PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terwujudnya masyarakat sehat dan
mandiri.Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan
mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
diatas.
Saat ini Puskesmas sudah merata di seluruh Indonesia namun belum diikuti dengan mutu
pelayanan. Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan dan meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas maka Puskesmas
diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya yaitu dengan pelayanan
laboratorium yang bermutu.
Pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di puskesmas, maka puskesmas wajib menyelenggarakan
Layanan Laboratorium.
Dasar Hukum
B. Tujuan Pedoman
Sebagai acuan petugas untuk melaksanakan pelayanan Laboratorium klinik yang baik
dalam rangka menunjang diagnosa pemeriksaan klinis pasien.
C. Sasaran Pedoman
Petugas Laboratorium di wilayah Puskesmas
D. Ruang Lingkup Pedoman
Pedoman Pelayanan Laboratorium dibuat sebagai dasar pelaksanaan pelayanan di
Puskesmas kepung
E. Batasan Operasional
Pelayanan Laboratorium klinik yang baik meliputi melaksanakan pemeriksaan
laboratorium yang bermutu, melaksanakan rujukan specimen, melaksanakan
kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium, melaksanakan kegiatan
Pemantapan Mutu Intenal dan Eksternal ( PMI dan PME ), melaksanakan
PEDOMAN LABORATORIUM
1
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
pencatatan dan pelaporan hasil, melakukan interpretasi hasil laboratorium
( Standar puskesmas edisi 2013 pemprov Jatim, Permenkes RI Nomor 37 Tahun
2012
BAB II
STANDART KETENAGAAN
Jumlah
Jenis Kompetensi Kompetensi tambahan
tenaga
Ketenagaan ( Ijazah ) ( pelatihan )
(orang )
Pranata D III Analis a. Pelatihan Pemantapan Mutu 1
Laboratorium Kesehatan Internal dan Eksternal ( PMI
Pelaksana & PME )
b. Phlebotomi
c. On The Job Training ( OJT )
Mikroskopis TB
HIV – AIDS
Kusta
Malaria(wil.
Endemis )
PEDOMAN LABORATORIUM
2
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan yang harus dimiliki oleh Laboratorium Puskesmas
Kepung Dengan Tempat Perawatan (PDTP) menurut Permenkes RI Nomor 37
Th. 2012 yaitu sebagai berikut :
1. Penanggung jawab : 1 Dokter
2. Tenaga Teknis : 1 Analis Kesehatan
Dengan ketentuan :
C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan Laboratorium di Puskesmas dilaksanakan setiap hari kerja
* Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 13.00 WIB
* Jumat : Pukul 07.30 – 10.30 WIB
* Sabtu : Pukul 07.30 – 12.00 WIB
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Denah Ruang
U
PEDOMAN LABORATORIUM
3
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
KETERANGAN
A. WASTAFEF MEDIS
B. WASTAFEL MEDIS
C. Wastafel bersih
D. MEJA KERJA
E. PINTU KELUAR
F. MEJA PERIKSA LAB
G. TEMPAT SAMPAH
C. FASILITAS PENUNJANG
1. Penampungan dan Pengolahan limbah laboratorium
2. Keselamatan dan keamanan kerja
3. Ventilasi : 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK / 20 m2 yang disertai exchause
4. Penerangan harus cukup ( 1000 – 1500 lux )
5. Air bersih, mengalir, jernih sesuai standar air bersih
6. Listrik harus mempunyai aliran sendiri dengan tegangan stabil, kapasitas
harus cukup. Akualitas arus, tegangan, dan frekuensi ssuai dengan
ketentuan yang berlaku. Keamanan instalasi listrik harus terjamin ( ada
grounding ). Harus tersedia cadangan listrik untuk mengantisipasi listrik
mati ( UPS atau genset )
PEDOMAN LABORATORIUM
4
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB. IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
1. Dasar Pemilihan
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode yaitu :
a. Tujuan Pemeriksaan
Mengingat tujuan melakukan pemeriksaan antara lain untuk uji saring,
diagnostic dan evaluasi hasil pengobatan serta surveilans, oleh karena itu
diperlukan metode yang baik yaitu metode yang memiliki sensitivitas dan
spesifitas setinggi mungkin ( mendekati 100 % ) sehingga hasil yang
diberikan benar benar bisa dipertanggungjawabkan.
