Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam undang-undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagi
investasi bagi pembangunan sumber daya manuasia yang produktif secara sosial dan ekonomi
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan
mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diatas.
Upaya Kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Pelayanan Kesehatan
Perseorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Upaya Kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi upaya kesehatan wajib da Upaya Kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan
Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan
upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium di
Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan masyarakat
dan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi penyakit, perubahan
struktur demografi, otonomi daerah , serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti
yaitu pelayanan Laboratorium yang bermutu.
Laboratotium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia utnuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum:
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan kesehatan
masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik, komprehensif, dan
terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium Puskesmas Bulupoddo
b. Menjadi standar monitoring dan evaluasi pelayanan Laboratorium di Puskesmas
Bulupoddo

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 1


C. Sasaran
Sasaran pelayanan di Laboratorium adalah seluruh lapisan Masyarakat yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Bulupoddo Kecamatan Bulupoddo. Dan digunakan oleh petugas
laboratorium.

D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pedoman ini meliputi sarana, prasarana, jenis-jenis pemeriksaan,
standard hasil, keselamatan dan mutu laboratorium.

E. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan diwilayah tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
c. Sarana Laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik bangunan/ ruangan
laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang ada
bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapakan.
e. Keselamtan kerja adalah Upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakran,
bahya peledakan, penyakit akibat kerja, pencemaran lingkungan yang pada umumnya
menimbulkan kerugian nyawa, waktu, dan harta bendabagi pekerja dan masyarakat yang
berada dilingkungannya.
f. Pemantapan Mutu (Quality Assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan.

F. Landasan Hukum
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium
Kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman Jejaring
Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5603);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VII/2009 tentang Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Bilogik dan Muatan Informasinya;

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 2


5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/SK/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010,Nomor
585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit
tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat;

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 3


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Jenis/Kualifikasi dalam Jumlah Tenaga Pelaksana di Laboratorium Puskesmas adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas

JUMLAH
NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI
PDTP PUSKESMAS PDTPK
1 Penanggung Jawab Dokter 1 1 1
2 Tenaga Teknis Analis
2 1 1
Kesehatan (DIII)
3 Tenaga Non Teknis Minumal
1 1 1
SMU/sederajat

Tabel 2. Jenis Kualifikasi dan Jumlah tenaga Laboratorium Puskesmas Bulupoddo

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


1 Penanggung Jawab Analis Kesehatan (DIII) 1
2 Tenaga teknis Analis Kesehatan 2
3 Tenaga Non Teknis 0 0

Ketentuan lainnya:

Uraian Tugas

1. Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas


Penaggung Jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung Jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan tekins laboratorium
b. Bertanggung Jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
Laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan Laboratorium.
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu
2. Tenaga Teknis
Tenaga Teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan Tanggung jawab:
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional Laboratoruium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorum
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 4


d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
e. Melakukan Konsultasi dengan Penanggung Jawab Laboratorium atau kesehatan lainnya
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen
3. Tenaga Non Teknis
Tenaga Non Teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung Jawab
a. Membantu tenaga teknis menyiapkan alat dan bahan
b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien
c. Membantu administrasi

B. Distribusi Ketenagaan
Semua petugas teknis bertanggung jawab terhadap semua pemeriksaan di Laboratorium
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS

dr. H. A. Agus Mulyakin, M. Kes

PENANGGUNG JAWAB UKP

dr. Anita Raden

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

Eka Wahyuningsih Kahar, AMAK

PELAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

Irawati, S.ST
Rahmania Amd. AK

C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan Laboratorium Puskesmas Bulupoddo dialakukan setiap Hari
Pagi: 08.00 - 14.00 WITA
Sore: 14.00 - 21.00 WITA

Pelayanan di luar jam kerja dilakukan oleh Petugas Laboratorium yang diberi tanggung jawab

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 5


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Persyaratan Ruangan Laboratorium Puskesmas
Sarana Laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan
laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan Laboratorium Puskesmas.

