Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN OBSERVASI STANDAR KELAYAKAN INSTALASI

RADIOLOGI RUMAH SAKIT


PERTAMINA BINTANG AMIN

DISUSUN OLEH :

Rhinaldy Danara Romadhon 17360141


Rinie Bunga Citra 17360144

PEMBIMBING :
dr. Elitha M. Utari, MARS

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah intitusi yang merupakan bagian integral dari organisasi

kesehatan dan organisasi sosial dan berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang

lengkap, baik secara kuratif dan preventif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap

melalui kegiatan medis serta perawatan (WHO, dikutip dari Rijadi, 1997). Rumah

sakit sebagai salah satu pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari

sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan

upaya kesehatan (KEPMENKES RI No. 129/Menkes/SK/II/2008).

Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan. Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan

tantangan strategis yang mendasar baik eksternal maupun internal yang perlu

dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunan nasional termasuk

pembangunan pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu pelayanan

kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan, dituntut untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang optimal.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan

organisasi yang sangat kompleks (KEPMENKES RI No. 129/Menkes/SK/II/2008).

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan harus menyediakan

pelayanan yang bermutu, tidak terkecuali pada mereka yang memiliki gangguan
fungsional dengan menyediakan pelayanan radiologi. Tetapi dengan adanya

perbedaan kempampuan (SDM, fasilitas/ sarana) ditiap rumah sakit, maka strata

pelayanan yang diberikan pun akan berbeda. Pelayanan radiologi ini sifatnya

komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Paradigma

pelayanan radiologi yang di anut saat ini ditiik beratkan pada strategi rehabilitasi

pencegahan (prevention, rehabilitation, strategy), artinya pencegahan

ketidakmampuan (disabilitas) harus dilakukan sejak dini. Apabila tidak dapat dicegah

tetap diupayakan mencapai tingkat kemnadirian seoptimal mungkin, sesuai dengan

potensi yang dimiliki.

Pemeriksaan Radiologi merupakan salah satu pemeriksaan dibidang medis

yang sangat penting untuk menegakan diagnosa suatu penyakit dan sebagai terapi.

Penyakit yang diderita oleh pasien sangat bervariasi, ada kelainan pada anatomi yang

bergerak misalkan paru-paru dan jantung yang memerlukan kontras yang tinggi

(perbedaan densitas antara suatu jaringan dengan jaringan sekitarnya) pada foto

Rontgen, sedangkan pada anatomi yang tidak bergerak misalnya tulang, memerlukan

kualitas foto Rontgen dengan ketajaman (detail) yang tinggi (batas tegas antara suatu

jaringan dengan jaringan sekitarnya).

Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah satu

modalitas pemeriksaan di bidang radiologi. Pemeriksaan CT scan meskipun hanya

menyumbang sekitar 6% dari seluruh modalitas pemeriksaan radiologi, namun

memberikan sekitar 41% dari seluruh dosis radiasi yang diterima oleh total populasi.
Pemeriksaan CT scan mempunyai aplikasi yang universal untuk pemeriksaan seluruh

organ tubuh dan memiliki prosedur pencitraan diagnostik yang menggunakan

kombinasi dari sinar-x dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar irisan

baik horisontal maupun vertikal dari tubuh

Kegiatan radiologi medik memerlukan bangunan khusus yang luas serta

bentuk dan konstruksinya disesuaikan dengan pekerjaan radiologi yang dilakukan.

Karena didalam radiologi digunakan radiasi pengion yang dapat membahayakan

lingkungan, maka dalam perencanaan ruang penyinaran harus diperhatikan sungguh-

sungguh keselamatan kerja terhadap bahaya radiasi.

Di RS Pertamina Bintang Amin (RSPBA) sudah mempunyai sarana pelayanan

radiologi yang berperan untuk mengetahui kondisi bagian dalam tubuh pasien, dan

untuk menentukan penyebab penyakit yang diderita oleh pasien. Dokter juga bisa

mengetahui bagaimana respons tubuh pasien terhadap metode pengobatan yang

sedang dijalani, serta memeriksa apakah ada penyakit lain pada pasien.