Sensitivitas klinis = Positifitas diantara yang berpenyakit
positif sejati x 100 %
Positif sejati + negative palsu
Spesifitas klinis = Negativitas diantara yang sehat
Negative sejati x 100 %
Negatif sejati + Positif Palsu
b. Kecepatan hasil pemeriksaan yang diinginkan
Mengingat hasil pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan dalam
pengambilan keputusan, maka waktu pemeriksaan yang diperlukan sampai
diperolehnya hasil untuk berbagai metode perlu dipertimbangkan
c. Rekomendasi resmi
Metode pemeriksaan laboratorium dipilih berdasarkan rekomendasi dari
lembaga yang diakui antara lain : WHO, IFCC ( International Federation of
PEDOMAN LABORATORIUM
5
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
Clinical Chemistry ), NCCLS ( National Committee for Clinical Laboratory
Standards ), ICSH ( International Committeetandarisation in Hematology )
2. Evaluasi
Metode yang telah digunakan perlu dikaji ulang secara periodic mengingat ilmu
pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan
untuk memastikan bahwa metode tersebut masih tetap memiliki makna klinis
sebagaimana dibutuhkan
C. LANGKAH KEGIATAN
I. Pemeriksaan laboratorium
Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium dilakukan dalam 5 tahap yaitu :
a. Pendaftaran / Registrasi pasien pada buku register Laboratorium
b. Persiapan pasien, harus memperhatikan hal – hal berikut ini :
Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada keadaan basal yaitu
puasa selama 8 – 12 jam sebelum diambil darah ( contoh untuk
pemeriksaan glukosa darah dan asam urat ) dan pengambilan sampel
sebaiknya dilakukan pagi hari antara pukul 07.00 – 09.00
Menghindari obat – obatan sebelum sampel diambil
Menghindari aktifitas fisik / olahraga sebelum sampel diambil
Memperhatikan posisi tubuh, dianjurkan posisi duduk dengan tenang
selama 15 menit sebelum sampel diambil
Memperhatikan variasi diurnal ( perubahan kadar analit sepanjang hari )
Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium,
antara lain : diet makanan, Obat – obatan, merokok, Alkohol, Olahraga,
Demam, Posisi Ketinggian daratan terhadap permukaan laut,Trauma,
Variasi circadian rythme ( perbedaan kadar zat – zat tertentu dalam
tubuh dari waktu ke waktu, umur, ras jenis kelamin, dan kehamilan
Pemberian penjelasan pada pasien sebelum pengambilan sampel,
mengenai prosedur yang akan dilakukan , dan meminta persetujuan
pasien. Untuk itu harus ada inform concetn
c. Pemberian identitas
Pemberian identitas sampel pasien pada wadah dan formulir permohonan harus
jelas untuk menghindari tertukarnya sampel : tanggal permintaan, tanggal dan jam
pengambilan, nama, umur, jenis kelamin, alamat, identitas pengirim, nomor laborat,
jenis pemeriksaan yang diminta, nama pengambil sampel dan inform concern
sedangkan pada wadah harus memuat : tanggal pengambilan, nama dan nomor
pasien
d. Pengambilan sampel
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel antara lain :
Peralatan yang harus digunakan harus memenuhi syarat : bersih, kering,
tidak mengandung bahan kimia atau detergen, Terbuat dari bahan yang
stabil ( Kaca / gelas), mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya.
