Anda di halaman 1dari 31

Pemeliharaan system utilitas

Puskesmas
Sistem Utilitas (prasarana)
• Utilities system:
• the systems and equipment that support
essential services that provide for safe health
care. Such systems include electrical
distribution, water, ventilation and airflow,
medical gases, plumbing, heating, waste, and
communication and data systems.
Apa saja yang termasuk dalam system utilitas
• Sistem pendukung kehidupan (life • Sistem pendukung peralatan:
support system): • Pneumatic tube
• Gas medis: oksigen
• Alat vakum pada kegiatan operasi
• Cart lft system
• Sistem distribusi listrik untuk • Sistem komunikasi:
emergensi • Nurse call
• Sistem pengendalian infeksi • Telepon
• Sistem pendukung lingkungan fisik:
• Sistem sanitasi
• Sistem informasi:
• Sistem ventilasi • Server dan jaringannya
• AC
• Elevator, Lift
PMK 75/2014 Pasal 13 (1)
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit
terdiri atas:
• a. sistem penghawaan (ventilasi);
• b. sistem pencahayaan;
• c. sistem sanitasi;
• d. sistem kelistrikan;
• e. sistem komunikasi;
• f. sistem gas medik;
• g. sistem proteksi petir;
• h. sistem proteksi kebakaran;
• i. sistem pengendalian kebisingan;
• j. sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu)
• lantai;
• k. kendaraan Puskesmas keliling; dan
• l. kendaraan ambulans.
Pasal 14
• Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
sampai dengan Pasal 13 harus dilakukan pemeliharaan, perawatan,
dan pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi.
Ketentuan system utilitas
Puskesmas
sesuai lampiran PMK 75/2014
Sistem ventilasi
1. Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar kedalam
bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, bertujuan
menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan, menghilangkan uap air
yang berlebih dan membantu mendapatkan kenyamanan termal.
2. Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa ventilasi alami
dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari
15% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan
system ventilasi mekanis diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi
syarat tidak memadai.
3. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan
di bangunan Puskesmas minimal 12x pertukaran udara per jam dan untuk
KM/WC 10x pertukaranudara per jam.
4. Penghawaan/ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga) elemen
dasar, yaitu: (1). jumlah udara luar berkualitas baik yang masuk dalam
ruang pada waktu tertentu; (2). Arah umum aliran udara dalam gedung
yang seharusnya dari area bersih ke area terkontaminasi serta distribusi
udara luar ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang efisien dan
kontaminan airborne yang ada dalam ruangan dialirkan ke luar dengan
cara yang efisien; (3). setiap ruang diupayakan proses udara didalam
ruangan bergerak dan terjadi pertukaran antara udara didalam ruang
dengan udara dariluar.
5. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran, perlu
memperhatikan kondisi lokal, seperti struktur bangunan, cuaca, biaya dan
kualitas udara luar.
Sistem pencahayaan
• 1. Bangunan Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan buatan.
• 2. Pencahayaan harus terdistribusikan rata dalam ruangan.
• 3. Lampu-lampu yang digunakan diusahakan dari jenis hemat energi.
Sistem sanitasi
• Sistem air bersih:
• Direncanakan dan dipasang dengan pertimbangan sumber air bersih dan
system pengalirannya
• Sumber air bersih dapat diperoleh langsung dari sumber air berlangganan
atau sumber air lain dengan mutu yang memenuhi persyaratan
• Sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah:
• Tersedia system pengolahan air limbah yang memenuhi persyaratan
• Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi
penutup dengan bak control untuk menjaga kemiringan saluran minimal 1 %
• Pada system penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari ruang
penyelenggaraan makanan disediakan perangkap lemak
• Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius:
• direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas pewadahan,
Tempat Penampungan Sementara (TPS), dan pengolahannya.
• Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan limbahinfeksius dan non
infeksius diwujudkan dalam bentuk penempatan pewadahan dan/atau
pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan
lingkungannya serta tidak mengundang datangnya vektor/binatang penyebar
penyakit.
• Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang terpisah
diwujudkan dalam bentuk penyediaan Tempat Penampungan Sementara
(TPS) limbah infeksius dan non infeksius, yang diperhitungkan
berdasarkanfungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume limbah
Sistem kelistrikan
• Umum:
• a. Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak
membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian bangunan daninstalasi lain.
• b. Perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi SNI 0225-2011, tentang Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011) atau edisi yang terbaru.
• Sumber daya listrik:
• Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari:
• 1) Sumber daya listrik normal dengan daya paling rendah 2200VA; dan
• 2) Sumber daya listrik darurat 75% dari sumber daya listrik normal.
• Sistem distribusi: panel listrik, instalasi pengkabelan, instalasi kotak kontak dan sakelar
• Sistem pembumian:
• Nilai pembumian (grounding) bangunan tidak boleh kurang impedansinya dari 0.5 Ω. Nilai
pembumian (grounding) alat kesehatan tidak boleh kurang impedansinya dari 0.1 Ω.
Sistem komunikasi
• Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan/komunikasi di lingkup
dan keluar Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di
Puskesmas. Alat komunikasi dapat berupa telepon kabel, seluler, radio
komunikasi, ataupun alat komunikasi lainnya.
Sistem gas medis
• Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah Oksigen (O2). Sistem
gas medik harus direncanakan dan diletakkan dengan
mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya.
Persyaratan tehnis system gas medis
• Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan gas medik
sesuai peraturan
• Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan
dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang berwenang.
• Tabung/silinder O2 harus di cat warna putih untuk membedakan dengan
tabung/silinder gas medik lainnya sesuai ketentuan yang berlaku
• Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di samping tempat
tidur pasien, dan harus menggunakan alat pengaman seperti troli tabung
atau dirantai.
• Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila
tabung/silinder sedang tidak digunakan.
• Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan silinder gas
medik. Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai.
• Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh
disimpan dalam ruangan penyimpanan gas medik.
• Tidak boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dengan
ruang penyimpanan gas medik.
• Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2 dari
tabung/silinder gas medik besar ke tabung/silinder gas medik kecil.
Sistem proteksi petir
• Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari
bangunan Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan
instalasi serta peralatan lainnya terhadap kemungkinan bahaya
sambaran petir.
Sistem proteksi kebakaran
• Bangunan Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam kebakaran untuk
memproteksi kemungkinan terjadinya kebakaran.
• Alat pemadam kebakaran kapasitas minimal 2 kg, dan dipasang 1 buah
untuk setiap 15 m2.
• Pemasangan alat pemadam kebakaran diletakkan pada dinding dengan
ketinggian antara 15 cm – 120 cm dari permukaan lantai, dilindungi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan kerusakan atau
pencurian.
• Apabila bangunan Puskesmas menggunakan generator sebagai sumber
daya listrik utama, maka pada ruangan generator harus dipasangkan Alat
Pemadam Kebakaran jenis CO2.
Sistem pengendali kebisingan
• Intensitas kebisingan equivalent (Leq) diluar bangunan Puskesmas
tidak lebih dari 55 dBA, dan di dalam bangunan Puskesmas tidak lebih
dari 45 dBA.
• Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat sumber.
• Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam dan membuat
sekat yang memadai dan sumber suara dari lalu lintas dikurangi
dengan cara penanaman pohon ataupun cara lainnya.
Sistem Transportasi Vertikal dalam
Puskesmas.
• Tangga:
• Umum: fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan
kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang memadai.
• Persyaratan tangga
• Dimensi pijakan dan tanjakan berukuran seragam, tinggi masing-masing pijakan/tanjakan 15 – 17 cm
• Kemiringan tangga kurang dari 60 %
• Lebar tangga minimal 120 cm untuk memudahkan evakuasi pada kondisi gawat darurat
• Tidak terdapat tanjanan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna
• Dilengkapi dengan handrail
• Handrail harus mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi
yang mengganggu, bagian ujung harus bulat atau dibelokkan kearah lantai, dinding atau tiang
• Handrail harus ditambah panjangnya pad abagi ujung sepanjang 30 cm
• Untuk tangga di luar bangunan harus dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang pada
lantai
• Ram:
• Umum: Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga.
• Persyaratan ram:
• Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7 derajat, perhitungan
kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ram (curb ramps/landing).
• Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 7 derajat) tidak boleh lebih dari 9
m.
• Lebar minimum dari ram adalah 120 cm dengan tepi pengaman.
• Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus bebas dan datar
sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dan stretcher,
dengan ukuran minimum 180 cm.
Mengapa perlu tersedia system utilitas yang
efektif dan reliabel?
• Sistem utilitas yang efektif:
• Pelayanan pasien yang aman, efektif dan efisien sesuai
kebutuhan pasien
• tersedianya lingkungan pelayanan pasien yang aman
• Keselamatan dan keamanan petugas, pasien, dan
pengunjung
• Harus tersedia 7 x 24 jam non-stop
Program pengelolaan system utilitas
• Mengupayakan tersedia system utilitas yang efektif dan reliabel
• Mengidentifikasi dan meminimalkan terjadinya risiko akibat system
utilitas yang terganggu atau tidak efektif
Contoh system utilitas yang tidak efektif
• Kontaminasi air pada area penyiapan makanan
• Tidak berfungsinya system ventilasi pada ruang isolasi
• Tabung oksigen tidak disimpan dengan pengaman
• Kebocoran saluran air
• Kebocoran saluran gas medis
• Gangguan pada system distribusi listrik
Pengelolaan system utilitas
• Strategi pemeliharaan untuk memastikan system utilitas secara reguler diispeksi,
dipelihara, dan ditingkatkan, dan jika terjadi kerusakan segera dilakukan perbaikan
• Dilakukan inventarisasi system utilitas dan komponen-komponennya yang
berdampak pada:
• life support,
• infection control,
• environmental support, and
• communication
• Sistem utilitas secara regular dilakukan inspeksi
• Sistem utilitas secara regular dilakukan pemeliharaan preventif
• Sistem utilitas segera diperbaiki jika terjadi kerusakan atau masalah
• Listrik dan air harus tersedia 7 x 24 jam tanpa jeda (uninterrupted water and
electical resources)
• Pengelolala system utilitas harus mengupayakan tidak terjadinya
kegagalan system, interupsi fungsi dari system utilitas, dan
kontaminasi
• Sistem utilitas cadangan (back up) jika terjadi emergensi/gangguan
pada system utama
• Lokasi/area-area penting yang terdampak oleh kegagalan listrik/air
harus diidentifikasi
• Harus ada rencana contigensi jika terjadi kondisi emergensi ataupun
gangguan yang terjadi tiba-tiba, dan dilakukan ujicoba
Pengelolaan system utilitas
• inspection,
• testing,
• maintenance and
• repair
SISTEM PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
TERENCANA
TERENCANA TIDAKTERENCANA
TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN KOREKTIF
KOREKTIF DARURAT
DARURAT

Pemeriksaan Penggantian Reparasi minor Overhaul


termasuk komponen minor yang tidak terencana
penyetelan yaitu pekerjaan ditemukan
dan yang timbul waktu
pelumasan langsung dari pemeriksaan
pemeriksaan
Lihat,
rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
waktu berjalan
Pemeliharaan
Waktu berhenti
Tugas diskusi
• Lakukan identifikasi sitem utilitas di puskesmas
• Pilih satu system utilitas
• Susun jadwal inspeksi, testing, dan pemeliharaan untuk system
tersebut
• Buat instrument untuk inspeksi, testing, dan pemeliharaan untuk
system tersebut

Anda mungkin juga menyukai