Anda di halaman 1dari 56

2taha , “2 ENNUEI 24

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA RSUD PRATAMA TAMBU

KECAMATAN BALAESANG Ta UP 4 Alamat: Jln. Samudra No. 1 MapaneTambu,email :


rsudambu@gmail.co

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PRATAMA TAMBU NOMOR : 040/445-066/SK/RSUD/VIII/2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN BEDAH PADA RSUD PRATAMA TAMBU

DIREKTUR RSUD PRATAMA TAMBU

Menimbang: a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD Pratama Tambu, diperlukan
Pedoman pelayanan pada RSUD Pratama Tambu. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a perlu di tetapkan dengan surat keputusan. Mengingat: Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, Keputusan Menteri Kesehatan RI No 332/MENKES/SK/VII/2012 tangggal 28
Agustus 2012 Tentang Pengangkatan Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari jabatan Struktural
dilingkungan Kemenkes Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78
Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan Anesthesi Rumah Sakit. 7. Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan Anesthesi Rumah Sakit. 8.
Peraturan Direktur RSUD Pratama Tambu Nomor. 040/445001/SK/RSUD/VII/2019 . Tentang Kebijakan
Pelayanan RSUD Pratama Tambu.

ABON
»

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PRATAMA TAMBU TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN BEDAH PADA RSUD PRATAMA TAMBU.

KESATU ': Pedoman Pelayanan Bedah ini sebagaimana tercantum dalam

lampiran keputusan ini.

KEDUA

KETIGA

yanan Bedah Sebagaimana dimaksud dalam diktum digunakan sebagai acuan didalam memberikan dap
pasien dilingkungan RSUD Pratama Tambu.

Kesatu agar pelayanan terha

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ': Mapane Tambu Pada Tanggal : 05 Agustus 2019

CA Permen PA 0 | ad TA
Pn) 1 ET

sa A2 ra

Dr. Fe : wati Alto MM NIP: 1“.80424 200012 2 001

NG

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi Untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata — rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran telah menjadikan pembedahan yang dahulunya
sebagai usaha terakhir, sekarang menjadi sesuatu yang
dapat diterima secara Umum.

Pelayanan profesional yang diberikan pada pada pasien dikamar operasi meliputi kegiatan
mengidentifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial pasien dan mengimplementasikan — asuhan
keperawatan yang bersifat individualistik, mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan berdasarkan
mu keperawatan, ilmu biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka memulihkan dan
mempertahankan derajat kesehatan, kesejahteraan klien sebelum, selama dan sesudah

tindakan operasi.

Penyusunan buku pedoman pelayanan kamar bedah ini sangat penting sehingga pada akhirnya dapat
mengurangi atau menurunkan angka kematian, kecacatan, infeksi luka operasi seminimal mungkin
khususnya dan peningkatan mutu pelayanan di kamar operasi pada umumnya.

B. Tujuan

1. Menjadi Pedoman dalam memberikan pelayanan dikamar operasi yang aman, efektif,
berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien yang menjalani pembedahan. 2. Mengurangi tingkat
mortalitas, morbiditas, dan disabilitas/kecacatan akibat komplikasi prosedur bedah. 3. Me-recall
memory, terutama pada hal-hal kec yang gampang terabaikan pada keadaan pasien yang kompleks.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Pedoman ini diterapkan kepada semua Dokter bedah/DPJP, Dokter Anesthesi,

perawat, dan penata yang akan menangani pasien dalam suatu prosedur pelayanan pembedahan kasus
elektif, dan emergensi yang meliputi pelayanan persiapan / premedikasi, pelayanan intra operasi,
pelayanan pasca operasi dan pelayanan pulih sadar / pemulihan.

D. Batasan Operasional
1.

Kamar Operasi Adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan pembedahan, baik

elektif maupun cito, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril).

Bedah elektif adalah semua pembedahan yang sifatnya tidak segera sehingga dapat di rencanakan
pelaksanaannya dengan sebaik-baiknya.

Bedah emergensi adalah semua pembedahan yang bersifat segera dan mengancam jiwa bila tidak
segera dilakukan tindakan operasi.

E. Landasan Hukum

2» Na

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SKI/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal


Rumah Sakit:
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PERI!III/2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran :

Pedoman Tehnis Ruang Operasi Rumah Sakit Kemenkes 2012

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 Tentang

Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien:

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kualifikasi Sumber Daya Manusia untuk tenaga bedah adalah

1. Dokter Spesialis Bedah & Anestesi 2. Kepala Instalasi Bedah adalah Dokter 3. Perawat Bedah &
Anestesi/ Perawat yang telah mengikiuti pelati

(perawat asisten, instrumen, circulating)

han bedah

B. Distribusi Ketenagaan 1. Ketenagakerjaan untuk ruangan bedah dan anestesi : Tenaga anestesi :
dokter Spesialis anestesi, penata, perawat anestasi.

a. - dokter spesialis yang akan melakukan tindakan operasi.

b. Tenaga operator

c. Tenagaassisten : dokter umum atau perawat yang telah mengikuti pelatihan


bedah. d. Tenaga Sirkuler : perawat pelaksana keperawatan

BAB Ili STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

S RUANGAN GANTI RR

md

RUANG SEMI STERIL

OK

“»

B. Standar Fasilitas 1. Kamar Operasi

a.

Lokasi mudah dicapai dari bagian — bagian lain khususnya gawat darurat dan unit kamar bersalin.

Sudut ruangan tidak boleh tajam. Dinding berbahan keras, tidak berpori, kedap air, tidak memantulkan
cahaya, mudah dibersihkan dan tidak menampung debu. Lantai dari bahan yang kuat, tidak menghantar
listrik, kedap air, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.
Pintu masuk dan keluar pasien satu pintu, lebar pintu maksimal 1.20 m dan tinggi minimal 2.10 m.

Sistem ventilasi memakai sistem suhu sentral (AC sentral) memakai hefafilter (ultraciean) sistem ini
menjamin udara luar yang masuk bebas dari mikroorganisme dan tidak terjadi penimbunan gas-gas
buangan anesthesi di dalam kamar bedah. Suhu antara 19-22 "C dan tekanan Positif (1010 — 1015
mbar).

Sistem lampu penerangan memakai lampu pijar putih terang, mudah dibersihkan. Sistem lampu operasi
arah dan fokus dapat diatur, tidak menimbulkan panas, cahaya terang dan tidak menyilaukan.
Pencahayaan antara 300-450 lux, pada meja operasi 10.000-20.000 lux.