Wadah sampel harus memenuhi syarat : berbahan gelas atau plastic,
tidak bocor, bisa ditutup rapat, ukuran wadah sesuai volume sampel,
PEDOMAN LABORATORIUM
6
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
bersih, kering, stabil ( tidak mempengaruhi sifat zat dalam sampel ), bila
zat mudah terurai maka digunakan wadah gelas warna coklat
Antikoagulan digunakan untuk mencegah sampel darah beku,
digunakan sesuai dengan kebutuhan sampel
Waktu, Pada umumnya pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari
terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan imunologi
karena umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal. Namun
ada beberapa pemeriksaan diambil sampelnya sesuai perjalanan
penyakitnya missal : pada dahak pasien TBC pagi hari lebih
banyak ditemukan kuman TBC daripada dahak sewaktu
Lokasi, Sebelum dikukan sampling harus ditetapkan dulu lokasi
pengambilan,misal pengambilan sampel Darah Lengkap dilakukan di vena
cubiti daerah siku
Volume, Volume sampel yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa
Teknik,Pengambilan sampel harus dilaksanakan dengan cara yang benar agar
sampel tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya :
Darah vena : posisi pasien duduk dengan posisi lengan lurus
menghadap ke atas dan mengepal, pasang tourniquet 10 cm di atas siku,
pilih vena cubiti, disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan alcohol 70
% dan biarkan kering, tusukkan jarum dengan sudut 15 derajat dari
kulit, bila darah tampak keluar maka lepaskan tourniquet dan kepalan,
jika sudah selesai tarik jarum dan letakkan kapas alcohol 70 %pada
bekas tusukan dan diplester
Darah kapiler : bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan kapas
alcohol 70 % dan keringkan, dan tusuklah dengan cepat memakai lanset
steril tegak lurus dengan posisi garis sisdik jari, buanglah teetesan yang
pertama dengan kapas kering dan gunakan darah yang keluar berikutnya.
Urin, sebelum nya pasien harus mencuci tangan lebih dulu , buanglah
urin yang pertama keluar lalu tampunglah urin yang keluar berikutnya,
setelah itu tutup rapat
Dahak, Sebelum nya pasien diminta berkumur dengan air, lalu berdiri
tegak atau dududk tegak, tarik nafas dalam 2 – 3 kali lalu hembuskan
nafas bersamaan dengan batuk berulang kali hingga dahak keluar,
tampung dahak purulen yang keluar ke dalam wadah lalu tutup rapat
e. Pengolahan sampel
Whole Blood
Darah ditampung dalam wadah yang berisikan antikoagulan yang sesuai
lalu dihomogenisasi perlahan
Serum
Didapat dari darah dalam wadah yang dibiarkan membeku lalu
disentrifus 3000rpm selama 5 – 15 menit
Urin
PEDOMAN LABORATORIUM
7
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
Untuk uji carik celup, urin tidak ada perlakuan khusus dan harus
diperiksa sebelum 1 jam setelah pengambilan
Dahak
Dahak dimasukkan ke dalam pot sputum dan segera dilakukan
pembuatan preparat BTA
II. Penyimpanan dan pengiriman sampel ( rujukan )
1. Penyimpanan
Sampel yang sudah diambil harus segera diperiksa , karena stabilitas sampel
dapat berubah. Apabila karena suatu hal sampel tidak segera diperiksa maka
harus disimpan dengan cara yang baik. Beberapa cara penyimpanan antara
lain :
1) Disimpan pada suhu kamar
2) Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2 – 8 0 C
3) Dibekukan suhu -20oC, -70oC, atau -120 oC ( jangan sampai terjadi beku
ulang )
4) Menggunakan bahan pengawet
5) Penyimpanan sampel darah sebaiknya dalam bentuk serum
2. Pengiriman ( rujukan )
Sampel yang akan dirujuk ke laboratorium lain sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan hal – hal berikut ini :
1) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas sampel
2) Tidak terkena sinar matahari langsung
3) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja Laboratorium serta
diberi label “ Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “ Bahan Pemeriksaan
Berbahaya”
4) Suhu harus memenuhi syarat
5) Penggunaan tempat untuk pemeriksaan mikrobiologi
III. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan Pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam perencanaan,
pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan
pelayananlaboratorium. Oleh karena itu harus dilakukan dengan cermat dan teliti
agar tidak terjadi kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.
i. Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengn membuat buku sebagai
berikut :
1) Buku register besar / induk berisi data pasien secara lengkapserta
hasil pemeriksaan sampel
2) Buku catatan kerja harian tiap tenaga berisikan data masing –
masing pemeriksaan dan data rekapitulasi jumlah pasien dan sampel
yang diterima
3) Buku register pemeriksaan rujukan
4) Buku ekspedisi dari ruangan / rujukan
5) Buku register perawatan / kerusakan
6) Buku stok alat dan reagen
7) Buku catatan kalibrasi
ii. Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari :
1) Laporan kegiatan rutin harian/bulanan
2) Laporan hasil pemeriksaan
iii. Penyimpanan dokumen, dokumen yang harus disimpan yaitu :
PEDOMAN LABORATORIUM
8
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
1) Surat Permintaan pemeriksaan laboratorium
2) Hasil pemeriksaan laboratorium
iv. Pemusnahan dokumen dilakukan dengan disertai berita acara sesuai
prosedur yang berlaku , berisikan waktu pemusnahan dan otorisasi
pemusnahan dokumen
v. Pengendalian dokumen , Laboratorium harus menetapkan,
mendokumentasikan, dan memelihara prosedur untuk mengendalikan
semua dokumen dan informasi ( dari sumber internal dan eksternal )
yang merupakan bagian dokumentasi mutunya
PEDOMAN LABORATORIUM
9
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
6 Anti HIV Anti HIV negatif
7 IMS Shypillis IMS Shypillis negatif
8 Malaria - negatif
9 Golongan - -
Darah
10 PPtest - -
BAB V
LOGISTIK
Pengadaan Logistik Alat dan Reagen Laboratorium Di Puskesmas dipenuhi dari dana
yang bersumber dari JKN dan atau APBN daerah
A Peralatan Utama
1. Hematoanalyser 1
2. Urine Analyzer 1
3. Mikropipet 1
PEDOMAN LABORATORIUM
10
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
4. Penangas air 1
7. Tabung LED 1
B Peralatan Gelas
1. Batang pengaduk 3
2. Beker gelas 3
3. Corong kaca 1
4. Erlenmeyer 2
7. Termometer 1
8. Timer 1
9. Autoklik 1
11. Kulkas 1
13. Torniket 1
15. Ose 1
C Mebelair
1. Meja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Meja kerja 1
D Peralatan K3
PEDOMAN LABORATORIUM
11
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
1. Pemadam kebakaran 1
2. Peralatan P3K 1
3. APD set :
c) Masker Secukupnya
d) Goggle 1
e) Apron / schort 1
Sesuai Kebutuhan
2. Diluent
10. Uric acid test dan Stik Asam Urat Sesuai Kebutuhan
PEDOMAN LABORATORIUM
12
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
PEDOMAN LABORATORIUM
13
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB VII
KESELAMATAN KERJA PETUGAS
Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan yang berhubungan
specimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia .Bagi petugas laboratorium
yang selalu kontak dengan specimen maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen. Potensi
infeksi dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke
masyarakat.Untuk mengurangi bahaya yang terjadi maka petugas harus memperhatikan
keamanan laboratorium .
PEDOMAN LABORATORIUM
14
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata dengan cara
mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja, tidak makan
minum dalam laborat, tidak memakai kosmetik dalam laborat, menggunakan
gogel untuk menghindari percikan
3. Mencegah infeksi tusukan
4. Menggunakan pipet dengan alat bantu pipet ( bulb )
5. Menggunakan alat – alat sesuai instruksi pabrik (sentrifus, hematoanalyser,
urinalyzer)
6. Menggunakan lemari pendingin atau pembeku untuk menyimpan reagen
sesuai petunjuk dan membersihkannya secara teratur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pemantapan mutu laboratorium klinik adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium klinik.Kegiatan
pemantapan mutu yang dilakukan meliputi Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan
Mutu Eksternal.
PEDOMAN LABORATORIUM
15
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB IX
PENUTUP
PEDOMAN LABORATORIUM
16
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
PEDOMAN LABORATORIUM
17
UPTD PUSKESMAS KEPUNG