Dir/I/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, dengan menetapkan
penyebab penyakit, menunjang sistem kewaspadaan dini, monitoring
pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan timbulnya penyakit
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik Yang Baik adalah pelaksanaan kegiatan untuk
meningkatkan dan memantapkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium.
Setiap Laboratorium Klinik harus diselenggarakan secara baik dengan
memenuhi kriteria organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan, bahan, spesimen,
metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan dan pelaporan.
B. RUANG LINGKUP
Karakteristik pasien
Umur : tua, muda ,anak dan balita
Malnutrisi
Hiperglikemi >200mg/dl
Perokok
Pemakai alkohol
Pemakai narkoba
Obesitas
Imunosupresi
Kolonisasi bakteri
Rawat inap lama sebelum operasi
Penggunaan steroid
Riwayat radiotherapy dan kemoterapi
Gagal ginjal kronis
Hipotehermia/ Hipertermi
C. BATASAN OPERASIONAL
a. Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah disiplin ilmu kesehatan yang
memberikan perhatian terhadap semua aspek laboratoris dan analitik
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan
Muatan Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging
dan Re-Emerging;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/SK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan
Imunologik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 411/MENKES/PER/III/2010 tentang
Laboratorium Klinik;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 tentang
Klinik;
B. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia laboratorium dibagi dalam tugas dan tanggungjawab sebagai
berikut :
1) Penanggungjawab teknis merangkap Kepala Instalasi : Dokter Spesialis Patologi
Klinik
2) Analis Kesehatan :
- Ahli Madya Kesehatan : Kepala Analis
- Penanggungjawab Pengadaan Reagen
- Penanggungjawab control kualitas
- Penanggungjawab pemeliharaan dan kalibrasi alat
- Perawat Kesehatan yang bekerja sebagai tenaga sampling
- Administrator
C. Pengaturan jaga
Dengan 4 tenaga sumber daya manusia laboratorium membagi pengaturan jaga
sebagai berikut :
1. Dines pagi 07.00 – 14.00
1 tenaga analis kesehatan
2. Dines siang 14.00 –21.00
1 analis kesehatan
3. Dines malem 21.00- 07.00
1 analis kesehatan
4. Libur
1 analis kesehatan
A. STANDAR FASILITAS
1) RUANGAN
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan
harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh
sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
6) lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang dan
tahan terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata dan
tidak licin. Bagian yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
B. FASILITAS PENUNJANG
Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
1) tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah sesuai dengan
kebutuhan.
2) penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
3) keselamatan dan keamanan kerja.
4) ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20m2 yang disertai dengan sistem
pertukaran udara yang cukup.
5) penerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 1000-1500 lux untuk
pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan sinar harus berasal dari kanan
belakang petugas).
6) air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih
yang memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya 20 liter/karyawan/hari.
7) listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, kapasitas
harus cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin,
harus tersedia grounding/arde. Harus tersedia cadangan listrik (Genset,
UPS) untuk mengantisipasi listrik mati.
8) tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang pemeriksaan laboratorium.
Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke laboratorium harus
memuat:
1. Tanggal pengambilan spesimen
2. Nama dan nomor Pasien
3. Jenis spesimen
B. Pengolahan spesimen
1) Specimen infeksius
2) Penerimaan spesimen
3) Laboratorium harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen. Jika
jumlah spesimen tidak banyak, maka penerimaan spesimen dapat dilakukan pada
meja khusus di dalam laboratorium.
4) Spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat untuk mencegah
tumpahnya/bocornya spesimen.
Pengiriman paket/kemasan :
Pengiriman bahan infeksi membutuhkan koordinasi yang baik antara si
pengirim, pemberi jasa transportasi dan laboratorium penerima untuk menjamin
bahwa bahan dikirim dengan aman dan tiba di tujuan dalam keadaan baik.
C. Pemeriksaan laboratorium
1) Hematologi
Laboratorium klinik RS memiliki 1 alat hematologi analiser yang berfungsi
sebagai alat utama dan alat “backup”. Alat utama adalah analiser dengan
kemampuan 3 differensiasi sel leukosit. Pemeriksaan laboratorium lain yang
tercakup dalam hematologi adalah LED, pemeriksaan apusan darah/morfologi
darah, pemeriksaan golongan darah.
2) Faal Hemostatis
Faal hemostatis adalah pemeriksaan untuk fungsi koagulasi darah. Yang dapat
dilakukan di laboratorium adalah pemeriksaan Plasma Protombin Time ( PPT )
dan Aktivated Partial Thromboplastin Time ( APTT ), Cloting Time, Bleeding Time
dan Retraksi bekuan. Untuk pemeriksaan factor-faktor pembekuan akan di rujuk
ke laboratorium rujukan.
3) Kimia Klinik
Parameter kimia klinik laboratorium RS yang tersedia adalah parameter untuk
parameter untuk pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal, profil lemak, petanda
penyakit jantung/ cardiovascular, diabetes dan monitoringnya
4) Elektrolit dan Analisa Gas Darah
D. Pengelolahan limbah
1) Sampah medis berupa peralatan flebotomi, tabung specimen akan di buang di
tempat sampah dengan plastic kuning dan di teruskan ke bagian kesling untuk
di musnahkan di Medivest
2) Sampah medis berupa sisa specimen/ cairan tubuh akan di buang ke bak
pencucian dimana salurannya akan di teruskan ke bak pengolahan limbah cair
3) Sampah bukan media, seperti kertas, tissue, plastic dan lain-lain akan di buang
ke tempat sampah dengan plastic hitam dan akan di buang ke tempat
pembuangan sampah akhir
Penatalaksanaan Pelayanan Instalasi Laboratorium meliputi penerimaan
pasien, pengambilan sampel, pengolahan sampel, pemeriksaan sampel, verifikasi
dan validasi hasil, penyerahan hasil.
1. Pra analitik
a. Penerimaan Pasien
Penerimaan pasien di laboratorium bertujuan untuk registrasi pasien yang
datang ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
Tahap penerimaan pasien meliputi pencatatan data pasien yang sesuai
dengan kartu pendaftaran, pencatatan jenis pemeriksaan yang diminta dan
penyerahan formulir permintaan pemeriksaan kepada bagian
pengambilan sampel.
b. Pengambilan Spesimen
Pengambilan sampel dilakukan oleh Analis Kesehatan selaku pelaksanan
teknis laboratorium. Proses pengambilan sampel ini meliputi beberapa hal
yaitu diantaranya, proses persiapan alat, persiapan sampel, persiapan
pasien. Sampel dapat berupa darah, urin dan atau cairan tubuh lainnya.
c. Penerimaan Sampel
Petugas penerimaan specimen harus memeriksa kesesuaian antara
specimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
2. Analitik
Pada tahap analitik dimulai dari mengolah specimen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium dan melakukan pemeriksaan.
a. Pengolahan spesimen
Pada tahap pengolahan sampel, sebelum dilakukan pemeriksaan terhadap
sampel tersebut, proses pengolahan dilakukan sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diminta, berikut beberapa proses pengolahan sampel :
1) Untuk pemeriksaan Hematologi, dilakukan homogenisasi terhadap
sampel darah
G. Trouble shooting
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidak cocokan
hasil, malfungsi alat ataupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin
disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan. Untuk itu perlu adanya
pemecahan masalah (troubleshooting).
Pemecahan masalah (troubleshooting) adalah proses atau kegiatan untuk
mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak memuaskan, dan memilih
cara penanganan yang benar untuk mengatasinya. Makin canggih suatu alat, akan
makin kompleks permasalahan yang mungkin terjadi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan bila terjadi permasalahan pada peralatan:
1. Tetaplah tenang dan berpikirlah dengan jernih.
2. Pastikan masalahnya. Jangan membuat asumsi tentang kemungkinan
permasalahan.
3. Jika penanganan sederhana gagal, minta bantuan supervisor/atasan atau hubungi
agen untuk menanyakan masalah tersebut.
4. Tempelkan label bahwa alat rusak.
5. Catatlah semua tindakan/upaya perbaikan pada catatan khusus
A. Pengertian
Keselamatan Pasien/ Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
Di laboratorium, keselamatan pasien berarti semua standar prosedur
operasional yang sudah di buat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus di
taati, tidak ada kesalahan sampling/ specimen, tidak ada kesalahan analisa, tidak ada
kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan hasil, serta tidak ada kesalahan
ekspertise hasil. Melaporkan segala nilai kritis kepada dokter pengirim merupakan
salah satu tindakan untuk keselamatan pasien.
Keselamatan pasien laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang di pakai
adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Di mulai dari standar bangunan meneleur,
peralatan pengambilan specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat
yang menunjang mutu dan keselamatan pasien
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan beresiko
nosokomial yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara
mengikuti standar pengendalian infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan alat
pengaman diri ( APD )
B. Tujuan
1) Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium RS
2) Menurunkan angka Kejadian Tidak Di harapkan di Laboratorium RS
3) Mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi data dan mengusulkan jalan keluar
pemecahan KNC, KTD, dan Sentinel event yang terjadi berhibungan dengan
laboratorium
4) Menganalisa resiko klinis dari suatu system yang diterapkan di laboratorium
A. Pengertian
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 43 Tahun 2013 Bab
VIII menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) laboratorium
merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan laboratorium
melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan specimen
yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang
selalu kontak dengan specimen, maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen.