Sistem Gas Medik memakai sistem pipa, tidak ada tabung didalam kamar operasi untuk mencegah
bahaya penimbunan gas yang berlebihan bila terjadi kebocoran tabung gas. Pipa dibedakan dengan
warna disertai petunjuk untuk membedakan gas nitrogen oksida dan oksigen.

f. Sistem Listrik sebaiknya tersedia 2 voltase, tombol tempat penyambungan (stop kontak) harus aman
jika tersentuh oleh petugas, dipasang pada ketinggian 1.40

m dari lantai. Peralatan harus mobile memakai roda terbuat dari stenless steel sehingga

mudah dibersihkan. Standar peralatan yang harus ada : a) Meja Operasi

b) Mesin Anesthesi

c) Lampu Operasi

d) Monitor Pasien

e) Suction Pump
f) Standart Infus

g) Tempat Linen kotor beroda

h) Kursi bundar beroda i) Jam dinding j) Lampu Penerangan ruangan h. Pembersihan Kamar Bedah
secara rutin dan periodik bertujuan untuk tetap

mempertahankan sterilisasi dari kamar bedah sehingga dapat dicegah infeksi nosokomial yang
bersumber dari kamar bedah dan peralatan yang ada didalamnya. 2. Ruang persiapan a. Tempat tidur
(1buah) b. Tensimeter Mobile (1 buah ) c. Steteskope (1Ibuah) 3. Ruang pemulihan a. Tempat tidur (2
buah ) b. Suction (1buah) c. Oksigen (Tbuah) d. Standar infus (2 buah)

e. Monitor Pasien (1buah)

C. Area Pembagian Zona pada Sarana Ruang Operasi Rumah Sakit. Ruangan-ruangan pada bangunan
(sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit dapat

dibagi kedalam beberapa zona tampak pada gambar dibawah ini :

Keterangan gambar :

5 - Area Nuklei Steril (Meja Operasi)

4 5 Zona Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan prefilter, medium filter dan hepa filter, Tekanan Positif)

3 - Zona Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Fiiter)


2 - Zona Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)

1 z Zona Tingkat Resiko Rendah (Normal)

Pembagian zona pada bangunan (sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit :

1. Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normal) Zona ini terdiri dari area resepsionis ruang tunggu keluarga
pasien dan ruang utilitas kotor.

2. Zona 2, Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)

Zona ini terdiri dari ruang loker (ruang ganti pakaian dokter dan perawat)

merupakan area transisi antara zona 1 dengan zone 2.

Zona 3, Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter)

kompleks ruang operasi, yang terdiri dari ruang persiapan

Zona ini meliputi ruang induksi, area scrub up, ruang

(preparation), peralatan/instrument steril, pemulihan (recovery), ruang resusitasi neonates, ruang linen,
ruang pelaporan

bedah, ruang penyimpanan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan peralatan anastesi dan alat
emergensi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang
operasi.

area dengan kebersihan ruangan kelas 100.000 (ISO 8 — ISO 14644-1

Merupakan cleanroom standards, Tahun 1999)

4. Zona 4 , Tingk gkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter Medium Fiiter,

Hepa Fiiter ) Zona Ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif

Merupakan are a dengan kebersihan rua ngan kelas 10.0 — Cleanroom standards, Tahun 1999) 00 (ISO 7
— ISO 14644-1

5. Zona 5, Area Nuklei Steril (Meja Operasi )

Area ini i i ap Papan dibawah area aliran udara kebawah Glaminair air flow, dimana ilakukan. Merupakan
area dengan kebersihan ruangan kelas 1.000

sa i mg dengan 10.000 (ISO 6 s/d 7 — ISO 14644-1 cleanroom standards, Tahun

D. Peralatan Pembedahan Unit Bedah Sentral

Jenis alat : Alat tenun, alat kesehatan, alat kedokteran dan alat rumah tangga. 1. Alat tenun

a. Syarat umum 1) Bahan terbuat dari katun 100 f6 2) warna bahan tidak mencolok untuk mencegah
adanya kelelahan mata. 3) Warna khusus (hijau tua, biru), berbeda dengan warna bahan yang
dipakai diruang perawatan. 4) Panjang laken harus dapat menutup daerah steril dan tidak boleh

menyentuh lantai. b. Syarat model baju operasi. 1) Panjang lengan baju (7-10) cm diatas siku. 2) Panjang
celana operasi setinggi mata kaki, tidak boleh menyentuh lantai.

3) Cukup longgar untuk memudahkan bergerak.

C. Syarat model jas operasi. 1) Panjang lengan baju menutup jari tangan. 2) Bermanset elastis. 3)
Panjang jas lebih kurang 10 cm diatas mata kaki.

4) Jas operasi dan masker, menyatu.

5) Jas operasi saling bagian belakang menumpu (overslag).

d. Ukuran alat tenun 1) Laken besar, kepala 210 cm Xx 150cm

2) Laken besar, kaki 240 cm x 200 cm 3) Laken kecil, 150 cm x 100 cm 4) Alas meja dorong 100 cm Xx 75
cm

N ee DOD 9 2N 2 DAN DO FA AN La be Ng KN MA " . ato (ae, sO LN SAN

5) Sarung meja mayo (instrumen) 75 cm x 50 cm 6) Sarung kabel cauter 150 cm x 40 cm 7) Perlak kecil
untuk meja mayo 50 cm Xx 40 cm 8) Perlak besar 110 cm x 75 cm 9) Handuk tangan/steril) 30 cm Xx 15
cm e. Jenis alat tenun yang diperlukan di kamar operasi 1) Laken operasi besar dan kecil 2) Pembungkus
alat (laken berlapis) 3) Alas meja dorong (trolly) 4) Laken lubang besar 5) Duksedang 6) Baju dan celana
operasi 7) Jas Operasi 8) Topi operasi 9) Duk Kecil 10) Penutup kepala pasien (mitella)/topi 11) Box
sarung tangan 12) Kantong canula, suction dan cautaer
13) Sarung cauter 14) Sarung kaki 15) Sarung tabung oksigen 16) Sarung meja mayo 17) HanduMdlap
tangan 18) Baju pasien kamar bedah 19) Perlak besar dan kecil. 20) Celemek plastik/kare

2. Alat kesehatan

a. Benang

1. Syarat Benang:

a) Mempunyai ketegangan tertentu sesuai dengan kebutuhan. b) Bahan dapat disterilkan dengan tehnik
tertentu.

c) Bahan bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan

kuman. d) Tidak menimbulkan reaksi jaringan.

e) Mempunyai jangka waktu penyerapan.

(S.XX

MA AO 9 AG

2. Jenis benang Benang dibedakan atas :

a) Asai/bahan benang
» Tumbuh-tumbuhan : katun, sutera (silk)

» Submukosa usus mamalia : catgut plain, catgut chrom

» Sintetis :Triton T-Vio, Surgipro.

b) Menurut penyerapan » Diserap (absorbable): catgut, Triton T-Vio, vircyl

» Tidak diserap (non absorbable)isilk, Prolene, T Lene

c) penampang benang » Monofilament: TLene » Polyfilament: sutera. Triton T-Vio, Surgipro

d) Ukuran diameter benang 2: 1: 0: 1/0, 2/0: 3/0, 4/0 (mm)

b. Jarum Jarum dibedakan atas :

1. Penampang Jarum : a) Segitiga : bersifat mengiris digunakan untuk kulit

b) Bundar : menjahit jaringan dibawah kulit, usus

2. Pangkal jarum a) Traumatik (mempunyai sifat merusak jaringan)

b) Atraumatik (tidak merusak jaringan)

3. Bentuk jarum a) Bengkok/tembereng b) Setengah Lingkaran


c) Lurus c. Alat disposible : antara lain mata pisau, macam-macam drain, spuit.

