Anda di halaman 1dari 23

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

SUMBAWA
Nomor :
Tanggal :

PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM UTILITY


BAB I
LATAR BELAKANG

A. Pendahuluan

Sejalan dengan perubahan sosal budaya masyarakat dan


perkembangannya ilmu pengetahuan da teknologi, peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan
informasi yang demikian cepat diikuti oleh tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan
sarana pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara
terus. Pengembangan yang dilaksanakan tahap demi tahap
berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dirumah sakit dapat mengikuti perubahan yang ada.

Apabila rumah sakit tidak mempersiapkan diri secara


lebih baik dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, maka
rumah sakit tersebut akan dijauhi masyarakat dan masyarakat
akan mencari sarana kesehatan alternatf. Untuk untuk itu
setiap rumah sakit harus meningkatkan penampilannya secara
terencana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat
agar terus berkembang .

Sejalan dengan Visi Rumah sakit RSUD Sumbawa


menjadi rumah sakit pilihan utama, maka diperlukan
peningkatan kualitas dan mutu pelayanan yang
mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien

Peningkatan kualitas dan mutu pelayanan dibarengi


oleh tersediannya sistem utilitas yang mendukung kegiatan
kesehatan di Rumah Sakit. Pemantauan system-sistem penting
pembantu Rumah Sakit mencegah timbulnya masalah dan
menyediakan informasi yang dibutuhkan ketikan membuat
keputusan dalam rangka peningkatan atau penggantian sistem
utilitas.
B. Tujuan
Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien dan
petugas di Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan sistem utility di seluruh unit di


Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa meliputi :
1. Identifikasi area yang beresiko bila air atau listrik terganggu.
2. Sumber-sumber listrik dan air bersih darurat bagi area-area
dan kebutuhan –kebutuhan tersebut.
3. Menguji ketersediaan dan keandalan sumber listrik dan air
darurat dilakukan setidaknya setahun sekali.
4. Pemeriksaan, pemeliharaan system Gas Medis
5. Pengujian system pendukung oleh Instansi terkait
6. Menerapkan sistem penghawaan yang tepat untuk rumah
sakit
7. Menggunakan sistem komunikasi yang tepat di lingkungan
rumah sakit
8. Mendokumentasikan hasil-hasil pengujian tersebut
Utilitas adalah suatu sistem pendukung yang bersifat
vital untuk membantu pelayanan pasien di sebuah rumah sakit.
sistem utilitas di Rumah sakit Umum Daerah Sumbawa adalah:
a. Instalasi Air /Pumbling
b. Instalasi Listrik dan penggantinya
c. Instalasi Gas Medis (Oksigen)
d. Sistem tata udara/penghawaan
e. Sistem Komunikasi
f. Sistem Sanitasi
Instalasi Air Bersih/Plumbing adalah suatu system penyediaan
air bersih mulai dari pengambilan dari sumber air sampai pada
proses pendistribusiannya
Instalasi Listrik adalah suatu system penyediaan listrik
24 jam yang bersumber dari PLN (Perusahaan Listrik Negara)
dan sumber penggantinya (genzet). Instalasi Gas Medis Oksigen
adalah suatu system penyediaan gas Medis (Oksigen) dengan
system sentral dari mulai pengisian tangki Oksigen sampai pada
pendisribusiannya ke unit-unit.Sistem tata udara/penghawaan
Untuk kenyamanan dalam ruang di dalam bangunan rumah
sakit harus mempertimbangkan temperatur dan kelembapan
udarany
BAB III
SISTEM UTILITY

Sistem utility bertujuan untuk memastikan keselamatan fisik pasien,


pengunjung, dan staf, dan mencegah kehilangan kepemilikan,
gangguan kesehatan maupun keselamatan mereka :
1. Secara efektif mengelola risiko pada sistim utilitas
2. Mengoptimalkan sumber-sumber dengan pengelolaan sistem
utilitas secara efisien dan pengelolaan lifecycle dari alat-alat
tersebut.
3. Meningkatkan kemampuan staf dengan pendidikan pelatihan
mengenai system utilitas yang efektif.
4. Meningkatkan keselamatan pasien dengan menyiapkan
lingkungan rumah sakit yang aman