Kondisi
No Standar MS TMS Rekomendasi
Puskesmas
1 Ukuran ruang minimal 3x4 Ruangan yang
m2, kebutuhan luas ruang tersedia tidak
disesuaikan dengan jenis memenuhi

pemeriksaan yang standar
diselenggarakan oleh
Puskesmas
2 Langit-langit berwarna
terang dan mudah √
dibersihkan
3 Dinding berwarna terang,
harus keras, tidak berpori,
kedap air, dan mudah

dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia
(keramik)
4 Lantai Harus terbuat dari
bahan yang tidak licin, tidak
berpori, warna terang, dan

mudah dibersihkan serta
tahan terhadap bahan Kimia
(epoxy, vinil)
5 Pintu disarankan memiliki Hanya terdiri
lebar bukan minimal 100 cm dari 1 daun
yang terdiri dari 2 (dua) pintu √
daun pintu dengan ukuran
80 cm dan 20 cm
6 Disarankan disediakan √

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 6


akses langsung
(lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel
dahak
7 Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat

bergabung dengan WC
pasien di Puskesmas

DENAH
TATA RUANGAN LABORATORIUM PUSKESMAS
( Denah sesuai kondisi Puskesmas)

LEMARI WESTAFEL
M
E
J
A

KURSI

B
A
T

MEJA U
PEMERIKSAAN

LEMARI LEMARI
PENDINGIN

Laboratorium puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan keshatan


masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistic, komprehensif, dan
terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Setiap
laboratorium puskesmas harus diselenggarakan secara baik dengan memenuhi kriteria ketenagaan,
sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan, kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan
kerja dan mutu. (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012)

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 7


Laboratorium mempunyai peran sebagai penunjang dalam menegakkan diagnosa yang ingin
ditegakkan oleh dokter dalam merawat pasiennya. Selain itu, laboratorium mempunyai peran seperti uji
penyaring secara laboratoris sehat tidaknya seseorang misalnya medical cek up.

Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan reagens, standar, bahan kontrol, air
dan media. Dasar pemilihan bahan laboratorium pada umumnya harus mempertimbangkan kebutuhan,
produksi pabrik yang telah dikenal, deskripsi lengkap dari bahan atau produk, mempunyai masa
kadaluarsa yang pnajang, volume, mudah diperoleh dipasaran, kelancaran dan kesinambungan
pengadaan, pelayanan purna jual. ( Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun
2008)

Untuk mendapatkan sampel darah pasien dilakukan dengan cara pengambilan darah vena
dan kapiler. Lokasi vena yang digunakan untuk tempat penusukan adalah tiga vena utama dilengan
yaitu vena vevalika, vena mediana cubiti, dan vena mediana basilika. Pada umumnya vena mediana
cubiti merupakan pilihan karena terviksasi baik dan tidak bergerak saat ditusuk.

Sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus menggunakan APD. APD bertujuan untuk
melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajangan darah, semua jenis cairan, kulit yang
tidak utuh. APD ada beberapa jenis yaitu sarung tangan, masker, jas laboratorium, dan alas kaki. Tidak
semua alat pelindung diri dipakai tergantung tindakan dan kegiatan yang dikerjakan.

Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis ( kapas bekas pakai dan jarum
suntik ) dan non medis pembungkus jarum suntik. Tempat sampah harus diberi kantong plastik
tertutup, dibedakan sampah infeksius dan non infeksius.

B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan Laboratorium Puskesmas dan Kondisi


Fasilitas laboratorium Puskesmas
1. Prasarana

Kondisi
No Jenis Standard MS/TMS Rekomendasi
Puskesmas
1 Pencahayaan Terang MS
2 Sirkulasi udara baik, 12-15 ACH Jendela MS
pertukaran udara dari Terbuka
dalam ruangan dapat
mengalir ke luar ruangan
3 Area Pengambilan sampel Exhauster dipasang TMS
dilengkapi exhauster yang pada ketinggian +
mengarah keluar banguan 120 cm dari
Puskesmas permukaan lantai
4 Suhu udara nyaman Suhu dipertahankan TMS

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 8


antara 220C s/d
260C , tidak boleh
dari permukaan lantai
5 Pengambilan dahak Di halaman MS
dilakukan diruangan Belakang
terbuka yang telah Puskesmas
disiapkan
6 Tersedia air Air bersih yang MS
mengalir dan debit air
yang cukup pada bak
cuci. Air tersebut
harus memenuhi
syarat kesehatan
7 Limbah Padat Tersedia wadah MS
(tempat sampah)
khusus/terpisah yang
dilengkapi dengan
penutupnya untuk
pembuangan limbah
padat medis infeksius
dan Non infeksius
pada laboratorium.
Pengelolaan
(pewadahan,
pengangkutan dan
pemusnahan) limbah
padat dilakukan
sesuai prosedur dan
peraturan yang
berlaku.
8 Limbah Cair Diolah pada Langsung ke MS
sistem/instalasi septictank
pengolahan air
limbah Puskemas

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 9


Perlengkapan dan Peralatan

1. Perlengkapan

Kondisi
No Nama Standar MS/TMS Rekomendasi
Puskesmas
1 Meja pengambilan 1) Minimal MS
sampel darah menggunakan meja
½ biro (ukuran 90 x
60 cm)
2) Mempunyai Laci
2 Loket pendaftaran, TMS
penerimaan sampel
urin dan dahak,
pengambilan hasil
3 Kursi petugas 1) Mempunyai sandaran MS
laboratorium dan 2) Dapat terbuat dari
kursi pasien kayu, besi, dan lain-
lain
4 Bak Cuci 1) Dilengkapi Kran MS
untuk
mengalirkan air
bersih
2) Ukuran minimal
40 cm x 40 cm
dengan
kedalam bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem
pengolahan air
limbah
Puskesmas
5 Meja Pemeriksaan 1) Lebar meja adalah MS
60 cm dengan
panjang sesuai
dengan kebutuhan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 10


pelayanan yang
diselenggarakan
2) Meja pemeriksaan
terbuat/dilapisi dari
bahan tahan panas,
tahan zat kimia
(seperti
teflon/formika),
mudah dibersihkan,
tidak berpori dan
berwarna terang
3) Ada meja khusus
untuk meletakkan
alat centrifuge
6 Lemari Pendingin 1) Fungsinya untuk Ada/MS
(refrigerator) menyimpan reagen
dan sampel, volume
sesuai kebutuhan
2) Reagen dan Sampel
disimpan Dalam
Lemari Pendingin
yang terpisah
7 Lemari Alat 1) Fungsinya untuk TMS
menyimpan Alat
2) Ukuran sekitar p x l
x t= 160 cm x 40 cm
x 100 cm
3) Dapat terbuat dari
kayu atau rangka
aluminium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
menyimpan
Mikroskop
dilengkapi dengan
lampu 5 watt Ada/MS
8 Rak Reagen 1) Fungsinya adalah TMS
untuk menyimpan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 11


reagen
2) Ukuran sesuai
kebutuhan
3) Dapat terbuat dari
kayu dilapisi dengan
teflon/fomika atau
dapat terbuat dari
kaca

2. Peralatan

Kondisi
No Nama Peralatan Standar MS/TMS Rekomendasi
PKM
PERALATAN UTAMA
1 Fotometer
2 Hematology Analizer Baik MS
3 Hemositometer Set Baik MS
4 Mikroskop Binokuler Baik MS
Pemanas/Penangas dengan
5 air
Pipet Mikro 5-50, 100-200, 10-100 µl
500-1000 µl dan 100-
6 1000 l
7 Sentrifus Listrik Baik
8 Sentrifus Mikrohematokrit Ada TMS
Tabung Laju Endap Darah Baik
9 (westergren Set)
10 Telly Counter Baik
Urinometer (Alat pengukur) Ada
11 Berat Jenis Urine
PERALATAN GELAS
1 Batang Pengaduk Ada MS
2 Beker Glass Ada MS
3 Botol Pencuci Ada MS
4 Corong Kaca Ada MS
5 Erlenmeyer (Kaca) Ada MS
6 Gelas Pengukur (100 cc) Ada MS
7 Gelas Pengukur Tidak Ada TMS

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 12


(16OZ/500ml)
8 Kaca Objek Ada MS
9 Kaca Penutup Ada MS
10 Pipet berskala (vol 1 cc) Tidak Ada TMS
11 Pipet berskala (Vol 10 cc) Tidak Ada TMS
Tabung kapiler Tidak Ada
12 Mikrohematokrit
Tabung Reaksi dengan Ada
13 Tutup Karet/gabus
14 Tabung Reaksi (12 mm) Ada
Tabung sentrifus tanpa Ada
15 skala
Termometer 0 – 50 derajat Tidak Ada
16 Celcius (Skala1/2 c)
17 Wadah Aquadest Tidak ada
PERALATAN PENUNJANG
18 Autoklaf Tidak Ada
Blood Lancet dengan Ada
19 autoklik
20 Kaki tiga Ada
21 Kawat Asbes Tidak Ada
22 Kertas lakmus Tidak Ada
23 Kertas Lensa Ada MS
24 Kertas Saring Ada MS
25 Lampu Spritus Ada MS
26 Pembendung Ada MS
27 Lemari Es Ada MS
28 Penghisap Karet (Aspirator) Tidak ada TMS
29 Penjepit Tabung dari Kayu Ada MS
30 Pensil Kaca Tidak Ada TMS
31 Pipet Tetes (Pipet Pasteur) Ada MS
Pot Spesimen Urine (Mulut Ada MS
32
Lebar)
33 Pot Spesimen Dahak mulut Ada MS
34 Rak pengering Ada MS
35 Rak Pewarna Kaca Preparat Ada MS
36 Rak tabung Reaksi Ada MS
37 Rotator Plate Tidak Ada TMS

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 13


38 Sengkelit/Ose Ada TMS
39 Sikat Tabung Reaksi Ada MS
40 Spoit Disposible
3 cc Ada MS
5 cc
41 Stopwatch Tidak Ada TMS
42 Timer Ada MS
43 Tip pipet (kuning, putih, biru) Ada MS

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 14


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Alur Pelayanan Laboratorium


PASIEN PENDAFTARAN POLI UMUM
POLI GIGI
KIA / KB
UGD
RI

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

KEMBALI KE UNIT
PENGIRIM
PENYERAHAN HASIL
LABORATORIUM

Keterangan :

1. Pasien datang dari pendaftaran (Loket) diterima oleh petugas Poli ( Poli umum, Poli gigi,
KIA/KB, Rawat inap, IGD, PONED)
2. Petugas Poli mengirim pasien beserta Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
3. Petugas Laboratorium mengerjakan pemeriksaan Laboratorium sesuai Formulir Permintaan
Pemeriksaan Laboratorium.
4. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan lab pada pasien.
5. Pasien kembali lagi ke Unit pengirim untuk mendapatkan tindakan selanjutnya.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 15


Alur Pemeriksaan Laboratorium

Permohonan Mencocokkan Identitas


Pemeriksaan Pasien
Laboratorium

Pemeriksaan Spesimen Petugas mengambil


spesimen

Buku Register dan


Blangko hasil
pemeriksaan

Menyerahkan hasil
Pemeriksaan ke Pasien

1. Petugas menerima formulir permohonan pemeriksaan laboratorium


2. Petugas mencocokkan identitas pasien
3. Petugas menyiapkan alat-alat dan bahan pemeriksaan sesuai jenis pemeriksaan yang
diminta
4. Petugas mengambil spesimen untuk pemeriksaan :
a. Untuk pemeriksaan darah, petugas mengambil spesimen
b. Untuk pemeriksaan urine, petugas menyuruh pasien untuk buang air kecil ditampung
dalam pot yang diberikan petugas
c. Untuk pemeriksaan dahak, petugas meminta pasien untuk mengeluarkan dahaknya
d. Untuk pemeriksaan feses, petugas memberikan alat swab untuk mengambil tinja
pasien.
5. Petugas melakukan pemeriksaan spesimen sesuai permohonan
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register dan blangko hasil pemeriksaan
7. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
B. Kemampuan Pemeriksaan, Metode dan Reagen
1. Kemampuan Pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi pemeriksaan-pemeriksaan dasar
seperti:

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 16


a. Hematologi: Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitung trombosit, Hitung lekosit, Hitung
jenis lekosit, LED, Masa perdarahan dan masa pembekuan.
b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total, bilirubin direk, SGOT, SGPT, Alkali
Fosfatase, Asam urat, Ureum/BUN, Kreatinin, Trigliserida, Kolesterol total, Kolesterol HDL dan
Kolesterol LDL.
c. Mikrobiologi dan parasitologi: BTA, Diplococcus gram negatif, Trichomonas Vaginalis , Candida
albicans, Bacterial vaginasis, Malaria, Microfilaria dan jamur permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL, HbsAg, Anti Hbs, Anti HIV dan
Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Mikroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH, Berat jenis, Protein, Glukosa,
Bilirubin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Leukosit, Eritrosit, dan Mikroskopik (Sedimen)
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.
2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode manual, semi automatik
dan automatik

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 17


BAB V
LOGISTIK

Reagen dan Strip


Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk setiap
pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas.
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluarsa, suhu penyimpanan
b. Pemakaian reagen dengan metode firs in- first out (sesuai urutan penerimaan)
c. Sisa pemakaian reagen tidak boleh dikembalikan kedalam sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan
reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak kena cahaya
matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementrian Kesehatan
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.

Penerimaan reagen:
1. Petugas laboratorium mengecek persediaan yang akan habis (tinggal 1 box atau 20
test)
2. Reagen yang akan habis dicatat dan dilaporkan kepada Penanggung Jawab
Laboratorium.
3. Penanggung Jawab memeriksa kembali laporan yang diberikan
4. Kemudian mengajukan pemesanan reagen ke bagian pengadaan

Adapun jenis Reagensia yang harus tersedia di Puskesmas:


a. HCl 0,1 N.
b. Na.Citrat 3,8%
c. Reagensia Giemsa
d. Reagensia ZielhNelsen
e. Kit Cholesterol, Asam Urat, dan Gula Darah
f. Kit Widal
g. Kit Golongan Darah

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 18


h. Kit Rapid Tes Kehamilan
i. Kit Rapid Malaria
j. Strip Urine Parameter
k. Kit Rapid HIV
l. Kit Rapid HbsAg
m. Kit Rapid Sifilis

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 19


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Kesehatan pasien Puskesmas adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemapuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan tidak mengambil
tindakan.
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien, tindakan yang
seharusnya diambil.

SASARAN KESELATAN PASIEN

Sasaran keselamatan di area pelayanan laboratorium adalah;

SASARAN I: KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan
klinis

SASARAN II: PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komunikasi yang efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang dipahami oleh
pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi
dapat berbentuk elektronik, lisan atau tertulis. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan
terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 20


Klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan
suatu kebijakan dan /atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (memasukkan
ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian
pemerintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi
bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah akurat. Kebijakan dan/atau prosedur
pengidentifikasian juga menjelaskan bawa diperbolehkan untuk melakukan pembacaan kembali (read
back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat darurat di UGD.

Elemen Penilaian Sasaran II


1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah.
2. Perintah lengkap secara lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau
melaui telepon secara konsisten

SASARAN V: MENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN


Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.

Maksud dan tujuan Sasaran V

Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam tatanan pelayanan
kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan.
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih,
infeksi pada alian darah (blood stream infection) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan
ventilasi mekanis)

Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang
tepat. Pedoman hand hygiene dapat dibaca Kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan
internasional.

Puskesmas mempunyai proses kolaboratif unguk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang
menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima aecara umum dan untuk
implementasi petunjuk itu di Puskesmas.

Elemen penilaian sasaran V


1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan
sudah diterima secara umum (al. dari WHO Patient safety)

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 21


2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 22


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari persiapan pasien sampai selesai
dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap petugas yang berada dalam laboratorium.

Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus melaksanakan
pekerjaan dengan hati-hati mengenali bahan potensial berbahaya dan penanggulangannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan
kerja laboratorium.

Beberapa hal yang diperbolehkan meliputi:

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum


a. Setiap petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan dan masker (infeksius) di
ruangan laboratorium.
b. Tidak diperbolehkan msksn minum dan merokok di dalam ruang laboratorium
c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es bersama reagen
d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan desinfektan
e. Anggap semua spesimen sebagai bahan infeksius
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus
a. Yang berkaitan dengan mikroorganisme
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet
2) Jangan meniup pipet yang mengandung bahan infeksius
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi langsung kedalam pipas saluran
b. Yang berkaitan dengan bahan kimia
1) Beri label pada smua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal penerimaan, tanggal
pembuaan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan tentang bahaya bahan
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak terkena panas matahari langsung,
dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive harus ditempatkan
ditempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap dikumpulkan dalam
kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa saluran umum.
c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik
1) Jangan menggunakan ciran atau gas yang mudah terbakar disekitar peralatan listrik
2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara
d. Yang berkaitan dengan limbah
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan barang/alat bekas
pakai) dan tidak infeksius ( cair dan padat) sesuai ketentuan yang berlaku.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 23


2) Lakukan desinfeksi sisa sampel, tampung dalam wadah berisi kaporit, diamkan 12 jam,
buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai netral (tidak
bersifat asam/ basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan (kaporit), cuci bersih
dengan air dan sabun, keringkan
e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus terpisah atau
mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan laboratorium mikrobiologi atau kimia
dengan menggunakan bahan mudah menguap
2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin

Beberapa hal yang harus diperhatikan:

A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja


1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium;
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
 Pencahayaan cukup dan nyaman ;
 Ventilasi cukup dan sesuai;
 Prosedur kerja tersedia disetiap ruagan dan mudah dijangkau jika diperlukan;
 Dipasang tanda peringatan unuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih dan higenis;
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik
dan diberi tanda khusus;
 Tata ruang laboratorium haus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat;
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara
teratur;
 Petugaas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
 dilarang melakukan hiasan dalam bentuk apapun dalam laboratorium
B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar, setiap petugas laboratorium harus mengerti
dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat
mengunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja
dengan benar.
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti tempat cuci
tangan dengan air mengalir dan alat pemadam kebakaran.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 24


3. Petugas wajib menggunapak alat pelindung diri(jas laboratorium, masker, sarung tangan,
alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan dan ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas
laboratorium yang berpotensi infeksi)
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang dengan rapi
6. Petugas harus mencuci tangan secara higenis dan menyeluruh sebelum dan setelah selesai
melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang berwenang
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok ditempat kerja
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih, kaca pecah, jarum atau benda tajam dan
dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan diberi
keterangan
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/peti kunig ( menjadi limbah
medis/infeksius) yang diberi tanda khusus
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab laboratorium
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan ditempat yang telah ditentukan
15. Pengelolaan spesimen
 Setiap harus diperlakukan sebagai bahan infeksius
 Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesius
 Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar
 Semua spesimen darah dan cairan tubus harus disimpan pada wadah yan
memiliki konstruksi yang baik, karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika
dipindahkan
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari pencemaran
dari luar kontainer aau laboratorium
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vacum) harus menggunakan sarung tangan dan masker
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi
dengan desinfekan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 25


16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
 Semua petugas harus mengetahui cara pelolaan bahan kimia yang benar ( antara
lain pengelolaan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh dicampur, efektoksik
dan persyaratan penyimpanannya)
 Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengeahuan
serta keterampilan untuk menangani kecelakaan
 Semua bahan kimia harus diberi label/etiket dan tanda peringatan yang sesuai
17. Pengelolaan limbah
a. Limbah padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda tajam,
limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah
plastik
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat pengumpulan sampah
terbua dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah
dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah untuk masing masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna pada tabel beikut ini:
Tabel 7. Gambar dan Warna Label pada Tempat Pengumpulan sampah

Warna Tempat/ Kantong


No Kategori Plastik pengumpulan Lambang Keterangan
sampah
1. RadioAktif Merah Sampah yang
berbentuk
benda tajam
ditampung
dalam wadah
2. Infeksius/ Kuning yang
kuat/tahan
Toksik/Kimia benda tajam
sebelum
dimasukkan
3. Sitotoksik Ungu kedalam
kantong yang
sesuai dengan
kategori / jenis
sampahnya
4. Umum Hitam *Domestik*
(warna putih)

2) Tempat penampungan sampah sementara

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 26


Tersedia tempat penmpungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan pada
lokasi yang mudah kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang
kurangnya satu kali 24 jam.
3) Tempat pembuangan sampah akhir
 Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelolah sesuai prosedur
dan peraturan yang berlaku
 Sampah umum (domesik) dibuang ketempat pembuangan sampah akhir
yang dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku
b. Limbah cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair inksius dan limbah cair
kimia
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/ domesti k dialirkan masuk kedalam septik tank
2) Limbah cair infeksius dan limbah cair kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku

A. Identifikasi Ancaman Bahaya:


1. Kimia
a.Penggolongan

No Penggolongan
Bahan kimia yang Karsinogen
mengakibatkan gangguan Korosif
kesehatan {H}
Toksik
Iritan
Sensitizer
Merusak Organ Tubuh
tertentu
Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan kebakaran Cair
{F}
Gas
Bahan yang mudah meledak
{R}
Bahan kimia denan sifat Oksidator
khususnya {S/N} Reaktif erhadap air
Reaktif terhadap asam
Bahan radioakif
Bahan kimia yang tidak boleh
tercampur

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 27


b.Pelabelan

No Penggolongan Warna Label Angka


Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebebkan kematian
mengakibatkan walaupun sudah diobati
gangguan kesehatan 3 Dapat menyebabkan luka serius
{H} meskipun sudah mendapat
pengobatan
2 Dapat menyebabkan luka dan
membutuhkan pengobatan segera
1 Dapat menyebabkan iritasi jika tidak
diobati
0 Tidak berbahaya
Bahan kimia yang MERAH 4
mengakibatkan
3
kebakaran {F}
2
1
0
Bahan yang mudah 4
meledak {R}
3
2
1
0
Bahan kimia denan Oksidator OKS
sifat khususnya
Reaktif W
{S/N}
terhadap air
Reaktif Acid
terhadap
asam
Bahan Rad
radioakif
Bahan kimia ALK
yang tidak
boleh
tercampur

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 28


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan bakuan mutu
berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga
pelaksana
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tantang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktivitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang akan
dipercayakan untukmengerjakan suatu aktivitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan menjamin
konsistensinya mutu hasil yang dicapai
4. kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium
5. Standar Operasional Prosedur dan intruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis laboratorium dan
disahkan oleh penanggung jawab laboratorium.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi:

No Input Rincian Kegiatan Target


1. Sumber daya SDM memiliki SIK/STR 100%
manusia
SDM menerima pelatihan 20 jam
pelatihan
2. Alat Ketersediaan alat sesuai standar 90%
3. Sarana Ketersediaan sarana sesuai Standar 90%
4. Kebijakan Pola ketengaan Ada
Persyaratan kompetensi petugas pembaca Ada
interpretasi
Tentang jenis reagensia esensial dan bahan lain Ada
yang harus tersedia
Tentang menyatakan kapan reagensia tidak Ada
tersedia (batas buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang pelayanan diluar jam kerja Ada
Tentang jenis-jenis pemeriksaan laboratorium Ada
yang tersedia
Tentang permintaan pemeriksaan, penerimaan Ada
spesimen, pengambilan dan penyimpanan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 29


spesimen
Rentang nilai yang menjadi rujukan hasil Ada
pemeriksaan laboratorium
Kebijakan pengendalian mutu laboratorium Ada
Kebijakan tentang PME, hasil PME Ada
Kalibrasi alat Ada
Proses
Pelayanan sesuai protap dan standar mutu
1. SOP penilaian ketepatan waktu CR 90%
penyerahan hasil, hasil evaluasi dan
tindak lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan diluar jam kerja CR 90%
3. SOP pemantauan waktu penyampaian CR 90%
hasil pemeriksaan laboratorium untuk
pasien urgen/gawat darurat, hasil
pmantauan
4. SOP pemeriksaan laboratorium CR 90%
5. SOP pemantauan pelaksanaan CR 90%
prosedur pemeriksaan laboratorium,
hasil pemantauan dan tindak lanjut
pemantauan
6. SOP pemeriksaan laboratorium yang CR 90%
berisiko tinggi
7. SOP pelaporan hasil pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap rentang nilai, CR 90%
hasil evaluasi dan tindak lanjut
9. SOP kesehatan dan keselamatan CR 90%
kerja bagi petugas
10. SOP penggunaan alat pelindung diri, CR 90%
SOP pemantauan terhadap
penggunaan alat pelindung diri
11. SOP pengelolaan bahan berbahaya CR 90 %
dan beracun, SOP pengelolaan limbah
hasil pemeriksaan laboratorium
12. SOP Pengelolaan reagen CR 90 %
13. SOP pengelolaan limbah CR 90 %
14. SOP pengendalian mutu laboratorium CR 90 %

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 30


15. SOP rujukan laboratorium CR 90 %
16. SOP penerapan manajemen risiko CR 90 %
laboratorium, bukti pelaksanaan
manajemen risiko: identifikasi risiko,
analisis, dan tindak lanjut risiko
17. SOP orientasi prosedur dan praktik CR 90 %
keselamatan/keamanan kerja, bukti
pelaksanaan program orientasi
18. SOP pelatihan dan pendidikan, untuk
prosedur baru, bahan berbahaya,
peralatan baru, bukti pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
Kerangka acuan program
keselamatan/keamanan laboratorium, bukti
pelaksanaan program
Waktu penyampaian hasil laboratorium < 60 menit
Kepatuhan hand hygiene CR 90 %
Out put
Ketepatan pemberian hasil pemeriksaan 100 %
laboratorium
Out Come
Kepuasan pelanggan 80 %

B. Profil Mutu Laboratorium

Dalam upaya peningkatan mutu petugas laboratorium puskesmas bulupoddo


melaukan pemantauan dan pencatatan terhadap indicator mutu yang telah ditetapkan. Selain
itu seluruh petugas umum puskesmas bulupoddo melaksanakan dan meningkatkan indikator
yang telah ditetapkan tertsebut. Adapun indicator mutu yang di tetapkan adalah sebagi
berikut :

a. waktu tunggu pemeriksaan laboratorium

NO JENIS PEMERIKSAAN WAKTU


1. Hemoglobin Sahli 15 menit
2. Hemoglobin Hemocue 10 menit
3. LajuEndapDarah 60 menit
4. Glukosa 5 menit
5. AsamUrat 5 menit
6. Kolesterol 10 menit
7. Widal 20 menit
8. urine Lengkap 25 menit
9. Albumin Lengkap 8 menit
10. Reduksi Urine 8 menit
11. Gol. Darah 10 menit

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 31


12. Plano Test 15 menit
13. BTA (Mycobacterium) 3 hari
14. Malaria (DDR) 2 jam
15. Malaria (RDT) 20 menit
16. HIV Test 20 Menit
17. DBD Test 30 menit
18. HbsAg Test 30 Menit
19. Sifilis Test 30 Menit
20. Feses 30 menit
b. Tidak terjadinya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan pada pasien
c. kepuasan pasien

C. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (Quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini berupa
pemantapan mutu internal dan eksternal.
1) Pemantapan mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas laboratorium
untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi
sedini mungkin bila terjadi kesalahan.
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap analitik
sampai pasca analitik.
1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan, menyiapkan spesimen sam pai dengan menguji kualitas
air/reagen/antigen-antisera/media.
 Persiapan Pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai
persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan
 Pengambilan Spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat persetujuan dari
pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan memperhatikan waktu,
lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan
 Penerimaan Spesimen
petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruha, dan konsistensi
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolah
Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima melalui
pos) maka dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil
pemeriksaan
 Pemberian Identitas

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 32


Pemberian identitas pasien dan/atau spesimen meruoakan hal yang penting, baik
pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan,
pendaftaran, pengisian label wadah spesimen mauoun pada formulir hasil
pemeriksaan
 Pengiriman Spesimen
Spesimen yang sudah siap diperiksa dikirimkan kepada bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta, jika laboratorium tidak mampu
melkukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya
dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
 Penyimpanan Spesimen
Beberapa Spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat dismpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa
2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari mengolah spesimen,
mengkalibrasi dan memelihara alat labiratorium dan melakukan pemeriksaan.
 Pengolahan Spesimen
Beberapa jenis pemerikasaan memerlukan pengolahan terlebih dahulu
Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi, homogenisasi dsb
Pengetahuan mengenai teknik pengelolaan harus dikuasai benar, karena
pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang
selanjutnya akan mempengaruh pula hasil pemeriksaan.
 Kalibrasi dan Pemeilharaan peralatan
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah
peralatan laboratorium, wadah spesimen, pengawet/antikoagulan
Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur
dan terjadwal. wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
pengawet/antikoagulan tidak kadaluarsa
 Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-
masing parameter
3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mecatat hasil
pemeriksaan, melakukan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil
sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas
antara lain:
1. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen
2. Pembuatan prosedur/ instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis
pemeriksaan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 33


2) Pemanapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar
secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang
tertentu
Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan melibatkan peran serta
organisasi profesi dan swasta baik secara nasional maupun regional. Beberapa kegiatan
PME yang dilakukan di laboratorium Puskesmas antara lain pemantapan mutu eksternal
Mikroskopik BTA (PME-M-BTA), Mikroskopik Malaria (PME-M-MM) dan Mikroskopik Parasit
Saluran Pencernaan (PME-M-TC)
Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu malaksanakan langkah-langkah kegiatan
sebagai berikut:
1. Mempelajari instruksi dari penyelenggaraan PME sesuai dengan jenis/parameter PME
2. Melaksanakan Pemeriksaan
3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil
4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 34


BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas Puskesmas dalam melakukan pelayanan
laboratorium di puskesmas.Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi
layanan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 35


PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS BULUPODDO 36

Anda mungkin juga menyukai