1. Alat Rumah Tangga a) Alat kebersihan : sapu, sikat lantai, lap kerja, mesin penghisap debu

(vacum cleaner), alat penyemprot (fogger), slang air dan ember dan setrika (bila perlu). b) Alat makan
dan minum c) Meubel d. Setalat tenun : 1. Set Linen operasi yang terdiri dari:

a) Laken pembungkus berlapis

b) Laken operasi

c) Duk sedang

d) Laken lubang besar

e) Sarung meja mayo

f) Perlak (zeil) besar/kecil 2. Setjas operasi, terdiri dari:

a) Jas operasi

b) Handuk tangan husus MATA


gkus berlapis

ASK Op

2h

3. Set operasi k a) Laken pembun

b) Duk operasi c) Laken kecil d) Sarung meja mayo

4. Set Operasi CDL a) Laken pembungkus berlapis b) Duk sedang : c) Laken lubang besar d) Sarung meja
mayo e) Jas Operasi

.. .. .. .. JH an Do

HA 3

e. Sarung tangan: Sarung tangan dalam kantong sarun

disediakan berma 4. Sarung tangan nomer 8 :3 pasang 2. Sarung tangan nomer 71/2 8 pasang 3. Sarung
tangan nomer 7 :8 pasang 4. Sarung tangan nomer 6 1/2 :5 pasang

E. Set instrumen

a. Rectal and Haemoroid


DD NK UNA

cam-macam ukuran. Jumlah yang disiapkan :

MAIER FORCEPS W/RCHT CVD265MM BACKHAUS TOWEL CLAMP 110MM SCALPEL HANDLE #7 ENLISH
NO.5

TC METZENBAUM SCISSORS CVD 180MM TC LEXER SCISS NARR CVD 165MM STANDARD FORCEPS SERR
180MM

g tangan dan dibungkus berlapis,

SA J—a PN

10

7 “STANDARD TISSUE FORCEPS 1X2 145MM 8 KOCHER FORCEPS STR 1X2 140MM 9 OVERHOLT FORCEPS
# 0 CVD215MM 10 TC MAYO-HEGAR NDL HOLDERHVYSERR185MM 11 SIMS RECTAL
SPECULAADULT235MM 12 KELLY SPHINCTEROSCOPE 27X54MM 13 RUDD HEMORRHOIDAL LIGATOR SET
14 MCGIVNEY HEMORRHOIDAL FCPS 3.5MM185MM 15 YEOMAN RECTAL BIOPSY FCPS 4.0MM420MM
16 DIRECTOR WITIP 3.5MM DIA STR 200MM 17 FISTULA PROBE #1 STR 165MM 18 FISTULA PROBE #2
SLT-CVD165MM 45DG CVD 19 FISTULA PROBE #3 165MM 90DG CVD 20 FISTULA PROBE #4 HVY-
CVD165MM 21 DIRECTOR WAWIRE LOOP FLEXIBLE 190MM 22 KIDNEY TRAY STAINLESS STEEL 250MM
23 LABORATORY DISH 0.16 L 24 LABORATORY DISH 0.4 L 25 BOTTOM FOR 3/4 CONTAINER
HEIGHT:120MM 26 PRIMELINE 3/4 LID RED 27 3/4 SIZE PERF BASKET 406X253X56MM 28 SILICONE
BASKET LINER 3/4 SIZE 29 IDENT.LABEL UP TO 13 LETTERS RED

b. Tracheostomy set
1 MAIER FORCEPS W/RCHT CVD265MM 2 BACKHAUS TOWEL CLAMP 110MM 3 TOWEL CLAMP FOR
PAPER CLOTHS 115MM 4 SCALPEL HANDLE #3 5 TC BABY-METZ SCISSORSDELCVDB/B145MM 6 TC
METZENBAUM SCISSORS DEL CVD 180MM 7 SURGICAL SCISSORS STR S/B145MM 8 TISSUE FORCEPS STR
1X2 145MM 9 DE'BAKEY ATR.FCPS 2.0MM STR150MM 10 HALSTED-MOSOUITO FCPS
DELCVD1X2125MM 11 HALSTED-MOS@UITO FORCEPS DEL CVD125MM 12 KOCHER FORCEPS STR 1X2
140MM 13 PEAN FORCEPS STR 140MM 14 OVERHOLT-GEISS SUTURE FCPS #1CVD210MM 15 BABY-
MIXTER FORCEPS HEAVY-CVD180MM 16 TC CRILE-WOOD NDL HLDRSTRSERR 145MM 17 LANGENBECK
RETRACTOR 33X14MM 210MM

£ N pasANN KANDAS

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 9x22MM/23X30MM 145MM

ARP LRG-CVD 185MM -CVD165MM

ROUX RETRACTOR

WEITLANER RETRACTOR 3XAT.

INTERIOR BOX F/B1930 LABORATORY DISHO4L REDON SPIKE CcH.8 SLIGHT.CVD-KNIFE TIP

REDON SPIKE CH.10 SLIGHT.CVD.

BOTTOM FOR 1/2 CONTAINER HEI


PRIMELINE 1/2 Lip RED

172 SIZE PERF BASKET 243X253X56MM SILICONE BASKET LINER 1/2-SIZE IPENT.LABEL UP TO13 LETTERS
RED

c. Vasectomy

OOT OObuUN-a

—-& ka)

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

IRIS SCISSORS CVD SIS 110MM

SURGICAL SCIS SEMKEN FORCEPS DEL 125MM

DE'BAKEY ATR.FCPS 2.0MM STR150MM SEMKEN DEL.TISSUE FORCEPS 1X2 125MM

TISSUE FORCEPS STR 1X2 145MM HALSTED-MOSOUITO FORCEPS DEL CVD125MM

PEAN FORCEPS STR 140MM BABY-MIXTER FORCEPS CVD 140MM

TC BABY-CRILE-WOOD NDL HLOR SERR 150MM INTERIOR BOX F/B1930 LABORATORY DISH 04L BOTTOM
FOR 1/2 CONTAINE
PRIMELINE 1/2 LID RED 4/2 SIZE PERF BASKET 243X253X56MM

SILICONE BASKET LINER 1/2-SIZE IDENT.LABEL UP TO 13 LETTERS RED

R HEIGHT:120MM

d. Hernia dan Appendix

COowNO UK UNa

HH WWW wWwNNNNNNN Da RUN - OOOL Oam DGoUuOurun23

ken pur

MAIER FORCEPS W/RCHT CVD265MM BACKHAUS TOWEL CLAMP 110MM TOWEL CLAMP FOR PAPER
CLOTHS 115MM

SCALPEL HANDLE #4

SCALPEL HANDLE #3 TC METZENBAUM SCISSORS DEL CVD 180MM

TC SUTURE WAVECUT SCISSORS CVD 180MM TC MAYO-LEXER SCISSORS CVD 165MM SURGICAL
SCISSORS STR S/B145MM
TISSUE FORCEPS SERR 145MM

