TENTANG
Menimbang: a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD Pratama Tambu, diperlukan
Pedoman pelayanan pada RSUD Pratama Tambu. b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a perlu di tetapkan dengan surat keputusan. Mengingat: Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, Keputusan Menteri Kesehatan RI No 332/MENKES/SK/VII/2012 tangggal 28
Agustus 2012 Tentang Pengangkatan Pemindahan dan Pemberhentian dalam dan dari jabatan Struktural
dilingkungan Kemenkes Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78
Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan Anesthesi Rumah Sakit. 7. Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 78 tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan Anesthesi Rumah Sakit. 8.
Peraturan Direktur RSUD Pratama Tambu Nomor. 040/445001/SK/RSUD/VII/2019 . Tentang Kebijakan
Pelayanan RSUD Pratama Tambu.
ABON
»
MEMUTUSKAN
KEDUA
KETIGA
yanan Bedah Sebagaimana dimaksud dalam diktum digunakan sebagai acuan didalam memberikan dap
pasien dilingkungan RSUD Pratama Tambu.
CA Permen PA 0 | ad TA
Pn) 1 ET
sa A2 ra
NG
BAB I
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi Untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata — rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran telah menjadikan pembedahan yang dahulunya
sebagai usaha terakhir, sekarang menjadi sesuatu yang
dapat diterima secara Umum.
Pelayanan profesional yang diberikan pada pada pasien dikamar operasi meliputi kegiatan
mengidentifikasi kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial pasien dan mengimplementasikan — asuhan
keperawatan yang bersifat individualistik, mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan berdasarkan
mu keperawatan, ilmu biomedis, ilmu perilaku dan ilmu alam dasar dalam rangka memulihkan dan
mempertahankan derajat kesehatan, kesejahteraan klien sebelum, selama dan sesudah
tindakan operasi.
Penyusunan buku pedoman pelayanan kamar bedah ini sangat penting sehingga pada akhirnya dapat
mengurangi atau menurunkan angka kematian, kecacatan, infeksi luka operasi seminimal mungkin
khususnya dan peningkatan mutu pelayanan di kamar operasi pada umumnya.
B. Tujuan
1. Menjadi Pedoman dalam memberikan pelayanan dikamar operasi yang aman, efektif,
berperikemanusiaan dan memuaskan bagi pasien yang menjalani pembedahan. 2. Mengurangi tingkat
mortalitas, morbiditas, dan disabilitas/kecacatan akibat komplikasi prosedur bedah. 3. Me-recall
memory, terutama pada hal-hal kec yang gampang terabaikan pada keadaan pasien yang kompleks.
perawat, dan penata yang akan menangani pasien dalam suatu prosedur pelayanan pembedahan kasus
elektif, dan emergensi yang meliputi pelayanan persiapan / premedikasi, pelayanan intra operasi,
pelayanan pasca operasi dan pelayanan pulih sadar / pemulihan.
D. Batasan Operasional
1.
Kamar Operasi Adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan pembedahan, baik
Bedah elektif adalah semua pembedahan yang sifatnya tidak segera sehingga dapat di rencanakan
pelaksanaannya dengan sebaik-baiknya.
Bedah emergensi adalah semua pembedahan yang bersifat segera dan mengancam jiwa bila tidak
segera dilakukan tindakan operasi.
E. Landasan Hukum
2» Na
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Kualifikasi Sumber Daya Manusia untuk tenaga bedah adalah
1. Dokter Spesialis Bedah & Anestesi 2. Kepala Instalasi Bedah adalah Dokter 3. Perawat Bedah &
Anestesi/ Perawat yang telah mengikiuti pelati
han bedah
B. Distribusi Ketenagaan 1. Ketenagakerjaan untuk ruangan bedah dan anestesi : Tenaga anestesi :
dokter Spesialis anestesi, penata, perawat anestasi.
b. Tenaga operator
A. Denah Ruang
S RUANGAN GANTI RR
md
OK
“»
a.
Lokasi mudah dicapai dari bagian — bagian lain khususnya gawat darurat dan unit kamar bersalin.
Sudut ruangan tidak boleh tajam. Dinding berbahan keras, tidak berpori, kedap air, tidak memantulkan
cahaya, mudah dibersihkan dan tidak menampung debu. Lantai dari bahan yang kuat, tidak menghantar
listrik, kedap air, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.
Pintu masuk dan keluar pasien satu pintu, lebar pintu maksimal 1.20 m dan tinggi minimal 2.10 m.
