Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

GAGAL JANTUNG AKUT

Luthfi Kalindra P. (6120018033)


Rizky Putri Sabilla Y. (6120018005)

Pembimbing
dr. Budi Arief Waskito, Sp. JP

DEPARTEMEN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM JANTUNG PARU


RSI JEMURSARI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
PENDAHULUAN

Gagal jantung (akut dan kronik) merupakan masalah


kesehatan yang menyebabkan penurunan kualitas hidup.
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai serangan
cepat dari gejala-gejala atau tanda-tanda akibat fungsi
jantung yang abnormal.
Definisi

• Gagal Jantung akut (GJA) yaitu suatu keadaan kegagalan


jantung untuk menjalankan fungsinya yang terjadi secara
cepat atau timbul tiba-tiba yang memerlukan
penanganan segera, seperti edema paru akut (acute
pulmonary oedema).
• Disfungsi jantung dapat berhubungan dengan atau
diakibatkan ischemia jantung, gangguan irama jantung,
disfungsi katup jantung, penyakit perikard, peninggian
dari tekanan pengisian ventrikel.
Epidemiologi

Prevalensi gagal jantung akut di komunitas meningkat


seiring dengan meningkatnya usia:
0,7 % (40-45 tahun), 1,3 % (55-64 tahun), dan 8,4 % (75
tahun ke atas). Pada usia 40 tahun, risiko terjadinya gagal
jantung sekitar 21% untuk lelaki dan 20.3 % pada
perempuan.
Klasifikasi
Gagal jantung dapat diklasifikasikan menurut beberapa faktor. The New York Heart
Association (NYHA) classification for heart failure membaginya, sebagai berikut:

Kelas Keterangan
Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
Kelas I menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.

Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan keterbatasan ringan aktivitas fisik. Pasien merasa
Kelas II nyaman jika beristirahat. Aktivitas fisik bisa menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.

Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik yang nyata. Pasien merasa
nyaman jika beristirahat. Aktivitas yang lebih ringan daripada aktivitas biasa menyebabkan kelelahan,
Kelas III
palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.

Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apa
pun tanpa rasa tidak nyaman. Gejala-gejala gagal jantung atau sindrom angina dapat terjadi meskipun
Kelas IV saat istirahat. Jika pasien melakukan aktivitas fisik apa pun, rasa tidak nyaman akan meningkat.
Presentasi Klinis
Presentasi klinis gagal jantung akut dapat dibagi
kedalam 6 kategori:
1. Gagal Jantung Akut Dekompensasi / Acute
Decompensated Heart Failure
2. Gagal Jantung Akut Hipertensif/ Hypertensive
Acute Heart Failure
3. Edema paru
4. Syok kardiogenik
5. Gagal jantung kanan terisolasi
6. High output failure
Etiologi
Klasifikasi Penyebab

Penyakit jantung koroner Beraga manifestasi

Hipertensi Sering berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri dan heart failure with
preserved ejection fraction.

Kardiomiopati Genetik atau non-genetik (termasuk kardiomiopati didapat, contoh miokarditis)


kardiomiopati hipertrofi, kardiomiopati dilatasi, kardiomiopati restriktif

Obat-obatan Golongan sitotoksik

Toksin Alcohol, kokain, trace elements (kobalt, arsen).

Endokrin Diabetes mellitus, hipo/hipertiroid, sindroma Cushing, insufisiensi


adrenal.

Nutrisi Defisiensi tiamin, selenium, karnitin, obesitas, kaheksia.

Infiltratif Sarkoidosis, amiloidosis.

Lain-lain Penyakit chagas, infeksi HIV, kardiomiopati peripartum, gagal ginjal


stadium akhir.
Manifestasi Klinis
 Manifestasi kelebihan cairan pulmonal (kongesti pulmonal) → hipertensi vena pulmonal yang
dapat mengakibatkan edema paru dan alveolar, kongesti paru, dispnea, orthopnea, rales, dan S3.
 Manifestasi kelebihan cairan sistemik (kongesti sitemik) → distensi vena jugular dengan atau tanpa
edema perifer, peningkatan berat badan tubuh secara bertahap.
Penegakan Diagnosis

1. Anamnesis (gejala dan tanda klinis)


2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Penunjang (laboratorium, Rontgen
Thoraks, Ekokardiografi, maupun biomarker yang
spesifik)
1. Anamnesis
Berdasarkan Acute Decompensated Heart Failure National
Registry (ADHERE) dari 187.565 perawatan, 89% pasien
datang dengan sesak, 34% dengan sesak saat istirahat, dan
31% dengan keluhan lelah.

2. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum Dan Tanda Vital
 Pemeriksaan Vena Jugularis Dan Leher
 Kakeksia Kardiak
3. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Darah Rutin
 Elektrolit
 Fungsi Ginjal
 Fungsi Hati
 EKG (gold standar)
Penatalaksanaan
• Pre Load
Lasik, ISDN 15-80 mg
• After Load
ACE
Fungsi : Vasodilator, Menghambat perubahan
Angiotensin III
• Kontraktility (Inotropic positive)
Dopamin 5mg, Dobutamin 5mg
Fungsi :
Prognosis
Angka mortalitas bervariasi dari 5% pada pasien stabil
dengan gejala ringan, 30-50% pada pasien dengan gejala
berat dan progresif. 40-50% kematian akibat gagal
jantung adalah mendadak.

Dubia ad malam
Kesimpulan
Gagal jantung akut adalah gagal jantung dengan onset cepat yang
mengancam jiwa sehingga membutuhkan evaluasi dan
penatalaksanaan secara cepat. Diagnosis awal dari gagal jantung
akut berdasarkan gejala-gejala secara menyeluruh, menanyakan
riwayat penyakit jantung, serta menilai gejala dan tanda-tanda dari
kongesti dan/atau hipoperfusi dari pemeriksaan fisik yang nantinya
akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang seperti EKG,
rontgen toraks, penilaian laboratorium (dengan biomarker spesifik),
dan ekokardiografi. Prevalensi gagal jantung akut yang semakin
meningkat, keadaan gagal jantung akut yang membutuhkan
evaluasi dan penatalaksanaan segera, serta besarnya angka
mortalitas dan buruknya prognosis dari gagal jantung akut.
DAFTAR PUSTAKA
• Siswanto BB, Hersunarti N, Erwinanto, Barack R, Pratikto RS, Nauli SE, dkk. 2015.
Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung. PERKI.
• Ural, Dilek, dkk. 2015. Diagnosis and management of acute heart failure. Anatolian
Journal of Cardiology, 15: 860-869.
• Ponikowski, dkk. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure. Eurpoean Heart Journal, 27: 2129-2200.
• McMurray JJV, Adamopoulos S, Anker SD, Auricchio A, Bohm M, Dickstein K, et al.
2012. ESC Guidelines for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart
Failure 2012. Eur Heart J, 33: 1787-847.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Infodatin: Situasi Kesehatan
Jantung, Jakarta, hal. 3.
• Mann, Doglas L., dan Chakinala, Murali. 2015. Section 279. Heart Failure:
Pathophysiology and Diagnosis. Dalam: Kasper Dennis L., dkk (Editor). Harrison’s
Principles of Internal Medicine 19th Edition.

Anda mungkin juga menyukai