TISSUE FORCEPS STR 1X2 145MM

DE'BAKEY ATR.FCPS 2.0MM STR150MM KOCHER FORCEPS STR 1X2 140MM

PEAN FORCEPS STR 140MM HALSTED-MOSOUITO FORCEPS DEL CVD125MM

KOCHER-OCHSNER FORCEPS STR 1X2 200MM

MAIER FORCEPS W/RCHT STR 265MM MIKULICZ PERITONEUM FORCEPS CVD.205MM

OVERHOLT FORCEPS #1 CVD209MM OVERHOLT FORCEPS #2 CVD 220MM DESCHAMPS NDLF/RT-


HNDBLTLNG-HK215MM KOENIG GUIDE PROBE 4.5SMM195MM

TC CRILE-WOOD NDL HLDRSTRSERR 145MM TC MAYO-HEGAR NDL HOLDERHVYSERR205MM TC


DE'BAKEY NDL HOLDER DEL SERR 180MM ROUX RETRACTOR3/SET 165MM LANGENBECK RETRACTOR
33X14MM 210MM INTERIOR BOX F/BL930

LABORATORY DISH 0.16 L

LABORATORY DISH 0.4 L

KIDNEY TRAY STAINLESS STEEL 250MM REDON SPIKE CH.12 SLIG.CVD.TRIANG.TIP REDON SPIKE CH.14
SLIG.CVD.TRIANG.TIP STERILIT OIL SPRAY 300ML
BASKET WIDE PERFORATION 485X253X76MM BOTTOM FOR 1/1 CONTAINER HEIGHT:135MM
PRIMELINE 1/1 LID BLUE

42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

71

TC MAYO-HEGAR NDL HOLDERHVYSERR205MM TC WANGENSTEEN NEEDLE HLDR SERR275MM TC


DE'BAKEY NDL HOLDER DEL SERR 180MM TC DE'BAKEY NDL HOLDER DEL SERR 250MM ROUX
RETRACTOR3/SET 165MM LANGENBECK RETRACTOR 28X14MM LANGENBECK RETRACTOR 40X10MM
KOCHER-LANGENBECK RETR 55X11MM 216MM VOLKMANN RETR4-PRGSEMI-S8.5X19222MM FRITSCH
RETRACTOR #40PEN46X75MM242MM MIKULICZ ABDOMINAL RETRACTOR 250MM MIKULICZ
ABDOMINAL RETRACTOR 180X50MM HABERER RIBBON RETRACTOR 50/40MM 305MM KIRSCHNER
FOLD-FRAME RETRACTOR COMPLETE ATR.OVUM FORCEPS STR SM250MM VOLKMANN BONE CURETTE
#0 5.2MM 172MM NELATON DIRECTOR W/TONGUE CVD160MM DOUBLE-ENDED PROBE 1.5MM
200MM DOUBLE-ENDED PROBE 2.0MM 300MM INTERIOR BOX F/BL930 NEEDLE CASE W/7 SECTIONS
150X90X10MM LABORATORY DISH 0.16 L LABORATORY DISH 0.4 L KIDNEY TRAY STAINLESS STEEL
250MM REDON SPIKE CH.12 SLIG.CVD.TRIANG.TIP REDON SPIKE CH.14 SLIG.CVD.TRIANG.TIP STERILIT
OIL SPRAY 300ML BASKET WIDE PERFORAT.485X253X106MM BOTTOM FOR 1/1 CONTAINER
HEIGHT:135MM PRIMELINE 1/1 LID BLUE

f. Water seal Drainage

D0 NO UubhONa

FOERSTER SPONGE FCPS SERR STR 242MM SCALPEL HANDLE #3

STANDARD TISSUE FORCEPS 1X2 145MM MAYO-STILLE SCISSORS CVD 140MM MAYO-STILLE SCISSORS
STR 140MM
BABY CRILE FORCEPS DEL STR 140MM ROCHESTER-PEAN FORCEPS CVD 160MM ROCHESTER-PEAN
FORCEPS CVD 225MM KOCHER-OCHSNER FORCEPS STR 1X2 225MM LANGENBECK
RETRACTOROPEN28X10MM209MM

N NNNNNANNA Sx. J AAA NAA2NN KAA AS AAS

15

ON

11 12 13 14 15

TC MAYO-HEGAR NDL HOLDERHVYSERR185MM

STERILIT OIL SPRAY 300ML BASKET WIDE PERFORATION 243X253X56MM BOTTOM FOR 1/2 CONTAINER
HEIGHT:135MM

PRIMELINE 1/2 LID BLUE

g. Mastoidectomy set

—DOWN OKU NUN

N NN NN N -& NSONDNNGEBisarani
8.88

Lan) -

SCALPEL HANDLE #7 ENLISH NO.5

IRIS SCISSORS STR S/S 110MM

SUTURE SCISSORS STR S/S 120MM MAYO-STILLE SCISS BVLD-BLD CVD 140MM MC'INDOE DEL THUMB
FCPS SERR 150MM GILLIES TISSUE FORCEPS DEL 1X2 155MM TROELTSCH FCPSANGSERR115MM

RAMPLEY SPONGE FORCEPS STR SERR 180MM

TOWEL CLAMP ENGLISH PATT.85MM PROVIDENCE-HOSP FCPS DEL CVD 140MM HALSEY NEEDLE
HOLDER DEL SERR130MM VOLKMANN RETR4-PRGSHARP9X19MM222MM WEITLANER RETRACTOR
3X4T.BL.130MM WEITLANER RETRACTOR 3X4T.BL.165MM JANSEN BONE CURETTE DBL-END160MM
MALLET REMOV-DISCS 135G 25MM 184MM GOUGE 4MM 140MM

GOUGE 6MM 140MM

GOUGE 8MM 140MM

GOUGE 10MM 140MM

GOUGE 140MM 12MM WIDE

TILLEY EAR TAMPON FORCEPS X-DEL140MM


HARTMANN EAR FORCEPS STR SERR 1X8MM THUDICHUM NASAL SPECULUM #2 HARTMANN NASAL
SPECULUM MED 160MM

HOWARTH ELEVATOR GILLIES SKIN HOOK SHARP SM180MM

STERILIT OIL SPRAY 300ML BASKET WIDE PERFORATION 406X253X56MM BOTTOM FOR 3/4 CONTAINER
HEIGHT:135MM

PRIMELINE 3/4 LID BLUE

Am» a —

16

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Penjadwalan Operasi URJ / UGD / URI

1. Perawat URJ / UGD menginformasikan rencana operasi kepada petugas kamar bedah (Untuk Operasi
dengan lokal anastesi, One Day Care dan operasi cito )

2. Perawat kamar bedah mendokumentasikan rencana operasi di buku

pendaftaran operasi.