Sistem ventilasi memakai sistem suhu sentral (AC sentral) memakai hefafilter (ultraciean) sistem ini
menjamin udara luar yang masuk bebas dari mikroorganisme dan tidak terjadi penimbunan gas-gas
buangan anesthesi di dalam kamar bedah. Suhu antara 19-22 "C dan tekanan Positif (1010 — 1015
mbar).
Sistem lampu penerangan memakai lampu pijar putih terang, mudah dibersihkan. Sistem lampu operasi
arah dan fokus dapat diatur, tidak menimbulkan panas, cahaya terang dan tidak menyilaukan.
Pencahayaan antara 300-450 lux, pada meja operasi 10.000-20.000 lux.
Sistem Gas Medik memakai sistem pipa, tidak ada tabung didalam kamar operasi untuk mencegah
bahaya penimbunan gas yang berlebihan bila terjadi kebocoran tabung gas. Pipa dibedakan dengan
warna disertai petunjuk untuk membedakan gas nitrogen oksida dan oksigen.
f. Sistem Listrik sebaiknya tersedia 2 voltase, tombol tempat penyambungan (stop kontak) harus aman
jika tersentuh oleh petugas, dipasang pada ketinggian 1.40
m dari lantai. Peralatan harus mobile memakai roda terbuat dari stenless steel sehingga
b) Mesin Anesthesi
c) Lampu Operasi
d) Monitor Pasien
e) Suction Pump
f) Standart Infus
h) Kursi bundar beroda i) Jam dinding j) Lampu Penerangan ruangan h. Pembersihan Kamar Bedah
secara rutin dan periodik bertujuan untuk tetap
mempertahankan sterilisasi dari kamar bedah sehingga dapat dicegah infeksi nosokomial yang
bersumber dari kamar bedah dan peralatan yang ada didalamnya. 2. Ruang persiapan a. Tempat tidur
(1buah) b. Tensimeter Mobile (1 buah ) c. Steteskope (1Ibuah) 3. Ruang pemulihan a. Tempat tidur (2
buah ) b. Suction (1buah) c. Oksigen (Tbuah) d. Standar infus (2 buah)
C. Area Pembagian Zona pada Sarana Ruang Operasi Rumah Sakit. Ruangan-ruangan pada bangunan
(sarana) Ruang Operasi Rumah Sakit dapat
Keterangan gambar :
4 5 Zona Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan prefilter, medium filter dan hepa filter, Tekanan Positif)
1. Zona 1, Tingkat Resiko Rendah (Normal) Zona ini terdiri dari area resepsionis ruang tunggu keluarga
pasien dan ruang utilitas kotor.
Zona ini terdiri dari ruang loker (ruang ganti pakaian dokter dan perawat)
(preparation), peralatan/instrument steril, pemulihan (recovery), ruang resusitasi neonates, ruang linen,
ruang pelaporan
bedah, ruang penyimpanan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan peralatan anastesi dan alat
emergensi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang
operasi.
4. Zona 4 , Tingk gkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter Medium Fiiter,
Hepa Fiiter ) Zona Ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif
Merupakan are a dengan kebersihan rua ngan kelas 10.0 — Cleanroom standards, Tahun 1999) 00 (ISO 7
— ISO 14644-1
Area ini i i ap Papan dibawah area aliran udara kebawah Glaminair air flow, dimana ilakukan. Merupakan
area dengan kebersihan ruangan kelas 1.000
Jenis alat : Alat tenun, alat kesehatan, alat kedokteran dan alat rumah tangga. 1. Alat tenun
a. Syarat umum 1) Bahan terbuat dari katun 100 f6 2) warna bahan tidak mencolok untuk mencegah
adanya kelelahan mata. 3) Warna khusus (hijau tua, biru), berbeda dengan warna bahan yang
dipakai diruang perawatan. 4) Panjang laken harus dapat menutup daerah steril dan tidak boleh
menyentuh lantai. b. Syarat model baju operasi. 1) Panjang lengan baju (7-10) cm diatas siku. 2) Panjang
celana operasi setinggi mata kaki, tidak boleh menyentuh lantai.
C. Syarat model jas operasi. 1) Panjang lengan baju menutup jari tangan. 2) Bermanset elastis. 3)
Panjang jas lebih kurang 10 cm diatas mata kaki.