B. Inventarisasi dan identifikasi risiko system utility pada rumah


sakit umum daerah Sumbawa;
1. Inventarisasi system utility
Sistem
No Jenis Alat Lokasi Area Suplay
utlity
1 Listrik a. PLN Seluruh area Seluruh area
rumah sakit rumah sakit
b. Genset
Sebelah Seluruh area
kamar rumah sakit
jenasah
rumah sakit
dan di depan
ruang IPAL
2 Air PDAM Seluruh rumah
sakit
air bawah 1. pintu IGD,ICU,Radiologi,
tanah masuk Manajemen, Zal
kantin anak, R. VIP,
laboratorium dan
2. samping Poliklinik
R. Gizi, Laundry
ruang
dan IBS
central
oksigen
3. Samping Instalasi Rawat
Mushola Inap
3 Pendingin AC Seluruh Area perkantoran
ruang di Seluruh unit
rumah sakit pelayanan
4 Gas Tabung R. Oksigen, Seluruh unit
medis gas seluruh pelayanan
oksigen ruangan
rawat inap,
IGD, ICU,
IBS
5 Nurse Nurse Rawat Inap Seluruh unit
Call Call pelayanan
6 Komputer Komputer Seluruh area Seluruh unit
rumah sakit pelayanan
7 Telephone Telephone Seluruh Area perkantoran
ruangan dan pelayanan

2. Identifikasi risiko kedaruratan


Risiko yang mungkin terjadi bila adanya kegagalan pada sistim
utilitas yang ada, sehingga perlu dilakukan uji terhadap
backup dari setiap sistim yang ada, terutama di area berisiko
No Jenis Area paling beresiko Alternatif
kegagalan Tindakan
system utilitas
1 Listrik ICU, IBS Suplai dari
Genset secara
otomatis (10
detik)
2 Air IBS, Farmasi Sumur bor dan
mati/terkonta pendistribusian
minasi dari air bersih dari
salah satu perusahaan air
sumber minum atau
melalui tangki air
3 AC IBS, Ruang Intensif Perbaikan/pengg
antian AC baru
4 Nurse call Sesuai lokasi Telephone
ruangan
5 Komputer Sesuai lokasi Manual
6 Telephone Seui lokasi HP dan HT

C. Koordinasi dan Kewenangan


1. Kepala IPSRS sebagai koordinator bertanggung jawab
sesuai dengan uraian tugasnya pada sistem utilitas rumah
sakit
2. Koordinator menginformasikan ke unit pelayanan bila
terjadinya kegagalan pada suatu sistim utilitas serta
melakukan upaya alternative segera untuk berlangsungnya
proses pelayanan
3. Koordinator melakukan koordinasi dengan produsen/
pemasok untuk proses pemeliharaan dan preventif pada
system utilitas rumah sakit.
4. Koordinator melakukan koodinasi dengan Kasi penunjang
medik untuk proses inspeksi dan pemeliharaan,serta
membuat dokumentasi prosesnya dan laporan serta
rekomendasi kepada Kepala ruangan terkait.

D. Program review dan evaluasi


1. Koordinator dan tim melakukan inspeksi setiap bulan
terhadap sisitem utilitas yang ada.
2. Hasil kegiatan inspeksi dibuktikan dengan dokumentasi,
yang menjadi bahan untuk membuat program pemeliharaan
maupun pengembangan sisitem utilitas rumah sakit
3. Kegiatan proses pemeliharaan didokumentasi yang
digunakan untuk menyusun laporan perkembangan sistem
utilitas rumah sakit setiap 6 bulan
4. Pengujian terhadap sistem utilitas, seperti back up listrik
(genzet) dan air (sumur BOR) setiap tahun. Pengujian
terhadap sumur BOR untuk memantau kualitas air, proses
pengujian didokumetasikan untuk memastikan
perkembangan sistem tersebut.

E. Program pendidikan
Staf yang bertugas menangani system utilty rumah sakit
mendapatkan pelatihan sesuai penugasa.

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Instalasi Air /plumbing


1. Fungsi plumbing
a. Untuk menyediakan air bersih ke tempat tempat yang
dikehendaki dengan tekanan yang cukup
b. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencemarkan bagian penting lainnya.
2. Peralatan plumbing
Peralatan plumbing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan dalam suatu kompleks rumah sakit. Peralatan
tersebut terdiri dari:
a. Peralatan untuk penyedian air bersih
b. Peralatan untuk penyedian air panas
c. Peralatan untuk pembuangan air kotor
d. Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap
perencanaan pemipaan
e. Peralatan pemadam kebakaran
f. Peralatan pengolah air kotor (tangki septik)
g. Peralatan dapur
h. Peralatan mencuci (laundri)
i. Peralatan pengolah sampah
3. Syarat-syarat dan mutu bahan bangunan
Dalam perencanaan pelaksanaan plumbing harus
diperhatikan syarat-syarat dari bahan plambing yaitu:
a. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
b. Tidak menimbulkan gannguan suara
c. Tidak menimbulkan radiasi
d. Tidak merusak perlengkapan bangunan
Dalam perencanaan plumbing, perlu diperhatikan bahan atau
alat plumbing, Pipa PVC dan pipa tembaga (untuk air panas).
Alat-alat plumbing yang merupakan permulaan dari system
pembuangan dari instalasi dapat berupa : Kran, kloset,
wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower.

4. Sistem plumbing air bersih


Sitem instalasi dan penyediaan air bersih di Rumah Sakit
Umum Daerah Sumbawa menggunakan system DDS
(Downfeed Distribution Sistem). Pada system ini air dari
sumber air baik dari air tanah (sumur bor) maupun air PDAM
dikumpulkan terlebih dahulu di Suction tank / Ground Water
Tank atau tempat penampungan air bersih pada Water Tower.
Selanjutnya air dari House tank / Water Tower atau tempat
penampungan air bersih yang terletak di bagian atas
bangunan sebelum didistribusikan ke konsumen. Distribusi
air ke konsumen / unit dilakukan dengan pinsip “gravity
flow”. Untuk spesifikasi tangki air pada Ground Water Tank
(GWT) dan Water Tower (WT) menggunakan tangki air. Untuk
dapat memenuhi kebutuhan air RSUD Sumbawa,
menggunakan sumber air dari PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum) dan ABT (air bawah tanah), sumber air cadangan dari
sumur bor alternative. Area beresiko apabila persediaan air di
Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa terganggu:
a. IBS
b. Ruang bersalin
c. Instalasi Gizi
d. Laboratorium
e. IGD
f. Ruang Rawat Inap
Persyaratan yang harus di penuhi untuk sistem penyediaan
air bersih:
a. Persyaratan Kualitatif
1) Syarat Fisik
Air harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa
2) Syarat kimia
Air tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dan
jumlah yang melampaui batas, adapun persyaratan
kimia tersebut adalah pH, zat padat total' zat organik
sebagai KmnO4, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca),
besi (Fe) dan mangan, tembaga (cu), seng (Zn),
klorida(cl), nitrit(No2), fluorida, dan logamJogam berat
(Pb, As, Se, Cd, Cr,Hg, CN)
3) Syarat biologi
Air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen
dan parasit.
b. Persyaratan Kuantitif
Persyaratan kuantitatif dilihat dari banyaknya air baku
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air dari jumlah
pemakai yang menempati gedung tersebut.
c. Persyaratan Kontinuitas
Persyaratan kontinuitas sangat berkaitan dengan kualitas
air yang digunakan. Air baku yang digunakan diambil
secara terus menerus dengan debit yang sama pada saat
musim kemarau maupun musim penghujan.
Untuk pengujian kualitas air dilakukan dengan pengujian
bakteri setiap sebulan sekali dan pengujian kimia setiap 6
bulan sekali oleh balai laboratorium kesehatan pengujian
dan kalibrasi yang terakreditasi.

5. Sistem plumbing air buangan


a. Air kotor
Air buangan yang berasal dari kloset, pemeliharaan, dan
bak buangan mengandung kotoran manusia yang berasal
dari alat-alat plumbing lainnya
b. Air bekas
Air buangan yang berasal dari alat-alat plumbing lainnya,
seperti bak mandi, Wastafel, dapur.
c. Plumbing air hujan
Pada sistem plumbing air hujan, saluran buangan air
hujan disambungkan pada drainase gedung gabungan
atau saluran pembuangan gedung bangunan. Talang
tegak air hujan dipakai ukuran pipa tegak air hujan
ditambah dengan memperhitungankan 50% dinding
terluas yang dianggap sebagai atap. cara penggabungan
sistem air hujan dengan drainase sanitasi harus
dipisahkan apabila terdapat saluran umum gabungan
yang dapat menampung darinase dan pembuangan air
hujan, maka saluran pembuangan air hujan gedung dan
saluran drainase dapat digabungkan ke saluran
pembuangan gedung gabungan pada bidang datar
dengan fitting Y tunggal yang ditempat kan sekurang
kurangnya 3 m dari suatu cabang drainase.

B. Instalasi Listrik
1. Sumber daya listrik
a. Sumber daya listrik normal
Sumber daya listrik utama gedung harus diusahakan
untuk menggunakan tenaga listik dari Perusahaan Listik
Negara (PLN)
b. Sumber listrik siaga
1) Bangunan,ruangan atau peralatan khusus yang
pelayanan daya listriknya disyaratkan tidak boleh
terputus-putus, harus memiliki pembangkit/pasokan
daya listrik siaga yang dayanya dapat memenuhi
kelangsungan pelayanan.
2) Sumber listrik cadangan berupa diesel generator
(genset), genset harus disediakan 2 (dua) unit dengan
kapasitas minimal 40 % dari jumlah daya terpasang
pada masing-masing unit. Genset dilengkapi sistem
AMF dan ATS
c. Sumber daya listrik darurat
1) Sistem instalasi listrik pada rumah sakit harus
memiliki sumber daya listrik darurat yang mampu
melayani kelangsungan pelayanan seluruh atau
sebagian beban pada bangunan rumah sakit apabila
terjadi gangguan sumber utama
2) Sumber pasokan daya listrik darurat yang digunakan
harus mampu melayani semua beban penting
terrnasuk untuk perlengkapan pengendalian
kebakaran, secara otomatis
3) Pasokan daya listik darurat berasal dari peralatan
UPS (Uninterruptable Power Supply) untuk melayani
kamar operasi (Central Operation Theater), ruang ICU
d. Jaringan distribusi listrik
1) Jaringan distribusi listrik terdiri dari kabel dengan
inti tunggal
2) peralatan pada papan hubung bagi seperti pemutus
atus, sakelar, tombol, alat ukur dan lain-lain harus
ditempatkan dengan baik sehingga memudahkan
pengoperasian dan pemeliharaan oleh Petugas.
e. Instalasi listrik
Instalasi Listrik di RSUD Sumbawa memakai
sumber PLN (Perusahaan Listrik Negara). Panel induk
ditempatkan dekat ruang genset. Dari panel induk di
alirkan ke beberapa MCB yang ada di tiap lantai.
Selanjutnya arus dibagi ke masing-masing unit pengguna
listrik. Area berisiko apabila terjadi gangguan pada
instlasi listrik : IBS, Ruang bersalin, Laboratorium, IGD,
radiologi, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap,
Ruang Central Oksigen, Ruang administrasi.
Dalam kondisi darurat jika terjadi pemadaman
listrik PLN , maka sumber listrik PLN akan digantikan
oleh genset. Di beberapa alat medis yang vital, terdapat
penyimpan listrik yang digunakan pada kondisi darurat
untuk waktu tertentu. Untuk pemeliharaan genset
dilakukan oleh tenaga teknisi RSUD Sumbawa dan
teknisi rekanan secara teratur termasuk pengujian
kemampuan genset tiap seminggu sekali.
Instalasi listrik meliputi:
1) Sistem instalasi listrik terdiri dari sumber daya
listrik jaringan distribusi, papan hubung bagi dan
beban listrik. Sistem instalasi listrik dan
penempatannya harus mudah diamati, dilakukan
pemeliharaan dan perbaikan, tidak
membahayakan, mengganggu atau merusak bagi
manusia, lingkungan, bagian bangunan dan
instalasi lainnya.
2) Sistem tegangan rendah (TR) dalam gedung adalah
3 fase 220 V dengan frekuensi 50/60 Hertz.
3) Sistem penerangan darurat (emergency lighting)
harus tersedia di dalam ruang-ruang tertentu
4) Sistem pembumian (grounding system) harus
terpisah antara grounding panel gedung dengan
panel alat. Nilai grounding peralatan tidak boleh
kurang dari 0,2 Ohm.
5) Transformator distribusi
a) Transformator distribusi yang berada dalam
gedung harus ditempatkan dalam numgan
khusus yang tahan api dan terdiri dari dinding,
atap dan lantai yang kokoh dengan pintu yang
hanya dapat dimasuki oleh petugas.
b) Ruangan transformator harus diberi ventilasi
yang cukup, serta mempunyai luas flrangan
yang cukup untuk perawatan dan perbaikan
c) Bila ruang transformator dekat dengan rumg
yang rawan kebakaran, maka diharuskan
mempergunakan transformator tipe kering.
6) Penghematan energi harus sangat diperhatikan
f. Pemeliharaan listrik
1) Lampu
a) Kotak lampu
pembersihan terhadap debu yang menempel
dilakukan dengan lap kain pembersih, cleaner. Kotak
TL bagian dalam harus dibuka dan dibersihkan
dengan vacum cleaner (penghisap debu). Ujung-ujung
kontak di lampu TL sering terjadi korosi.
b) Lampu
pemeliharaan lampu dengan cara membersihkan
debu/kotoran dengan menggunakan kain, apabila
lampu mati maka segera lakukan penggantian.
2) Saklar
Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus
dibersihkan setiap tahun sekali. Bagian dalam terutama
pada kontak saklar harus bersih dari debu
3) Stop kontak
Pemeliharaan stop kontak dimaksud harus sering
dilakukan pemeriksaan terutama pada ruang bedah,
poliklinik dan ruang yang sering menggunakan alat
yang portable (pindah-pindah) karena sering ditusuk
dan dilepas, sehingga kotak-kontak yang menjepit akan
cepat aus. Perlu diperhatikan apabila terjadi panas atau
rusak segera diganti.
4) Pembumian ( Grounding System)
a) peralatan medik maximum 0,2 Ohm, sesuai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2000, sebagai Standar Wajib)
b) stop kontak di dalam gedung dan alat-alat lain
maximum 5 Ohm
c) penangkal petir dan pelindung gedung maksimum
10 Ohm
sistem pembumian diatas, masing-masing tidak boteh
digabung.
Pengukuran tahanan pembumian dilakukan setiap
tahun dengan earth tester. Ujung saluran pembumian
sering terjadi korosi, sehingga perlu dibersihkan
dengan sikat besi halus dan disemprot dengan cairan
anti korosi. Instalasi kabel dalam gedung,
pengukuran tahanan isolasi dengan Meger (tekanan 3
phase) dilakukan setiap 3-4 tahun sekali. Apabila
tahanan isolasi kabel kurang dari 250 kilo Ohm maka
instalasinya harus diperbaiki atau dilakukukan
penggantian kabel.
5) Panel listrik
Pada panel ini pemeliharaannya lebih teliti, dengan
mematikan tegangan untuk service dan terlebih dahulu
perlu koordinasi dengan UPF masing-masing dan
Rumah Tangga yang diketahui Direktur Rumah Sakit,
karena di dalamnya sering terdapat banyak debu dan
harus dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan
lap bersih. Pada sambungan mur antara kabel busbar
ke MCB/MCCB sering terdapat korosi dan harus
disemprot dengan cairan anti korosi, dan mur yang
kendor akibat getaran, agar dikencangkan kembali
setiap 6 (enam) bulan sekali. Pengetesan MCB, fuse
yang putus harus diganti, lampu-lampu pilot, meter-
meter yang rusak diganti secepatnya. Udara disekitar
panel dibebaskan dan lembab. Pengecekan karet-karet
pintu panel dan kunci penel setiap 6 (enam) bulan
sekali, jika keadaannya rusak agar diganti.
6) Transfomator
Transformator perlu dilakukan pengecekan yang teliti.
Untuk transformator jenis kering perlu dilakukan
pembersihan dan debu dengan lap kering dan vacuum
cleaner dan diujung pole perlu dibersihkan dengan
amplas. Untuk transformator jenis oli perlu dilakukan
pengetesan daya isolator dan oli trafo, dapat ditetesi
setiap tahun sekali untuk type Conservatif dan 5 tahun
sekali untuk type Hematic atau akan dilakukan lebih
awal jika terjadi trouble shooting short circuit salah satu
beban (pengetesan oli di LMK PLN)
7) UPS
Pada ruangan-ruangan khusus terdapat UPS. UPS perlu
perhatian khusus pada baterai, harus sering
diperiksa/diganti jika dalam indikator UPS sudah tidak
dapat diisi kembali dibagian baterai terdapat pole-pole
yang perlu dibersihkan dan temperatur ruangan
diusahakan 190C. Untuk menjaga program yang ada
dalam UPS yang menggunakan microprocessor, setiap
2 (dua) minggu sekali.

C. Sistem Gas Medis


Sistem gas medis di RSUD Sumbawa menggunakan system
gas medis (oksigen ) sentral dan bekerjasama dengan pihak ke
tiga untuk memenuhi pelayanan penyediaan Oxygen Medis di
RSUD Sumbawa
Untuk pengisiannya, dilakukan oleh teknisi rumah sakit.
Pemeliharaan lengkap system gas central juga dilakukan oleh
teknisi rumah sakit setiap 3 (tiga) bulan sekali dan hasil
pemeliharaanya diserahkan kepada Bagian Umum dan Sarana
Prasrana.

D. Sistem Tata udara/penghawaan


a. Penghawaan
Setiap bangunan rumah sakit harus memiliki ventilasi alami
dan ventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya.
Bangunan rumah sakit harus mempunyai bukaan permanen,
kisi-kisi pada pintu dan jendeta dan bukaan permarnen yang
dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
Persyaratan teknis dari sistem penghawaan yaitu :
1) Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka
diperlukan ventilasi mekards seperti pada bangunan
fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan dari
udara luar dan pencemaran
2) Pada ruang-ruang khusus seperti ruang isolasi, ruang
laboratorium maupun ruang farmasi, diperlukan fasilitas
pengelolaan limbah udara infeksius paparan udara
3) Sistem tata udara harus ditempatkan agar memudahkan
dalam pemeriksaan dan pemeliharaan.
4) Sebagai ventilasi, udara segar harus dimasukkan ke dalam
ruangan untuk menjaga kesegaran dan kesehatan ruangan
5) Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar dan
bukan udara yang brasal dari lobi atau koridor tertutup
6) Untuk instalasi tata udara sentral, udara segar harus
dimasukkan melalui mesin pengolah udara sentral
7) Untuk sistem tata udara individu seperti unit jendela dan
unit split, udara segar boleh dimasukkan langsung ke
dalam ruangan
8) Ruangan yang dilengkapi dengan ventilasi mekanik harus
diberikan pertukaran udara minimal 6 (enam) kali per jam.
9) Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan
pencemaran atau penularan penyakit ke ruangan lainnya,
harus langsung dibuang ke luar.
10) Ruang bedah dan ruang perawatan penyakit menular yang
berbahaya pembuangan udaranya harus ke tempat yang
tidak membahayakan lingkungan rumah sakit.
11) Ruang pengolahan bahan obat, proses foto dan proses
kimia lainnya yang dapat mencemari lingkungan,
pembuangan udaranya harus melalui penyaring dan
pemroses untuk menetralisir bahan bahan yang
terkandung di dalam udara buangan tersebut sesuai
ketentuan yang berlaku
b. Sistem Pengkondisian Udara
Untuk kenyamanan dalam ruang di dalam bangunan rumah
sakit harus mempertimbangkan temperatur dan kelembapan
udaranya. Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan
kelembapan udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan
alat pengkondisian udara yang mempertimbangkan :
1) fungsi bangunan rumah sakit/ruang, jumlah pengguna,
letak geografis, orientasi bangunan, jenis peralatan dan
penggunaan bahan bangunan
2) Kemudahan pemeliharaan dan perawatan
3) Prinsip-prinsip penghematan energi dan ramah
lingkungan
Pemeliharaan mekanikal :
1) Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah
sakit (case unit) menyeka menggunakan kain atau sikat
pembersih dan deterjen, dilakukan setiap satu bulan
sekali.
2) Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada
komponen heat exchanger condensor, koil pipa
evaporator, saringan (filter) dan panci penampung.
Pembersihan dilakukan dengan cara mengeluarkan
window AC dan rumahnya kemudian dibersihkan
menggunakan sikat atau kain pembersih, deterjen dan
kompressor angin. Pemeliharaan dilakukan 3 (tiga)
bulan sekali.
3) Dilakukan pengisian refrigeran dengan cara
memasukkan refrigeran ke dalam pipa unit melalui
lubang pengisian yang telah ada. Jenis refrigerant yang
digunakan adalah Freon
4) Dilakukan pembersihan atau penyetelan terhadap
permukaan luar unit chiller ini dengan cara menyeka
dengan kain atau dengan sikat pembersih. Pembersihan
dilalokan setiap 3 (tiga) bulan.
5) Dilakukan pembersihan terhadap komponen pipa air
pendingin kondensor dan koil pipa pendingin evaporator
dengah cara membuka bagian penutup mesin chiller
yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Pembersihan dilakukan pada saat mesin chiller tidak
beroperasi, dan dilakukan 2 (dua) bulan sekali.
6) Untuk penggantian refrigeran mesin chiller dilakukan
sesuai petunjuk mesin tersebut, karena setiap mesin
chiller mempunyai spesifikasi yang berlainan
7) Fluida yang digunakan adalah R-22, R-11 atau
refrigeran lain sesuai petunjuk pabrik. Penggantian
dilakukan bila dianggap perlu.
E. Sistem Komunikasi
Persyaratan sistem komunikasi dalam gedung harus memenuhi
UU Nomor 32 tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan PP
Nomor 52 tahun 2O00 tentang Telekomunikasi Indonesia.
Persyaratan komunikasi dalam rumah sakit dimaksudkan
sebagai penyedia sistem komunikasi baik untuk keperluan
internal rumah sakit ataupun untuk hubungan keluar, pada
saat terjadi kondisi darurat lainnya. Yang termasuk sistem
komunikasi rumah sakit antara lain sistem telepon, sistem tata
suara dan sistem panggilan perawat.
1. Sistem Telepon dan Tata Suara
a. Persyaratan teknis instalasi telepon antara lain:
1) Tempat pemberhentian ujung kabel harus terang,
tidak ada genangan air, aman dan mudah
dikerjakan
2) Ukuran lubang (manhole) yang melayani saluran
masuk ke dalam gedung, untuk instalasi telepon
minimal berukuran 1,50 m x 0,80 m dan harus
diamankan agar tidak menjadi jalan air masuk ke
rumah sakit pada saat hujan.
3) Diupayakan dekat dengan kabel catu dari kantor
telepon dan dekat dengan jalan besar.
4) Penempatan kabel telepon yang sejajar dengan kabel
listrik, minimal berjarak 0,10 m atau sesuai
ketentuan yang berlaku.
b. Kabel instalasi komunikasi darurat harus terpisah dari
instalasi lainnya dan dilindungi terhadap bahaya
kebakaran atau terdiri dari kabel tahan api. Harus
dilengkapi dengan sumber/pasokan daya listrik utama
apabila terjadi gangguan dengan kapasitas dan dapat
melayani dalam waktu yang cukup sesuai ketentuan yang
berlaku.
2. Sistem Panggil Perawat (Nurce CalI)
peralatan sistem panggilan perawat dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan kepada pasien yang memerlukan
bantuan perawatan baik dalam kondisi rutin ataupun
darurat. Sistem panggil perawat bertujuan menjadi alat
komunikasi antara perawat dengan pasien dalam bentuk
visual dan audible (suata) dan memberikan sinyal pada
kejadian darurat Pasien.
Persyaratan teknisnya antara lain :
a. Peralatan Sistem Panggil Perawat (SPP)
1) Panel kontrol
2) ) Tombol penunjuk atau layar sentuh dengan bacaan
digital secara visual memberitahukan lokasi panggilan
dan menempatkan dalam sistem, meliputi nomor
nxmg, kamar, tempat tidur dan prioritas panggilan
3) Panggilan dari pos darurat yang ditempa&an di dalam
toilet atau kamar mandi
4) Mampu menampilkan sedikitnya 4 panggilan yang
datang.
5) Berfungsi menjawab secara otomatis atau selektif
6) Fungsi prioritas panggilan
Sinyal visual atau audible akan menandai adanya
suatu panggilan rutin atau darurat. Sinyal visual ini
akan mati dan panggilan yang tersimpan terhapus dari
memori ketika panggilan itu dibatalkan di pos
setempat. Tombol sentuh atau serupa membolehkan
perawat memilih pos panggilan dan melakukan
komunikasi suara dua arah.
7) Fungsi Pengingat (memory)
Dapat menyimpan sementara suatu panggilan yang
ditempatkan dan menghasilkan sinyal visual berupa
nyala lampu dome di koridor yang dihubungkan
dengan bedside dengan cara mengaktifkan
fungsi/sirkit pengingat.
b. Peralatan komunikasi pada kabinet bedside
1) Setiap bedside harus menyediakan :
a) Micro Phone/speaker
b) Lampu Pos Pemanggil
c) Tombol reser
d) Kotak kontrol untuk cordset
2) Setiap microphone/speaker harus mati jika handset
disambungkan ke bedside
3) Panggilan dari bedside harus menghasilkan sinyal
panggilan visual rutin pada lampu dome di koridor
3. Pemeliharaan dan perbaikan
Pembersihan kotoran pada head dilakukan dengan head
spray, bila terjadi Penurunan kualitas suara dan apabila
permukaan head sudah tipis, karet-karet sudah getas perlu
dilakukan Penggantian. Pembersihan permukaan dan
kotoran. Pembersihan dilakukan setiap 1 bulan.sedangkan
kontak mekaniknya dilakukan pembersihan setiap 3 (tiga)
bulan sekali.
Pemeliharaan Pesawat telefon dilakukan diakukan sebulan
sekali.Apabila terjadi kerusakan dilakukan penggantian.
F. Sistem Sanitasi
1. Persyaratan air bersih
a. Harus tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi
syarat kesehatan atau dapat mengadakan pengolahan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku
b. Tersedia air bersih minimal 500 liter/tempat tidur/hari
c. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat
kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan
d. Tersedia penampungan air (reservolr) bawah atau atas
e. Distribusi air minum dan air bersih di setiap
ruanganlkamar harus menggunakan jaringan perpipaan
yang mengalir
f. Dalam rangka pengawasan kualitas air maka rumah sakit
harus melakukan inspeksi air bersih minimal 1 (satu)
tahun sekali
g. Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih ple
dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun, titik sampel yaitu
pada penampungan air (Reservoir) dan kran terjauh dari
reservoir
h. Rumah sakit telah menggunakan air yang sudah diolah
seperti dari PDAM, sumur bor dan sumber lain untuk
keperluan operasi dapat melakukan pengolahan tambahan
dengan kaporisasi

2. Persyaratan penyaluran air hujan


Sistem penyaluran air hujan direncanakan dan dipasang
dengan angkan ketinggian permukaan air tanah, permebilitas
tanah dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota.
Sistem penyaluran air hujan harus dipelihara untuk
mencegah terjadinya endapan dan penyumbatan pada salurn.
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah Pedoman Pengelolaan sistem utilitas ini dibuat


sebagai acuan dalam menyelenggarakan Pengelolaan sistem utilitas
di Rumah Sakit Umum Daerah Sumbawa, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH SUMBAWA

DEDE HASAN BASRI


.

Anda mungkin juga menyukai