Dalam melakukan kegiatan tersebut diperlukan fasilitas-fasilitas yang

memadai dan sesuai standar yang telah ditetapkan, untuk itu kami melakukan

observasi standar fasilitas di instalasi radiologi yang akan lebih lanjut dibahas dalam

BAB II.
B. Dasar Aturan

Standar fasilitas-fasilitas yang ada di rumah sakit mengacu kepada beberapa

peraturan, yaitu :

1. Undang – undang RI No.1 Th 1980 tentang keselamatan kerja


2. Standarisasi Rumah Sakit Umum Kelas B, C, dan D cetakan III Depkes
RI, Jakarta
3. Undang- Undang RI No. 4 Th. 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup
4. Peraturan pemerintah RI No. 11 Th. 1975 tentang keselamatan kerja
terhadap radiasi
5. Peraturan pemerintah RI No. 12 dan 13 Th. 1975 tentang keselamatan
kerja terhadap radiasi
6. Pedoman standarisasi rumah sakit umum. Depkes RI, Jakarta
7. Ketentuan keselamatan kerja tentang radiasi, lampiran surat keputusan
direktur jendral Badan Tenaga Atom Nasional no. 24/ DJ/ 11/ 1983.
BATAN, Jakarta
BAB II
HASIL OBSERVASI

A. Ruang Radiologi

Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang


menggunakan sinar peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan
bahan tersebut mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat
berguna bagi penegakan diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lain akan
sangat berbahaya bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol.

Pelayanan terbaik yang bisa diberikan kepada customer sehingga


kebutuhan/keinginan/harapan customer dapat terpenuhi (pelanggan puas),
Penilaian Mutu pelayanan dapat untuk mengetahui keberhasilan atau
kegagalan pelayanan dengan demikian akan dapat menghargai keberhasilan
dan memperbaiki kegagalan.

Pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi


kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien memperoleh kepuasan yang
akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan kepada Organisasi Pelayanan
Kesehatan. Pelayanan terbaik, melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan
yang diberikan pihak lain atau pelayanan waktu lalu .Pelayanan prima dapat
diwujudkan jika ada standar dan dipatuhi memberi yang terbaik bahkan
melebihi adanya terobosan untuk memuaskan pelanggan (inovasi).

Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik


khususnya telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi
dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan
menggunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan yang
menggunakan radiasi pengion dan non pengion. Dengan berkembangnya
waktu, radiologi diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat,
baik dari peralatan maupun metodanya.

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi, maka dibuat

pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi di RSPBA sebagai acuan bagi sarana

pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan radiologi.

1. Ruang Lingkup

Tata cara ini memuat persyaratan perencanaan dan perancangan yang

menyangkut aspe-aspek arsitektur, struktur/konstruksi, bahan bangunan,

utulitas, sistem pengamanan dan sistem pengawasannya.

2. Data dan Persyaratan


a. Umum
Unit radiologi umumnya terdapat di semua rumah sakit termasuk

puskesmas. Unit radiologi membutuhkan beberapa ruang utama, sebagai

berikut :
- Ruang ganti pakaian
- Ruang penyinaran
- Ruang operator
- Ruang kamar gelap
- Ruang sanitasi
- Ruang baca film
- Ruang perencanaan dosis
Selain ruang utama diperlukan juga ruang administrasi yang

mencakup:
- Ruang tata usaha
- Ruang tunggu pasien
- Ruang kerja dokter
- Ruang sekretaris
- Ruang kepala unit radiologi
- Ruang pertemuan
- Ruang lobby
- Kamar kecil tamu
- Kamar kecil dokter

b. Arsitektur

1. Ligkungan lokasi
Persyaratan lingkungan lokasi yang dimaksud dalam hal ini pada

hakekatnya harus sesuai dengan perturan-peraturan yang menyangkut

keselamatan dan kesehatan yaitu :


- Tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup
- Tentang keselamatan kerja
- Tentang keselamatan terhadap radiasi
- Tentang analisis mengenai dampak lingkungan
B. Observasi Standar Bangunan
a. Ruang General X-Ray
Nama Ruangan Standar Ruangan
No Kondisi Ruangan
Ini Keterangan
Saat
Luas Tinggi Luas Tinggi
Ruangan Ruangan Ruangan ruangan

A RUANG UTAMA
1 Ruang ganti Min. 2 m2 Min. 2,85 m² 2 m² 3 m² Tidak memenuhi standar,
pakaian karena ruang ganti
bergabung dengan toilet

2 Ruang Min. 24 m² Min. 3 m² 20 m² 3 m² Tidak memenuhi Standar


penyinaran
3 Ruang operator Min. 4 m² Min. 2,85 m² 3 m2 3 m² Tidak memenuhi Standar

4 Ruang kamar Min. 6 m² Min. 2,85 m² 2 m² 3 m² Tidak memenuhi standar


gelap
5 Ruang sanitasi Min. 2 m² Min. 2,65 m² Tidak Ada Tidak ada Tidak memenuhi standar

6 Ruang baca film Min. 24 m² Min. 2,85 m² 3 m2 3 m² Tidak memenuhi standar


karena bergabung
dengan ruang operator
dan administrasi

7 Ruang Min. 6 m² Min. 2,85 m² Tidak ada Tidak ada Tidak memenuhi Standar
perencanaan
dosis
B RUANG ADMINISTRASI

1 Ruang tata usaha Min. 24 m² Min.2,85 m² Tidak ada Tidak ada Tidak memenuhi Standar

2 Ruang tunggu Min. 24 m² Min.2,85 m² 19,8 m² 3 m² Tidak memenuhi Standar


pasien
3 Ruang kerja Min. 24 m² Min.2,85 m² 8 m² 3 m² Tidak memenuhi Standar
dokter
4 Ruang sekretaris Min 16 m2 Min.2,85 m² Tidak Ada Tidak ada Tidak memenuhi Standar

5 Ruang kepala unit Min. 24 m² Min.2,85 m² 8 m² 3 m² Tidak Memenuhi Standar


radiologi karena bergabung
dengan ruang kerja
dokter
6 Ruang pertemuan Min. 24 m² Min.2,85 m² Tidak Ada Tidak ada Tidak memenuhi Standar

7 Ruang lobby Min. 24 m² Min.2,85 m² Tidak Ada Tidak ada Tidak memenuhi Standar

8 Kamar kecil tamu Min. 2 m2 Min. 2,85 m² 2 m² 3 m² Memenuhi standar


9 Kamar kecil Min. 2 m2 Min. 2,85 m² 2 m² 3 m² Tidak memenuhi Standar
dokter karena bergabung
dengan kamar kecil tamu

b. Ruang CT-Scan
No Nama Ruangan Standar Ruangan
Kondisi Ruangan
Ini Keterangan
Saat
Luas Tinggi Luas Tinggi
Ruangan Ruangan Ruangan ruangan

A RUANG UTAMA
1 Ruang tungg Min. 1-1,5 Min. 2,85 m² 8,75 m² 3 m² Memenuhi standar
pasien dan m2/orang
pengantar
pasien
2 Ruang Min. 4 m² Min. 2,85 m² 16,5 m2 3 m² Tidak Memenuhi Standar
operator karena bergabung dengan
ruang baca dokter
3 Ruang Min. 3-5 Min.2,85 m² 8 m² 3 m² Memenuhi Standar
Administrasi m²/petugas
4 Loket Tersentral di RS Tersentral di Tersentral Tersentral Memenuhi Standar
Pendaftaran, RS di RS di RS
pembayaran,
dan
pembayaran
hasil
5 Ruang baca Min. 9 m² Min.2,85 m² 16,5 m² 3 m² Tidak Memenuhi Standar
dan konsultasi karena bergabung dengan
Dokter ruang operator

6 Ruang petugas Min. - m² Min.- m² Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi Standar
karena tidak memiliki
ruangan
7 Ruang Kepala Min. - m² Min.- m² Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi Standar
unit karena tidak memiliki
ruangan
8 Gudang Min. - m² Min.- m² Ada Ada Memenuhi Standar
Penyimpanan
Berkas
9 Pantry/dapur Min. - m² Min.- m² Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi Standar
kecil karena tidak memiliki
ruangan
10 Wc petugas Min. - m² Min.- m² Ada ada Tidak Memenuhi Standar
karena wc bergabung
dengan pasien
RUANG CT-SCAN
2
1 Ruang CT- Min. 6x4x3 m Min. 2,85 m² 8x8x3 m² 3 m² Memenuhi standar
SCAN
2 Wc Min. - m² Min.- m² Ada ada Tidak Memenuhi Standar
karena wc bergabung
dengan petugas
3 Ruang Min. - m² Min.- m² Tidak ada Tidak ada Tidak Memenuhi Standar
operator, ruang karena hanya ruang
mesin, ruang operator saja
ahu/chiller
4 Ruang proteksi mendapatkan izin dari instansi Ada dan masih berlaku Memenuhi Standar
radiasi yang berwenang
5 Kabel Harus tertanam Tidak tertanam Memenuhi Standar
peralatan harus
tertanam
6 Temperature Menyesuaikan kebutuhan alat 22,2oC/39% Memenuhi Standar
ruangan,
kelembaban
ruangan
7 Lampu merah Ada dan hidup Ada dan hidup Memenuhi Standar
diatas pintu
masuk ruangan
menyala saat
sedang di
lakukan
penyinaran
8 Proteksi Ada dan masih berlaku Ada dan masih berlaku Memenuhi Standar
kebakaran
menggunakan
APAR
RUANG USG
2
1. Ruang USG Min. 12 m Min. 2,7 m² 19,25 3 m² Memenuhi Standar

