Anda di halaman 1dari 40

i

CASE PRESENTATION

EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI DALAM PELAKSANAAN SISTEM


INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS
Dengan Pendekatan Fishbone Analysis
Di Uptd Puskesmas Genuk Kota Semarang
Laporan Kesehatan Masyarakat
Periode 21 oktober 2020 – 29 Februari 2020

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh :
Yudistira Jefri Ramadhan
012106299

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN
EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI DALAM PELAKSANAAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS
Berdasarkan Pendekatan Fishbone Analysis
Di Uptd Puskesmas Genuk Kota Semarang
Periode 10 Februari 2020 – 29 Februari 2020

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Yuditira jefri ramadhan


012106299

Telah diterima dan disetujui di depan tim penilai


UPTD Puskesmas Genuk

Mengetahui

Pembimbing Puskesmas Genuk Kepala Puskesmas Genuk Semarang

dr.Rahmi dr. Moch Onny Pramana

Pembimbing Kepaniteraan PKM Kepala Bagian IKM FK Unissula

Dr. dr. Imam D Djamaludin, M.Kes Dr. Siti Thomas Zulaikha, SKM, M. Kes

ii
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Hasil Peninjauan “EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI DALAM
PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS
Berdasarkan Pendekatan Fishbone Analysis Di Uptd Puskesmas Genuk Kota
Semarang“.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini dapat diselesaikan
berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Siti Thomas Zulaikhah, S.KM, M.Kes selaku Kepala bagian IKM FK
Unissula Semarang.
2. dr. Ratnawati, M.Kes selaku Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula
Semarang.
3. Dr. dr. Imam D Djamaludin, M.Kes. selaku pembimbing bagian IKM FK Unissula
Semarang.
4. dr. Moch Onny Pramana selaku Kepala Puskesmas Genuk Semarang.
5. dr. Rahmi selaku pembimbing di Puskesmas Genuk Semarang.
6. Dokter, Paramedis, Staf, dan teman-teman coass Puskesmas Genuk Semarang
atas bimbingan dan kerjasama yang telah diberikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu penulis sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Hasil Peninjauan Faktor – Faktor
yang Menjadi Hambatan Dalam Program SIMPUS di UPTD Puskesmas Genuk Kota
Semarang dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Februari 2020

iii
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii
PRAKATA....................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….......vii

BAB I.............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................4
1.4 Manfaat................................................................................................................5
BAB II……………………………………………………………………………6
2.1. Cara Penelitian......................................................................................................6
2.2. Profil Puskesmas Genuk........................................................................................7
2.3. Hasil Analisa Situasi.............................................................................................8
BAB III........................................................................................................................19
3.1 Daftar Masalah...................................................................................................22
3.2 Prioritas Masalah................................................................................................22
3.3. Urutan Prioritas Masalah.....................................................................................24
3.3 Analisis Penyebab Masalah.................................................................................25
3.4. Usulan Pemecahan Masalah................................................................................26

BAB IV........................................................................................................................27
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................27
4.2 Saran..................................................................................................................27
BAB V..........................................................................................................................29
PENUTUP...................................................................................................................29

iv
LAMPIRAN................................................................................................................29

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Peta wilayah kerja Puskesmas Genuk................................................8

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampian 3

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya

(Permenkes, 2014). Puskesmas dalam menjalankan fungsinya sebagai unit

pelaksana teknis daerah (UPTD) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

memerlukan manajemen yang baik. Manajemen akan berjalan dengan baik

apabila didukung oleh sistem informasi yang tepat (Thenu dkk, 2016). Sistem

informasi merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional

(SKN) yang digunakan untuk acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan,

pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Depkes,

2004).

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengembangkan Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SIMPUS) untuk membantu sistem pengumpulan

data rutin dari kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat. SIMPUS

merupakan suatu tatanan atau peralatan yang menyediakan informasi untuk

membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran

kegiatannya (Depkes RI, 1997). Simpus diharapkan dapat meningkatkan

manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdayaguna melalui

1
pemanfaatan secara optimal dari sistem pencatatan pelaporan terpadu

puskesmas (SP2TP). Pada undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan telah diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya

kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang

diselenggarakan melalui sistem informasi kesehatan yang lintas sektor

Sebuah informasi menjadi tidak berguna jika data yang dimasukan

tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Salah satu bagian yang harus

dicermati adalah bagaimana Kinerja Sistem tersebut terhadap Output dari

suatu pengolahan data. Kinerja si sistem diamati menggunakan Pengukuran

Kinerja Sistem. Pengukuran kinerja system adalah suatu proses penilaian

kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan

sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya

dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik

barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh

pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang

diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson,

2002). Salah satu Ukuran Kinerja Sistem yang ada yaitu menurut Merle P

Martin (1991) yang menyatakan ukuran kerja sistem berdasarkan relevansi

dan akurasi suatu data (Wardani, 2015). Diharapkan dengan adanya Ukuran

Kinerja Sistem dapat membantu menghilangkan penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi dalam sistem, mengevaluasi bagaimana sistem

bekerja sekaligus mengupayakan perbaikan-perbaikan, membantu untuk

pengambilan berbagai keputusan penting dan strategis sekaligus sebagai


bahan evaluasi bagi pihak manajemen, serta mengidentifikasi penggunaan

sumber daya dan evaluasi proses sehingga dapat tercipta efektifitas dan

efisiensi sistem secara kontinu (Kristiyanti 2012).

Oleh karena itu penulis tertarik untuk Mengetahui efektifitas dan

efisiensi dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

terhadap kinerja pelaporan data di Puskesmas Genuk. Karena dalam hal ini

SIMPUS penting untuk mempermudah petugas kesehatan dalam melakukan

pengolahan data dan dalam melaporkan kegiatan dengan informasi yang valid

ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.


1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka diambil sebuah rumusan

masalah “Efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas terhadap kinerja pelaporan data di Puskesmas

Genuk?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan Sistem

Informasi Manajemen Puskesmas terhadap kinerja pelaporan data di

Puskesmas Genuk

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Memperoleh informasi mengenai manajemen pelaksanaan

SIMPUS di Puskesmas Genuk.

1.3.2.2 Mengidentifikasi masalah berkaitan dengan kinerja pelaporan

data dalam melaksanaan SIMPUS di Puskesmas Genuk.

1.3.2.3 Menentukan prioritas masalah berkaitan dengan kinerja

pelaporan data dalam melaksanaan SIMPUS di Puskesmas

Genuk.

1.3.2.4 Memberikan usulan solusi pemecahan masalah berkaitan

dengan kinerja pelaporan data dalam melaksanaan SIMPUS

di Puskesmas Genuk.
1.3.2.5 Mengetahui efektifitas dan efisiensi terhadap kinerja

pelaporan data dalam melaksanaan SIMPUS di Puskesmas

Genuk.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan tentang Sistem Informasi Manajemen

Puskesmas (SIMPUS) dan memperoleh pengetahuan analisa problem

solving

1.4.2 Manfaat Bagi UPTD Puskesmas Genuk

1.4.2.1 Dapat mengetahui hambatan dalam penerapan Sistem

Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas

1.4.2.2 Bahan masukan bagi Puskesmas Genuk dalam pengelolaan

dan peningkatan mutu dalam pelaksanaan SIMPUS.


BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. Cara Penelitian

2.1.1. Tempat Pengamatan

Lokasi pengamatan di Puskesmas Genuk Semarang. Jenis

penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif dan

kuantitatif. Kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui teknik in-

depth interview (wawancara mendalam) dan observasi. Sedangkan data

kuantitatif mengacu dengan hasil atau data yang berupa angka-angka.

Informan dalam penelitian ini adalah bagian loket pendaftaran, poli umum,

poli KIA, poli MTBS dan bagian Farmasi. Pemilihan informan dilakukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan yang dipilih

adalah yang mengetahui permasalahan dengan jelas sehingga dapat

dipercaya untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta mampu

mengemukakan pendapat secara baik dan benar (Sastroamoro, 2014).

2.1.2. Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada tanggal 24 oktober 2020 setelah jam

pelayanan di Puskesmas Genuk Semarang.

6
7

2.1.3. Karakteristik Informan Penelitian

Kode Keterangan Bagian Tupoksi


Loket Pendaftaran dan
IU Informan Utama Pelaporan Rekam Medis
Rekam Medis

Tabel 2.1. Karakteristik Informan Penelitian

2.2. Profil Puskesmas Genuk

Puskesmas Genuk terletak di wilayah kelurahan Genuksari, kecamatan

Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah. Batas – batas wilayah puskesmas

Genuk. Wilayah kerja dari Puskesmas Genuk meliputi 7 (tujuh) wilayah

kelurahan binaan yaitu :

- Kelurahan Genuksari

- Kelurahan Banjardowo

- Kelurahan Trimulyo

- Kelurahan Terboyo Wetan

- Kelurahan Terboyo Kulon

- Kelurahan Gebangsari

- Kelurahan Muktiharjo Lor


8

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Genuk

2.3. Hasil Analisa Situasi

2.3.1. Pengertian dan Tujuan SIMPUS

2.3.1.1. Pengertian SIMPUS

SIMPUS adalah suatu program sistem informasi kesehatan

yang menyediakan informasi tentang segala keadaan kesehatan

masyarakat di tingkat puskesmas mulai dari data orang sakit, bayi

lahir, ibu hamil, ketersediaan obat dan penyuluhan kesehatan

masyarakat. Data kunjungan pasien disimpan dan digunakan untuk

pelaporan data pada periode waktu tertentu yang selanjutnya

dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk dilakukan

surveilans, guna menyusun strategi dalam mengatasi masalah


9

kesehatan yang terjadi di wilayah kerja masing-masing puskesmas

(Permenkes, 2014).

Latar Belakang penggunaan SIMPUS adalah belum adanya ke-

validan data (mengenai orang sakit, penyakit, bumil, dll dalam

wilayah suatu puskesmas), Memperbaiki pengumpulan data di

Puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten,

memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan Informasi yang

tepat, akurat dan up to date berkenaan dengan data orang sakit,

ketersediaan obat, jumlah ibu hamil, dan masalah imunisasi (Ekott

dkk, 2012).

2.3.1.2. Tujuan SIMPUS

2.3.1.2.1. Tujuan Umum:

Meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih

berhasil guna dan berdaya-guna, melalui pemanfaatan

secara optimal data Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu (SP2TP).

2.3.1.2.2. Tujuan Khusus:

1. Sebagai dasar penyusunan PTP

2. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan

pokok Puskesmas

3. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan program di puskesmas


10

4. Sebagai bahan laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten

atau Kota

5. Sumber Informasi bagi lintas-sektoral terkait

2.3.2. Pengukuran Kinerja Pelaporan data

Terdapat beberapa pendapat dalam faktor ukuran suatu kinerja sistem,

salah satunya adalah ukuran kinerja sistem Menurut Merle P Martin

(1991). Marle P Martin (1991) menyatakan ukuran kinerja sistem

berdasarkan :

1. Relevansi (Relevancy) :

Output sistem informasi harus dapat digunakan untuk operasional,

taktik atau strategi manajemen. Jika tidak maka informasi

menjadi tidak berguna dan informasi penting menjadi tidak jelas.

2. Keakuratan (Accuracy) : Keakuratan sistem informasi terdiri atas

aspek-aspek :

1. Kelengkapan (completeness), Data tidak hanya harus

diinput dengan benar, tapi juga harus diinput secara

lengkap.

2. Kebenaran (correctness), Kebenaran akan data/informasi

merupakan cara lain untuk menilai akurasi sistem.

3. Efisiensi (Efficiency), Nilai tambah/nilai manfaat

(produktivitas) penggunaan system informasi dibandingkan


11

dengan penggunaan sumber daya manusia dan modal

investasi (per satuan unit ekonomi).

4. Kemudahaan Penggunaan (Usability). Sistem informasi

didesain dengan memberikan kemudahan bagi user.

2.3.2.1. Relevansi

Output dari penggunaan SIMPUS di Puskesmas genuk telah

digunakan sebagai evaluasi dalam rapat bulanan dan pertahun

pada semua bagian di Puskesmas Genuk Semarang.

IU 1: “dari SIMPUS bisa didapatkan data kunjungan setiap hari dan setiap bulan.
Nanti hasilnya diinput ke dalam SIP yang merupakan bagian dari SIMPUS dan
digunakan sebagai data saat rapat bulan ataupun tahun.”

2.3.2.2. Kakuratan

2.3.2.2.1. Kelengkapan (completeness)

Kelengkapan data pada SIMPUS artinya mengisi

semua kolom yang tertera pada SIMPUS. Pada setiap

bagian memiliki kolom yang berbeda beda sesuai

dengan kebutuhan bagiannya.


12

Table 2.2. Table presentase kelengkapan

IU 1: “sudah cukup lengkap karena kalau tidak diisi lengkap, SIMPUS tidak
dapat disimpan.”

UI

Presentase 100%

Kelengkapan

dalam

pegisian

SIMPUS

2.3.2.2.2. Kebenaran (correctness)

Data yang dituliskan dalam SIMPUS diharapkan

sesuai dengan pasien. Setiap bagian berbeda beda,

jika

pada loket pendaftaran diharapkan akan mengisi

SIMPUS sesuai dengan data pasien. Pada bagian Poli

Umum, KIA, MTBS, dan Farmasi diharapkan


13

menuliskan keadaan pasien sesuai dengan hasil

pemeriksaan.

Table Presentase 98% 2.3. Table presentase kebenaran


Kebenaran/keakuratan
dalam pegisian
SIMPUS
IU 1: “kita tanyakan sesuai dengan format SIMPUS. Kesulitan jika pasien tidak
membawa kartu identitas seperti KTP atau KK”

2.3.2.2.3. Efisiensi (Efficiency)

Dengan penggunaan SIMPUS diharapkan dapat

mempercepat proses pelayanan, meningkatan

validitas data dan mengurang cost yang harus

dikeluarkan dalam pelaporan data. \

IU 1: “sangat membantu karena pengisian data terbanyak hanya dilakukan saat


pasien pertamakali datang. Kunjungan selanjutnya hanya mengisi bagian
bagian yang dapat berubah seperti umur. SIMPUS juga terintergrasi dengan
BPJS sehingga tinggal mengisi nomor BPJS dan datanya langsung keluar.
Kendala biasanya terjadi karena gangguan internet dan mati lampu.”
14

UI
Dari 1-10, 9
bagaimana
efisiensi dari
penggunaan
simpus
dalam proses
pelayanan, di
PKM genuk?

Table 2.4. Table efisiensi SIMPUS

0 – 3 : kurang memuaskan
4 – 7 : cukup memuaskan
8 – 10 : sangat memuaskan

2.3.2.2.4. Kemudahaan Penggunaan (Usability)

Kemudahan SIMPUS diharapkan dapat mengurangi

waktu pengiriman data antara satu bagian ke bagian

yang lain sehingga komunikasi antar bagian menjadi

mudah, rujukan internal, dan mempermudah petugas

dalam melakukan rujukan ke RS.


15

UI 1

Dari 1-10, 9
bagaimana
efisiensi dari
penggunaan
simpus dalam
proses
pelayanan, di
PKM genuk?

0 – 3 : kurang memuaskan
4 – 7 : cukup memuaskan
8 – 10 : sangat memuaskan

Table 2.5. Table Usability SIMPUS

IU 1: “sangat mempermudah pekerjaan petugas. Sekarang tidak perlu mencari-


cari RM, tidak harus bolak-balik antar bagian untuk menyerahkan CM, dan tidak
akan ada double data karena RM sebelumnya tidak ketemu”

2.3.3. Sumber Daya Pelaksanaan Program SIMPUS

Pelaksaan SIMPUS dapat berjalan jika Sumber Daya Perangkat keras

dan Sumber daya Manusia tercukupi. Di Puskesmas Genuk program

SIMPUS memiliki rencana anggaran. Selain itu, Puskesmas Genuk

telah mengalokasikan anggaran untuk program SIMPUS.

2.3.3.1. Sumber daya Perangkat Keras

Untuk spesifikasi perangkat keras di Puskesmas Genuk

sudah sesusai dengan rekomendasi untuk program

SIMPUS, dan jumlah perangkat keras sudah memenuhi


16

kriteria yaitu 1 perangkat komputer di bagian (poli KIA,

MTBS, imunisasi, gigi, dan apotek) dan 2 perangkat

komputer di bagian (BP. Umum dan Loket) dengan

spesifikasi : processor intel core i3, ram 4 gb, vga intel

6000 series dengan Operating System Windows 10. untuk

setiap petugas yang bertugas mengisi SIMPUS online

yaitu petugas loket, petugas bagian farmasi, dan petugas

bagian pelayanan (poli umum, poli gigi, imunisasi, KIA

dan KB, dan MTBS). Internet yang digunakan hanya dari

satu provider dan di Puskesmas Genuk terdapat Genset

namun untuk saat ini tidak dapat berfungsi.

2.3.3.2. Sumber daya Manusia

Semua petugas di bagian loket pendaftaran, poli umum,

poli KIA, poli MTBS, dan bagian Farmasi. wajib

mengetahui cara menggunakan program SIMPUS. Tidak

ada syarat khusus bagi petugas dalam pelaksaan SIMPUS.

Satu hal yang penting, petugas paham mengenai

pengoperasian komputer, untuk mempermudah dalam

pengisian SIMPUS dan tidak menghambat pelayanan

pasien. Pelatihan menggunakan SIMPUS dilaksananakan

per bagian setiap ada sistem SIMPUS yang baru. Tidak

ada pelatihan berkala, sehingga ketika ada petugas baru

yang bekerja di Puskesmas Genuk menjadi tanggung


17

jawab petugas lama untuk melakukan pelatihan. Hal

tersebut bertujuan apabila ada petugas yang berhalangan

hadir, akan diganti oleh petugas lain supaya pengisian

SIMPUS tidak terhambat. Tidak ada tim khusus yang

bertugas melatih penggunaan SIMPUS bagi petugas baru.


BAB III

PEMBAHASAN

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama sehingga harus melaksanakan pelayanan kesehatan

yang komprehensif meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang komprehensif tentu diperlukan

adanya suatu sistem informasi yang valid, up to date, dan dapat

dipertanggungjawabkan karena informasi yang dihasilkan akan menjadi dasar dan

acuan untuk mengambil keputusan dan menjalankan program-program pelayanan

(Chandra, 2012).

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 menjelaskan bahwa

setiap puskesmas wajib mengadakan kegiatan sistem informasi puskesmas yang

diselenggarakan secara elektronik atau non elektronik. Puskesmas Genuk telah

menjalankan sistem informasi puskesmas menggunakan aplikasi SIMPUS online

terbaru sejak Juni 2019

Penggunaan SIMPUS mempermudah petugas dalam melakukan rekap

data. Pada SIMPUS rekap data dapat dilakukan harian, bulanan maupun tahunan

sehigga dalam melakukan pelaporan bulanan maupun menjadi lebih mudah.

Kemudahan ini hampir dirasakan pada seluruh bagian, namun pada bagian

tertentu masih harus membuat format pelaporan lain karena masih belum dapat

mengcover secara menyeluruh. Kemudahan ini dapat meingkatkan produktifitas

sehingga petugas mampu melayani pasien lebih optimal, namun kemudahan ini

19
20

belum dapat dirasakan secara merata. Untuk pengetahuan petugas sendiri terhadap

adanya pelaporan data SIMPUS sudah cukup merata.

Dari segi kelengkapan data, presentasi keseluruhan dalam kelengkapan

data yaitu 100%. Beberapa alasan mengapa petugas sulit untuk melengkapi adalah

karena jumlah pasien yang banyak dan petugas sendiri masih beradaptasi dalam

menggunakan program SIMPUS serta tidak adanya tuntutan dari SIMPUS

sehingga petugas memilih untuk melewatkan bagian bagian tersebut. Puskesmas

Genuk sendiri masih belum memiliki SOP yang mengatur tentang SIMPUS dan

alur pelaksanaan SIMPUS yang terbaru dengan paperless berdasarkan tiap

bagian. Hal ini dikarenakan aplikasi SIMPUS yang baru sendiri masih dalam

tahap pengembangan dan sering mengalami pembaruan.

Dari segi kebenaran informasi yang diinput pada SIMPUS, presentase

keseluruhan adalah 98%. Hal ini dikarenakan beberapa pasien tidak membawa

bukti seperti KTP ataupun KK, namun SIMPUS harus diisi secara lengkap

sehingga petugas mengisi kolom SIMPUS sesuai dengan pernyataan pasien.

Selain itu, untuk rujukan eksternal sendiri sulit dilakukan dengan data yang

sebenarnya sehingga pengisian data hanya untuk memastikan pasien dapat

dirujuk. Sitem rujukan eksternal sendiri diatur oleh BPJS.

Efisiensi penggunaan simpus pada seluruh bagian memiliki skor 9. Sistem

paperless pada Puskesmas Genuk dapat mempercepat pelayanan pasien,

meningkatkan validitas dan mengurangi cost yang harus dikeluarkan dalam

pelaporan data. Namun koneksi internet terkadang masih lambat. Kelambatan

koneksi internet ini menganggu dalam pelaksanaan sistem paperless yang


21

membutuhkan kecepatan. Koneksi internet yang lambat juga terkadang

menghambat proses rujukan internal, dimana data rekam medis pasien yang sudah

dirujuk sering kali belum masuk ke sistem bagian yang menjadi tujuan rujukan.

Kondisi listrik mati dapat menghambat pelayanan dikarenak genset yang saat ini

tidak dapat digunakan sehingga petugas harus menginput data kembali setelah

listrik nyala. Belum ada SOP tentang bagimana tindakan yang harus diambil

untuk memperbaiki/berkonsultasi tentang masalah yang ada.

Kemudahan penggunaan simpus pada seluruh bagian memiliki skor rata

rata 9. Penggunaan SIMPUS mempermudah petugas dalam melakukan pelayanan,

dimana keberadaan SIMPUS dapat mempersingkat waktu tunggu, komunikasi

antar bagian menjadi lebih mudah, dan mempermudah petugas membuat laporan

seperti data hasil kunjungan. Namun kemudahan ini tidak dirasakan pada seluruh

bagian dikarenakan ada beberapa faktor seperti koneksi internet yang kurang

stabil yang menunjang penggunaan SIMPUS.

Penerapan Sistem SIMPUS dengan paperless mulai bulan Juni 2019,

mempermudah petugas dalam menjalankan pelayanan kesehatan. Namun

kemudahan ini masih belum dirasakan oleh seluruh bagian. Puskesmas Genuk

kurang efektif dimana menggunakan data SIMPUS sebagai data pelaporan

bulanan. Penerapan SIMPUS pada Puskesmas genuk masih dapat ditingkatkan

lagi efisiensinya disebabkan oleh, informasi pasien yang masih belum dengan

identitas pasien, belum adanya SOP tiap bagian pelaksanaan SIMPUS terbaru,

format SIMPUS yang belum menunjang beberapa bagian untuk menggunakan


22

SIMPUS sebagai data utama dalam pelaporan, adanya gangguan koneksi internet,

listrik, serta koding obat pada bagian farmasi.

3.1 Daftar Masalah

Dari analisa situasi tersebut maka dapat disusun daftar masalah sebagai

berikut :

a. Format SIMPUS yang belum memadai pada bagian pendaftaran yaitu

alamat dan kontak person

b. Koneksi internet tidak stabil

c. Belum ada SOP tiap bagian untuk pelaksanaan program SIMPUS

terbaru (paperless)

d. Tidak ada back up plan apabila terjadi mati listrik

3.2 Prioritas Masalah

Prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kualitatif dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau

harus segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya,

semakin mendesak untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam

besaran kuantitatif berapa rupiah, orang dll.


23

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu

permasalahan. Semakin berkembang masalah, semakin

diprioritaskan.

Tabel 3. 1. Kriteria USG


Keterangan :

1 = sangat besar
2 = besar
3 = sedang
4 = kecil
5 = sangat kecil

TABEL URGENCY

NO PERMASALAHAN NILAI SKOR U


1. Format SIMPUS yang belum memadai pada 4

bagian pendaftaran
2. Koneksi internet tidak stabil 3
3. Belum ada SOP tiap bagian untuk pelaksanaan 4

program SIMPUS terbaru (paperless)


4. Tidak ada back up plan apabila terjadi mati listrik 3

TABEL SERIOUSNESS
NO PERMASALAHAN NILAI SKOR S
1. Format SIMPUS yang belum memadai pada 2
bagian pendaftaraan
2. Belum ada SOP tiap bagian untuk pelaksanaan 3
program SIMPUS terbaru (paperless)
3. Koneksi internet tidak stabil 5
4. Tidak ada back up plan apabila terjadi mati listrik 3
24

TAB
EL
NO PERMASALAHAN NILAI SKOR G
1. Format SIMPUS yang belum memadai pada 3
bagian pendaftaran
2. Belum ada SOP tiap bagian untuk pelaksanaan 3
program SIMPUS terbaru (paperless)
3. Koneksi internet tidak stabil 4
4. Tidak ada back up plan apabila terjadi mati listrik 2
TOTAL TABEL USG
No Permasalahan U S G TOTAL PRIORITAS
Koneksi internet tidak
1. 3 5 4 12 I
stabil
2. Belum ada SOP tiap
bagian untuk pelaksanaan 4
3 3 10 II
program SIMPUS terbaru
(paperless)
Format SIMPUS yang
3. belum memadai pada 4 2 3 9 III
bagian pendaftaran
Tidak ada back up plan
4. 3 3 2 8 IV
apabila terjadi mati listrik

3.3. Urutan Prioritas Masalah

1. Koneksi internet tidak stabil

2. Belum ada SOP tiap bagian untuk pelaksanaan program SIMPUS terbaru
(paperless)
3. Format SIMPUS yang belum memadai pada bagian pendaftaran
4. Tidak ada back up plan apabila terjadi mati listrik
25

3.3 Analisis Penyebab Masalah

3.3.1. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis (Prioritas Masalah 1):

MAN MONEY METHODE

Tidak ada prosedur khusus mengenai syarat pendaftaran,


Belum ada anggaran untuk pelaporan mengenai gangguan komputer, listrik dan
meningkatkan paket internet, pelaporan untuk mem-back up secara tertulis bila
penyedia layanan internet koneksi internet lambat atau server down

Baru dianggarkan untuk


Belum ada SOP terbaru untuk
penambahan perangkat
kendala tersebut Kevepetan koneksi
keras. Penganggaran dana
untuk tahun ini internet kurang
INFORMATION memadahi, server
bermasalah 
petugas melakukan
 Format SIMPUS yang belum memadai pada input 2xpekerjaan
bagain pendaaftaran Kecepatan internet petugas tidak efisien
 Server SIMPUS hanya ada di DKK kurang memadai

 Software terbaru dari DKK


belum UPGRADE, banyak Pemilihan paket
format yang perlu berlangganan kurang
memadai
ditambahkan
 Genset belum berfungsi
dengan baik MACHINE MATERIAL MARKET
26

3.3.2. Analisis Penyebab Akar Masalah Berdasarkan Pendekatan

Sistem

Komponen Kekurangan

Input
Man
Belum ada anggaran untuk meningkatkan paket layanan
Money penyedia internet pada anggaran
Tidak ada prosedur khusus mengenai syarat pendaftaran,
Method pelaporan mengenai gangguan komputer, listrik dan internet,
pelaporan untuk mem-back up secara tertulis bila koneksi
internet lambat atau server down

Format SIMPUS yang belum memadai pada kelengkapan alamat


Machine dan kontak person
Server berpusat di satu tempat (DKK)
Genset belum berfungsi dengan baik
Kecepatan internet kurang memadai pada bagian MTBS
Material
-
Market

-
Information

Proses
Kurang perencanaan untuk menyusun format yang relevan
P1
dengan data yang dibutuhkan, kurangnya antisipasi kelambatan
dan ketidakstabilan koneksi internet dan listrik.
Tidak ada struktur organisasi dan job desk tertulis pengenai
P2
penanggung jawab SIMPUS tiap bagian
Pengawasan dan pengendalian berpusat pada satu server
P3

Pengambilan informasi yang efektif dan efisien


Output
27

3.4. Usulan Pemecahan Masalah

Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Pendanaa Metode Tolak ukur Tolak ukur
n proses hasil
1 Koneksi Usulan Meningkatkan Paket layanan Puskesmas Kepala November Anggaran Usulan upgrade Usulan Pengisian
internet upgrade kecepatan internet Genuk Puskesmas 2020 Puskesmas kecepatan paket disetujui SIMPUS
tidak stabil kecepatan koneksi Genuk layanan internet Kepala lebih cepat
paket layanan internet dari 20 Mbps ke Puskesmas dan
penyedia 30 Mbps pelayanan
internet tidak
terhambat
2 Belum ada Usulan Untuk Puskesmas Puskesmas Kepala November Anggaran Rapat antar Terbentuknya Terlaksanan
SOP tiap pembuatan memperbaharu Genuk Genuk Puskesmas 2020 Puskesmas kepala bagian SOP untuk ya kegiatan
bagian untuk SOP tiap i SOP berbasis Genuk dan SIMPUS sesuai dengn
pelaksanaan bagian paperless pada bagian terbaru SOP yang
program tiap bagian Rekam terbaru (tiap
SIMPUS
Medik bagian)
terbaru
(paperless)
28

3 Format Advokasi Untuk Dinas Kantor Kepala November - Usulan Format Usulan Upgrade
SIMPUS yang memperbaharu Kesehatan DKK Puskesmas 2020 aplikasi SIMPUS diterima oleh SIMPUS
belum i format Kota Semarang Genuk dan Dinas terbaru pada
memadai pada SIMPUS bagian Kesehatan bagian
bagian Rekam Kota pendaftaran
pendaftaran
Medik Semarang
bagian alamat
dan kontak
person
4 Tidak ada Memperbaiki Menjadi back Genset Puskesmas Kepala November Anggaran Usulan perbaikan Usulan Pengisian
Genset up plan saat Puskesmas Genuk Puskesmas 2020 Puskesmas genset disetujui SIMPUS
back up plan Puskesmas mati lampu Genuk Kepala tidak
Puskesmas terhambat
apabila terjadi
saat mati
mati listrik
lampu
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.1.1. Penggunaan SIMPUS sebagai dasar untuk pelaporan efektif dan

efisien dibandingkan dengan system manual (paper-base)

4.1.2. Pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas masih menemui beberapa

masalah diantaranya format SIMPUS yang belum memadai pada

bagian pendaftaran, belum ada SOP tiap bagian untuk pelaksanaan

program SIMPUS terbaru (paperless), koneksi internet yang belum

stabil, tidak ada back up plan apabila terjadi mati listrik dan.

4.1.3. Prioritas masalah dalam pelaksanaan SIMPUS yang harus segera

diselesaikan adalah koneksi internet yang tidak stabil

4.1.4. Untuk mengatasi masalah format SIMPUS yang belum memadai,

perlu dilakukan perencanaan berupa :

 Advokasi kepada Dinas Kesehahatan Kota Semarang

 Usulan pembaharuan format SIMPUS yang relevan dengan

kebutuhan diagnosis dan rencana intervensi.

4.2 Saran

Agar output yang ada dapat digunakan secara efektif dan efisien, salah satu

usaha yang dapat dilakukan bias meng upgrade koneksi internet di puskesmas.

30
BAB V

PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil Analisis Efektifitas

dan efisiensi dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

terhadap kinerja pelaporan data di Puskesmas Genuk. Kami menyadari bahwa

kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, karena dokter

juga berperan sebagai manajer.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam upaya peningkatan pelayanan di Puskesmas Genuk.

31
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes Republik Indonesia. 2009. Undang – Undang nomor 36 tahun 2009


Tentang Kesehatan. DepKes.go.id.

Departemen Kesehatan. 2004 tentang Sistem Informasi Manajemen Puskesmas.


Depkes.go.id

Kristiyanti, Mariana. 2012. Peran Indikator Kinerja Dalam Mengukur Kinerja


Manajemen. Majalah ilmiah Informatika Vol. 3 No. 3, p 103 – 123

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 75 Tahun 2014 Pusat Kesehatan Masyarakat. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Managemen Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Puskesmas
Perwira, Chandra. 2012. Manakemen Puskesmas ( Studi Kasus: Puskesmas
Ngawen Dan Puskesmas Jogonalan Kabupaten Klaten). Journal of
Informatics and Technology. Vol 1(3), p 15-30
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46
Tahun 2014 Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta
Robertson, Gordon. “Revie Kinerja”. Lokakarya Revie Kinerja. BPKP dan
Executive Education, 2002.

Thenu, V., Soedyono, E., dan Purnami, C. 2016. Evaluasi Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas Guna Mendukung Penerapan Sikda Generik
Menggunakan Metode Hot Fit di Kabupaten Purworejo. Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia. Vol 4(2), p 129-138

Wardani, Okta Cantika. 2015.Analisis Dan Evaluasi Kinerja Sistem Informasi


Puskesmas (Simpus) Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada
Puskesmas Tlogosari Wetan. Semarang, Jawa Tengah

32
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pertanyaan Wawancara Petugas

 Apakah data dalam SIMPUS dapat digunakan dalam pelaporan data

perbulan/pertahun?

 Apakah terdapat pelatihan bagi petugas yang berhak menginput

SIMPUS?

 Apakah terdapat SOP terkait pelaksanaan SIMPUS dan apakah

pelaksanan SIMPUS sudah sesuai dengan SOP?

 Apakah perangkat keras dan SDM dalam menjalankan SIMPUS sudah

memadai?

 Apakah koneksi internet sudah memadai?

 Apakah kendala yang sering ditemui dalam pelaksanaan simpus?

 Apakah pernah terjadi kesalahan dalam penginputan data SIMPUS?

 Apakah pelaksanaan SIMPUS lebih cepat daripada pelayanan dengan

menggunakan paper-base?

 Apakah pelaksanaan SIMPUS membebani tugas anda?

 Apakah terdapat evaluasi terkait pengisian data pada SIMPUS?

 Apakah format SIMPUS relevan dan sesuai dengan data yang

dibutuhkan?

33
34

Lampiran 2. Usulan penambahan format kolom SIMPUS sementara secara


tertulis

No. Bagian Usulan Format


1. Loket Pendaftaran dan Rekam -Alamat berupa informasi kontak, nama
Medis jalan, nomor rumah, rt/rw, kelurahan
35

Lampiran 3. Tampilan program SIMPUS di Puskesmas Genuk


36

Anda mungkin juga menyukai