)
6 (D.0023) Keseimbangan Cairan Manajemen - Untuk mengetahui
Hypovolemia (L.03020) hypovolemia (I.03114) adanya tanda-tanda
b.d Setelah dilakukan Observasi : dehidrasi dan
hiperglikemia tindakan keperawatan - Periksa tanda dan mencegah syok
selama 3 x 24 jam gejala hipovolemia. hipovolemik
status cairan membaik - Monitor intake dan - Untuk mengumpulkan
dengan kriteria hasil : output cairan. dan menganalisis data
- Membrane mukosa Terapeutik : pasien untuk mengatur
lembap/membaik (5) - Berikan asupan keseimbangan cairan
- Frekuensi nadi cairan oral - Untuk memberikan
membaik(5) Edukasi : hidrasi cairan tubuh
- Tekanan darah - Anjurkan secara parenteral
membaik(5) memperbanyak - Untuk
- Turgor kulit membaik asupan cairan oral. mempertahankan
(5) - Anjurkan cairan
menghindari - Untuk mencegah
perubahan posisi dehidrasi
mendadak. - Untuk memprediksi
Kolaborasi : perbaikan
Kolaborasi peberian hemodinamik pasien
cairan IV dalam pemberian
resusitasi cairan
- Untuk mengatasi
dehidrasi
- Untuk membantu
meningkatkan cairan
yang hilang dari dalam
tubuh
- Untuk menghindari
terjadi nya syok
- Untuk menambah
cairan dan darah di
dalam tubuh
7 (D.0056) Toleransi Aktivitas Manajemen Energi - Untuk mengetahui
Intoleransi (L.05047) (I.05178) gangguan fungsi
Aktivitas Setelah dilakukan Observasi : tubuh yang dialami
berhubungan tintdakan - Identifikasi gangguan pasien akibat
dengan keperawatan selama fungsi tubuh yang kelelahan
imobilitas 3 x 24 jam toleransi mengakibatkan - Untuk mengetahui
aktivitas meningkat kelelahan tingkat kelelahan
dengan kriteria hasil : - Monitor kelelahan fisik dan emosional
Frekuensi nadi fisik dan emosional pasien.
meningkat (5) - Monitor pola tidur - Untuk mengetahui
Kemudahan dalam - Monitor lokasi dan pola tidur pasien
melakukan aktivitas ketidaknyamana apakah teratur atau
sehari-hari meningkat selama melakukan tidak.
(5) aktivitas - Untuk mengetahui
Keluhan lelah Terapeutik : lokasi dan tingkat
menurun (5) - Sediakan lingkungan ketidaknyamanan
Perasaan lelah nyaman dan rendah pasien selama
menurun (5) stimulus melakukan aktivitas.
(mis.cahaya,suara,ku - Untuk memberikan
njung an) rasa nyaman bagi
- Lakukan latihan pasien
gerak rentang pasif - Untuk meningkatkan
dan/atau aktif dan melatih massa
- Berikan aktivitas otot dan gerak
distraksi yang ektremitas pasien
menenangkan mengalihkan rasa
- Fasilitasi duduk disisi ketidaknyamanan
tempat tidur,jika tidak yang dialami pasien.
dapat berpindah atau - Untuk melatih gerak
berjalan mobilisasi pasien
Edukasi : selama dirawat.
- Anjurkan tirah - Untuk memberikan
baring kenyamanan pasien
- Anjurkan saatberistirahat
melakukan aktivitas - Agar perawat bisa
secara bertahap dengan segera
- Anjurkan mengkaji dan
menghubungi merencanakan
perawat jika tanda kembali tindakan
dan gejala kelelahan keperawatan yang
tidak berkurang bisa diberikan.
Kolaborasi : - Agar pasien dapat
- Kolaborasi dengan mengatasi
ahli gizi tentang kelelahannya secara
cara meningkatkan mandiri dengan
asupan makanan. mudah.
- Untuk
memaksimalkan
proses penyembuhan
pasien
8 (D.0142) Kontrol Resiko Pencegahan - Agar mengurangi
Resiko infeksi (L.14137) Infeksi terjadinya
Setelah dilakukan (I.14539) kontaminasi akibat
tindakan keperawatan Obsevasi : bakteri
selama 3 x 24 jam, - Monitor tanda dan - Agar perawat dan
tingkat infeksi gejala infeksi pasien terhindar
menurun dengan lokal dan sistemik dari paparan bakteri
kriteria hasil : Terapeutik : maupun agen
1. Kemampuan - Berikan perawatan penyebab penyakit
mencari informasi kulit pada area luka infeksi lainnya
tentang faktor resiko - Cuci tangan sebelum - Agar mencegah
meningkat (5) dan setelah kontak penyebaran/
2. Kemampuan dengan pasien dan melindungi pasien
mengidentifikasi lingkungan pasien dari proses infeksi
faktor resiko - Pertahankan teknik lain\
meningkat (5) aseptic - Dengan pemberian
3. Kemampuan Edukasi : antibiotic dapat
melakukan strategi - Jelaskan tanda dan membunuh
kontrol resiko gelaja infeksi mikroorganisme
meningkat (5) - Ajarkan cara penyebab infeksi
4. Kemampuan memeriksa kondisi
modifikasi gaya luka operasi
hidup meningkat (5) - Anjurkan
5. Kemampuan meningkatkan
mengenali asupan nutrisi.
perubahan status
kesehatan
meningkat (5)
6. Demam menurun
(5)
7. Kemerahan
menurun (5)
8. Nyeri menurun (5)
9. Bengkak menurun
(5)
10. Kultur darah
membaik (5)
4. Implementasi Keperawatan
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2017).
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
5. Evaluasi Keperawatan
kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat
tindakan yang dilakukan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan yang
secara efektif membersihkan luka terinfeksi dari jaringan nekrotik. Kasa lembab
dapat mengabsorbsi semua eksudat dan debris luka. Lapisan luar kering
membantu menarik kelembapan dari luka ke dalam balutan dengan aksi kapiler.
(Ghofar, 2017)
dilakukan untuk membersihkan luka, mengobati luka serta menutup luka dengan
2.3.2 Tujuan
2. Mencegah penyebaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari luka ke
daerah sekitar
Penggunaan madu sebagai obat telah dikenal sejak puluhan ribu tahun
yang lalu, dan digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit lambung, batuk,
dan mata (Subrahmanyam et al., 2015). Selain itu madu juga dapat digunakan
sebagai terapi topikal untuk luka bakar, infeksi, dan luka ulkus. Sampai saat
ini telah banyak hasil penelitian yang melaporkan bahwa madu efektif untuk
perawatan luka baik secara klinis maupun laboratorium. Ada beberapa hasil
2015).
pada luka. Madu efektif sebagai terapi topikal, ini dikarenakan kandungan
nutrisi yang terdapat di dalam madu dan hal ini sudah di ketahui secara luas.
glukosa, 40% fruktosa, 20% air dan asam amino, vitamin Biotin, asam
Nikotinin, asam Folit, asam Pentenoik, Proksidin, Tiamin, Kalsium, zat besi,
Magnesium, Fosfor dan Kalium. Madu juga mengandung zat antioksidan dan
H2O2 (Hidrogen Peroksida) sebagai penetral radikal bebas. Tujuan tulisan ini
adalah memberikan gambaran dari kandungan dan sifat madu sehingga madu
Kandungan dan sifat madu dapat berbeda tergantung dari sumber madu
(Gheldof et al., 2018). Pada saat ini salah satu madu yang cukup dikenal
luas dalam perawatan luka adalah Manuka Honey. Manfaat madu tidak
hanya dapat diperoleh dari madu Manuka yang telah terdaftar dan
tersertifikasi sebagai salah satu komponen perawatan luka tetapi juga
(Gunawan, 2017)
kandungan nutrisi dan sifat dari madu. Kandungan yang ada di dalam
memiliki efek anti bakteri pada beberapa jenis luka infeksi salah
(Efem, 2018). Kandungan gula yang tinggi pada madu jika kontak
dengan cairan luka khususnya luka kronis, cairan luka akan akan
terlarut, sehingga luka menjadi lembap dan ini baik untuk proses
penyembuhan.
b) Hedrogen peroksida
peroksida akan dihasilkan. Hal ini terjadi akibat adanya reaksi enzim
dan akan mengurangi bau yang tidak enak pada luka khususnya luka
Selain itu hidrogen peroksida yang dihasilkan tergantung dari jenis dan
tikus menunjukkan pada hari ketiga telah terbentuk sel darah baru
(angiogenesis) dan ini efektif untuk perawatan luka. Selain itu Madu ini
dan kolonisasi. Selain itu dari kandungan air yang terdapat dalam madu
luka ulkus kaki, luka dekubitus, ulkus kaki diabet, infeksi akibat trauma
dan pasca operasi serta luka bakar. Madu dapat meningkatkan waktu
penyembuhan luka bakar (Evan and Flavin, 2015). Hasil studi kasus yang
diabetik.
Ada beberapa tips yang dapat digunakan saat merawat luka menggunakan
a. Gunakan jumlah madu sesuai dengan jumlah cairan atau eksudat yang
terlarut dengan eksudat luka. Jika tidak ada cairan luka, balutan dapat
langsung pada luka, madu akan meleleh sehingga keluar area luka.
luka.
d. Gunakan balutan yang bersifat "oklusif" yaitu menutup semua
permukaan luka untuk mencegah madu meleleh keluar dari area luka.
kasa atau dressing pad sehingga kerja kandungan madu lebih efektif
DIABETES MELITUS
DAFTAR PUSTAKA
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 5 April 2023
dari http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
Kesehatan
Smeltzer & Bare. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan.