OLEH:
STIFA E 2020
GOLONGAN 1
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI STRATA SATU FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmakologi dapat didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari interaksi obat dengan konstituen (unsur pokok) tubuh untuk
menghasilkan efek terapi. Istilah farmakologi mencakup spektrum interaksi
obat dalam tingkat molekular dengan tubuh secara keseluruhannya.
Umumnya, para ahli farmakologi menggabungkan antara farmakologi
kedokteran atau farmakologi medis (ilmu yang berkaitan dengan
diagnosis, pencegahan dan pengobatan penyakit) dengan toksikologi
(ilmu yang mempelajari efek-efek yang tidak diinginkan dari suatu obat
dan zat kimia lain) (Steffi liam, 2015).
Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit
metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai
normal.Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat
kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. Diabetes dapat
dibagi menjadi dua grup berdasarkan kebutuhan atas insulin (Steffi liam,
2015).
Diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai non-
communicable disease merupakan salah satu penyakit sistemik yang
paling memprihatinkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan penyakit DM
memiliki angka kejadian dan kematian yang cukup tinggi. Diabetes
mellitus suatu kondisi Konsentrasi glukosa dalam darah secara Kronis
lebih tinggi (hiperglikemia) dari pada nilai normal akibat tubuh kekurangan
insulin atau fungsi insulin tidak efektif. Diabetes mellitus dapat
dikatagorikan dalam tiga tipe. Diabetes tipe 1 adalah kondisi diabetes
karena kekurangan insulin akibat ketidak mampuan tubuh memproduksi
insulin. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan kumpulan gejala yang timbul
oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif. Diabetes tipe 3 kondisi yang sering teramati
pada saat wanita hamil. Setelah melahirkan kadar glukosa darah kembali
dalam kisaran normal (Nengah tegar, 2018).
I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah Untuk memahami efek
yang di timbulkan dari obat Glibenklamid dan metformin terhadap hewan
coba mencit (Mus musculus).
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efek
yang ditimbulkan dari obat glibenklamid dan metformin terhadap hewan
coba mencit (Mus musculus).
1.3 Prinsip Percobaan
Adapun Prinsip kerja pada praktikum ini untuk mengetahui efek
pemberian dari obat glibenklamid dan metformin. Pada peningkatan gula
darah terhadap hewan coba mencit (Mus musculus).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan tubuh tidak
dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara kuat sehingga kadar
glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi (Suryati, et al..2019).
Menurut (Castika & Melati, 2019) diabetes mellitus (DM) juga merupakan
suatu penyakit yang termasuk ke dalam kelompok penyakit metabolik, di
mana karakteristik utamanya yaitu tingginya kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemia) (Ida Suryati, 2021).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang
ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme
karbohidrat. lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia (kadar glukosa
darah tinggi). Diabetes mellitus (DM) terkadang dirujuk sebagai "gula
tinggi", baik oleh klien maupun penyedia layanan kesehatan. Pemikiran
dari hubungan gula dengan DM adalah sesuai karena lolosnya sejumlah
besar urine yang mengandung gula ciri dari DM yang tidak terkontrol
Walaupun hiperglekemia memainkan sebuah peran penting dalam
perkembangan komplikasi terkait DM, kadar yang tinggi dari glukosa
darah hanya satu komponen dari proses patologis dan manifestasi klinis
yang berhubungan dengan DM. Proses patologis dan faktor risiko lain
adalah penting. dan terkadang merupakan faktor-faktor independen.
Diabetes mellitus dapat berhubungan dengan komplikasi serius, namun
orang dengan DM dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk
mengurangi kemungkinan kejadian tersebut (Insana maria, 2021).
II.1.1 Klasifikasi Diabetes mellitus
American Diabetes Assosiation/World Health Organization
mengklasifikasikan 4 macam penyakit diabetes mellitus berdasarkan
penyebabnya yaitu (Ida Suryati, 2021) :
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 disebut juga dengan juvenile diahetes (diabetes
usia muda) namun ternyata diabetes ini juga dapat terjadi pada orang
dewasa, maka istilahnya lebih sering digunakan diabetes mellitus tipe-I
atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) yaitu suatu tipe
diabetes mellitus di mana penderitanya akan bergantung pada
pemberian insulin dari luar
Faktor penyebab diabetes mellitus tipe-1 adalah infeksi vinus atau
auto imun (nusaknya sistem kekebalan tubuh) yang merusak sel-
selpenghasil insulin, yaitu sel B pada pankreas secara menyeluruh.
Oleh karena itu, pada tipe ini pankreas sama sekali tidak dapat
menghasilkan insulin sehingga penderitanya harus diberikan insulin dari
luar atau suntikan insulin untuk tetap bertahan hidup
b. Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes mellitus tipe 2 adalah gangguan sekresi insulin ataupun
gangguan kerja insulin (resistensi insulin) pada organ target terutama
hati dan otot. Awalnya resistensi insulin masih belum menyebabkan
diabetes secara klinis. Pada saat tersebut sel beta pankreas masih
dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi suatu hiperinsulinemia
dan glukosa darah masih normal atau sedikit meningkat 90% dari kasus
diabetes adalah diabetes mellitus tipe 2 dengan. Karakteristik gangguan
sensitivitas insulin dan atau gangguan sekresi insulin. Diabetes mellitus
tipe 2 secara klinis muncul ketika tubuh tidak mampu lagi memproduksi
cukup insulin untuk mengkompensasi peningkatan insulin resisten.
Penderita diabetes mellitus tipe 2 mempunyai risiko penyakit
jantung dan pembuluh darah 24 kali lebih tinggi dibandingkan orang
tanpa diabetes, mempunyai risiko hipertensi dan disiplidemia yang lebih
tinggi dibandingkan orang normal. Kelainan pembuluh darah sudah
dapat terjadi sebelum diabetesnya terdiagnosis, karena adanya
resistensi insulin pada saat prediabctes.
Dua patofisiologi utama yang mendasari terjadinya kasus diabetes
mellitus tipe 2 secara genetik adalah insulin dan defek fungsi sel beta
pankreas. Resistensi insulin merupakan kondisi umum bugi orang-
orang dengan berat badan ovenveight atau obesitas. Insulin tidak dapat
bekerja secara optimal di sel otot, lemak dan hati sehingga memaksa
pancreas mengkompensasi untuk memproduksi insulin lebih banyak.
Ketika produksi insulin oleh sel beta pankreas tidak adekuat guna
mengkompensasi peningkatan resistensi insulin, maka kadar glukosa
darah akan meningkat. pada saatnya akan terjadi hiperglikemia
kronik.Hiperglikemia kronik pada diabetes mellitus tipe 2 semakin
merusak sel beta di satu sisi dan memperburuk resistensi insulin di sisi
lain, sehingga penyakit diabetes mellitus tipe 2 semakin progresif.
c. Diabetes Mellitus Gestasional (Diabetes Mellitus pada Kehamilan)
Wanita hamil yang belum pernah mengidap diabetes mellitus, tetapi
memiliki angka gula darah cukup tinggi selama kehamilan dapat
dikatakan telah menderita diabetes gestasional.
Diabetes tipe ini merupakan gangguan toleransi glukosa berbagai
derajat yang ditemukan pertama kali pada saat hamil. Biasanya
diabetes mellitus gestasional mulai muncul pada minggu ke-24
kehamilan (6 bulan) dan akan secara umum akan menghilang sesudah
melahirkan. Namun hampir setengah angka kejadiannya diabetes akan
muncul kembali di masa yang akan datang (Kurniadi & Nurrahmani,
2014).
d. Diabetes Mellitus Lainnya
Penyakit diabetes mellitus tipe lainnya dapat berupa diabetes yang
spesifik yang discbabkan oleh berbagai kondisi seperti kelainan gen etik
yang spesifik (kerusakan genetik sel beta pankreas dan kerja insulin).
penyakit pada pankreas, gangguan endokrin lain, infeksi, obat-obatan
dan beberapa bentuk lain yang jarang terjadi.
II.1.2 Gejala Diabetes Mellitus
Tanda-tanda penyakit diabetes diantaranya cepat haus, sering
buang air kecil, lekas lelah, dan berat badan menurun meskipun nafsu
makan tetap tinggi. Dalam kondisi yang lebih parah, gejala yang
ditimbulkan dapat berupa pandangan mata kabur, bila ada luka sulit untuk
sembuh dan impotensi pada pria. Menurut Emma S. Wirakusumah (2000:
4) gejala khas yang sering timbul dan dikeluhkan oleh penderita diabetes
melitus adalah:
a. Trias poli yaitu:
1). Poliuria, yaitu banyaknya kencing akibat hiperglikemia, maka
terjadilah penambahan bentuk air kemih dengan jelas penarikan cairan ke
sel-sel tubuh.
2). Polidipsia, yaitu banyak minum. Sebenarnya keluhan ini
merupakan reaksi tubuh akan adanya poliuria yang menyebabkan
kekurangan cadangan air tubuh.
3). Poliphagia, yaitu nafsu makan bertambah, karena karbohidrat
tidak dapat digunakan karena jumlah insulin tidak dapat menjamin proses
metabolisme glukosa.
b. Lemas, ini akibat karbohidrat yang keluarnya bersama urine
maka tubuh kekurangan kalori.
c. Berat badan menurun, oleh karena gula yang ada pada darah
tidak dapat dioksidasi, maka terpaksa menghasilkan tenaga, sehingga
tubuh kehilangan lemak yang mengakibatkan penderita menjadi kurus.
d. Polineuritis, yaitu rasa gatal-gatal seluruh tubuh, seperti diketahui
untuk metabolisme karbohidrat diperlukan vitamin B1, dimana vitamin B1
digunakan sebagai co-enzim, karena kadar gula yang meningkat.
e. Hyperglikemia, yaitu kadar gula tubuh yang meningkat karena
tubuh kekurangan insulin, sehingga glukosa dapat dirubah menjadi
glikogen.
Gejala-gejala yang bisa menunjukkan seseorang menderita
diabetes atau tidak, adalah dengan melakukan pengecekan. Pengecekan
bisa dilakukan dengan tes darah, tes urine dan glukometer, untuk
mengetahui menderita diabetes atau tidak salah satu dengan pengecekan
tes darah dapat diketahui dengan melihat kadar gula darah normal pada
tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kadar gula darah normal
BAB III
METODE KERJA
III.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2021 di
Laboratorium Farmakologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Makassar.
III.2. Alat dan Bahan
III.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu, Botol Coklat,
Kanula Mencit, Strip glukosa, Spoit 1 cc dan spoit 3 cc, Spidol permanen,
dan Stopwatch.
III.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, Larutan
Glukosa , Na CMC, Tab Glibenklamid, dan Tab Metformin.
III.3. Cara Kerja
1. Dipuasakan hewan coba selama 8 jam sebelum praktikum.
2. Diukur kadar glukosa awal.
3. Diberi perlakuan secara oral (Kelompok 1 obat NaCMC, kelompok 2
obat Glibenklamid, dan kelompok 3 obat Metformin)
4. Didiamkan selama 10 menit.
5. Diberikan larutan glukosa 10% sebanyak 0,4 ml secara oral.
6. Dihitung kadar glukosa pada menit ke 5, 10, dan 20.
BAB IV
Daftar Pustaka
Adam, Steffi, & Muhammad Taufik Syastra. 2015. Pemanfaatan Media.
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. CBIS Journal, 3.
Ns. Ida Suryati, M.Kep. 2021. Buku Keperawatan Latihan Efektif Untuk
Pasien Diabetes Mellitus Berbasis Hasil Peneletian. Deepublish.
Jakarta.
LAMPIRAN
GAMBAR KETERANGAN
a. Metformin ( 20 mg/kg)
500 mg 37
= x
60 kg 3
8,33 mg
= x 12,33
kg
102,708
= x 20 gr
100
= 2,054 mg
b. Glibenklamid ( 2 mg/kg
5 mg 37
= x
60 kg 3
0,0833 mg
= x 12,33
kg
1,023
= x 20 g
1000
= 0,020 mg
a. Mencit 1
23
= x 0,3
30
=0,34
b. Mencit 2
22
= x 0,3
20
= 0,33
c. Mencit 3
25
= x 0,3
20
=0,375
a. Na CMC
mg mg
(141 −148 )
= dl dl x 100 %
141 mg/dl
−7 mg/dl
= x 100 %
141mg/dl
= 0,05 x 100 %
= -5 %
b. Glibenklamid
mg
118 −120 mg/dl
= dl x 100%
118 mg/dl
−2 mg/dl
= x 100%
118mg/dl
= - 0,017 x 100%
= - 1,7 %
c. Metformin
= ¿ ¿ x 100%
61 mg/dl
= x 100%
128 mg/dl
= 0,47 x 100%
= 4,7 %
1) Na CMC
(kadar T −kadar awal )
a. % peningkatan= x 100%
kadar T
mg mg
135 −148
5 = dl dl x 100%
135 mg/dl
mg
−13
= dl x 100%
135 mg/dl
= -0,096 x 100%
= -9,6 %
b. % peningkatan = ¿ ¿ X 100%
10 = ¿ ¿ x 100%
mg
−2
dl
= x 100%
mg
146
dl
= 0,013 x 100%
= 1,3 %
mg mg
143 −148
20 = dl dl x 100%
143 mg/dl
−5 mg/dl
= x 100%
143 mg/dl
= 0,034 x 100%
= 1,3%
2) Glibenklamid
(kadar T −kadar rata 2)
a. % peningkatan = x 100%
kadar T
mg mg
128 −118
5 = dl dl x 100%
128 mgdl
mg
10
= dl x 100%
128 mg/dl
= 0,078 x 100%
= 7,8 %
mg mg
(133 −118 )
10 = dl dl x 100%
133 mg/dl
15 mg/dl
= x 100%
133 mg/dl
= 0,11 x 100%
= 11%
(kadar T −kadar awal )
c. % Peningkatan = x 100%
kadar T
mg
(99 −118 mg/dl )
20 = dl x 100%
99 mg/dl
−19 mg/dl
= x 100%
99 mg/dl
= - 0,19 x100 %
= -19%
3) Metformin
(kadar T −kadar awal )
a. % Peningkatan = x 100%
kada r T
mg mg
(138 −67 )
5 = dl dl x 100%
138 mg/dl
71mg /dl
= x 100%
138 mg/dl
= 0,51 x 100%
= 51%
mg mg
(125 −67 )
10 = dl dl x 100%
125 mg/dl
50 mg/dl
= x 100%
125 mg/dl
= 0,46%
= 46%
55 mg /dl
= x 100%
122mg/dl
= 0,45 x 100%
= 45%