PELAYANAN RADIOLOGI
Jl. Demang Lebar Daun No. 62 Kel. Demang Lebar Daun, Kec. Ilir Barat I .
Palembang - Sumatera Selatan. 30137
Telp. (0711) 446272, 441345
Pedoman PelayananE-mail
Instalasi: rsmmcpalembang@gmail.com,
Radiologi Web : www.rsmmcpalembang.id 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya standarisasi pelayanan radiologi diagnostic di Rumah Musi Medica
Cendikia Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan bagi petugas pelayanan kesehatan untuk menyelengarakan
pelayanan Radiologi Diagnostik.
1. Pelayanan Radiodiagnostik
2. Pelayanan imaging diagnostik
3. Pelayanan Radiologi Intervensional
a) Pelayanan Radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi pengion, meliputi antara pelayanan X - Ray
konvensional,
b) Pelayanan Imaging Diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis
dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Ultra Sono Grafi (USG).
c) Pelayanan radilogi Intervensional adalah pelayanan untuk melakukan
diagnosis dan terapi intervensi dengan menggunakan peralatan radiologi X-
Ray,Pelayanan ini memakai radiasi pengion dan radiasi non pengion.
DIREKTUR
KASI
PENUNJANG MEDIK
SEKRETARIS
Jumlah Tenaga 7
B. DISTRIBUSI TENAGA
D. Pengaturan Jaga
E. Pelatihan
Radiografer sebaik nya mengikuti pelatihan kesalamatan radiasi tingkat 2
setiap rumah sakit di wajib kan mempunyai Petugas poteksi radiasi satu orang,
dan memiliki 25 sks pelatihan di bidang radologi setiap tahun agar dapat
A.Dena Ruangan
Laboratorium
R
Ruang Pemeriksaan
A
RUANGAN RADIOLOGI
Luas : 12 x m
Tinggi : 3,0 m
Dinding : batubata 15 cm diplester dan dilapisi 2,5 mm Pb setinggi 180 cm
Lantai : keramik
Langit-langit : gypsum tahan api
Fasilitas :
- Gantungan apron
- Shielding 2,5 mm Pb 2 buah
- Kamar ganti 1 buah 2,25 x 1,25 x 3 m
2. Ruangan Loket Pendaftaran
Fasilitas :
- AC panasonic
- Computer satu set
- Jam dinding.
kursi pasien.
1. Sistem penyaluran listrik menggunakan system radial pada tegangan 400 volt
dengan tegangan jatuh (voltage drop) tidak melebihi 5%, sedangkan breaking
capacity dari breaker yang dipakai adalah pada nilai di atas arus hubungan singkat
(lsc). Jika memungkinkan jarak dari panel indul utama ke panel gedung radiologi
tidak melebihi 50 meter.
2. Penyaluran listrik ke peralatan radiologi menggunakan kabel jenis NYFGBY (jika
ditanam dalam tanah) atau jenis NYY (jika tidak ditanam) dengan ukuran yang
sesuai dengan kapasitas daya yang diperlukan peralatan dari panel induk ke panel
radiologi dan dari panel radiologi ke panel alat. Sedangkan catu daya listrik ke
penerangan terpadu, film processor, computer dan data system imaging mendapat
catu daya listrik UPS/ NBS.
F. PENGAMATAN PERALATAN
Untuk mengamankan peralatan radiologi dari arus bocor, system pembumian
menggunakan kabel BC dengan diameter minimal 16 mm2 dan pada ujung kabel
dipasang elektroda.
Kabel BC dan elektroda dimasukkan ke dalam pipa galvanis yang terlebih dahulu
disolder dan kemudian dicor untuk mencegah korosi.
Pastikan nilai tahanan sesuai dengan ketentuan, dengan mengukur besaran nilai
pembumian yang diijinkan.
Resistensi antara alat dan titik pembumian maksimum 0,15 OHM.
Untuk menjamin nilai resistensi pembumian sesuai table/ketentuan, agar pihak rumah
sakit melaksanakan pengukuran nilai pembumian secara berkala setiap setahun sekali.
Untuk mencapai nilai resistensi tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa elektroda apabila 1(satu) buah elektroda tidak dapat mencapai nilai yang
diinginkan.
Kebijakan Umum
1. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
2. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3)
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar operasional
yang berlaku, etika profesi, etika, dan menghormati hak pasien.
5. Pelayanan radiologi dilaksanakan dalam 24 jam.
6. Pelayanan radiologi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
7. Evaluasi Pelayanan Radiologi di lakuakn sebulan sekali
8. Apabila instalasi Raiologi tidak bisa memberikan pelayanan dikarenakan jenis
pemeriksaan tidak tersedia atau peralatan radiologi sedang rusak, pasien dirujuk ke
rumah sakit lain dengan persetujuan dari pasien atau keluarga pasien.
Kebijakan khusus
PASIEN
IGD/EMERGENCY
SLIP PERMINTAAN
TINDAKAN RADIOLOGI
LOKET
PENDAFTARAN RADIOLOGI
TINDAKAN RADIOLOGI
PEMBILINGAN SIM
PENGAMBILAN HASIL
LOKET
PENDAFTARAN RADIOLOGI
TINDAKAN RADIOLOGI
PEMBILINGAN SIM
PENGAMBILAN HASIL
LOKET
PENDAFTARAN RADIOLOGI
TINDAKAN
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMBILINGAN SIM
PEMBAYARAN TINDAKAN DI
LOKET PEMBAYARAN
(KASIR)
LOKET PENGAMBILAN
HASIL MEMBAWA BUKTI
PEMBAYARAN ATAU
BLANKO PENGAMBILAN
HASIL
Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi 19
A. PELAYANAN RADIOLOGI
Pelayanan Radiologi Terdiri dari :
1. Pendaftaran Pasien
a. Pendaftaran pemeriksaan dilakukan pleh administrasi rawat jalan dan
administrasi IGD.
b. Pemeriksaan dan tindakan radiologi bagi pasien rawat jalan, IGD, Rawat
inap hanya dilakukan atas dasar permintaan tertulis dari dokter yang
merujuk atau mengirim disertai keterangan klinis yang jelas .
c. Jika pasien dengan pemeriksaan kontras maka pasien diberi penjelasan
tentang persiapan tindakan medic radiologi yang akan dilakukan dan
pemeriksaan harus dijadwal terlebih dahulu.
d. Pasien diberi informasi tentang biaya pemeriksaan dan waktu pelaksanaan
pemeriksaan tersebut.
e. Jika pasien menyetujui, pasien dijadwalkan dipapan program pemeriksaan
radiologi.
f. Pasien datang ke radiologi sesuai dengan hari, jam, yang telah ditentukan
pasien mengisi persetujuan tindakan medis.
3. Pencucian Film
Film rontgen yang sudah di exspose, dicuci diproses dikamar gelap, sedangkan
yang menggunakan CR dapat langsung diproses pada Kapsul CR.
7. JENIS PEMERIKSAAN
a) Kepala/Skull
c) Thorax AP/PA/Lateral
d) Abdomen / BNO
e) Abdomen 3 Posisi
f) Pelvis
1. Alur
2. Perencanaan
3. Permintaan
4. Penyimpanan
5. Penggunaan
1. Alur
2. Perencanaan
KESELAMATAN PASIEN
7.1 Pengertian
7.2Tujuan
KESELAMATAN KERJA
Terpapar radiasi
Terjatuh
Tersandung benda
Terbentur alat
Patah tulang
Keseleo/dislokasi/terkilir
Luka tergores
Kepala
a. Desain Ruangan
b. Pengoprasian Alat
Kalibrasi alat rutin dilakukan untuk menjadi alat selalu baik serta
pemeliharaan kebersihan alatnya.
e. Pengawasan
B. SATUAN RADIASI
1. Rontgen
Rontgen adalah satuan pemaparan radiasi yg memberikan muatan 2,58.10-4
Coulomb per kg udara.
2. Rad
Rad adalah satuan dosis serap.
1 rad : radiasi yang diperlukan untuk melepaskan tenega 100 erg dalam 1 gram
bahan yang disinar (1 rad = 100 erg/gram)
Rad tidak tergantung komponen bahan yang disinar dan tenaga radiasi, tetapi
jumlah rad per R pemaparan berbeda dengan tenaga berkas sinar dan komposisi
bahan serap.
3. Gray (Gy)
1 Gray= 100 rad
1Cgy= 1 rad
4. Rem(Rad Equivalent Man)
Rem adalah satuan dosis ekuivalen.
Rem = rad x factor kualitas
Rem merupakan ukuran efek biologis akibat radiasi.
Karena faktor kualitas untuk sinar x dan g = 1, maka Roentgen = 1 Rad = 1 Rem
Karena tenaga yang dilepaskan ke dalam jaringan lunak oleh 1 Rontgen
pemaparan hanya 5% lebih besar dari 1 Rad.
5. Sievert (Sv)
1 Sievert (Sv) = 100 rem
6. RBE (relatives biological effectivemen)
Contoh: Tempat tabung sinar x dan kaca timbale pada Tabir fluoroskopi
Perisai sekunder: Memberi proteksi terhadap radiasi sekunder (sinar bocor dan
hambur)
Contoh: Tabir sarat timbal pada tabir fluroskopi, pakaian proteksi, kursi fluoroskopi
dan perisai yang dapat dipindah-pindah.
E. PROTEKSI RADIASI
1. Pada Pasien :
a. Pemeriksaan sinar x hanya atas permintaan seseorang dokter.
b. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer.
c. Pemakaian voltage yang lebih tinggi (bila mungkin) sehingga daya tembusnya
lebih kuat
d. Jarak focus pasien jangan terlalu pendek.
Hukum kuadrat terbalik: Intensitas sinar x berbanding terbalik dengan jarak
pangkat dua.
Jarak focus kulit pada :
Sinar tembus tidak boleh kurang dari 45 cm.
Radiografi tidak boleh kurang dari 90 cm
e. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin, misalnya dengan menggunakan
konus (untuk radiografi) atau diafragma (untuk sinar tembus).
f. Waktu penyinaran sesingkat mungkin.
Contoh : pemeriksaan sinar tembus tidak boleh melebihi 5 menit pada salah
satu bagian tubuh.
g. Alat-alat kelamin dilindungi.
h. Pasien hamil, terutama trisemester pertama tidak boleh diperiksa radiologik.
i. Peningkatan sistem pertahanan seluler radiasi dengan antioksidan: Cystein,
vitamin E dan vitamin C.
Personil dianjurkan memakai film badge terus menerus dan di ruang pesawat sinar x
diagnostik personil :
1. Diharuskan menggunakan perisai dan pakaian proteksi yang tersedia
2. Tidak boleh memegang pasien selama penyinaran
3. Bila memakai pesawat sinar x dental dan mobil x-Ray unit (tanpa perisai
pelindung) harus berdiri di luar berkas sinar
Upaya untuk melindungi pekerja radiasi serta masyarakat umum dari ancaman bahaya
radiasi dapat dilakukan dengan cara :
1. Mendesain ruangan radiasi sedemikian rupa sehingga paparan radiasi tidak
melebihi batas batas yang dianggap aman.
2. Melengkapi setiap ruangan radiasi dengan perlengkapan proteksi radiasi yang
tepat dalam jumlah yang cukup.
3. Melengkapi setiap pekerja radiasi dan pekerja lainnya yang karena bidang
pekerjaannya harus berada di sekitar medan radiasi dengan alat monitor radiasi.
4. Memakai pesawat radiasi yang memenuhi persyaratan keamanan radiasi.
5. Membuat dan melaksankan prosedur bekerja dengan radiasi yang baik dan aman.
D. Pesawat Radiasi
1. Kebocoran tabung
Tabung pesawat rontgen (tube) harus mampu menahan radiasi sehingga radiasi
yang menembusnya tidak melebihi 100 mR per jam pada jarak 1 meter dari fokus
pada tegangan maksimum.
2. Filter
Filter radiasi harus terpasang pada setiap tabung pesawat rontgen.
3. Diafragma berkas radiasi
Diafragma berkas radiasi pada suatu pesawat harus berfungsi dengan baik.
Ketebalan difragma minimal setara dengan 2 mm timbal.
Posisi berkas sinar difragma harus berhimpit dengan berkas radiasi.
4. Peralatan Fluoroskopi
Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi 38
Tabir flouroskopi harus mengandung gelas timbal dengan ketebalan yang
setara dengan 2 mm timbal untuk pesawat rontgen berkapasitas maksimum 100
KV atau 2,5 mm timbal untuk pesawat rontgen berkapasitas maksimum 150
KV.
Karet timbal yang digantungkan pada sisi tabir flouroskopi harus mempunyai
ketebalan setara dengan 0,5 timbal dengan ukuran 45 x 45 cm.
Tabung pesawat rontgen dengan tabir flouroskopi harus dihubungkan secara
permanen dengan sebuah stop kontak otomatis harus dipasang untuk mencegah
beroperasinya pesawat apabila pusat berkas radiasi tidak jatuh tepat di tengah-
tengah tabir flouroskopi.
Semua peralatan flouroskopi harus dilengkapi dengan tombol pengatur waktu
yang memberikan peringatan dengan bunyi sesudah waktu penyinaran
terlampaui. Penyinaran akan berakhir jika pengatur waktu tidak di reset dalam
waktu satu menit.
E. Pemeriksaan Kesehatan
Setiap pekerja radiasi harus menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala
sedikitnya sekali dalam setahun.
D : Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja radiasi selama
masa kerjanya
H. Ekstra Fooding
Rumah sakit berkewajiban menyediakan makanan ekstra puding yang bergizi bagi
pekerja radiasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap radiasi.
PENGENDALIAN MUTU
PENUTUP