Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN UTILITY

Latar Belakang
• Rumah sakit merupakan pusat pelayanan kesehatan
masyarakat yang bertujuan untuk menjaga
kesehatan masyarakat dan merawat orang sakit.
• harus didukung oleh suatu peralatan sarana utilitas
yang baik.
• Peralatan sarana utilitas dapat berfungsi dengan
baik sesuai dengan umur kegunaannya jika
diterapkan suatu prinsip manajemen pemeliharaan
yang efektif dan efisien
• Banyak peralatan sarana yang kurang berfungsi
secara otomatis.
• Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan
kesehatan harus memperhatikan sarana dan
prasarana dalam memenuhi kebutuhan
perawatan pasien.
• Harus memperhatikan sarana utilitas yang lain
antara lain sarana pembuangan, ventilasi, gas
medis, dan system utama lainnya secara berkala
diinspeksi, dipelihara dan bila perlu ditingkatkan.
Pengertian

sistem utilitas Rumah Sakit adalah sistem


dan peralatan yang mendukung pelayanan
mendasar perawatan kesehatan yang
aman.
Sistem ini mencakup :
distribusi listrik, air, ventilasi dan aliran udara,
gas medis, pipa air, pemanasan, limbah, dan
sistem komunikasi dan data.
Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya
memastikan sistim utilitas aman bagi sumber
daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah
Sakit.
Tujuan

Menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan


memastikan kehandalan prasarana atau sistem utilitas
dan meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
Aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja pada sistim
utilitas mencakup strategi-strategi untuk pengawasan
pemeliharaan utilitas yang memastikan komponen-
komponen sistem kunci, seperti listrik, air, lift, limbah,
ventilasi, dan gas medis dan lain lain diperiksa,
dipelihara, dan diperbaiki secara berkala
Pengelolaan Prasarana Rumah Sakit
dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain meliputi:
• penggunaan listrik;
• penggunaan air;
• penggunaan tata udara;
• penggunaan genset;
• penggunaan boiler;
• penggunaan lift;
• Penggunaan gas medis;
• Penggunaan jaringan komunikasi;
• Penggunaan mekanikal dan elektrikal; dan
• Penggunaan instalasi pengelolaan air limbah.
Sasaran Prasarana atau Sistem Utilitas Rumah Sakit:

• Air bersih dan listrik tersedia 24 jam sehari, tujuh hari


dalam seminggu
• Rumah Sakit mengidentifikasi area dan layanan yang
memiliki risiko terbesar jika terjadi pemadaman listrik
atau kontaminasi atau gangguan air
• Rumah Sakit merencanakan sumber-sumber listrik dan
air alternatif dalam keadaan darurat
• Tata udara, gas medis, sistim kunci, sistim perpipaan
limbah, lift, boiler dan lain lain berfungsi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
1. Kebutuhan air bersih

• Jika didetailkan lebih jauh, maka kebutuhan air untuk rumah sakit
dapat digolongkan sebagai berikut:
a)       Air bersih (Permenkes 416 tentang standard air
bersih) untuk MCK dan kebutuhan umum
b)       Air lunak / soft water –> heat exchanger, mesin
sterilisasi di CSSD, clarifier / air panas)
c)       Air Reverse Osmosis yang diaplikasikan untuk :
• Air minum –> untuk instalasi gizi dan kantin / cafetaria
• Unit Haemodialysa
• steam generator di boiler dan alat CSSD
• laboratorium, biasanya ditambahkan lagi deionizer untuk lebih
memurnikannya
Kebutuhan Listrik di Rumah Sakit

• Kegiatan dirumah sakit membutuhkan


ketersediaan listrik yang kontinyu selama 24 jam
selama asuhan pasien, baik yang terkait dengan
peralatan yang bersentuhan langsung pada
pasien seperti ventilator, infus pump, syring
pump, alat monitor, maupun alat –alat yang tidak
bersentuhan langsung secara kontinyu seperti
peralatan diagnostik di radiologi seperti X-Ray, CT
Scan, MRI, USG, cathlab, dan di laboratorium.
Kebutuhan Gas Medis

• Gas medis yang dibutuhkan di rumah sakit


adalah O2, N2 dan CO2. Ketersediaan gas-gas
tersebut selama 24 jam dibutuhkan dalam
Asuhan Pasien. Sehingga tidak boleh terjadi
kekosongan gas tersebut. Monitoring volume
dan instalasi gas ke seluruh ruangan sesuai
dengan kebutuhan harus dilakukan untuk
jaminan ketersediaan gas selama 24 jam.
Limbah RS
• Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran
lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena itu air limbah
tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran
umum.
• Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah rumah
sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk membangun fasilitas
pengolahan limbah serta operasinya, khususnya untuk rumah sakit
tipe kecil dan menengah. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu
dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang
murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau, khususnya
untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selain itu
perlu menyebar-luaskan informasi teknologi khususnya untuk
pengolahan air limbah rumah sakit, sehingga dalam memilih
teknologi pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang
optimal.
Pengelolaan limbah
• Di dalam pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang
perlu diperhatikan adalah sistem saluran pembuangan air.
Saluran air limbah dan saluran air hujan harus dibuat
secara terpisah. Air limbah rumah sakit baik yang berasal
dari buangan kamar mandi, air bekas ccucian, air buangan
dapur serta air limbah klinis dikumpulkan ke bak kontrol
dengan saluran atau pipa tertutup, selanjutnya dialirkan
ke unit pengolahan air limbah. Setelah dilakukan
pengolahan, air hasil olahannya dibuang ke saluran
umum. Untuk air hujan dapat langsung dibuang kesaluran
umum melalui saluran terbuka.
Sistem Utilitas Pada umumnya
1. Sistem Mekanikal : Sistem plumbing Sistem fire
fighting (pemadam kebakaran) Sistem tata udara
(AC) Sistem transportasi vertikal (lift)

2. Sistem elektrikal: Sistem arus kuat Sistem


penangkal petir Sistem telepon Sistem tata suara
(sound sistem) Sistem fire protection (alarm) Sistem
data Ijaringan komputer Sistem MATV (master
televisi) Sistem CCTV (Close Circuit Television)
Fungsi umum sistem Utilitas di RS
• I. System plumbing Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan
meliputi sistem pembuangan limbah I air buangan (air kotor
dan air bekas), sistem venting, air hujan dan sistem penyediaan
Air bersih.
• 2. System Fire Fighting (System Pemadam kebakaran) Sistem
fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran disediakan di
gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran.
Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire
Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga
sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan
terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.
• 3. System Tata Udara (AC I Air Conditioning) Secara umum
sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara
ruanga baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih
nyaman. Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran
fungsi gedung lainnya merupakan kebutuhan psikologis yang
mulai banyak diperhatikan di zaman modem ini
• 4. Sistem transportasi vertical (lift) Sudah menjadi suatu
kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi diperlukan
suatu alat transfortasi vertical, untuk memudahkan transfortasi
pengguna dan efisiensi bangunan itu sendiri. Sistem
transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu
sistem peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang
barang dari lantai bawah ke atas atau sebaliknya, yang disebut
lift atau elevator.
• 5. Sistem Elektrikal Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian
peralatan penyediaan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan
daya listrik tegangan rendah. Dalam rangkaian peralatan yang
disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik (trafol
transformator), sarana penyaluran utama (Kabel feeder) dan
panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main
Distribution Panel) dan panel distribusi utama di tiap gedung
(SDP I Sub Distribution Panel) dan terakhir panel-panel di tiap
lantai (PP-LP untuk penerangan, Panel Stop Kontak, Panel Stop
Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC utuk power AC).
• 6. Sistem penangkal petir Secara umum sistem ini berfungsi
untuk memproteksi gedung dan sekitamya dari petir. Pekerjaan
penangkal petir menyangkut meliputi pemassangan dan
penyediaan instalasi penagkal petir, grounding dan pembuatan
bak kontrol.
• 7. Sistem telepon Sistem telepon berfungsi
ssebagai alat komunikasi antar instansi dalam
gedung. Sistem ini menggunakan PABX yang
berfungsi sebagai sentral komunikasi telepon di
dalam gedung (pelanggan) yang terhubung
dengan telkom
• 8. Sistem tata suara (Sound system) Sistem ini
berfungsi sebagai publik adress, paging dan
pengumuman. Sistem ini terdiri dari peralatan
untuk memenuhi background music dan
pengumuman darurat.
• 9. System fire protection (fire alarm) Sistem fire protection atau
disebutjuga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api)
adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk
mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi
peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti
secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem
instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire fighting).
• 10. Sistem Data / Jaringan Komputer Berfungsi sebagai jaringan
komputer terintegrasi dalam gedung. Sistem kabel data atau
disebut juga Local Area Network (LAN) merupakan jaringan
computer yang menghubungkan computer pc dari workstation
untuk memakai bersama sumberdaya(resource, misalnya
printer, internet, dan lainlain) dan saling bertukar informasi.
• 11. Sistem MA TV (master Television) Kebutuhan pengelolaan
televisi dalam suatu bangungan menjadi kebutuhan di
perkantoran. Sistem ini dinamakan dengan sistem master
antena TV (MA TV). Sistem MA TV terdiri dari beberapa
perangkat penerima (receiver), mixer, dan penguat sinyal.
• 12. Sistem CCTV (Close Circuit Television) Sistem CCTV
merupakan bagian dari upaya untuk mempermudah
pekerjaan sekuriti sistem, yang terintegrasi untuk
memberikan kemudahan dalam proses pengontrolan dan
pemantauan lebih akurat dan otomatis. Sekuriti sistem
biasanya meliputi pekerjaan untuk Mengawasi keluar masuk
orang ke gedung, mengawasi keluar masuk kendaraan dan
mengawasi lokasi parkir kendaraan dan mengamati ruangan-
ruangan yang dianggap penting.
TATALAKSANA
Jenis Kegiatan :
• Memastikan adanya daftar inventaris komponen-komponen sistem
utilitasnya dan memetakan pendistribusiannya.
• Memastikan dilakukan kegiatan pemeriksaan, pengujian dan
pemeliharaan terhadap semua komponen-komponen sistem utilitas
yang beroperasi, semua komponennya ditingkatkan bila perlu.
• Mengidentifikasi jangka waktu untuk pemeriksaan, pengujian, dan
pemeliharaan semua komponen-komponen sistem utilitas yang
beroperasi di dalam daftar inventaris, berdasarkan kriteria seperti
rekomendasi produsen, tingkat risiko, dan pengalaman Rumah Sakit.
• Memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk
membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
• Memastikan dilakukannya dokumentasi setiap kegiatan sistem utilitas
Pemeliharaan
• Terdapat dua kriteria pemeliharaan  dalam
pemeliharaan peralatan yaitu :
• pemeliharaan terencana dan
• pemeliharaan tidak terencana,
Pemeliharaan
• Pemeliharaan terencana adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan terhadap alat sesuai
dengan jadwal yang telah disusun. Pemeliharaan
terencana meliputi pemeliharaan preventif /
pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan
• Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan
pemeliharaan yang bersifat darurat berupa
perbaikan terhadap kerusakan alat yang tidak
terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat
alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan.
• Pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan
serendah mungkin apabila pihak rumah sakit
membuat jadwal kegiatan pemeliharaan
terencana dan disiplin melaksanakan kegiatan
tersebut. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi
alat kesehatan, termasuk pemeliharaan
terencana yaitu pemeliharaan preventif, pada
saat inspection
Pemeliharaan Preventif ini meliputi
• Pemantauan fungsi (inspection maintenance).
– Dilihat (Visual inspection)
– Didengar (Hearing inspection)
– Ditulis pada checklist
– Difahami ditindaklanjuti
– Pemeliharaan berkala (preventive maintenance)
• Pembersihan (Cleaning) : Interior dan eksterior
• Pelumasan (Lubricating)
• Pengaturan (Adjusting) ;Mekanik, elektronik
• Penggantian part (Replacing)
• Pengencangan (Tightening)
– Kalibrasi/ verifikasi (calibration) & Safety test
• Kalibrasi legal (BPFK)
• Kalibrasi internal/ Verifikasi (Teknisi lokal)
• Safety test (BPFK/ Teknisi lokal)
Efisiensi dan Efektifitas
Peningkatan efisiensi dan efektifitas tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain:
• adanya suatu guideline atau Standart Operational Procedure (SOP)
dalam pemeliharan dan pemanfaatan sarana kesehatan dan alat
kesehatan,
• kalibrasi dan pemeliharaan rutin,
• pelatihan tehnisi dan operator alat,
• sosialisasi SOP pada seluruh unit pemakai sarana dan alat kesehatan di
rumah sakit yang bersangkutan
• tersedianya suku cadang.
• Perencanaan pengadaan sarana dan alat kesehatan yang matang sesuai
kebutuhan baik dari sisi provider maupun konsumen akan meningkatkan
pemanfaatan secara optimal
Penugasan
• Diantara sistem utilitas yang sudah dijelaskan
pada materi diatas manakah sistem utilitas
dyang menjadi kebutuhan primer unit kerja
rekam medis
• Jelaskan secara singkat alasan dibutuhkannya

Anda mungkin juga menyukai