2. WC Min. - m² Min.- m² Ada ada Tidak Memenuhi Standar


karena wc bergabung
dengan petugas
3 Kabel Harus tertanam Tidak tertanam Tidak Memenuhi Standar
peralatan
6 Temperature Menyesuaikan kebutuhan alat 22,2oC/39% Memenuhi Standar
ruangan,
kelembaban
ruangan

c. Ruang Mobile X-Ray


No Nama Ruangan Standar Ruangan
Kondisi Ruangan
Ini Keterangan
Saat
Luas Tinggi Luas Tinggi
Ruangan Ruangan Ruangan ruangan

RUANG Mobile X-RAY


1. Ruang Mobile Min. 6 m2 Min. 2,8 m² 6 m2 3 m² Memenuhi Standar
X-Ray
2. WC Min. - m² Min.- m² Ada ada Tidak Memenuhi
Standar karena wc
bergabung dengan
petugas
3 Kabel peralatan Harus Ada Ada Memenuhi Standar
4 Temperature Menyesuaikan kebutuhan 22,2oC/39% Memenuhi Standar
ruangan, alat
kelembaban
ruangan
5 APAR (Alat Ada Tidak terdapat APAR Tidak Memenuhi
Pemadam Api Standar
Ringan)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari observasi yang telah kami lakukan, kami mendapatkan hasil dari instalasi

radiologi di RSPBA secara keseluruhan tidak memenuhi standar untuk rumah

sakit tipe C. Diperlukan perbaikan pada ruangan General X-Ray dari beberapa

aspek seperti tidak menggabungkan ruangan seperti kamar kecil pasien dan

ruang ganti pakaian yang sesuai dengan standar nasional, dan ruang

administrasi yang bergabung dengan ruangan baca film, ruangan kerja dokter,

dan ruang operator. Perbaikan dari segi luas ruangan juga perlu diperbaiki

agar sesuai dengan standar nasional. Pada ruangan CT-SCAN dan USG juga

diperlukan perbaikan seperti ruang operator, ruang baca dokter dan konsultasi

serta ruang petugas tidak digabung, tidak menggabungkan kamar kecil pasien

dengan petugas, dan pantry yang juga perlu adanya penyediaan ruangannya

karena mangacu pada standar pelayanan minimum rumah sakit untuk berubah

ke tipe B. Pada ruangan mobile X-Ray perlu juga perbaikan pada Wc yang di
pisah antara petugas dan pasien serta apar yang perlunya di sediakan, ini

mengacu pada permenkes no 24 tahun 2016.

B. SARAN

Diperlukan perbaikan pada :

1. Kamar Kecil Tamu / Pasien dan Dokter

Disarankan agar kamar tamu di sesuaikan dengan jenis kelamin pasien dan

tidak menggabungkannya dengan ruang ganti pakaian dan sebaiknya ruang

ganti pakaian dibuat terpisah sesauikan dengan jenis kelamin pasien. Dei

sediakannya pemisah antara kamar kecil pasien, petugas dan dokter mengacu

pada peraturan menteri kesehatan.

2. Ruang Administrasi
Disarankan untuk dilakukan pengadaan ruangan agar tidak digabung dengan

ruang operator, ruang kerja dokter dan tuang baca film.

3. Ruang kepala Radiologi

Diberikan ruangan khusus kepala Radiologi yang terpisah dengan petugas

lainnya agar kerja kepala Radiologi lebih efektif

4. Ruang Radiologi

Disarankan untuk memperluas ruangan yang di sesuaikan dengan standar

nasional rumah sakit


5. Ruang Operator, Ruang Baca, Ruang Konsultasi dan Ruang Petugas

Disarankan untuk memisahkan antara ruangan tersebut agar lebih efektif dan

kondusif saat beekrja bersamaan.

6. Pantry

Disarankan untuk menyediakan pantry tetapi tidak ada juga tidak masalah,

karena ini standar rumah sakit tipe B.

7. APAR

Disarankan untuk setiap ruangan memiliki APAR karena ini standar minimum

yang harus di penuhi di setiap ruangan untuk mencegah ternyadinya

kebakaran yangg tidak di inginkan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Ketentuan keselamatan kerja tentang radiasi, lampiran surat keputusan


direktur jendral Badan Tenaga Atom Nasional no. 24/ DJ/ 11/ 1983.
BATAN, Jakarta
2. Undang – undang RI No.1 Th 1980 tentang keselamatan kerja
3. Standarisasi Rumah Sakit Umum Kelas B, C, dan D cetakan III Depkes
RI, Jakarta
4. Undang- Undang RI No. 4 Th. 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup
5. Peraturan pemerintah RI No. 11 Th. 1975 tentang keselamatan kerja
terhadap radiasi
6. Peraturan pemerintah RI No. 12 dan 13 Th. 1975 tentang keselamatan
kerja terhadap radiasi
7. Pedoman standarisasi rumah sakit umum. Depkes RI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai