Pembimbing
dr. Budi Arief Waskito, Sp. JP
Kelas Keterangan
Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
Kelas I menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.
Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan keterbatasan ringan aktivitas fisik. Pasien merasa
Kelas II nyaman jika beristirahat. Aktivitas fisik bisa menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.
Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik yang nyata. Pasien merasa
nyaman jika beristirahat. Aktivitas yang lebih ringan daripada aktivitas biasa menyebabkan kelelahan,
Kelas III
palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.
Pasien dengan penyakit jantung yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apa
pun tanpa rasa tidak nyaman. Gejala-gejala gagal jantung atau sindrom angina dapat terjadi meskipun
Kelas IV saat istirahat. Jika pasien melakukan aktivitas fisik apa pun, rasa tidak nyaman akan meningkat.
Presentasi Klinis
Presentasi klinis gagal jantung akut dapat dibagi
kedalam 6 kategori:
1. Gagal Jantung Akut Dekompensasi / Acute
Decompensated Heart Failure
2. Gagal Jantung Akut Hipertensif/ Hypertensive
Acute Heart Failure
3. Edema paru
4. Syok kardiogenik
5. Gagal jantung kanan terisolasi
6. High output failure
Etiologi
Klasifikasi Penyebab
Hipertensi Sering berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri dan heart failure with
preserved ejection fraction.
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Dan Tanda Vital
Pemeriksaan Vena Jugularis Dan Leher
Kakeksia Kardiak
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin
Elektrolit
Fungsi Ginjal
Fungsi Hati
EKG (gold standar)
Penatalaksanaan
• Pre Load
Lasik, ISDN 15-80 mg
• After Load
ACE
Fungsi : Vasodilator, Menghambat perubahan
Angiotensin III
• Kontraktility (Inotropic positive)
Dopamin 5mg, Dobutamin 5mg
Fungsi :
Prognosis
Angka mortalitas bervariasi dari 5% pada pasien stabil
dengan gejala ringan, 30-50% pada pasien dengan gejala
berat dan progresif. 40-50% kematian akibat gagal
jantung adalah mendadak.
Dubia ad malam
Kesimpulan
Gagal jantung akut adalah gagal jantung dengan onset cepat yang
mengancam jiwa sehingga membutuhkan evaluasi dan
penatalaksanaan secara cepat. Diagnosis awal dari gagal jantung
akut berdasarkan gejala-gejala secara menyeluruh, menanyakan
riwayat penyakit jantung, serta menilai gejala dan tanda-tanda dari
kongesti dan/atau hipoperfusi dari pemeriksaan fisik yang nantinya
akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang seperti EKG,
rontgen toraks, penilaian laboratorium (dengan biomarker spesifik),
dan ekokardiografi. Prevalensi gagal jantung akut yang semakin
meningkat, keadaan gagal jantung akut yang membutuhkan
evaluasi dan penatalaksanaan segera, serta besarnya angka
mortalitas dan buruknya prognosis dari gagal jantung akut.
DAFTAR PUSTAKA
• Siswanto BB, Hersunarti N, Erwinanto, Barack R, Pratikto RS, Nauli SE, dkk. 2015.
Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung. PERKI.
• Ural, Dilek, dkk. 2015. Diagnosis and management of acute heart failure. Anatolian
Journal of Cardiology, 15: 860-869.
• Ponikowski, dkk. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure. Eurpoean Heart Journal, 27: 2129-2200.
• McMurray JJV, Adamopoulos S, Anker SD, Auricchio A, Bohm M, Dickstein K, et al.
2012. ESC Guidelines for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart
Failure 2012. Eur Heart J, 33: 1787-847.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Infodatin: Situasi Kesehatan
Jantung, Jakarta, hal. 3.
• Mann, Doglas L., dan Chakinala, Murali. 2015. Section 279. Heart Failure:
Pathophysiology and Diagnosis. Dalam: Kasper Dennis L., dkk (Editor). Harrison’s
Principles of Internal Medicine 19th Edition.