2) Laken besar, kaki 240 cm x 200 cm 3) Laken kecil, 150 cm x 100 cm 4) Alas meja dorong 100 cm Xx 75
cm
5) Sarung meja mayo (instrumen) 75 cm x 50 cm 6) Sarung kabel cauter 150 cm x 40 cm 7) Perlak kecil
untuk meja mayo 50 cm Xx 40 cm 8) Perlak besar 110 cm x 75 cm 9) Handuk tangan/steril) 30 cm Xx 15
cm e. Jenis alat tenun yang diperlukan di kamar operasi 1) Laken operasi besar dan kecil 2) Pembungkus
alat (laken berlapis) 3) Alas meja dorong (trolly) 4) Laken lubang besar 5) Duksedang 6) Baju dan celana
operasi 7) Jas Operasi 8) Topi operasi 9) Duk Kecil 10) Penutup kepala pasien (mitella)/topi 11) Box
sarung tangan 12) Kantong canula, suction dan cautaer
13) Sarung cauter 14) Sarung kaki 15) Sarung tabung oksigen 16) Sarung meja mayo 17) HanduMdlap
tangan 18) Baju pasien kamar bedah 19) Perlak besar dan kecil. 20) Celemek plastik/kare
2. Alat kesehatan
a. Benang
1. Syarat Benang:
a) Mempunyai ketegangan tertentu sesuai dengan kebutuhan. b) Bahan dapat disterilkan dengan tehnik
tertentu.
(S.XX
MA AO 9 AG
a) Asai/bahan benang
» Tumbuh-tumbuhan : katun, sutera (silk)
1. Alat Rumah Tangga a) Alat kebersihan : sapu, sikat lantai, lap kerja, mesin penghisap debu
(vacum cleaner), alat penyemprot (fogger), slang air dan ember dan setrika (bila perlu). b) Alat makan
dan minum c) Meubel d. Setalat tenun : 1. Set Linen operasi yang terdiri dari:
b) Laken operasi
c) Duk sedang
a) Jas operasi
ASK Op
2h
4. Set Operasi CDL a) Laken pembungkus berlapis b) Duk sedang : c) Laken lubang besar d) Sarung meja
mayo e) Jas Operasi
.. .. .. .. JH an Do
HA 3
disediakan berma 4. Sarung tangan nomer 8 :3 pasang 2. Sarung tangan nomer 71/2 8 pasang 3. Sarung
tangan nomer 7 :8 pasang 4. Sarung tangan nomer 6 1/2 :5 pasang
E. Set instrumen
MAIER FORCEPS W/RCHT CVD265MM BACKHAUS TOWEL CLAMP 110MM SCALPEL HANDLE #7 ENLISH
NO.5
TC METZENBAUM SCISSORS CVD 180MM TC LEXER SCISS NARR CVD 165MM STANDARD FORCEPS SERR
180MM
SA J—a PN
10
7 “STANDARD TISSUE FORCEPS 1X2 145MM 8 KOCHER FORCEPS STR 1X2 140MM 9 OVERHOLT FORCEPS
# 0 CVD215MM 10 TC MAYO-HEGAR NDL HOLDERHVYSERR185MM 11 SIMS RECTAL
SPECULAADULT235MM 12 KELLY SPHINCTEROSCOPE 27X54MM 13 RUDD HEMORRHOIDAL LIGATOR SET
14 MCGIVNEY HEMORRHOIDAL FCPS 3.5MM185MM 15 YEOMAN RECTAL BIOPSY FCPS 4.0MM420MM
16 DIRECTOR WITIP 3.5MM DIA STR 200MM 17 FISTULA PROBE #1 STR 165MM 18 FISTULA PROBE #2
SLT-CVD165MM 45DG CVD 19 FISTULA PROBE #3 165MM 90DG CVD 20 FISTULA PROBE #4 HVY-
CVD165MM 21 DIRECTOR WAWIRE LOOP FLEXIBLE 190MM 22 KIDNEY TRAY STAINLESS STEEL 250MM
23 LABORATORY DISH 0.16 L 24 LABORATORY DISH 0.4 L 25 BOTTOM FOR 3/4 CONTAINER
HEIGHT:120MM 26 PRIMELINE 3/4 LID RED 27 3/4 SIZE PERF BASKET 406X253X56MM 28 SILICONE
BASKET LINER 3/4 SIZE 29 IDENT.LABEL UP TO 13 LETTERS RED
b. Tracheostomy set
1 MAIER FORCEPS W/RCHT CVD265MM 2 BACKHAUS TOWEL CLAMP 110MM 3 TOWEL CLAMP FOR
PAPER CLOTHS 115MM 4 SCALPEL HANDLE #3 5 TC BABY-METZ SCISSORSDELCVDB/B145MM 6 TC
METZENBAUM SCISSORS DEL CVD 180MM 7 SURGICAL SCISSORS STR S/B145MM 8 TISSUE FORCEPS STR
1X2 145MM 9 DE'BAKEY ATR.FCPS 2.0MM STR150MM 10 HALSTED-MOSOUITO FCPS
DELCVD1X2125MM 11 HALSTED-MOS@UITO FORCEPS DEL CVD125MM 12 KOCHER FORCEPS STR 1X2
140MM 13 PEAN FORCEPS STR 140MM 14 OVERHOLT-GEISS SUTURE FCPS #1CVD210MM 15 BABY-