Potensi infeksi juga terjadi dari petugas ke petugas lainnya atau keluarganya dan ke
masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang
ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium, mempunyai sikap dan
kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya
sesuai SPO serta mengontrol bahan/ specimen secara baik menurut praktik
laboratorium yang benar.
Undang – undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja di maksudkan untuk
menjamin :
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan
Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat, dan
Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara menyeluruh
B. Tujuan
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap
pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari paparan
cairan tubuh yang infeksius dan za-zat kimia lainnya.
C. Tata Laksana
Design laboratorium harus memiliki system ventilasi yang memadai dengan
sirkulasi udara yang baik
Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang tepat bahan kimia
berbahaya
Design laboratorium harus di buat sedemikian rupa agar dapat menghindari panas
sejauh mungkin, dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka untuk menghindari
bahaya kebakaran :
1) Peralatan
Semua alat di laboratorium memiliki keamanan sedemikian rupa sehingga
pekerja tidak terpapar aliran listrik
Memiliki safety cabinet untuk bekerja saat pengecatan
2) Alat Pengaman
Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi :
sarung tangan, baju kerja, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu dipakai
pada saat melakukan tindakan di perkirakan akan terjadi kontak dengan darah,
cairan tubuh, secret dan benda yang terkontaminasi. Cuci tangan harus selalu
dilakukan pada saat sebelum memakai dan melepas sarung tangan. Sarung tangan
harus berbeda untuk setiap pasien.
Baju kerja berupa gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian
kerja wajib di gunakan selama di laboratorium. Tujuan pemakaian gaun
pelindung untuk melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan
darah atau cairan tubuh yang lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Baju
kerja harus segera di ganti bila terkena kotoran darah atau cairan tubuh yang lain.
Sepatu kerja di gunakan di area pemeriksaan laboratorium sehingga dapat
mencegah terperciknya sampel ke kaki petugas dan mencegah terlukanya kaki
petugas karena terkena tusukan benda tajam yang terjatuh
D. Monitoring Kesehatan
Keadaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar
kesehatan yang telah di tentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para
petugas laboratorium dilakukan hal- hal sebagai berikut :
1) Pemeriksaan foto thoraks bagi pegawai yang bekerja dengan bahan yang di duga
mengandung bakteri
2) Pemberian imunisasi
3) Pemantauan kesehatan pegawai dilakukan setiap 6 bulan sekali secara rutin
A. Pra Analitik
Pra analitik adalah suatu rangkaian kegiatan sebelum specimen siap di
periksa. Cakupan kegiatan praanalitik adalah persiapan pasien, penulisan pesanan
laboratorium ( order test ), identitas pasien, persiapan pengambilan specimen,
pemilihan tabung/ wadah specimen, preparasi specimen ( sentrigugasi, pipetisasi,
dll ) sebelum dilakukan tes pada alat analitik. Kegiatan-kegiatan pra analitik di atas
sangat mempengaruhi hasil akhir suatu tes laboratorium. Pengendalian mutu pre
analitik harus di mulai dari sejak persiapan pasien sampai sentrifugasi specimen.
Hal-hal yang di ukur untuk melihat mutu pre analitik adalah :
1) Apakah persiapan pasien sudah benar ?
2) Puasa ?
3) Apakah form permintaan berisi identitas pasien?
4) Apakah pesanan tes sudah benar ?
5) Berapa tusukan yang dilakukan saat pengambilan darah ?
6) apakah jumlah specimen dan tabung/ tempat specimen sudah benar ?
7) Apakah sampel hemolitik ?
B. Analitik
Kegiatan analitik di mulai dengan memastikan reagen dan alat yang di
pakai dalam kondisi baik sebelum pemeriksaan dilakukan. Cara memastikan alat
dan reagen dalam kondisi baik adalah dengan cara melakukan control kualitas
dengan langkah sebagai berikut :
1) Nyalakan alat sesuai standar prosedur operasional
2) Lakukan pemeriksaan bahan control
3) Cek hasil control apakah sesuai dengan nilai jarak nilai yang di tetapkan
4) Lihat grafik control harian, apakah sesuai dengan “rule” yang di tetapkan, bila
sesuai alat dan reagen siap untuk di pakai
5) Bila hasil tidak sesuai dengan jarak nilai yang di tetapkan, cek bahan control,
cek reagen, cek panjang gelombang pada alat, pada cek cuvet baca pada alat, cek
lampu pada alat, perbaiki semua ini jika di anggap ada masalah
6) Lakukan kalibrasi, cocokkan nilai kalibrasi
7) Lakukan langkah 2 - 4
C. Pasca analitik
Kegiatan mutu paska analitik adalah kegiatan untuk memastikan hasil
laboratorium tertera dengan benar pada formulir hasil dan di terima oleh pasien
KMC Luragung
dr.SYARIF HIDAYAT,MARS
Direktur