Anda di halaman 1dari 24

Sistem Utilitas

Rumah Sakit
Rafflesia Bengkulu
PengertianUtilitas
Sistem utilitas Rumah Sakit adalah sistem da n peralatan yang mendukung
pelayanan mendasar perawatan kesehatan yang aman. Sistem ini mencakup
distribusi listrik, air, ventilasi d a n aliran udara, gas medis, pipa air, pemanasan,
limbah, d an sistem komunikasi da n data.
Sistem Fasilitas
Air Bersih
Sumber Air Bersih
1. sungai
2. danau
3. m a t a air
4. air tanah
5. Air sumur
6. Dll
Dengan c a t a t a n harus memenuhi persyaratan, baik dari segi konstruksi sarana,
pengolahan, pemeliharaan, pengawasan kualitas d a n kuantitas. Dan Sebaiknya rumah
sakit disarankanmengambil air PAM d a n air tanah karena akan mengurangi b e b a n
pengolahan sehingga tinggal b e b a n pengawasan kualitas airnya.
Pengelolaan Air Bersih

Pengolahan air bervariasi tergantung p a d a karakteristik asal air d a n kualitas produk


yang diharapkan, mulai dari cara paling sederhana, yaitu dengan chlorinasi sampai
cara yang lebih rumit.
M a c a m m a c a m air d a n pengolahannya :
• Tanpa pengolahan (mata air yang dilindungi).
• Chlorinasi.
• Pengolahan secara kimiawi da n chlorinasi (landon air).
• Penurunan kadar besi da n chlorinasi (air tanah).
• Pelunakan da n chlorinasi (air tanah).
• Filtrasi pasir lambat (FPL) da n chlorinasi (sungai daerah pegunungan).
• Pra-pengolahan → FPL →Chlorinasi (air danau/waduk). dll
Pengawasan Air Bersih

Tujuan pengawasan kualitas air di rumah sakit adalah terpantau da n terlindungi


secara terus menerus terhadap penyediaan air bersih agar tetap a ma n da n mencegah
penurunan kualitas da n penggunaan air yang d a p a t mengganggu/membahayakan
kesehatan serta meningkatkan kualitas air.
Untuk sasaran sendiri p a d a pengawasan kualitas air ini terutama ditujukan
kepada semua sarana penyediaan air bersih yang a d a di rumah sakit beserta jaringan
distribusinya baik yang berasal dari PDAM/BPAM maupun dikelola oleh rumah sakit
yang bilamana timbul masalah akan memberi risiko ke pa da orang- orang yang berada
dalam lingkup rumah sakit (pasien, karyawan, pengunjung).
Sistem
Kelistrika
n
Sumber Daya Listrik

Sumber Daya Listrik dibagi menjadi 3 :


1. Sumber d ay a listrik normal
Sumber d ay a listrik utama gedung harus diusahakan untuk menggunakan

tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara.


2. Sumber Daya Listrik Siaga
Bangunan, ruang ata u peralatan khusus yang p elayanan day a listriknya
disyaratkan tidak boleh terputus putus, harus memiliki pembangkit / pasokan d ay a listrik sia g a ,
Sumber listrik c a d a n g a n berupa diesel generator (Genset). Genset harus disediakan 2 (d u a)
unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah day a terpasang pada masing-
masing unit.
Sumber Daya Listrik Darurat

Pasokan Daya Listrik Darurat berasal dari Peralatan UPS (Uninterruptable Power Supply) untuk
melayani Kamar Operasi (Central Operation Theater), Ruang Perawatan Intensif (Intensive Care Unit),
Ruang Perawatan Intensif Khusus Jantung (;Intensive Cardiac Care Unit).Persyaratan :
• Harus tersedia Ruang U P S minimal 2 X 3 m2 (sesuai kebutuhan) terletak di Ruang Operasi
Rumah Sakit, Ruang Perawatan Intensif dan diberi pendingin ruangan.
• Kapasitas U PS setidaknya 50 KVA.
Pemeliharaan

• Pada ruang panel hubung bagi, harus terdapat ruang yang cukup untuk
memudahkan pemeriksaan, perbaikan d a n pelayanan, serta diberi ventilasi cukup.
• Pemeliharaan instalasi listrik harus dilaksanakan d a n diperiksa setiap lima tahun serta
dilaporkan secara tertulis k e p a d a instansi yang berwenang.
• Pembangkit/sumber d a y a listrik darurat secara periodik harus dihidupkan untuk
menjamin agar pembangkit tersebut d a p a t dioperasikan bila diperlukan.
Persyaratan Teknis

Persyaratan sistem kelistrikan harus memenuhi:


• SNI 04-0227-1994 atau edisi terbaru, Tegangan standard.
• SNI 04-0225-2000 atau edisi terbaru, Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL edisi terakhir).
• SNI 04-7018-2004 atau edisi terbaru; Sistem pasokan d ay a listrik darurat d an siaga.
• SNI 04-7019-2004 atau edisi terbaru; Sistem p a sokan day a listrik darurat
mengg unakan energi tersimpan.
• Dalam hal masih persyaratan lainnya, atau yang belum mempunyai SNI, d a p a t digunakan
standar baku dan p ed o ma n teknis yang diberlakukan oleh instansi yang berwenang.
Sistem
Gas Medis
Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung kehidupan
yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien. Oleh karena itu, p a d a
bagian dimana gas medis digunakan, gas tersebut harus bersih, memiliki kemurnian tinggi da n
tersedia dengan tekanan yang stabil.
Sistem Instalasi Gas Medik :
1. Sistem Sentral Gas Medik
• Sumber Gas Medis
• Instalasi Gas Medis
• Outlet d a n Inlet
2. Sistem gas medik stand alone
3. Sistem portable/moveable
Gas medis terdiri dari 2 yaitu:
• Gas medis murni meliputi :
Oxygen (O2), nitrogen (N2), nitrous oxide (N2O), karbon dioksida (CO2), helium
(He), argon (Ar), udara tekanan medik (medical compressed air), da n udara tekanan alat
(instrument air).
• Gas medis campuran sendiri merupakan campuran dari gas medik murni.
Kualitas Gas Medis
Gas m edis harus dijauhkan dari minyak,oli, g em uk d a n b a han lain yang
mudah terbakar. Tabung gas medis harus dijauhkan dari suhu yang tinggi d a n dari zat-
zat yang d a p a t menyebabkan kekaratan/kerusakan.
No Jenis Gas Klasifikasi Penggunaan Gas
Medis

1 Oksigen (O2) Oksidator Theraphy


. pernafasan,
respirasi, hyperbaric,
Anesthesi
2 Nitrous Oxide Oksidator, gas Analgesi, anesthesi
(N2O) Bius
I

3 Carbon Dioxide nert, Cryo surgery, patologi


(CO2) Asphysiant
I

4 Helium (He) nert, Magnetic resonance


Asphysiant imaging (MRI)

5 Nitrogen (N2) Inert, Blood gas analyzer


Asphysiant

6 Compressed Oksidator menggRereaskpainrapsie,ra


Air latan

7 Vacuu Gas hisap Menyedot darah, sekresi


m
Sistem
Drainase
Sistem drainase kawasan Rumah Sakit berkaitan dengan bagaimana mengalirkan limpasan air hujan
yang jatuh di area rumah sakit sehingga tidak terjadi genangan..
Perencanaan sistem drainase :
• Menghitung debit saluran drainase dan intensitas curah hujan
• Menentukan tata guna lahan untuk menentukan penataan arah aliran, Penataan arah aliran dapat direncanakan
dengan mengetahui tata guna lahan.
• Mengetahui penyebab terjadinya genangan dan banjir sebelum melakukan pencegahan, penting untuk menglat
ahui penyebab genangan dan banjir yang terjadi di kawasan rumah sakit.
• Menganalisis pemecahan masala genangan dan banjir, mengatasi masalah genangan dan banjir di kawasan rumah
sakit dapat dilakukan dengan pemeliharaan sistem drainase yang sudah ada dan meningkatkan kapasitas sistem
drainase. Sistem drainase yang sudah ada memerlukan pemeliharaan yaitu dengan membersihkan sampah dan
tanah yang ikut masuk ke dalam saluran.
• Saluran Primer
Saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai. Saluran primer adalah saluran
utama yang menerima aliran dari saluran sekunder.
• Saluran Sekunder
Saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer (dibangun
dengan beton/ plesteran semen).
• Saluran Tersier
Saluran untuk mengalirkan limbah rumah t an gg a ke saluran sekunder, berupa
plesteran, pipa dan tanah.
Saluran Kwarter
Saluran kolektor jaringan drainase lokal. ,
Keterangan :
a = Saluran primer
b = Saluran sekunder
c = Saluran tersier
d = Saluran kwarter
Tempat
Pembuangan
Sampah
1. Pemilahan
Dalam pengelolaan limbah medis diwajibkan melakukan pemilihan menurut limbah d an
menyimpannya di dalam kantong plastik yang berbeda-beda menurut karekteristik atau jenis
limbahnya. Limbah umum dimasukkan ke dalam plastik berwarna hitam, limbah infeksius ke dalam
kantong plastik berwarna kuning, limbah sitotoksis kedalam warna kuning, limbah kimia/farmasi ke
dalam kantong plastik berwarna coklat dan limbah radioaktif ke dalam kantong warna merah.
2. Pewadahan
Pewadahan yang di gunakan oleh setiap rumah sakit adalah p e w ad a h a n yang betulbetul
memperhatikan kelayakan atau memenuhi syarat kesehatan dengan pertimbangan b a h w a w a d a h
tersebut sesuai dengan standar kesehatan nasional yang ditetapkan dalam Permenkes No 1204/
Menkes/SK/X/2004 dan mengacu p a d a standar WHO
3. Tempat Penampungan Sementara (TPS)

Sesuai dengan Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004. Tentang persyaratan d a n petunjuk teknis tata cara penyehatan lingkungan rumah sakit,

dimana syarat Tempat Penampungan Sementara (TPS) adalah sebagai Berikut :


a) Tempat penampungan limbah tidak permanen
b) Tempat Penampungan Sementara (TPS) di lengkapi dengan penutu

c) Terletak di lokasi yang mudah di jangkau oleh kendaraan pengangkut.


d) Di kosongkan d a n dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali 24 jam.
4. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sesuai deng a n Kep menkes 1204 / Menke / SK / X / 2004. Tenta n g p ersyarata n d a n petunjuk teknis ta ta cara
p enyehatan lingkungan rumah sakit, dimana syarat Tempat Penampungan Akhir (TPA) adalah sebagai Berikut :
a) Limbah sitotoksis d a n limbah farmasi harus di musnahkan dengan menggunakan incinerator p a d a suhu di atas 1000 ºC.
b)Lim b a h Radioaktif harus dibuang sesuai d e ngan p e rsyaratan teknis d an p e rundan gund a n g an yan g b e rla ku (PP Nomor 27
Tahun2002) d a n kemudian diserahkan k e p a d a BATAN untuk penanganan lebih lanjut. 1050

c)Limbah umum dibuang ke tempat yang dikelola oleh pemerintah daerah atau instansi lain yang sesuai dengan perundang- undangan

yang berlaku.
Terima Kasih Telah
Menghadiri Presentasi ini !

Anda mungkin juga menyukai