Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUN

I. Latar Belakang

Rumah sakit Islam At-taqwa Gumawang sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan
sangat besar perannya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dari segala
golongan. Sebagai institusi pemberi jasa kesehatan, rumah sakit Islam At-taqwa Gmawang
Selalu memperhatikan mutu agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Rumah sakit Islam At-taqwa juga dilengkapi dengan ketersediaan peralatan medik guna
keperluan diagnosa, terapi dan rehabilitasi. Mengingat alat kesehatan difungsikan untuk
keperluan tersebut maka 2 (dua) faktor yang menjadi persyaratan utama tidak boleh diabaikan di
Rumah Sakit ini, yaitu keselamatan pasien (patient safety) dan ketepatan (accuracy).

Ketersediaan alat kesehatan di rumah sakit umumnya membutuhkan biaya investasi


cukup tinggi, oleh sebab itu harus dimanfaatkan secara optimal sehingga pembiayaan menjadi
efektif (cost effective). Agar peralatan yang digunakan di rumah sakit dalam kondisi aman, tepat
dan efektif, maka sangat dibutuhkan kegiatan pengelolaan yang tepat.

Pengelolaan merupakan suatu kegiatan dari mulai perencanaan, pengadaan,


penggunaan, pemeliharaan dan penghapusan peralatan medik dengan tujuannya agar alat
kesehatan dapat dimanfaatkan secara optimal (utility), layak pakai (safe) dan tepat (accurate).
Optimalisasi penggunaan (utility) bertujuan agar usia pakai lebih besar dari biaya investasi
(pembelian), sedangkan layak pakai bertujuan agar pengguna alat mendapatkan perlindungan
dan pelayanan yang bermutu.

World Health Organization menyebutkan bahwa hampir 50% peralatan medik di negara
berkembang tidak dapat digunakan, hal ini disebabkan karena perencanaan yang tidak tepat,
tidak dilakukannya pemeliharaan, tidak adanya ketersediaan sumber daya yang
mengoperasikan. Indonesia sebagai negara berkembang bisa dikategorikan masuk ke dalam
kondisi tersebut mengingat kegiatan perencanaan dan pemeliharaan peralatan medik tidak
berjalan dengan optimal.

1
II. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umum

Agar pengelolaan peralatan medik di Rumah Sakit Islam At-taqwa Gumawang dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan standart mutu pelayanan kesehatan rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

a) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui pemeliharaan alat medis


b) Alat medis yang berada didalam rumah sakit Islam At-taqwa Gumawang dapat
terpelihara sesuai dengan rencana program
c) Alat medis dalam kondisi layak pakai ( aman dan akurat )
d) Alat medis selalu siap pakai untuk menunjang pelayanan
e) Usia teknis alat dapat tercapai

III. Ruang Lingkup

Dalam pelaksanaan pengelolaan peralatan medis yang ada di Rumah Sakit Islam
At-taqwa Gumawang mencangkup ruang lingkup pelayanan unit elektromedis yaitu :

1. Identifikasi dan penilaian kebutuhan alat medik dan uji fungsi

2. Inventarisasi Alat

3. Pemeriksaan

4. Pengujian

5. Pemeliharaan preventif dan kalibrasi

6. Penarikan Alat Medis dan Penghapusan

IV. Batasan Operasional

Dalam ruang lingkup pelayanannya, Rumah Sakit Islam At-taqwa Gumawang

2
membatasi kegiatan operasionalnya hanya pada pengelolaan alat-alat medis elektrik
elektronik di lingkungan rumah sakit dan sebagian alat medis mekanik di ruang bedah
sentral seperti meja operasi dan mesin anestesi yang masih menggunakan sistem
mekanik.
Beberapa istilah / pengertian yang terdapat dalam unit Elektromedis antara lain;

1. Peralatan elektromedik

adalah peralatan yang digunakan untuk keperluan diagnosa, terapi,


rehabilitasi dan penelitian medik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Elektromedis

adalah tenaga kesehatan Profesional yang mempunyai kompetensi mulai


dari perencanaan, pengelolaan, monitoring, pelaporan dan evaluasi peralatan
elektromedik (sesuai dengan jabfung).

3. Pelayanan elektromedik

adalah kegiatan persiapan pelayanan elektromedik dan pelayanan


pemeliharaan atau Inspeksi alat elektromedik atau alat pengujian/kalibrasi dan
inspeksi, pelayanan pemeliharaan atau pengujian/kalibrasi dan inspeksi alat
laboratorium, pelayanan pengendalian/pemantapan mutu, keamanan,
keselamatan, laporan dan evaluasi, pelayanan rancang bangun atau desain dan
pemecahan masalah serta pembinaan teknis.

4. Fasilitas Pelayanan Elektromedik

adalah institusi yang menyediakan jasa pelayanan pekerjaan instalasi,


pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi serta adjusment peralatan
elektromedik yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat.

5. Pemeliharaan

3
adalah langkah-langkah pencegahan untuk mengembalikan kinerja alat
yang dilaksanakan secara berkala, harian, mingguan bulanan, semester, dan
tahunan.

6. Pemantauan fungsi

adalah langkah-langkah untuk menilai fungsi alat mulai dari kelengkapan


asesoris, faktor fisik, keamanan, serta kinerja alat secara visual dan fungsi alat.

7. Verifikasi

adalah pembuktian kebenaran atau untuk menentukan atau menguji


akurasi pada kegiatan pengujian peralatan elektromedik yang dilakukan oleh
Elektromedis pada fasilitas pelayanan elektromedik dan fasilitas pelayanan
kesehatan.

8. Kalibrasi

adalah merupakan proses menyesuaikan keluaran atau indikasi dari


suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan dalam akurasi tertentu pada kegiatan peralatan elektromedik yang
dilakukan oleh Elektromedis pada fasilitas pelayanan elektromedik dan fasilitas
pelayanan kesehatan.

9. Analisis kerusakan

adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencari, menganalisis,


serta mengembalikan fungsi alat sesuai spesifikasi standar dengan atau tanpa
penggantian suku cadang.

10. Alat kerja

adalah peralatan atau tools yang digunakan untuk membantu


pelaksanaan pemeliharaan minimal alat elektromedik, serta alat ukur kinerja dan
keselamatan peralatan elektromedik.
4
11. Suku cadang alat elektromedik

adalah material pengganti yang digunakan untuk mengembalikan fungsi


dan kinerja peralatan elektromedik.

12. Mutu pelayanan elektromedik

adalah standart pelayanan minimal yang dibutuhkan untuk mengamati,


mempertahankan, serta meningkatkan kinerja peralatan elektromedik sesuai
standar pelayanan minimal elektromedik.

V. Landasan Hukum

Beberapa landasan hukum keteknisian medis ( elektromedis ) yaitu :

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 371 tentang standar profesi teknisi


elektromedis

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tanggal 8 April 1998


tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

I. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Dalam Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 34 ayat (2)
menyatakan “ Penyelenggara Fasilitas pelayanan kesehatan dilarang memperkerjakan tenaga
kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan ijin melakukan profesi”

Sumber daya manusia (teknisi elektromedis) merupakan unsur yang penting dalam
melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan. Kualifikasi teknis disesuaikan dengan job
deskripsi yang ditetapkan RS, standart minimal telah menempuh pendidikan D3 Elektromedis.
Sedangkan jumlahnya berdasarkan jam kerja dengan metode full time ekuivalen

II. Distribusi Ketenagaan

Distribusi ketenagaan unit elektromedis sepenuhnya pada pengelolaan alat medis di


rumah sakit yang terbagi dalam struktur unit yaitu seorang supervisor dan beberapa staf teknisi
dengan tugas sebagai berikut:

1. Supervisor unit

a) Merencanakan kebutuhan SDM unit dan pengembangannya


b) Bersama unit kepegawaian ikut membantu proses seleksi pegawai baru unit
elektromedik serta orientasi.
c) Menyusun program kerja pengelolaan alat medis dan anggaran
d) Bersama unit pengadaan dan pengguna alat melakukan rencana pengadaan alat medis
baru
e) Bersama teknisi melakukan kegiatan pemeliharaan alat medis
f) Merencanakan program kalibrasi alat medis
g) Melakukan pengawasan jalannya program kerja dan penggunaan anggaran
h) Melakukan penilaian terhadap kinerja unit
i) Mengadakan training / review penggunaan alat medis untuk pengguna alat
j) Melakukan evaluasi dan pelaporan

2. Staf Teknisi

a) Bertanggung jawab kepada supervisor

b) Melakukan kegiatan pemeliharaan alat medis


6
c) Melakukan pencatatan setiap pekerjaan yang dilakukan

d) Melaporkan jika adanya permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaannya


e) Membantu supervisor melakukan kegiatan admisnistrasi unit
f) Membantu supervisor menyusun laporan tahunan

III. Pengaturan Jaga

Dalam pelaksanaan pekerjaannya, unit elektromedis menerapkan jadwal jaga dalam 1 sift
yaitu pada sift pagi yaitu mulai jam 07.30 WIB s/d 13.30 WIB. Dan jika ada permasalahan
menyangkut alat medis di luar jam kerja, maka teknisi elektromedis harus siap dipanggil (on call)

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

I. Denah Ruang

1. Ruang Administrasi
adalah ruang pencatatan dokumentasi kegiatan unit elektromedis, perlengkapan
yang disediakan yaitu : ATK, Komputer, Printer, Line Telephone,

2. Almari Buku & Peralatan


adalah ruang tempat menyimpan buku dokumentasi pekerjaan unit, buku servis
manual alat medis, buku penunjang servis, buku-buku pelatihan elektromedis, serta
tempat penyimpan peralatan servis mekanik, elektronik

3. Meja Kerja
adalah ruang teknisi dalam melakukan kegiatan perbaikan alat medis. Di dalamnya
dilengkapi dengan mesin bor duduk, blower heater, adaptor, dan peralatan elektronik,
mekanik lainnya.

4. Almari Penyimpan Alkes Sementara


adalah ruang tempat menyimpan Alat medis yang belum selesai proses
pengerjaannya karena sparepart belum tersedia.

II. Standar Fasilitas

Fasilitas kerja pemeliharaan guna menunjang terlaksananya pemeliharaan peralatan


kesehatan meliputi :

1. Ruangan tempat bekerja,


terdiri dari workshop/bengkel, gudang dan ruang administrasi.

2. Peralatan kerja
terdiri dari tool set elektrik, tool set elektronik, tool set mekanik, dan berbagai alat ukur
serta alat kalibrasi.

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Standar pelayanan Elektromedik mengatur penggunaan peralatan elektromedik mulai


dari perencanaan, pengadaan, pengelolaan, pelaporan serta evaluasi utilisasi peralatan
elektromedik selama digunakan dalam umur ekonomisnya. Selain itu juga mengatur sumber
daya manusia yang mempunyai persyaratan kompetensi yang diperlukan, pengorganisasian,
serta kebijakan dan prosedur pengelolaan pemeliharaan peralatan elektromedik.

Tata laksana pelayanan pengelolaan peralatan medis dalam hal ini adalah penjabaran dari
ruang lingkup pelayanan unit elektromedis rumah sakit, yaitu;

I. Pengadaan Alat Medis

Dalam pengadaan alat medis, unit elektromedis diikut sertakan dalam proses
perencanaan sarana prasarana penunjang instalasinya, serta diikutkan dalam pemilihan
kualifikasi dan pengujian fungsi dari alat medis tersebut.

II. Pemeliharaan

Pemeliharaan alat medis meliputi tiga kriteria yaitu;

1. Pemeliharaan Terencana

Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan


terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan/disusun.
Jadwal pemeliharaan disusun dengan memperhatikan jenis peralatan, jumlah,
kualifikasi petugas sesuai dengan bidangnya dan pembiayaan yang tersedia.
Pemeliharaan terencana meliputi pemeliharaan preventif/pencegahan dan
pemeliharaan korektif/perbaikan.

a) Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif atau pencegahan adalah kegiatan
pemeliharaan berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan
setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta penggantian
bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala.
Pemeliharaan preventif bertujuan guna memperkecil kemungkinan
terjadinya kerusakan. Untuk jenis alat tertentu pemeliharaan preventif dapat
9
dilaksanakan pada saat alat sedang jalan/operasional/running maintenance,
melalui pemeriksaan dengan melihat, merasakan, mendengarkan bekerjanya
alat, baik tanpa maupun menggunakan alat ukur. Pada waktu running
maintenance dilakukan juga pelumasan, penyetelan bagian-bagian alat tertentu
yang memerlukan Pemeliharaan preventif dengan running maintenance
biasanya tidak dilakukan untuk peralatan kesehatan.
Pemeliharaan preventif untuk peralatan kesehatan pada umumnya
dilakukan pada waktu alat tidak operasional/shut down maintenance, yaitu alat
dalam keadaan dimatikan lalu dipelihara.Dalam hal ini kegiatan pemeliharaan
dapat berupa pembersihan, pelumasan, pengecekan, fungsi komponen,
penyetelan, penggantian bahan pemeliharaan, pengukuran keluaran dan
keselamatan.

b) Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan Korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dengan atau tanpa
penggantian suku cadang. Pemeliharaan korektif dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi peralatan yang rusak ke kondisi siap operasional dan
laik pakai serta dapat difungsikan dengan baik.
Tahap akhir dari pemeliharaan korektif adalah kalibrasi teknis yaitu
pengukuran kuantitatif keluaran dan pengukuran aspek keselamatan.
Sedangkan kalibrasi yang bersifat teknis dan legalitas penggunaan alat harus
dilakukan oleh institusi penguji yang berwenang. Perbaikan korektif dilakukan
terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan dilakukan secara terencana.
Overhaul adalah bagian dari pemeliharaan korektif, yaitu kegiatan perbaikan
terhadap peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan
untuk mengembalikan fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena
usia dan penggunaan.

2. Pemeliharaan Tidak Terencana

Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat


darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang mendadak, tidak terduga
dan harus segera dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam
pelayanan.
10
Untuk dapat melaksanakan pemeliharaan tidak terencana, perlu adanya
tenaga yang selalu siap (stand by) dan fasilitas pendukungnya. Frekuensi
pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara
meningkatkan kegiatan pemeliharaan terencana

3. Pemeliharaan oleh pihak ke III

Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan


teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan, maka
pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit Islam At-taqwa
dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit , teknisi rujukan atau pun Pihak III.

a) Dilaksanakan oleh Teknisi Rumah Sakit


Pada dasarnya pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit harus
dapat dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit sejauh memungkinkan, ditinjau dari
segala aspek, terutama aspek pemeliharaan.

b) Dilaksanakan oleh Teknisi Rujukan


Apabila teknisi rumah sakit tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu
alat disebabkan oleh karena beberapa hal, misalnya kuantitas teknisi kurang
(dibanding jumlah alat yang banyak) atau peralatan kerja tidak lengkap, maka
pemeliharaan dilaksanakan oleh teknisi rujukan dari rumah sakit yang lebih
mampu.

c) Dilaksanakan oleh Pihak ke III


Apabila pemeliharaan suatu alat tertentu memerlukan suku cadang atau
keahlian khusus dan biaya yang besar, maka pelaksanaannya diserahkan
kepada pihak ke III, pada umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang
mengageni alat tersebut, melalui proses sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku.

III. Kalibrasi/Verifikasi

Teknisi elektromedis melakukan upaya agar alat medis dapat dilakukan


kalibrasi setiap tahun, sebagaimana Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
11
363/Menkes/Per/IV/1998 tanggal 8 April 1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan. Sehingga dapat diketahui tingkat akurasi output dari masing-masing
alat medis, dan alat medis dinyatakan aman dalam pelayanan.

IV. Penarikan Alat Medis dan Penghapusan

Dalam proses penarikan alat medis tidak laik pakai, teknisi terkait membuat
rekomendasi bahwa alat medis dinyatakan tidak laik pakai setelah melakukan
analisis aspek fungsi dan aspek ekonomis dari alat medis tersebut.

Rekomendasi diserahkan kepada pengguna alat untuk ditindak lanjuti ke


bagian gudang, agar dilakukan proses penarikan, dan selanjutnya pihak gudang
yang akan melakukan penghapusan

12
BAB V
LOGISTIK

Dalam Pemeliharaan peralatan medis, di Rumah Sakit Islam At-taqwa juga


tersedia aspek pendukung pemeliharaan. Alat dan bahan pemeliharaan setiap alat medis
sangat diperlukan untuk terselenggaranya pemeliharaan preventif peralatan, demikian
juga suku cadang sangat diperlukan apabila melakukan pemeliharaan korektif.

Agar pemeliharaan peralatan medis di Rumah Sakit Islam At-taqwacdapat


terlaksana dengan baik dan sesuai jadwal, maka penyediaan kebutuhan alat, bahan
pemeliharaan serta suku cadang, selalu mendapat perhatian yang seksama, yaitu melalui
suatu perencanaan yang matang, baik aspek teknis maupun pembiayaannya.

Selain alat, bahan serta suku cadang pemeliharaan, logistik di unit elektromedik
juga meliputi dokumentasi pelaksanaan pelayanan unit yang berupa :

1. Daftar inventaris alat medis

2. Jadwal pelaksanaan pemeliharaan dan kalibrasi

3. Kartu/buku pemeliharaan

4. Buku catatan servis harian

5. Lembar checklist pemeliharaan

6. Lembar sasaran mutu

7. Stiker kalibrasi internal/ verifikasi

13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Undang Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 13 ayat (3)
menyatakan ”Setiap tenaga kesehatan yang bekerja dirumah sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan
pasien”.

Pasal 16 ayat (1) menyatakan “Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud


pada pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan non medis harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai” selanjutnya ayat
(2) menyatakan “peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau Institusi
pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang” dan pada ayat (5) menyatakan
”Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan rumah sakit harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai kompetensi di bidangnya”.

Agar tercapainya patient safety, Rumah Sakit Islam At-taqwa Gumawang, terutama
unit elektromedis berusaha memberikan pelayanan yang optimal, tepat waktu, memenuhi
standar pelayanan elektromedis.
Disamping turut serta mewujudkan patient safety, program pengelolaan alat medis
yang ada di Rumah Sakit Islam At-taqwa secara tidak langsung, juga menjaga agar alat
medis serta pengguna / user selalu dalam keadaan aman.

Pelayanan yang diberikan unit elektromedis sebagai upaya menjaga keselamatan


pasien adalah;

1. Terselenggaranya program pemeliharaan alat medis secara rutin

2. Terselenggaranya program kalibrasi alat medis 1 tahun sekali oleh pihak


BPFK atau Institusi pengujian fasilitas kesehatan swasta

3. Pemberian SPO ( Standar Prosedur Operasional ) penggunaan, pada setiap


alat medis
14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Bahaya atau resiko banyak terdapat pada lingkungan kerja rumah sakit pada
umumnya, hal itulah yang mendorong Rumah Sakit Islam At-taqwa selalu mengpayakan
kesehatan dan keselamatan kerja untuk para pekerja kesehatan.

Dalam upaya mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Islam
At-taqwa, terutama pada unit elektromedis maka perlu adanya identifikasi bahaya atau
resiko yang mungkin terjadi.
Identifikasi bahaya atau resiko yang mungkin terjadi pada unit elektromedis diantaranya;

1. Terpapar darah dan cairan tubuh lainnya maupun zat-zat kimia/obat yang
masih tertinggal pada peralatan medis.

2. Terpapar radiasi sinar X pada unit radiologi

3. Bahaya Cystotatic

4. Bahaya tersengat listrik

5. Bahaya luka akibat pemakaian tool set servis

Dari hasil identifikasi bahaya atau resiko tersebut unit elektromedis melakukan upaya
pencegahan :

1. Mematuhi prosedur pemeliharaan alat medis

2. Mengenakan Alat Pelindung Diri ( APD ) setiap kontak dengan peralatan


medis, berupa masker, handscoon, sepatu kerja, pakaian pelindung / apron
timbal untuk sinar x, dan apron khusus systotatic

3. Penggunaan peralatan/ tool set servis secara benar dan hati-hati

15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Alat medis yang dilakukan pemeliharaan diharapkan selalu dalam keadaan laik
pakai, siap pakai, dan mampu memenuhi standar usia teknis masing-masing alat, maka
dari itu perlu adanya pengendalian mutu kinerja dari unit elektromedis itu sendiri dalam
upaya menjaga kualitas dan profesionalisme kinerja.

Pengendalian mutu yang dilakukan Rumah Sakit Islam At-taqwa yaitu, setiap
kegiatan pemeliharaan peralatan medis dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan
hasilnya harus dicatat atau didatakan kemudian dilaporkan oleh dan kepada pejabat
pemberi tugas sesuai dengan penugasannya. Kemudian secara berkala, laporan
dievaluasi sebagai dasar pertimbangan perencanaan pemeliharan periode selanjutnya.

Contoh formulir yang berkaitan dengan kegiatan dan pelaporan, meliputi :

1. Laporan kegiatan harian unit

2. Data komplain external

3. Laporan sasaran mutu unit

4. Laporan evaluasi kinerja unit

16
BAB IX
PENUTUP

Fasilitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam At-taqwa menyediakan


pelayanan kesehatan yang bermutu, aman dan mempunyai manfaat yang optimal.
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam At-taqwa tidak lepas dari penggunaan
peralatan elektromedik baik medik maupun non medik, dengan konsekuensinya
membutuhkan adanya sistem pemeliharaan yang berkesinambungan untuk menjamin
mutu kinerja alat, agar selalu siap pakai dan aman bagi pasien, operator dan lingkungan.

Pedoman Pengelolaan Alat Medis di Rumah Sakit Islam At-taqwa Gumawang ini
Merupakan acuan bagi unit terkait dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan alat medis
di Rumah Sakit Islam At-taqwa

17
18

Anda mungkin juga menyukai