MIXTER FORCEPS HEAVY-CVD180MM 16 TC CRILE-WOOD NDL HLDRSTRSERR 145MM 17 LANGENBECK
RETRACTOR 33X14MM 210MM
£ N pasANN KANDAS
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 9x22MM/23X30MM 145MM
ROUX RETRACTOR
INTERIOR BOX F/B1930 LABORATORY DISHO4L REDON SPIKE CcH.8 SLIGHT.CVD-KNIFE TIP
172 SIZE PERF BASKET 243X253X56MM SILICONE BASKET LINER 1/2-SIZE IPENT.LABEL UP TO13 LETTERS
RED
c. Vasectomy
OOT OObuUN-a
—-& ka)
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
TC BABY-CRILE-WOOD NDL HLOR SERR 150MM INTERIOR BOX F/B1930 LABORATORY DISH 04L BOTTOM
FOR 1/2 CONTAINE
PRIMELINE 1/2 LID RED 4/2 SIZE PERF BASKET 243X253X56MM
R HEIGHT:120MM
COowNO UK UNa
ken pur
MAIER FORCEPS W/RCHT CVD265MM BACKHAUS TOWEL CLAMP 110MM TOWEL CLAMP FOR PAPER
CLOTHS 115MM
SCALPEL HANDLE #4
TC SUTURE WAVECUT SCISSORS CVD 180MM TC MAYO-LEXER SCISSORS CVD 165MM SURGICAL
SCISSORS STR S/B145MM
TISSUE FORCEPS SERR 145MM
KIDNEY TRAY STAINLESS STEEL 250MM REDON SPIKE CH.12 SLIG.CVD.TRIANG.TIP REDON SPIKE CH.14
SLIG.CVD.TRIANG.TIP STERILIT OIL SPRAY 300ML
BASKET WIDE PERFORATION 485X253X76MM BOTTOM FOR 1/1 CONTAINER HEIGHT:135MM
PRIMELINE 1/1 LID BLUE
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
71
D0 NO UubhONa
STANDARD TISSUE FORCEPS 1X2 145MM MAYO-STILLE SCISSORS CVD 140MM MAYO-STILLE SCISSORS
STR 140MM
BABY CRILE FORCEPS DEL STR 140MM ROCHESTER-PEAN FORCEPS CVD 160MM ROCHESTER-PEAN
FORCEPS CVD 225MM KOCHER-OCHSNER FORCEPS STR 1X2 225MM LANGENBECK
RETRACTOROPEN28X10MM209MM
15
ON
11 12 13 14 15
STERILIT OIL SPRAY 300ML BASKET WIDE PERFORATION 243X253X56MM BOTTOM FOR 1/2 CONTAINER
HEIGHT:135MM
g. Mastoidectomy set
N NN NN N -& NSONDNNGEBisarani
8.88
Lan) -
SUTURE SCISSORS STR S/S 120MM MAYO-STILLE SCISS BVLD-BLD CVD 140MM MC'INDOE DEL THUMB
FCPS SERR 150MM GILLIES TISSUE FORCEPS DEL 1X2 155MM TROELTSCH FCPSANGSERR115MM
TOWEL CLAMP ENGLISH PATT.85MM PROVIDENCE-HOSP FCPS DEL CVD 140MM HALSEY NEEDLE
HOLDER DEL SERR130MM VOLKMANN RETR4-PRGSHARP9X19MM222MM WEITLANER RETRACTOR
3X4T.BL.130MM WEITLANER RETRACTOR 3X4T.BL.165MM JANSEN BONE CURETTE DBL-END160MM
MALLET REMOV-DISCS 135G 25MM 184MM GOUGE 4MM 140MM
STERILIT OIL SPRAY 300ML BASKET WIDE PERFORATION 406X253X56MM BOTTOM FOR 3/4 CONTAINER
HEIGHT:135MM
Am» a —
16
1. Perawat URJ / UGD menginformasikan rencana operasi kepada petugas kamar bedah (Untuk Operasi
dengan lokal anastesi, One Day Care dan operasi cito )
pendaftaran operasi.
medis pasien
2. Serah terima petugas kamar bedah dengan perawat : Memeriksa identitas dan keadaan umum pasien
Memeriksa kelengkapan status rekam medis Memeriksa surat persetujuan operasi pasien Memeriksa
kelengkapan data pemeriksaan penunjang medis Memeriksa gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, dan cat
kuku Mengganti baju pasien Membantu pasien untuk mengosongkan kandung kemih Melakukan serah
terima pasien Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan dokumen operasi Pasien ditempatkan di
ruang persiapan operasi Petugas Tim OK memperkenalkan diri ke pasien Melakukan asesmen pra bedah
Melakukan Sign in
7TOm0an vr p
ND Oa»
C. Persiapan Operasi 1. Perawat menyiapkan fasilitas kamar operasi sesuai dengan jenis operasi.
17
1.
Intra operasi Melakukan konsul ke DPJP Bedah lainnya, jika dalam Intra operasi
pembedahan.
Post operasi Melakukan konsul ke Dokter Anastesi jika setelah operasi diperlukan
E. Pelayanan Bedah
kewenangan yang dimiliki oleh TIM Bedah di pimpin oleh Dokter Spesialis
Pelayanan Bedah juga tersedia diluar jam kerja dan dapat dihubungi
24 jam baik pada kasus pelayanan rawat jalan maupun rawat inap, siap sedia
intra dan pasca bedah, pelayanan kritis, dan kegawat daruratan dengan layanan dan tanggung jawab
sesuai jumlah, kondisi dan resiko pasien yang
1.
Pra Bedah Tindakan pemeriksaan oleh Dokter Spesialis Bedah yang harus
dilakukan sebelum tindakan pembedahan yang dilakukan di ruang poli / UGD / perawatan / ruang
persiapan sebelum pasien di bawah ke kamar Operasi untuk memastikan bahwa pasien berada dalam
kondisi yang
18
Dokter Spesiali menentuka Pesan / DPJP bertanggung jawab untuk menilai dan aa n status medis pasien
berdasarkan prosedur sebagai berikut : - Anam , , : nese dan pemeriksaan pasien untuk menentukan
diagnosis pra
. perasi, rencana tindakan operasi. Dicatat dalam rekam medik dilembar terintegrasi.
b. Meminta dan mempelajari hasil-hasil pemeriksaan penunjang dan konsultasi yang diperlukan untuk
melakukan tindakan pembedahan.
c. Diskusi dan jelaskan tindakan bedah yang akan dilakukan, antara lain Diagnosis / Dasar diagnosis,
Indikasi tindakan, Tata cara, Tujuan, Resiko, Komplikasi, Prognosis, Alternatif dan Resiko :
d. Memastikan bahwa pasien dan keluarga pasien telah mengerti dan menandatangani persetujuan
tindakan.
e. Mempersiapkan dan memastikan kelengkapan alat, BHP, Obat-obat yang akan digunakan.
g. Pada keadaan tidak biasa, misalnya gawat darurat yang ekstrim, langkah-langkah pra bedah
sebagaimana diuraikan diatas dapat
pasien.
2. Intra Bedah a. Perawat Sirkuler memonitoring fungsi vital tubuh pasien selama
19
e Nama Dokter bedah dan asisten-asisten e Ada dan tidak adanya komplikasi
e Jumlah kehilangan darah dan darah yang masuk lew perasi (No. Pendaftaran)
at transfusi
a. Mengawasi kondisi pasien selama masa pe perdarahan, tanda-tanda vital ) b. Kelengkapan pengantar
pemeriksaan PA
pembedahan. e. Segera mengatasi komplikasi yang timbul akib f. Mendokumentasikan rencana asuhan
pasca bedah pada lembar r Spesialis Bedah, Perawat Bedah, atau PPA
at tindakan pembedahan
arus verifikasi
dalam waktu 24
20
BAB V LOGISTIK
A. Logistik Unit Bedah Sentral Program pengendalian logistik disusun untuk mengatur kegiatan
pengadaan dan pemeliharaan barang, alat, obat dan alkes UBS yang disusun setiap tahun mengacu pada
kebutuhan tahunan dan dilaporkan
dalam laporan tahunan. Kelompok barang logistik adalah alat medik dan keperawatan, alat
elektromedik, alat kantor, alat rumah tangga dan alat habis pakai.
Tujuan pengadaan logistik, agar pengadaan kebutuhan akan barang terencana dan terpantau dengan
baik, sehingga tercapai efesinesi dan penghematan biaya serta kualitasnya dapat dipertanggung
jawabkan.
NO INJEKSI
No KO NP KP NE
PN N
B. Kepada permintaan Obat dan alat kesehatan ke logistik Unit farmasi Prosedur permintaan obat dan
alat kesehatan ke logistik farmasi adalah Suatu permintaan obat dan alat kesehatan yang sudah
digunakan oleh pasien dan dibuat oleh perawat kamar bedah yang sedang bertugas,serta diserahkan ke
bagian logistik farmasi untuk di dapatkan penggantinya.
b. Tujuan :
Agar stok obat dan alat kesehatan yang ada di kamar bedah tetap terpenuhi Cc. Prosedur : » Perawat
mencatat obat dan alat kesehatan yang sudah digunakan oleh pasien pada formulir pemakaian obat dan
alat kesehatan » Perawat menyerahkan catatan ke bagian logistik farmasi.
BAB Vi KESELAMATAN PASIEN A. Pengertian Keselamatan Pasien (Patient Savety) Adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : Asesmen resiko,
Identifikasi dan pengelolaan hal yang
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
B. Tujuan
1. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.
33
1.
Pra Operasi
a. Serah terima perawat ruangan yang mengirimkan pasien dengan Petugas Kamar Bedah, antara lain :
Rekam Medik, inform consent,
obatan/implant (bila perlu) dengan mengisi lembar check list yang tersedia.
Operasi yang akan dilakukan dengan mencocokkan status medis pasien dan Mendokumentasikan dalam
rekam Medik.
Dokter anestesi melakukan komunikasi dengan pasien sebelum dilakukan tindakan pembiusan
Mesin Section, terutama pada elektro couter ( tidak mengeluarkan arus listrik yang membahayakan
pasien) Intra Operasi
b. Mengecek Kembali Nama, Tanggal Lahir, No RM pasien dan jenis tindakan pembedahan yang akan
dilakukan
d. Melakuan Sign Out sebelum Menutup luka Operasi, Bila ada ketidakcocokkan hasil penjumlahan Alat
instrument kasa antara pre dan post operasi maka dilakukan penghitungan ulang kembali.
e. Bila dilakukan transfusi darah, lakukan pengecekkan doblecroscek produk darah dengan lembar
permintaan (identitas pasien, jumlah permintaan, golomngan darah, jenis darah yang diminta).
f. Bila ada pengambilan jaringan / spesimen untuk pemeriksaan PA, segera diidentifikasi dengan benar.
3. Pasca Operasi
a. Melakukan serah terima dengan perawat ruangan disertai status medis
1.
9.
Membatasi gerakan tubuh agar bagian yang steril tidak menyentuh bagian
atau alat yang tidak steril dan menjaga jarak yang aman dari alat yang steril (minimal 30 cm)
. Pada saat dan selama memakai sarung tangan, tidak boleh menyentuh
pinggang ke atas.
10. Posisi tangan paling rendah sebatas pinggang dengan cara melipat kedua
11. Semua petugas terutama yang berada di area steril berbicara seperlunya. 12. Mempertahankan
sterilitas daerah depan dan punggung badan. 13. Menjaga jarak yang aman dari alat on steril.
14. Jika bersisipan jalan, posisi badan harus saling membelakangi. 15.Petugas lain tidak boleh melintas di
depan tim bedah yang sudah
16. Setiap pergantian operasi, harus mengganti jas operasi dan sarung tangan.
17. Setelah pembedahan, linen habis pakai ditempatkan pada box yang telah disiapkan ( terkontaminasi
dan non )
35
F. Luar keselamatan Pason UKPJ Di Unit Bedah Sentral » Angka kejadian Ona an 'dentfikasi pasian ahan
jenis operasi 3. Angka kejadian kesalahan posisi 4. Angka kejadian tertinggalnya kain kasa 5. Angka
kejadian tertinggalnya instrumen 6. Angka kejadian operasi tanpa spesialis anestesi 7. Angka kejadian
operasi dengan kekurangan darah 8. Angka kejadian konsultasi Intra operasi 9.
Angka kejadian perluasan operasi 10. Angka kejadian kesalahan diagnosis pra operasi
1. Adverse event: Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan
cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau
3. Unpreventable Adverse Event : Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah
36
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :
e Karena “peringanan"
Kesalahan Medis Medical Errors : Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
Kejadian Sentinel
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti : operasi pada tubuh yang
salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (seperti, amputasi pada kaki
yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yang serius
pada kebijakan
A. Pengertian
yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosial masyarakat pekerja di semua
lapangan pekerjaan meliputi mencegah dan melindungi timbulnya gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh kegiatan/ kondisi lingkungan kerja dari faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
1.
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan & kesehatan kerjanya dalam melakukan pekerjaan. Untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas kamar operasi
. Menjamin keselamatan & kesehatan kerja setiap orang lain yang berada
Dalam Bidang Kesehatan, Keselamatan dan keamanan kerja (diatur dim UU Kesehatan tahun 1992
meliputi hal-hal sbb : a. Keselamatan dan keamanan pasien,semua anggota tim bedah harus
memperhatikan kembali:
1) Identitas pasien.
2) Rencana tindakan.
4) Faktor-faktor alergi.
petugas.
C. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja 1. Faktor penyebab kecelakaan kerja di kamar operasi Kondisi
Tidak Aman (Unsafe Condition) Berkaitan dengan faktor intern kamar bedah, seperti : - Mesin yang tidak
ergonomis (kalibrasi tdk rutin). Cathlab, USG Doopler, Monitor, Cauter, C-Arm, dil - Instrumen yang
komplek (penanganan tdk aman). - Sistem Ventilasi OK (tidak baik). - Bahan dan limbah yang berbahaya
(B3) (penanganan tdk aman). 2. Perilaku Tidak Aman (Unsafe Action) Faktor manusianya sendiri.
Manusia melakukan tindakan yang berbahaya (tidak aman) disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: -
Pengetahuan & keterampilan tidak sesuai dengan pekerjaannya. - Keadaan fisik & mental yang belum
siap untuk tugas-tugasnya. - Tingkah laku & kebiasaan yang ceroboh, sembrono, terialu berani tanpa
memperdulikan petunjuk, instruksi, dil. - Kurang perhatian & pengawasan dari atasannya.
1. Prioritas I : Engineering Control. Penanganan benda tajam - Gunakan teknik yang aman. - Jangan
mematahkan benda tajam. Buang ditempat khusus & bertanda khusus.
Tempat pembuangan benda tajam sebaiknya tidak diisi melebihi 24 dari kapasitasnya.
- Hindari pemberian benda tajam dari tangan ke tangan dengan menunjukkan ujung tajam ke arah
penerima (paling aman gunakan
Tidak dilihat apakah pasien tersebut HIV/ Hepatitis atau potensi infeksi apapun. Semua harus
diwaspadai.
b. Instrumen harus digolongkan berdasar eksposurnya terhadap pasien lalu ditentukan jenis sterilisasi/
desinfeksinya. Cc. Dekontaminasi instrumen pasca pemakaian perlu diperhatikan. 3. Prioritas II! : Alat
Pelindung Diri Jenis Alat Pelindung Diri (BARRIER) di kamar bedah: - Gaun (apron, jas operasi) -
Pelindung Tiroid - Penutup kepala - Masker - Pelindung mata - Sarung tangan - Sepatu, dil Aspek-aspek
yg perlu diperhatikan dim memilih APD di kamar bedah: - Bentuknya cukup menarik. - Harus dipakai
secara fleksibel.
dalam penggunaannya.
kidney dish/ nampan). 2. Prioritas Il: Administrasi Contol Perlindungan : Cara Kerja Aman
Tidak dilihat apakah pasien tersebut HIV/ Hepatitis atau potensi Infeksi apapun. Semua harus
diwaspadai.
3. Prioritas III : Alat Pelindung Diri Jenis Alat Pelindung Diri (BARRIER) di kamar bedah:
Penutup kepala
Masker
Pelindung mata
Sarung tangan
Sepatu, dil
Tidak membatasi gerak dan persepsi sensoris pemakaiannya sehingga tidak menyebabkan rasa tidak
nyaman yang berlebihan.
Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahayabahaya yang dihadapi oleh tenaga
kerja.
Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya, yang disebabkan bentuk dan ukuran yang tidak
tepat atau karena salah
dalam penggunaannya.
40
Pp
erawat bad Dae Hapus. Selalu berusaha memutuskan rantai Sebelum dan sesudah bers mi beta Ka
Pengerngan ng Perawat kamar Operasi HAR Ka ceng Ki di i dari radiasi
| HARUS memproteksi diri dari radiasi, darah/ Cairan tubuh pasien, tusukan benda tajam dan bahaya
resiko medis lainnya. Peralatan perlindungan diri (sarung tangan, jas operasi, apron, masker, kaca mata,
topi dil) Proteksi harus dilaksanakan secara KONSISTEN dengan tidak pandang bulu pada seluruh pasien
(imespective of diagnosis). Menangani pembuangan limbah dengan tepat, pemrosesan kembali
peralatan yang akan digunakan dengan tepat, serta tetap menjaga dan memperhatikan kaidah-kaidah
K3 dikamar operasi, memperhatikan, menjaga dan menhindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan
AN
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Mutu pelayanan harus memiliki standar mutu yang jelas artinya setiap
demikian pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indicator dan
standar.
: Indicator mutu,
input, dan output. Pengukuran ketiga indicator tersebut adalah sebagai berikut:
1,
Indikator Input
Input adalah segala sumber daya yang di perlukan untuk melakukan pelayanan kesehtan,diantaranya
tenaga, fasilitas, peralatan. Pelayan kesehatan yang bermutu membutuhkan dukungan input yang
bermutu pula.Indikator input instalasi bedah di perlukan agar manajemen dapat mengevalusai sejauh
mana kemampuan manajemen memenuhi sumber daya diinstalsi Bedah.indikatot input meliputi
kelengkapan
a. Kelengkapan Peralatan
Cara mengukur : Bobot Peralatan an. ada Bobot peralatan sesuai standar Keterangan: - Waktu
pengukuran akhir tahun - Petugas pengukur : petugas instalasi bedah
- Standar 8072
42
Jumlah jam perawatan perhari x jumlah jam operasi x jumlah perawat dim tim
- Standar 80Y6
3. Indikator output Output adalah hasil pelayanan kesehatan yang merupakan alat
untuk menilai mutu pelayan. Tabel berikut adalah indicator mutu pelayanan unit pelayanan unit bedah
yang merupakan salah satu jenis pelayanan dari indicator mutu pelayanan rumah sakit.
N Standar ? Indikator ve 1. Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum Pasien 100'/ dilakukan O
40016 2. kelengkapan Pengisian Format Inform consent OX 3. Kelengkapan Pengisian Format Check List
Keselamatan 100” 4 Pasien di Ruan an O rasi 10076 Ketidaksesuaian Dia nose Medik Pre dan Post
Operasi i si Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum dilakukan Opera Judul Kepatuhan Penandaan
Lokasi Operasi Sebelum uu Pasien dilakukan Operasi Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektifitas,
efisiensi i Mengoptimalkan pelayanan dan keefektivitasan Tujuan pemberian tata taksana rehabilitasi
medik
Definisi Operasional
Penanggung jawab
Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum Pasien di lakukan Operasi adalah setiap pasien yang
dioperasi di beri tanda pada area operasi jika areanya muluple oleh dokter s essalis de anmen nakan
tanda centan
1 bulan
3 bulan
Pasien yang akan dilakukan operasi pada bulan berjalan Total pasien yang dioeprasi pada bulan berjalan
S2 hari
Ketua instalasi bedah sentral
N Standar ? Indikator ve 1. Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum Pasien 100'/ dilakukan O
40016 2. kelengkapan Pengisian Format Inform consent OX 3. Kelengkapan Pengisian Format Check List
Keselamatan 100” 4 Pasien di Ruan an O rasi 10076 Ketidaksesuaian Dia nose Medik Pre dan Post
Operasi i si Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum dilakukan Opera Judul Kepatuhan Penandaan
Lokasi Operasi Sebelum uu Pasien dilakukan Operasi Dimensi Mutu Keselamatan pasien, efektifitas,
efisiensi i Mengoptimalkan pelayanan dan keefektivitasan Tujuan pemberian tata taksana rehabilitasi
medik
Definisi Operasional
Penanggung jawab
Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi Sebelum Pasien di lakukan Operasi adalah setiap pasien yang
dioperasi di beri tanda pada area operasi jika areanya muluple oleh dokter s essalis de anmen nakan
tanda centan
1 bulan
3 bulan
Pasien yang akan dilakukan operasi pada bulan berjalan Total pasien yang dioeprasi pada bulan berjalan
Rekam medis,keselamatan pasien
S2 hari
Jumlah total pasien yang dioperasi pada bulan berjalan Rekam medis, laporan keselamatan pasien Ss
100 &
Tujuan
Definisi Operasional
Ketidak sesuaian diagnose pre operasi dan post operasi Keselamatan pasien
Ketidaksesuaian diagnosa medis pre dan post operasi adalah ketidakselarasan antara diagnosis yang
ditegakkan sebelum dan setelah tindakan operasi yang diukur dengan jumlah pasien. Ketidaksesuaian ini
tidak termasuk diagnosis banding dengan memfokuskan pada pasien operasi dan tidak menggunakan
pasien dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk diagnostik.
1 bulan
3 bulan
Jumlah pasien yang didiagnosa sebelum operasi tidak sesuai dengan diagnosa setelah dilakukan operasi
pada pasien yang
Rekam medis, laporan keselamatan pasien S100 Kepala instalasi bedah sentral/komite medis
Pedoman Pelayanan Bedah RSUD Pratama Tambu ini mempunyai peranan penting sebagai pedoman
standar bagi pelaksanaan kegiatan sehari — hari tenaga kesehatan yang bertugas di kamar bedah
sehingga dapat