B. Penerimaan Pasien URJ / UGD / URI


1. Perawat mengantar pasien ke kamar bedah dengan membawa status

medis pasien

2. Serah terima petugas kamar bedah dengan perawat : Memeriksa identitas dan keadaan umum pasien
Memeriksa kelengkapan status rekam medis Memeriksa surat persetujuan operasi pasien Memeriksa
kelengkapan data pemeriksaan penunjang medis Memeriksa gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, dan cat
kuku Mengganti baju pasien Membantu pasien untuk mengosongkan kandung kemih Melakukan serah
terima pasien Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan dokumen operasi Pasien ditempatkan di
ruang persiapan operasi Petugas Tim OK memperkenalkan diri ke pasien Melakukan asesmen pra bedah

Melakukan Sign in

7TOm0an vr p

ND Oa»

C. Persiapan Operasi 1. Perawat menyiapkan fasilitas kamar operasi sesuai dengan jenis operasi.

2. Pasien ditempatkan diruang operasi dan mengatur posisi sesuai tindakan

yang akan dilakukan

17

3. Melakukan Time Out dan Sign Out


D. Kerjasama Antar Disiplin

1.

Pre operasi Melakukan konsul ke Dokter Anastesi/Dokter Penyakit Dalam untuk

dilakukan pemeriksaan pre operasi untuk menilai kelayakan operasi

Intra operasi Melakukan konsul ke DPJP Bedah lainnya, jika dalam Intra operasi

ditemukan permasalahan diluar kompetensi DPJP yang menangani

pembedahan.

Post operasi Melakukan konsul ke Dokter Anastesi jika setelah operasi diperlukan

penanganan lebih intensive.

E. Pelayanan Bedah

Pelayanan Bedah adalah tindakan pembedahan yang seragam di.

semua tempat di Rumah Sakit Umum Daerah Pratama Tambu yang


dilakukan melalui pendekatan TIM sesuai

dengan kompetensi dan

kewenangan yang dimiliki oleh TIM Bedah di pimpin oleh Dokter Spesialis

Bedah/DPJP, dokter umum dan Perawat Bedah.

Pelayanan Bedah juga tersedia diluar jam kerja dan dapat dihubungi

24 jam baik pada kasus pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, siap sedia

menerima telpon/konsultasi dari petugas / TIM lainnya.

Pelayanan Bedah Adalah Tindakan pembedahan yang mencakup pra,

intra dan pasca bedah, pelayanan kritis, dan kegawat daruratan dengan layanan dan tanggung jawab
sesuai jumlah, kondisi dan resiko pasien yang

ditangani berdasarkan keilmuan yang multi displin.

1.

Pra Bedah Tindakan pemeriksaan oleh Dokter Spesialis Bedah yang harus
dilakukan sebelum tindakan pembedahan yang dilakukan di ruang poli / UGD / perawatan / ruang
persiapan sebelum pasien di bawah ke kamar Operasi untuk memastikan bahwa pasien berada dalam
kondisi yang

layak untuk prosedur pembedahan.

18

Dokter Spesiali menentuka Pesan / DPJP bertanggung jawab untuk menilai dan aa n status medis pasien
berdasarkan prosedur sebagai berikut : - Anam , , : nese dan pemeriksaan pasien untuk menentukan
diagnosis pra

. perasi, rencana tindakan operasi. Dicatat dalam rekam medik dilembar terintegrasi.

b. Meminta dan mempelajari hasil-hasil pemeriksaan penunjang dan konsultasi yang diperlukan untuk
melakukan tindakan pembedahan.

c. Diskusi dan jelaskan tindakan bedah yang akan dilakukan, antara lain Diagnosis / Dasar diagnosis,
Indikasi tindakan, Tata cara, Tujuan, Resiko, Komplikasi, Prognosis, Alternatif dan Resiko :

1. Pilihan opsi operasi atau non operasi

2. Kemungkinan perluasan insici operasi


3. Sebagai tambahan, jika dibutuhkan darah atau produk darah 4. Pemasangan Implant ( pada kasus
tertentu)

d. Memastikan bahwa pasien dan keluarga pasien telah mengerti dan menandatangani persetujuan
tindakan.

e. Mempersiapkan dan memastikan kelengkapan alat, BHP, Obat-obat yang akan digunakan.

f. Mendokumentasikan dalam rekam medik.

g. Pada keadaan tidak biasa, misalnya gawat darurat yang ekstrim, langkah-langkah pra bedah
sebagaimana diuraikan diatas dapat

diabaikan dan alasannya harus didokumentasikan dalam rekam medik

pasien.

2. Intra Bedah a. Perawat Sirkuler memonitoring fungsi vital tubuh pasien selama

pembedahan. b. Mendokumentasikan pemantauan yang dilakukan selama

pembedahan. c. Melaporkan perubahan fungsi vital tubuh dan jumlah perdarahan

selama pembedahan. d. Menanggulangi keadaan gawat darurat jika terjadi selama

pembedahan. e. Mendokumentasikan tindakan — pembedahan dalam — rekam


medik,mencakup :

19

e# Diagnosa Pre dan post operasi

e Nama Prosedur tindakan operasi

e Nama Dokter bedah dan asisten-asisten e Ada dan tidak adanya komplikasi

e Spesimen bedah untuk pemeriksaan

e Jumlah kehilangan darah dan darah yang masuk lew perasi (No. Pendaftaran)

ama terang Operator oleh Dokter Spesialis n atau sebelum

at transfusi

# Jenis Implant sesuai jenis 0

e Tanggal, waktu, Tanda tangan dann

f. Mendokumentasikan tindakan pembedahan Beda/DPJP diselesaikan segera setelah pembedaha

pasien dipulangkan keruangan.


3. Pasca bedah mulihan (observasi

a. Mengawasi kondisi pasien selama masa pe perdarahan, tanda-tanda vital ) b. Kelengkapan pengantar
pemeriksaan PA

diperiksa) oleh DPJP.

c. Pendokumentasian identitas pasien (nama, tanggal lahir, nomor Rekam medik,

handpone/telpon yang bisa dihubungi). dan mengatasi timbulnya kom

(jika Spesimen yang akan

yang menggunakan implant dan nomor

d. Mencegah plikasi akibat tindakan

pembedahan. e. Segera mengatasi komplikasi yang timbul akib f. Mendokumentasikan rencana asuhan
pasca bedah pada lembar r Spesialis Bedah, Perawat Bedah, atau PPA

bedahan atau sebelum pasien

at tindakan pembedahan

terintegrasi oleh Dokte


lainnya diselesaikan segera setelah pem

dipulangkan keruangan. g. Jika Pendokumentasian didelegasiskan maka DPJP h

jam setelah tindakan dilakukan.

arus verifikasi

dalam waktu 24

20

BAB V LOGISTIK

A. Logistik Unit Bedah Sentral Program pengendalian logistik disusun untuk mengatur kegiatan

pengadaan dan pemeliharaan barang, alat, obat dan alkes UBS yang disusun setiap tahun mengacu pada
kebutuhan tahunan dan dilaporkan

dalam laporan tahunan. Kelompok barang logistik adalah alat medik dan keperawatan, alat
elektromedik, alat kantor, alat rumah tangga dan alat habis pakai.

Tujuan pengadaan logistik, agar pengadaan kebutuhan akan barang terencana dan terpantau dengan
baik, sehingga tercapai efesinesi dan penghematan biaya serta kualitasnya dapat dipertanggung
jawabkan.
NO INJEKSI

NAMA OBAT SATUAN — JUMLAH

No KO NP KP NE

PN N

B. Kepada permintaan Obat dan alat kesehatan ke logistik Unit farmasi Prosedur permintaan obat dan
alat kesehatan ke logistik farmasi adalah Suatu permintaan obat dan alat kesehatan yang sudah
digunakan oleh pasien dan dibuat oleh perawat kamar bedah yang sedang bertugas,serta diserahkan ke
bagian logistik farmasi untuk di dapatkan penggantinya.

b. Tujuan :

Agar stok obat dan alat kesehatan yang ada di kamar bedah tetap terpenuhi Cc. Prosedur : » Perawat
mencatat obat dan alat kesehatan yang sudah digunakan oleh pasien pada formulir pemakaian obat dan
alat kesehatan » Perawat menyerahkan catatan ke bagian logistik farmasi.

BAB Vi KESELAMATAN PASIEN A. Pengertian Keselamatan Pasien (Patient Savety) Adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : Asesmen resiko,
Identifikasi dan pengelolaan hal yang

berhubungan dengan resiko pasien, Pelaporan dan analisis insiden, kemampuan

belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


» Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan » Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan

1. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.

2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD ) di rumah sakit

Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak


Diharapkan ( KTD )

C. Standar Keselamatan Pasien 1. Hak pasien.

2. Mendidik pasien dan keluarga.

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program


peningkatan keselamatan pasien.

5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.

6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.


7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

33

D. Tata laksana keselamatan pasien

1.

Pra Operasi

a. Serah terima perawat ruangan yang mengirimkan pasien dengan Petugas Kamar Bedah, antara lain :
Rekam Medik, inform consent,

hasil pemeriksaan penunjang (Radiologi, Laboratorium, obat

obatan/implant (bila perlu) dengan mengisi lembar check list yang tersedia.

Perawat kamar bedah Melakukan Sign In pada saat pasien tiba

diruang persiapan, identifikasi dengan memeriksa gelang identitas

pasien yang dikenakan dan menanyakan nama pasien serta tindakan

Operasi yang akan dilakukan dengan mencocokkan status medis pasien dan Mendokumentasikan dalam
rekam Medik.
Dokter anestesi melakukan komunikasi dengan pasien sebelum dilakukan tindakan pembiusan

d. Perawat melakukan pengecekan alat elektromedik Lampu operasi,

Mesin Section, terutama pada elektro couter ( tidak mengeluarkan arus listrik yang membahayakan
pasien) Intra Operasi

a. Melakukan Time Out sebelum Pembedahan/Ilncisi.

b. Mengecek Kembali Nama, Tanggal Lahir, No RM pasien dan jenis tindakan pembedahan yang akan
dilakukan

C. Melakukan penghitungan kasa

d. Melakuan Sign Out sebelum Menutup luka Operasi, Bila ada ketidakcocokkan hasil penjumlahan Alat
instrument kasa antara pre dan post operasi maka dilakukan penghitungan ulang kembali.

e. Bila dilakukan transfusi darah, lakukan pengecekkan doblecroscek produk darah dengan lembar
permintaan (identitas pasien, jumlah permintaan, golomngan darah, jenis darah yang diminta).

f. Bila ada pengambilan jaringan / spesimen untuk pemeriksaan PA, segera diidentifikasi dengan benar.

9. Bila ada pemasangan Implant, segera diidentifikasi dengan benar.

h. Mendokumentasikan dalam rekam medik pasien.

3. Pasca Operasi
a. Melakukan serah terima dengan perawat ruangan disertai status medis

pasien dan chek Iyst yang sudah terisi lengkap.

b. Bila ada jaringan atau spesimen yang sudah diambil informasikan

untuk dilakukan pemeriksaan PA sesegera mungkin. C. Mendokumentasikan dalam Rekam Medik.

E. Prinsip Kerja Di Unit Bedah Sentral

1.

9.

Membatasi gerakan tubuh agar bagian yang steril tidak menyentuh bagian

atau alat yang tidak steril dan menjaga jarak yang aman dari alat yang steril (minimal 30 cm)

Kuku petugas harus pendek.

. Mencuci tangan sesuai prosedur cuci tangan bedah.

Mempertahankan sterilitas tangan, dengan cara posisi tangan berada di dada.


. Sarung tangan dikenakan setelah memakai jas steril. . Sarung tangan yang dikenakan harus sesuai
dengan ukuran tangan.

. Pada saat dan selama memakai sarung tangan, tidak boleh menyentuh

benda tidak steril.

. Memperhatikan sterilitas bagian depan dan punggung badan sebatas

pinggang ke atas.

Selalu menghadap ke area steril.

10. Posisi tangan paling rendah sebatas pinggang dengan cara melipat kedua

tangan di depan dada.

11. Semua petugas terutama yang berada di area steril berbicara seperlunya. 12. Mempertahankan
sterilitas daerah depan dan punggung badan. 13. Menjaga jarak yang aman dari alat on steril.

14. Jika bersisipan jalan, posisi badan harus saling membelakangi. 15.Petugas lain tidak boleh melintas di
depan tim bedah yang sudah

memakai baju steril.

16. Setiap pergantian operasi, harus mengganti jas operasi dan sarung tangan.
17. Setelah pembedahan, linen habis pakai ditempatkan pada box yang telah disiapkan ( terkontaminasi
dan non )

35

F. Luar keselamatan Pason UKPJ Di Unit Bedah Sentral » Angka kejadian Ona an 'dentfikasi pasian ahan
jenis operasi 3. Angka kejadian kesalahan posisi 4. Angka kejadian tertinggalnya kain kasa 5. Angka
kejadian tertinggalnya instrumen 6. Angka kejadian operasi tanpa spesialis anestesi 7. Angka kejadian
operasi dengan kekurangan darah 8. Angka kejadian konsultasi Intra operasi 9.

Angka kejadian perluasan operasi 10. Angka kejadian kesalahan diagnosis pra operasi

G. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD)

1. Adverse event: Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan

cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau

bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

2. KTD yang tidak dapat dicegah

3. Unpreventable Adverse Event : Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah

dengan pengetahuan mutakhir. H. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC)


Near Miss :

36

Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission)

atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :

e Karena "keberuntungan" e Karena “pencegahan”

e Karena “peringanan"

Kesalahan Medis Medical Errors : Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

Kejadian Sentinel

Sentinel Event :

Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada tubuh yang
salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (seperti, amputasi pada kaki
yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius
pada kebijakan

dan prosedur yang berlaku.

BAB VII KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian

Memberikan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan ke tingkat

yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosial masyarakat pekerja di semua
lapangan pekerjaan meliputi mencegah dan melindungi timbulnya gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh kegiatan/ kondisi lingkungan kerja dari faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

B. Tujuan Pelaksanaan K3 di Unit Bedah Sentrai

1.

Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan & kesehatan kerjanya dalam melakukan pekerjaan. Untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas kamar operasi

. Menjamin keselamatan & kesehatan kerja setiap orang lain yang berada

di tempat kerja (Kamar operasi)


. Sumber produksi dipelihara & dipergunakan secara aman. Secara Khusus

Dalam Bidang Kesehatan, Keselamatan dan keamanan kerja (diatur dim UU Kesehatan tahun 1992

pasal 23 ayat 1,2,3 dan 4 ditujukan kepada pasien,petugas dan alat

meliputi hal-hal sbb : a. Keselamatan dan keamanan pasien,semua anggota tim bedah harus

memperhatikan kembali:

1) Identitas pasien.

2) Rencana tindakan.

3) Jenis pemberian anastesi yang dipakai.

4) Faktor-faktor alergi.

5) Respon pasien selama opreatif.

6) Respon pasien postoperatif.

7) Menghindari pasien dari bahaya fisik akibat penggunaan alat/kurang teliti.

b. Keselamatan dan keamanan petugas


1) Melakukan pemeriksaan secara periodik sesuai ketentuan.

2) Beban kerja harus sesuai dengan kemampuan dan kondisi kesehatan

petugas.

C. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja 1. Faktor penyebab kecelakaan kerja di kamar operasi Kondisi
Tidak Aman (Unsafe Condition) Berkaitan dengan faktor intern kamar bedah, seperti : - Mesin yang tidak
ergonomis (kalibrasi tdk rutin). Cathlab, USG Doopler, Monitor, Cauter, C-Arm, dil - Instrumen yang
komplek (penanganan tdk aman). - Sistem Ventilasi OK (tidak baik). - Bahan dan limbah yang berbahaya
(B3) (penanganan tdk aman). 2. Perilaku Tidak Aman (Unsafe Action) Faktor manusianya sendiri.
Manusia melakukan tindakan yang berbahaya (tidak aman) disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: -
Pengetahuan & keterampilan tidak sesuai dengan pekerjaannya. - Keadaan fisik & mental yang belum
siap untuk tugas-tugasnya. - Tingkah laku & kebiasaan yang ceroboh, sembrono, terialu berani tanpa
memperdulikan petunjuk, instruksi, dil. - Kurang perhatian & pengawasan dari atasannya.

D. Pengendalian Bahaya/Penyakit Pengendalian Bahaya/Penyakit akibat kerja diKamar Operasi dapat


dilakukan dengan

1. Prioritas I : Engineering Control. Penanganan benda tajam - Gunakan teknik yang aman. - Jangan
mematahkan benda tajam. Buang ditempat khusus & bertanda khusus.

Tempat pembuangan benda tajam sebaiknya tidak diisi melebihi 24 dari kapasitasnya.

- Hindari pemberian benda tajam dari tangan ke tangan dengan menunjukkan ujung tajam ke arah
penerima (paling aman gunakan

kidney dish/ nampan).

2. Prioritas UH: Administrasi Contot


Perlindungan : Cara Kerja Aman

- Mengelola jarum dan benda tajam lainnya Penanganan instrumen

a. U , ntuk semua pasien, semua instrumen harus diperlakukan sama.

Tidak dilihat apakah pasien tersebut HIV/ Hepatitis atau potensi infeksi apapun. Semua harus
diwaspadai.

b. Instrumen harus digolongkan berdasar eksposurnya terhadap pasien lalu ditentukan jenis sterilisasi/
desinfeksinya. Cc. Dekontaminasi instrumen pasca pemakaian perlu diperhatikan. 3. Prioritas II! : Alat
Pelindung Diri Jenis Alat Pelindung Diri (BARRIER) di kamar bedah: - Gaun (apron, jas operasi) -
Pelindung Tiroid - Penutup kepala - Masker - Pelindung mata - Sarung tangan - Sepatu, dil Aspek-aspek
yg perlu diperhatikan dim memilih APD di kamar bedah: - Bentuknya cukup menarik. - Harus dipakai
secara fleksibel.

- Tahan untuk pemakaian yang lama.

- Tidak membatasi gerak dan persepsi sensoris pemakaiannya sehingga

tidak menyebabkan rasa tidak nyaman yang berlebihan.

- Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya

bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.


- Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya, yang disebabkan bentuk dan ukuran yang
tidak tepat atau karena salah

dalam penggunaannya.

kidney dish/ nampan). 2. Prioritas Il: Administrasi Contol Perlindungan : Cara Kerja Aman

» Mengelola jarum dan benda tajam lainnya - Penanganan instrumen

a. Untuk semua pasien, semua instrumen harus diperlakukan sama.

Tidak dilihat apakah pasien tersebut HIV/ Hepatitis atau potensi Infeksi apapun. Semua harus
diwaspadai.

b. Instrumen harus digolongkan berdasar eksposurnya terhadap

pasien lalu ditentukan jenis sterilisasi/ desinfeksinya.

6. Dekontaminasi instrumen pasca pemakaian perlu diperhatikan.

3. Prioritas III : Alat Pelindung Diri Jenis Alat Pelindung Diri (BARRIER) di kamar bedah:

Gaun (apron, jas operasi) Pelindung Tiroid

Penutup kepala

Masker
Pelindung mata

Sarung tangan

Sepatu, dil

Aspek-aspek yg perlu diperhatikan dim memilih APD di kamar bedah:

Bentuknya cukup menarik.

Harus dipakai secara fleksibel.

Tahan untuk pemakaian yang lama.

Tidak membatasi gerak dan persepsi sensoris pemakaiannya sehingga tidak menyebabkan rasa tidak
nyaman yang berlebihan.

Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahayabahaya yang dihadapi oleh tenaga
kerja.

Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya, yang disebabkan bentuk dan ukuran yang tidak
tepat atau karena salah

dalam penggunaannya.

Keselamatan kerja di Kamar Operasi adalah suatu keharusan dan


konsekuensi mutiak bahwa:

40

Pp

erawat bad Dae Hapus. Selalu berusaha memutuskan rantai Sebelum dan sesudah bers mi beta Ka
Pengerngan ng Perawat kamar Operasi HAR Ka ceng Ki di i dari radiasi

| HARUS memproteksi diri dari radiasi, darah/ Cairan tubuh pasien, tusukan benda tajam dan bahaya
resiko medis lainnya. Peralatan perlindungan diri (sarung tangan, jas operasi, apron, masker, kaca mata,
topi dil) Proteksi harus dilaksanakan secara KONSISTEN dengan tidak pandang bulu pada seluruh pasien
(imespective of diagnosis). Menangani pembuangan limbah dengan tepat, pemrosesan kembali
peralatan yang akan digunakan dengan tepat, serta tetap menjaga dan memperhatikan kaidah-kaidah
K3 dikamar operasi, memperhatikan, menjaga dan menhindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan

ancaman bahaya di KAMAR OPERASI.

Keselamatan kerja di Kamar Operasi adalah suatu keharusan dan

konsekuensi mutlak bahwa:

AN
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian

Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas artinya setiap

jenis pelayanan haruslah mempunyai indicator dan standarnya. Dengan

demikian pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indicator dan
standar.

Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Instalasi Bedah

Mutu terkait dengan Input,proses,output.Pengkuran mutu pelayanan kesahatan dapat di ukur


menggunakan 3 variabel yaitu

: Indicator mutu,

input, dan output. Pengukuran ketiga indicator tersebut adalah sebagai berikut:

1,

Indikator Input
Input adalah segala sumber daya yang di perlukan untuk melakukan pelayanan kesehtan,diantaranya
tenaga, fasilitas, peralatan. Pelayan kesehatan yang bermutu membutuhkan dukungan input yang
bermutu pula.Indikator input instalasi bedah di perlukan agar manajemen dapat mengevalusai sejauh
mana kemampuan manajemen memenuhi sumber daya diinstalsi Bedah.indikatot input meliputi
kelengkapan

peralatan,kelayakan dan ketersediaan SDM. Penjelasan masing-masing indicator sebagai berikut:

a. Kelengkapan Peralatan

Tujuan : Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil

memenuhi kelengkapan minimal peralatan medis pada instalasi bedah

Cara mengukur : Bobot Peralatan an. ada Bobot peralatan sesuai standar Keterangan: - Waktu
pengukuran akhir tahun - Petugas pengukur : petugas instalasi bedah

- Standar 8072

42

Z Per alatan yang memiliki Sertifikat kalibrasi

P. 2Peratatan yang Wajib kalibrasi X10094 Keterangan :


Waktu penkuran akhir tahun “Petugas pengukur : Petugas balai pengamanan fasilitas keshatan
masyarakat “ Standar: 8046 C. Ketersediaan SDM Tujuan : Untuk menilai sejauh mana rumah sakit
berhasil memenuhi ketersediaan memenuhi ketersediaan tenaga pelyanan minimal sesuai rumah sakit
type B Cara mengukur :

Jumlah jam perawatan perhari x jumlah jam operasi x jumlah perawat dim tim

Jam kerja efektif perhari

Keterangan : - Waktu pengukur akhir tahun

- Petugas pengukur : Kepala Ruangan Kamar Operasi

- Standar 80Y6

2. Indikator proses Proses adalah interaksi prosesinal antara pemberi pelayanan

dengan konsumen (pasien/masyarakat) yang dilaksanakan dengan cara mengevaluasi kegiatan


pelayanan instalasi bedah tiap bulan

3. Indikator output Output adalah hasil pelayanan kesehatan yang merupakan alat

untuk menilai mutu pelayan. Tabel berikut adalah indicator mutu pelayanan unit pelayanan unit bedah
yang merupakan salah satu jenis pelayanan dari indicator mutu pelayanan rumah sakit.

Indikator kinerja Kamar Operasi

N Standar ? Indikator ve 1. Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum Pasien 100'/ dilakukan O
40016 2. kelengkapan Pengisian Format Inform consent OX 3. Kelengkapan Pengisian Format Check List
Keselamatan 100” 4 Pasien di Ruan an O rasi 10076 Ketidaksesuaian Dia nose Medik Pre dan Post
Operasi i si Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum dilakukan Opera Judul Kepatuhan Penandaan
Lokasi Operasi Sebelum uu Pasien dilakukan Operasi Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektifitas,
efisiensi i Mengoptimalkan pelayanan dan keefektivitasan Tujuan pemberian tata taksana rehabilitasi
medik

Definisi Operasional

Frekuensi Pengumpulan Data

Periode Analisa Numerator Denominator Sumber Data Standar

Penanggung jawab

Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum Pasien di lakukan Operasi adalah setiap pasien yang
dioperasi di beri tanda pada area operasi jika areanya muluple oleh dokter s essalis de anmen nakan
tanda centan

1 bulan

3 bulan

Pasien yang akan dilakukan operasi pada bulan berjalan Total pasien yang dioeprasi pada bulan berjalan

Rekam medis,keselamatan pasien

S2 hari
Ketua instalasi bedah sentral

Indikator kinerja Kamar Operasi

N Standar ? Indikator ve 1. Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum Pasien 100'/ dilakukan O
40016 2. kelengkapan Pengisian Format Inform consent OX 3. Kelengkapan Pengisian Format Check List
Keselamatan 100” 4 Pasien di Ruan an O rasi 10076 Ketidaksesuaian Dia nose Medik Pre dan Post
Operasi i si Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum dilakukan Opera Judul Kepatuhan Penandaan
Lokasi Operasi Sebelum uu Pasien dilakukan Operasi Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektifitas,
efisiensi i Mengoptimalkan pelayanan dan keefektivitasan Tujuan pemberian tata taksana rehabilitasi
medik

Definisi Operasional

Frekuensi Pengumpulan Data

Periode Analisa Numerator Denominator Sumber Data Standar

Penanggung jawab

Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum Pasien di lakukan Operasi adalah setiap pasien yang
dioperasi di beri tanda pada area operasi jika areanya muluple oleh dokter s essalis de anmen nakan
tanda centan

1 bulan

3 bulan

Pasien yang akan dilakukan operasi pada bulan berjalan Total pasien yang dioeprasi pada bulan berjalan
Rekam medis,keselamatan pasien

S2 hari

Ketua instalasi bedah sentral

Pada bulan begal Un Cbekis keselamatan Pasien

Jumlah total pasien yang dioperasi pada bulan berjalan Rekam medis, laporan keselamatan pasien Ss
100 &

Kepala instalasi bedah sentral

4. Ketidak sesuaian diagnose pre operasi dan post

Operasi Judul Dimensi Mutu

Tujuan

Definisi Operasional

Frekuensi Pengumpulan Data

Periode Analisa Numerator

Denominator Sumber Data Standar


Penanggung jawab

Ketidak sesuaian diagnose pre operasi dan post operasi Keselamatan pasien

Tergambarnya ketelitian pelayanan bedah

Ketidaksesuaian diagnosa medis pre dan post operasi adalah ketidakselarasan antara diagnosis yang
ditegakkan sebelum dan setelah tindakan operasi yang diukur dengan jumlah pasien. Ketidaksesuaian ini
tidak termasuk diagnosis banding dengan memfokuskan pada pasien operasi dan tidak menggunakan
pasien dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk diagnostik.

1 bulan

3 bulan

Jumlah pasien yang didiagnosa sebelum operasi tidak sesuai dengan diagnosa setelah dilakukan operasi
pada pasien yang

sama Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Rekam medis, laporan keselamatan pasien S100 Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

Pedoman Pelayanan Bedah RSUD Pratama Tambu ini mempunyai peranan penting sebagai pedoman
standar bagi pelaksanaan kegiatan sehari — hari tenaga kesehatan yang bertugas di kamar bedah
sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan di kamar bedah.


Dibutuhkan dukungan dari semua pihak terutama Pimpinan Rumah Sakit agar Mutu pelayanan Bedah
dan Keselamatan Pasien dapat senantiasa ditingkatkan dan dipertahankan sesuai dengan perkembangan
Ilmu pengetahuan dan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai