Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN PELAYANAN

LABORATORIUM

PUSKESMAS BERGAS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
SEMARANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang pada Tahun 2023 ini mendapat kesempatan untuk
melaksanakan akreditasi
Akreditasi bagi Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi masyarakat. Untuk
menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang
maka diperlukan pedoman pelayanan di Puskesmas Bergas.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat memberi
manfaat Puskesmas bergas, sehingga akreditasi di Puskesmas Bergas
Kabupaten Semarang berjalan lancar dan menjadi puskesmas yang lebih baik.

Kepala Puskesmas Bergas

Dr. Tina Darmi Koestyorini


Nip.197001312007012008

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

2
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomi dalam mencapai nderajat kesehatan yang optimal.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
Bergas adalah
Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pelayanan medis di Puskesmas
Bergas dilengkapi dengan Laboratorium Klinik yang menggunakan alat
yang canggih.Guna menunjang keakuratan hasil maka laboratorium
melakukan perawatan alat secara rutin.Hal ini tentunya akan menjamin
hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya guna menjamin tepatnya
diagnose penyakit
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan,
dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Dalam melaksanakan pelayanan Laboratorium di Puskesmas,supaya
dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka
puskesmas Bergas menyusun PEDOMAN PELAYANAN
LABORATORIUM PUSKESMAS BERGAS.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pelayanan laboratorium yang bermutu di Puskesmas
Bergas
2. Tujuan Khusus
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan
pelayanan pemeriksaan laboratorium sehingga dapat memberikan
hasil yang akurat.

C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para tenaga kesehatan yang
terkait yaitu : Tenaga Pelaksana di Puskesmas.

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN

3
Ruang lingkup pelayanan laboratorium mencakup mulai dari menerima
surat permintaan dari dalam dan luar puskesmas,melakukan pemeriksaan
sampai proses penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium kepada
pasien .

E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Puskesmas Bergas dalam pelayanannya melayani
pasien dari rawat inap maupun rawat jalan ,juga melayani pasien rujukan
dari dokter atau paramedis dari luar Puskesmas Bergas. Pelayanan
beroperasi setiap hari kerja senin - Kamis mulai pukul 08.00 hingga pukul
12.00 wib, sedangkan untuk hari juma”at mulai pukul 08.00 – 10.00 dan
sabtu mulai 08.00 – 11.00 wib.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan di laboratorium Puskesmas bergas
meliputi
1. Pemeriksaan hematologi yaitu Pemeriksaan keseluruhan darah dan
plasma, meliputi
 Darah lengkap
 Laju endap darah
 Golongan darah
2. Pemeriksaan kimia klinik yaitu pemeriksaan serum atau plasma untuk
menguji komponen tertentu dalam serum atau plasma, meliputi
 Gula darah
 Cholesterol total
 Asam urat
3. Urinalisis yaitu pemeriksaan urine untuk menguji komponen tertentu,
meliputi
 urine rutin dan sedimen
 Urine proten
 HCG tes
4. Serologi yaitu pemeriksaan untuk menentukan antibody dalam tubuh
seseorang baik secara kualitatif maupun kuantitatif, meliputi
 Widal
 HbsAg
 Serologi Sifilis
 HIV
5. Bakteriologi merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
menentukan ada tidaknya bakteri yang menyebabkan infeksi dalam
tubuh pasien, meliputi
 BTA (Bakteri Tahan Asam)
 TB TCM (Tes cepat Molekuler

4
6. Parasitologi yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
adanya parasite didalam tubuh dengan menggunakan specimen
feses, meliputi
 Makroskopis( warna ,Bentuk ,Bau)
 Mikroskopis (eritrosit,leukosit)
F. LANDASAN HUKUM
1. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya
wajib puskesmas ,dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi jumlah
maupun mutunya. Jenis kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium
Puskesmas Bergas dapat dilihatdalam tabel berikut :
No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah Keterangan
1 Penanggung Dokter 1
jawab
2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan 1
(Koordinator) (D III)
3 Tenaga Teknis Analis Kesehatan 2
(Pelaksana) (D III)

Keterangan lainnya
a. Penambahan tenaga pelaksana tergantung dari baban kerja laboratorium.
b. Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas adalah Dokter
Puskesmas/Kepala Puskesmas.
c. Setiap petugas Laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang
tertulis dan diketahui oleh Kepala Puskesmas
Untuk pembagian kerja masing petugas berdasarkan
Tupoksi yang sesuai

1. Penanggung jawab laboratorium Puskesmas

a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium


b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium.
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium
d. Mengawasai kegiatan pemantapan mutu
e. Bertanggungjawab atas hasil pemeriksaan laboratorium
2. Tenaga Teknis (Koordinator)
Tenaga teknis koordinator laboratorium Puskesmas mempunyai
tugas dan tanggung jawab
a. Menyusun program kerja untuk menunjang keakuratan hasil dalam
hal ini PME,PMI,Perawatan alat,Kalibrasi alat, Pemenuhan
reagen,dll

6
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan
dan standart prosedur operasional
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium
e. Malakukan konsultasi dengan penangung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain
3. Tenaga teknis (Pelaksana)
Tenaga teknis koordinator laboratorium Puskesmas mempunyai tugas
dan tanggung jawab
a. Melaksanakan persiapan kegiatan pelayanan laboratorium sesuai
kompetensi dan kewenangan yang disesuaikan sesuai standar
pelayanan
b. Melaksanakan kegiatan penerimaan ,pemeriksaan dan
memberikan hasil kepada pasien
c. Melakukan penanganan dan pengolahan specimen
d. Mempersiapkan specimen secara sederhana maupun rujukan
e. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan umum
f. Memusnahkan sisa specimen dan bahan penunjang.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Puskesmas bergas merupakan puskesmas rawat inap sehingga
ada pengaturan jaga (shift) bagi petugas laboratorium.Untuk pemeriksaan
laboratorium di luar jam kerja dilakukan hanya sampai pukul 16.00
sedangkan hari Minggu dan hari besar dilakukan shift pagi dari jam 07.30
sampai pukul 14.00 wib.

C. JADWAL KEGIATAN

JADWAL PELAYANAN

SENIN – KAMIS : 08.00 – 12.00 WIB

JUM’AT : 08.00 – 10.00 WIB

SABTU : 08.00 – 11.00 WIB

MINGGU /HARI BESAR : UNTUK PELAYANAN


RAWAT INAP/SESUAI KEBUTUHAN

BAB III

7
STANDAR FASILITAS

A. Ruangan Laboratorium
Bangunan ruang laboratorium berada dalam gedung rawat jalan
Puskesmas Bergas, ukuran bangunan laboratorium ± 9 x 4,5 m yang terbagi
menjadi :
1. Ruang pengambilan sampel
2. Ruang persiapan sampel
3. Ruang pemeriksaan sampel
4. Ruang ganti petugas dan Administrasi

Walaupun sarana yang ada belum sepenuhnya memenuhi persyaratan tetapi


ruangan sudah difungsikan secara maksimal untuk kelancaran pelayanan dan
pemeriksaan laboratorium.

8
DENAH LABORATORIUM

RUANG
GANTI PETUGAS /
ADMINISTRASI

Kamar
Kamar
Mandi
Mandi
Pasien
Pasien

Kamar
Mandi
Petugas

RUANG
Kulkas

PENGOLAHAN

Laboratorium
DAN PENANGAN
SAMPEL

Alat
Tempat pot
sammpel

Wastafel

RUANG
PENERIMAAN
SAMPEL

PINTU MASUK

RUANG
TUNGGU
LABORATORIUM

9
Keterangan :
 Luas ruangan 10x4,5 m2
 Ruangan kering dan tidak lembab
 Memiliki ventilasi yang cukup
 memiliki cahaya yang cukup
 Lantai terbuat dari keramik
 Dinding dicat warna cerah
 Ruangan ber AC

B. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN LABORATORIUM


a) PERLENGKAPAN
Perlengkapan di laboratorium puskesmas Bergas meliputi ;
1. Meja pengambilan sampel
a. Minimal menggunakan meja ½ biro ( ukuran 90x 60 cm )
b. kursi khusus sampling
c .Kursi tunggu pasien
2. Kursi petugas laboratorium
a. kursi putar yang digunakan petugas dalam pemeriksaan sampel
b .Kursi kerja untuk administrasi petugas
3. Bak cuci/sink
a. Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
b. Ukuran minimal 40 cm x 40 cm dengan kedalaman bak minimal 30
cm
c. Bak cuci dibedakan antara bak cuci untuk cuci tangan dan untuk
pengecatan dalam pemeriksaan bakteriologi.
d. Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem
pengolahan air limbah Puskesmas.
3. Meja pemeriksaan
a. Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang menyesuaikan
b. Meja terbuat beton /dilapisi dari bahan tahan panas, tahan zat
kimia, mudah dibersihkan, tidak berpori dan berwarna terang
4. Lemari pendingin
a. Berfungsi untuk menyimpan reagen dan sampel rujukan
b. Reagent dan sampel disimpan dalam lemari pendingin
5. Lemari alat
a. Berfungsi untuk menyimpan alat
b. ukuran panjang 160 cm lebar 40 cm tinggi 100 cm
c. bahan terbuat dari kayu atau almunium dan rakdari kaca

6. Rak reagent/lemari penyimpan reagen

10
a. Fungsi untuk menyimpan reagent
b. ukuran sesuai kebutuhan
c. bahan dapat terbuat dari kayu dilapisi dengan teflon/formika
7. AC dan exhaust
a. Berfungsi untuk mendinginkan ruangan agar tetap stabil dan tidak
panas
b. Exhaust berfungsi agar dapat mensterilkan ruang administrsi agar
tidak lembab

b) PERALATAN

No. Jenis Peralatan Jumlah


I. Peralatan Utama
A. Peralatan pemeriksaan
1. Hematologi Analyzer 1
2. Fotometer 1
3. Urin Analyzer 1
4. Pengukur LED manual 1
5. Hemositometer 2
6. Mikroskop binokuler 2
7. Mikropipet 5-10, 10-100, 100-1000 1 set
8. Centrifuge 1

10. Spektrofotometer 1
11 Biosafety 1
12 Alat geneexpert /TCM 1
13. Tabung Westergreen 8
14 Rotator 1
B. Peralatan Gelas
1. Gelas ukur 1
2. Termometer kulkas 1
3. Kaca objek baru 1 box
4. Kaca penutup 1 kotak
5. Termometer 0-50°C 1
II. Peralatan Penunjang/ BHP
1. Blood lancet dengan autoklik 3
2. Kertas saring 1 pak
3. Lampu spirtus 1
5. Pembendung 3
6. Pensil kaca 1

11
7. Pipet tetes 5
8. Pot dahak 100
9. Pot urin 25
10. Rak pengering 1
11. Rak pewarna 1
12. Lidi 1 pak
13 Tabung EDTA/ non EDTA 100
14 Sikat tabung reaksi 1

12
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

A. LINGKUP KEGIATAN
Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik
oleh pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang
dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendeketan level of
care (kebijakan WHO) yaitu tindakan Promotif, Presentif, Kuratif, dan
Rehabilitatif yang merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk
memberikan pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya
yang ada.

1. PROSEDUR PELAYANAN LABORATORIUM


a. Persiapan petugas
Mengenakan perlengkapan keselamatan kerja dan merapikan
keperluan sebelum memulai aktifitas kerja, menyiapkan formulir yang
dibutuhkan serta alat dan bahan.
b. Persiapan Pemeriksaan dan Administrasi
i. Menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
ii. Memberi nomor urut antrian di Form Permintaan Pemeriksaan.
iii. Petugas lab memanggil pasien sesuai nomor urut antrian
iv. Petugas mencocokkan identitas pasien dan memberikan informasi
tarif pemeriksaan sesuai peraturan daerah yang diminta.
v. Memberi penjelasan kepada pasien cara pengambilan sampel
pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan.
vi. Bila tidak dapat dikerjakan karena keterbatasan alat meminta
pasien kembali ke pengirim/perujuk untuk dirujuk ke tingkat lebih
lanjut.
c. Pemeriksaan
i. Petugas mengambil sampel sesuai jenis pemeriksaan
ii. Menulis hasil pemeriksan pada formulir hasil pemeriksaan
laboratorium.
iii. Petugas menulis identitas pasien dan hasil pemeriksaan pada buku
register dan formulir hasil pemeriksaan serta
menandatanganinya.
d. Pembiayaan
i. Menuliskan identitas pasien BPJS dan Non BPJS pada form
register Lab.
ii. Pembiayaan bagi Pasien non BPJS luar wilayah Kabupaten.
iii. Dibuktikan pada bukti pembayaran dan diserahkan pada pasien

13
e. Penyerahan hasil
i. Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sebelum diserahkan
ii. Menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium
iii. Petugas tandatangan pada formulir hasil pemeriksaan
iv. Pasien diminta tandatangan di form pengantar laboratorium
v. Pasien diminta kembali ke pengirim/perujuk (BPU, BPG, KIA)

14
B. LINGKUP KEGIATAN
Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik
oleh pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang
dilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendeketan level of
care (kebijakan WHO) yaitu tindakan Promotif, Presentif, Kuratif, dan
Rehabilitatif yang merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk
memberikan pelayanan yang menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya
yang ada.
C. METODE

D. LANGKAH KEGIATAN
1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium Puskesmas Bergas melakukan
pemeriksaan meliputi :
a. Sampling darah
b. Pemeriksaan Darah Lengkap meliputi Hemoglobin, Leukosit,
Trombosit, Eritrosit, Hematokrot
c. Waktu pembekuan
d. Waktu perdarahan
e. Pemeriksaan Urine Lengkap
f. Pemeriksaan kehamilan
g. Pemeriksaan Faeces Lengkap
h. Pemeriksaan WIdal
i. Pemeriksaan HBsAg
j. Pemeriksaan sputum BTA
k. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, kolesterol, Trigliserida,
Asam Urat)
l. Pemeriksaan Golongan Darah

Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan


permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip
pada pekayana secara holistic, komprehensif, dan terpadu dalam rangla
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya. Setiap
Laboratorium Puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan
memenuhi kriteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan
peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja dan
mutu ( Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012 )
Laboratorium mempunyai peran sebagai penunjang dalam
menegakkan diagnose yang ingin ditegakkan oleh dokter dalam merawat
pasiennya. Selain itu, laboratorium mempunyai peran seperti uji penyaring

15
secara laboratoris sehat tidak nya seseorang misalnya medical check up.
Juga berperan sebagai follow up atau pemantauan hasil pengobatan. Serta
prognosis suatu penyakit. Sehubbungan dengan hal tersebut, pemeriksaan
laboratorium hendaknya dilakukan sesuai dengan standart pelayanan
laboratorium sehingga menghasilkan pemeriksaan yang akurat ( Workshop
Plebotomi Bagi Petugas Lab di Puskesmas, Dinkes Proponsi Tahun 2009)
Untuk melakukan pemeriksaan laboratirium diperkukan reagent,
standart, bahan control, air, media. Dasar pemilihan bahan laboratorium
pada umumnya harus mempertimbangkan kebutuhan, produksi pabrik yang
telah dikenal, deskripsi llengkap dari bahan atau produk, mempunyai masa
kadaluarsa yang panjang, volume, mudah diperoleh di pasaran, kelancaran
dan kesinambungan pengadaan, pelayanan purna jual (Pedoman Praktek
Laboratorium Yang Benar, Depkes Ri Tahun 2004)
Untuk mendapatkan sampel darah pasien dilakukan dengan cara
pengambilan darah vena dan kapiler. Lokasi vena yang digunakan utnuk
tempat penusukan adalah 3 vena utama di lengan yaitu vena cevalika, vena
mediana cubiti, dan vena mediana basilica. Pada umumnya vena mediana
cubiti merupakan pilihan kerena terfiksasi baik dan tidak bergerak saat
ditusuk.
Sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus menggunakan APD.
APD berujuan untuk melindungi kulit dan selaput lender petugas dari resiko
pejanan darah, semua jenis cairan, kulit yang tidak utuh. APD ada
beberapa jenis yaitu sarung tangan, masker,kacamata, penutup kepala, jas
laboratorium, sepatu pelindung. Tidak semua alat pelindung diri dipakai
tergantung tindakan dan kegiatan yang dikerjakan. Pada plebotommi cukup
menggunakan sarung tangan jas laboratorium.
Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis ( kapas bekas
pakai dan jarum suntik ) dan nonmedis pembungkus jarum suntik. Tempat
sampah harus diberi kantong plastic tertutup, dibedakan sampah infeksius
dan non infeksius. Sampah pada kantong diberi label lalu dibakar
( Workshop Plebotomi Bagi Petugas Lab di Puskesmas, DInkes Propinsi
Tahun 2009)
Bahwa sebagai upaya pemerintah untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran lingkungan adalah dengan meningkatnya
penataan terhadap ketentuan –ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang lingkungan hidup. Dalam rangka penataan terhadap terhadap
peraturan perundang- undangan tersebut dapat dilakukan dengan upaya
kemitraan dengan badan usaha penghasil limbah bahan berbahaya dan
beracun. Limbah adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses
produksi. Limbah bahan berbahaya dan beracun disingkat B3 adalah setiap

16
limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau julmlahnya,baik secara langsugn
maupun tidak langsung dapat meruksan dan atau mencemarkan lingkungan
hidup dan atau membahayakan keselamatan manusia. Pengelolaan limbah
B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan,
pengumpulan, pengankutam, pemanfaatan, pengolaan limbah B3 termasuk
penimbunan hasil pengelolaan tersebut ( Keputusan Kepada Bapeda No 03
Tahun 1998 )
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal
dari factor fisik, biologi, kimia, ergonomic, dan psikososial dengan akibat
dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta
lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan manajemen K3 yang meliputi
identifikasi, perencanaan, pelaksanaaan, pengawasan, melaksanakan
upaya perbaikan (pedomasn Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Laboratorium kesehatan Depkes RI Tahun 2003)
Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan
yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium. Pemantapan mutu ada 2 macam yaitu Pemantapan Mutu
Internal dan Pemantapan Mutu Ekternal. Pemantapan Mutu Internal
meliputi persiapan pasien, pengambilan dan pengolahan specimen,
kalibrasi alat. Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodic oleh pihak lain diluar laboratorikum dalam
bidang pemeriksaan tertentu ( Pedoman Laboratorium Yang Benar,Depkes
RI Tahun 2004.
Pemeriksaan labaoratorium yang dilakukan di Puskesmas Bergas meliputi :
a. Darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan hemoglobin, leukosit,
trombosit, eritrosit, hematocrit, hitung jenis. Ada beberapa cara
pemeriksaan darah lengkap yaitu cara manual dan cara
menggunakan alat auto analyzer. Alat ini menggunakan sampel
darah segar dengan langkah- langkah sebagai berikut. Langkah
pertama menekan tombol WB dilanjutkan dengan menekan sampel
ID. Kemudian menekan tombol enter memasang temapt sampel,
menghomogenkan sampel kemudian sampel ditaruh ditempat
sampel, tutup tempat sampel lalu tekan tombol RUN ( Buku Manual
alat poch-100i Sysmex )
b. Waktu Pembekuan
Degan test ini ditentukan lamanya waktu yang diperlukan darah
untuk membeku, hasilnya menjadi ukuran aktifitas factor- factor
koagulasi darah, terutama factor- factor yang membentuk

17
tromboplastin dan factor yang berasal dari trombosit. Selain itu
kadar fibrinogen berpengaruh juga. Ujung jari dibersihkan dengan
alcohol 70% kemudian ditusuk dengan lanset. Stopwatch mulai
dijalankan saat darah mulai keluar. Setelah itu darah yang keluar
dihisap dengan tabung mikrokapiler lalu setiap 30 detik tabung
dipatahkan sampai terlihat adanya benang fibrin ( Petunjuk
Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahan 1984 )
c. Waktu perdarahan
Pemeriksaan ini untuk menilai factor- factor hemostasis yan letaknya
ekstrabaskuler, tetapi keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit
juga berpengaruh. Anak daun telinga yang akan ditusuk dibersihkan
dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Pinggir anak daun
telinga ditusuk dengan lancet. Jika terlihat darah mulai keluar maka
stopwatch mulai dijalankan. Darah dihisap dengan tissue setiap 30
detik dan hentikan stopwatch pada waktu darah tidak keluar lagi.
(Petunjuk Praktium Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)
d. Pemeriksaan Urin
Jenis urin yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi.
Urine sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak
ditentikan sedangkan urin pagi adalah urin yang dikeluarkan
pertama-tama pada pagi hari setelah bangun tidur. Pemeriksaan
urin dapat digunakan untuk pemeriksaan test kehamilan dan
pemeriksaan urin rutin.
Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering dan diberi
label. Volme urin yang ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan
urin meliputi makroskopis, dan mikroskopis. Pemeriksaan
makroskopis meliputi warna, kejernihan, berat jenis, bilirubin, reduksi
protein, keton, urobilinogen. Sedangkan pemeriksaan mikroskopis
berupa pemeriksaan sediment urin dimana pemeriksaan ini
dilakukan dengan melakukan sentrifuge terhadap urin kemudian
sedimen diperiksa di bawah mikroskop ( Petunjuk Pemeriksaan
Laboratorium Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991 )
e. Pemeriksaan faeces
Pemeriksaan faeces ini bertujuan untuk mengetahui adanya cacing,
telur cacing, parasite dan lain lain. Faeces untuk pemeriksaan
sebaiknya berasal dari defekasi spontan. Untuk pemeriksaan biasa
dipakai faeces sewaktu, jarang diperlukan faces 24 jam untuk
pemeriksaan. Wadah harus bermulut lebar bersih dan tidak mudah
pecah. Jika memeriksaan faeces pilihlah yang kemungkinan besar
menemui adanya kelainan, umpamanya bagian yang bercampur

18
dengan lender ataupun darah. Pemeriksaan faeces meliputi
pemeriksaan makroskopus dan mikroskopis. Makroskopis meliputi
warna, bau, konsistensi, lender, darah. Sedangkan pemeriksaan
mikroskopis menggunakan larutan PZ lalu diamati di bawa
mikroskop ( Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata,
tahun 1984)
f. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakun lama jumlah penderitanya
semakin meningkat. Untuk itu perlu dilakukan penjaringan di tingkat
Puskesmas seperti para penderita TB dan Ibu Hamil. Adapaun
pemeriksaan HIV menggunakan sampel serum dengan cara
diteteskan pada rapid test sebanyak 10 µl. Kemudian ditambah 4
tetes reagent lalu ditunggu 10 -20 menit untuk membaca hasilnya
( lembar Prosedur pada Box kemasan reagent )
g. Pemeriksaan BTA Paru
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycrobacterium tuberculosis. Sebagaian TBC
menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh yang
lain. Cara penularan TBC adalah melalui percikan atau droplet. Cara
pemeriksaan BTA ini adalah dengan membuat apusan dahak
dengan ukuran 2x3 cm. Kemudian hapusan ini dicar degan reagent
Ziehl Nielsen lalu diamati di bawah mikroskop ( Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005 ).
Untuk pengembangan dan menegakan hasil diagnose pemeriksaan
TB laboratorium program TB menggunakan pemeriksaan Tes Cepat
Monekuler (TCM) menggunakan alat GenExpert, hal ini belum
semuannya Puskesmas mendapatkan alat GenExpert (Pemanfaatan
Diagnostik SE Dirjen No. HK. 03. 03/DI/III.I/I 600/2016 )
h. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi adanya penyakit typus. Pemeriksaan ini dilakukan jika
pasien sudah mengalami panas 3- 4 hari. Sampel dari pemeriksaan
ini adalah serum atau plasma. Serum diteteskan sebanyak 4 tetes di
tempat terpisah di atas kaca objek. Kepada masing-masing tetesan
serum ditambah reagent typho O, typho H, paratyphi A, paratyphi B.
dilakukan pencampuran lalu digoyankang dan diamati adanya
aglutinasi di bawah mikroskop ( Petunjuk Praktikum Laboratorium
Gandhasoebarta Tahun 1984 )
i. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Asam Urat, Cholesterol )

19
Pemeriksaan kimia klinik dilakukan dengan alat stik dengan
menggunakan darah segar. Darah diteteskan pada stik yang telah
disiapkan pada alat. Setelah itu ditunggu beberapa menit kemudian
hasil akan muncul pada layar alat.
j. Malaria
Pemeriksaan malaria adalah pemeriksaan laboratorium untuk
mendeteksi adanya parasite penyebab malaria dalam sediaan darah
tepi. Parasite malaria ada 4 macam yaitu plasmodium falciparum,
plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium ovale. Lokasi
pengambilan darah pada orang dewasa adalah pada ujung jari
tengah ujung jari manis, seangkan pada orang dewasa dan anak
kecil adalah pada bagian tumit atau ibu jari kaki. Setelah dilakukan
penusukan maka darah diteteskan pada kaca objek setelah itu
dibuat hapusan. Kemudian setelah kering dilakukan pengecetan
dengan pewarna wright giemsa. Setelah kering diamati di bawah
mikroskop ( Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas,
Depkes RI Tahun 1991 )
k. Golongan Darah
Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen
yang ada dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang
ada dalam serum. Darah diteteskan sebanyak 4 tetes pada kaca
objek di tempat yang berbeda. Kemudian ke masing – masing
tetesan darah ditetesi dengan antisera A,B,AB, dan Anti D.
Selanjutnya dicampur dan digoyang dan diamati adanya aglutinasi
(Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984)

Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera


kepada tenaga kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling lambat
satu jam setelah hasil diperoleh dengan acuan sebagai berikut :
a. Untuk pemeriksaan Hematologi nilai kritis :
N Parameter Nilai Limit Limit Satua Sumber
o Normal Rendah Tinggi n
  Kimia Klinik          
1 Glukosa Puasa : 70 - 40 550 mg/dl Reagen GE
104 mg/dl
    Sewaktu :        
90 -
110mg/dl
2 Asam Urat 2,3 - 6,6 mg 2 20 mg/dl Multicheck
dl Nesco
3 Cholesterol ≤ 200 mg/dl 50 400 mg/dl Multicheck
autocheck
             

20
  Hematologi          
1 HB 13,5 - 18 5 20 gr/dl KEMENKES
(Haemoglobin) gr/dl , 2011
             
2 Leukosit 4.000 - 2.000 25.00 X103 / KEMENKES
11.000mm3 0 ml , 2011
3 Eritrosit 4.5 - 6,2 2.000.0 10.00 X103 / KEMENKES
juta/ mm3 00 0.000 ml , 2011
4 Trombosit 150.000 - 70 1.000 X103 / KEMENKES
450.000/m ml , 2011
m3

KEMAMPUAN PEMERIKSAAN, METODE DAN REAGEN


1. KEMAMPUAN PEMERIKSAAN
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi seperti :
a. Sampling darah meliputi pengambilan darah vena dan kapiler.
b. Pengambilan sampel khusus ( swab) dan pemeriksaan EID pada bayi.
c. Hematologi : darah lengkap,(Hematokrit, Hitung Eritrosit, Hitung
rombosit, Hitung Lekosit, Hitung jenis Lekosit,), LED, Masa perdarahan
dan masa pembekuan.
d. Kimia klinik : Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total, Bilirubin direk,
SGOT, SGPT, Alkali Fosfatase, Asam Urat, Ureum/BUN, Kreatinnin,
Trigliserida, Kolesterol Total, Kolesterol HDL dan Kolesterol LDL.
e. Mikrobiologi dan Parasitologi : BTA ( bakteri tahan asam) dengan
pengecatan Ziehl Nelsen) dan secara TCM (Tes Cepat Molululer.
f. Imunologi/Serologi : Tes Kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL,
HbsAg,Anti HCV, Anti HIV, dan Antigen/antibody dengue.
g. Urinalisa : Makroskopis ( Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat
Jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Lekosit,
Eritrosit, dan Mikroskopik ( sedimen ).
h. Tinja : Makroskopik, Darah samar dan Makroskopik

2. METODE
Metode pemeriksaan laboratorium Puskesmas menggunakan metode
manual, semi automatik dan automatik.

3. REAGEN
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk
tiap pemeriksaan di laboratorium Puskesmas tersebut.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain :
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.

21
b. Pemakaian reagen dengan metode first in first out ( seusai urutan
penerimaan ).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam
sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan, yang terjadi
pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak
kena cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

22
B. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM

Mulai

Persiapan pemeriksaan dan administrasi

Menerima permintaan pemeriksaan &


memberi no urut

Memanggil pasien sesuai no urut dan


mencocokkan identitas pasien

Memberikan informasi tarif


pemeriksaan

Apakah Tidak Kembali ke


pasien pengirim

Ya
Mengambil sampel

Melakukan pemeriksaan sampel

Mencatat hasil pemeriksaan

Memverifikasi dan menandatangani


hasil pemeriksaan lab

Menyerahkan hasil pemeriksaan dan


menginformasikan untuk kembali ke perujuk

Menuliskan biaya pemeriksaan

Dokumentasi

Selesai

23
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Laboratorium Puskesmas


Bergas direncanakan dalam POA, perminataan obat dan bahan habis pakai dan
lokmin bulanan. Pengadaan logistic berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Untuk yang pengadaan melalui DKK, Puskesmas setiap tahun membuat


pengajuan logistic yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas menunggu logistic
datang dari DKK

NO Nama Jumlah*
1. Blood lancet dengan autoklik 3
2. Kertas saring 1 pak
3. Lampu spirtus 1
5. Pembendung 3
6. Pensil kaca 1
7. Pipet tetes 5
8. Pot dahak 100
9. Pot urin 25
10. Rak pengering 1
11. Rak pewarna 1
12. Lidi 1 pak
13 Tabung EDTA/ non EDTA 100
14 Stik Gula 500
15 Stik Asam Urat 500
16 Stik Kolesterol 500
17 Reagent Cholesterol
18 Reagent Golongan Darah
19 Reagent Alat Hematology Analizer
20 Reagent Widal
21 Reagent ZN
22 Rapid test HIV
23 Rapid Test HBsAg
24 Spuit Injeksi
25 Kartu Golongan Darah
26 Objek Glass
27 Cover Glass
* Jumlah didropping dari DKK sesuai kebutuhan
BAB VI

24
KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk


mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti
bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan
bukti serta solusi dari consensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan
ini.
Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran
terhadap sasaran-sasaran keselamatan pasien. Indicator pengukuran sasaran
keselamatan pasien seperti pada table berikut ini:
NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET
1 Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%
2 Peningkatan komunikasi efektif 100%
3 Tidak terjadinya keselahan pemberian obat kepada 100%
pasien
4 Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis 100%
dan keperawatan
5 Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas ≥ 75%
6 Tidak terjadinya pasien jatuh 100%

1. Tidak terjadinnya kesalahan identifikasi pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu : nama, umur,
nomor rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat
pemberian obat, pengambilan specimen atau pemberian tindakan

2. Peningkatan komunikasi efektif


Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh resipien/ penerima akan mengurangi kesalahan dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. komunikasi dapat secara
elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami
kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui
telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan
kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorikum klinis menelpon unit
pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan segara/cito

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.

25
Pengukuran indicator dilakkan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayanai oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalaha pemberian obat
dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.

4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien
yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemeberian prosedur

5. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas


Agar tidak terjadi resiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Bergas
wajib menjada kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah
dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir. Tujuh langkah cuci
tangan pakai sabun / CTPS harus dilaksanakan pada 5 keadaan, yaitu :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum indakan aseptic
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

6. Tidak terjadinya pasien jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Kauman dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan resiko jatuh untuk meminimlakan resiko jatuh.
Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada tiap pasien dengan pada tiap pasien
yang beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu ruang rawat inap
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman

26
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedis dan petugas medis
dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya
penyakit dimana di puskesmas banyak kasus-kasus penyakit menular missal ;
TBC,Kusta, Hepatitis, HIV AIDS dan penyakit yang disebabkan virus lainnya.
Maka petugas dalam melaksanakan pelayana diwajibkan memperhatikan
keamanan diri dengan pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu
menggunakan masker, sarung tangan, jas kerja laboratorium, kacamata
pelindung. Dan selalu melakukan cuci tangan sebelum dan setelah
melaksanakan kegiatan dan pelayanan.

PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)


Pemeriksaan Tindakan Scalling Tindakan tanpa
Perlukaan perlukaan
Sanitasi Ya Ya Ya Ya
tangan
Sarung Ya Ya Ya Ya
tangan
Jas Ya Ya Ya Ya
Laboratorium
Masker Ya Ya Ya Ya
Kaca mata Tidak Penilaian Ya Tidak
pelindung resiko

Sterilisasi Alat :
 Mencuci alat dengan sabun yang mengandung anti septic
 Penyemprotan/ oles alcohol pada alat yang akan digunakan
 Sterilisator listrik setiap pelayanan, dan alat alat dari stainless/ metal yang
sudah di sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai besoknya,
sehingga pemakaian alat-alat sudah siap dipergunakan esoknya

27
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian


terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh
pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapainya dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,
diperlukan bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat
dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
B. Pemantauan Mutu
Pemantauan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan
proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantauan mutu
Internal , Pemantauan Mutu Ekternal dan Peningkatan mutu.
Pemantapan mutu dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Pemantapan Mutu
Internal ( PMI ) dan Pemantapan Mutu Eksternal ( PME )
1. Pemantapan Mutu Internal
Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau
penyimpangan sehingga diperoleh hasil yang tepat.
a. Manfaat
- Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan
dengan mempertimbangkan aspek analitik dan klinis
- Memperinggi kesiagaan tenaga, sehingga tidak terjadi
pengeluaran hasil yang salah dan perbaikan penyimpangan
dapat dilakukan segera
- Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan
pasien, pengambilan,pengiriman, penyimpanan dan
pengolahan serta pemeriksaan specimen sampai dengan
pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar
- Mendeteksi penyimpangan serta mengetahui sumbernya
- Membantu perbaikan kepada pasien
b. Cakupan
Objek pemantauan mutu internal meliputi : tahap pra-Analitik,
tahap analitik dan tahap pasca analitik
- Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas

28
spesimen, mengirim spesimen rujukan sampai dengan
menyipan spesimen.
- Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen,
mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium, uji ketepatan
dan ketelitian dengan menggunakanbahan kontrol dan
pemeriksaan spesimen.
- Tahap Pasca Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta memberikan
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodic oleh pihak lain
di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelenggataan kegiataan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan
oleh pihak pemerintah, swasta maupun internasional.
Setiap laboratorium Puskesmas wajib mengikuti Puskesmas Mutu
Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan
periodic.

C. Peningkatan Mutu
Peningkatan mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari pemantuan internal dan pemantauan
mutu ekternal untuk meningkatkan kinerja laboratorium.

29
BAB IX
PENUTUP

Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian


terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebaran penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan dan factor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
puskesmas.

Pedoman pelayanan laboratorium ini dibuat sebagai acuan dalam pelayanan


laboratorium kepada pasien di Puskesmas Bergas, juga dalam penyusunan
standar operasional prosedur dan prosedur baku tertulis lainnya. Sehingga
memudahkan pelaksana dalam melaksanakan kegiatan laboratorium,
penanggung jawab maupun kepala Puskesmas dalam menilai maupun
mengawasi pelayanan di laboratorium. Diperlukan saran ataupun masukan
sehingga pelayanan di laboratorium menjadi lebih baik sesuai dengan misi
Puskesmas Bergas butir pertama : Melaksanakan pelayanan prima

Bergas,…………………………
Kepala UPTD Puskesmas Bergas

Dr. Tina Darmi Koestyorini


NIP. 197001312007012008

30
REFERENSI

1. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 037 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat

31

Anda mungkin juga menyukai