Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PELAYANAN

LABORATORIUM
UPTD PUSKESMAS LONG KALI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan
dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut di atas. Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari
pelayanan kesehatan Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat
primer. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di
Puskesmas, maka Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi
penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas,
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang
dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang
bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum :
Pelayanan Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan
permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan
secara holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

1
Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan pelayanan Laboratorium
Puskesmas Long Kali
b. Menjadi standar monitoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di Puskesmas
Long Kali

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana,jenis-jenis
pemeriksaan,standard hasil pemeriksaan, keselamatan dan mutu laboratorium.

D. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana
yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Keria adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
keb:karan, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja, oencernaran lingkungan yang
pada urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waKu dan harta benda bagi. pekerja
dan masyarakat yang berada dilingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.

2
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan ReEmerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Jenis kualifikasi dan jumlah tenaga pelaksana yang wajib tersedia di puskesmas
adalah sebagai berikut:
Table 1. Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas

N0 JUMLAH
JENIS TENAGA KUALIFIKASI
PDTP Puskesmas PDTKP
1 Penanggungjawab Dokter 1 1 1
2 Tenaga Teknis Analis 2 1 1
Kesehatan
(DIII)
3 Tenaga Non Teknis Minimal SMA/ 1 1 1
sederajat

Tabel 2. Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium di Puskesmas Long Kali

N0 JUMLAH
JENIS TENAGA KUALIFIKASI
Puskesmas
1 Penanggungjawab Dokter 1
2 Tenaga Teknis Analis 2
Kesehatan
(DIII)
3 Tenaga Non Teknis Minimal SMA/ 0
sederajat

Ketentuan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Uraian Tugas
a. Penanggungjawab Laboratorium Puskesmas

4
1) Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
2) Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
3) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium;
4) Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
b. Tenaga Teknis
1) Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi
dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur
operasional;
2) Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
3) Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
4) Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
5) Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
6) Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
c. Tenaga Non Teknis
1) Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
2) Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
3) Membantu administrasi.
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan yang harus dimiliki oleh Laboratorium Puskesmas Long Kali
dengan rawat inap menurut Permenkes RI Nomor 37 Th. 2012 yaitu sebagai berikut:
1. Penanggungjawab: 1 Dokter
2. Tenaga Teknis : 1 Analis Kesehatan

Dengan ketentuan:

1. Penambahan tenaga pelaksana tergantung beban kerja laboratorium


2. Penanggungjawab Laboratorium Puskesmas adalah dokter atau Kepala Puskesmas
3. Tenaga tenis tidak dianjurkan merangkap tugas lain
4. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang tertulis dan
diketahui oleh Kepala Puskesmas.
C. Jadwal Kegiatan
Pelayanan Laboratorium di Puskesmas dilaksanakan setiap hari kerja:

5
1. Senin – Kamis : Pukul 08.00 – 12.00 WITA
2. Jumat : Pukul 08.00 - 11.00 WITA
3. Sabtu : Pukul 08.00 - 12.00 WITA

6
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

MEJA SAMPLING PINTU MASUK MEJA MEJA BHP


ADMIN
ISTRASI
R.
I BAK
R. TER
HE IOL
MA OGI
TOL
OGI
MEJA
ADMINI
STRASI MEJA INSTRUMEN 1 MEJA INSTRUMEN 2
II

B. Standar Fasilitas Ruangan (Permenkes No. 43 Th. 2013)


1. Secara umum tersedia ruangan terpisah untuk ruang pasien dan ruang pengambilan
sampel masing-masing minimal memiliki luas 6 m2, ruang administrasi minimal
beruas 6 m2, ruang pemeriksaan sesuai dengan beban kerja, jumlah, jenis dan
ukuran peralatan, jumlah karyawan, factor K3 minimal berukuran 15 m2 atau
disesuaikan kondisi,
2. Langit-langit ruangan berwarna terang dan mudah dibersihkan,
3. Dinding berwarna terang, keras, kedap air, mudah dibersihkan dan tahan terhadap
bahan kimia (keramik),
4. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, kedap air, mudah
dibersihkan serta tahan terhadap kimia (epoxy, vinyl),
5. Pintu harus kuat, rapat, dapat mencegah masuknya serangga dan hewan lain, lebar
minimal 1.2 m2 dan tinggi minimal 2.1 m2,
6. Jendela tinggi minimal 1 m dari lantai,
7. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1.4 m dari atas lantai

7
8. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, mudah dibersihkan
dengan tinggi 0.8-1 m, meja instrument elektronik harus tahan getaran.
C. Fasilitas Penunjang
1. Penampungan dan pengolahan limbah laboratorium,
2. Keselamatan dan kemanan kerja,
3. Ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20 m2 yang disertai exhause,
4. Penerangan harus cukup (1000 – 1500 lux),
5. Air bersih, mengalir, jernih sesuai standar air bersih,
6. Listrik harus mempunyai aliran sendiri dengan tegangan stabil, kapasitas harus
cukup. Akualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kemanan instalasi listrik harus terjamin (ada grounding). Harus tersedia
cadangan listrik untuk mengantisipasi listrik mati (UPS atau genset).

8
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

A. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup pelayanan laboratorium klinik meliputi melaksanakan
pemeriksaan laboratorium, melaksanakan penyimpanan dan rujukan sampel,
melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium, melaksanakan kegiatan
Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal (PMI dan PME), melaksanakan pencatatan
dan pelaporan hasil dan melakukan interpretasi hasil laboratorium.
B. Metode
1. Dasar Pemilihan
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode yaitu :
a. Tujuan pemeriksaan
Mengingat tujuan melakukan pemeriksaan antara lain untuk uji saring,diagnostic
dan evaluasi hasil pengobatan serta surveilans, oleh karena itudiperlukan
metode yang baik yaitu metode yang memiliki sensitivitas danspesifitas setinggi
mungkin ( mendekati 100 % ) sehingga hasil yangdiberikan benar benar bisa
dipertanggungjawabkan.
a) Sensitivitas klinis =
Positifitas diantara yang berpenyakit positif sejati x 100 %
Positif sejati + negative palsu
b) Spesifitas klinis =
Negativitas diantara yang sehat Negative sejati x 100 %
Negatif sejati + Positif Palsu
b. Kecepatan hasil pemeriksaan yang diinginkan
Mengingat hasil pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan dalam
pengambilan keputusan, maka waktu pemeriksaan yang diperlukan
sampaidiperolehnya hasil untuk berbagai metode perlu dipertimbangkan.
c. Rekomendasi resmi
Metode pemeriksaan laboratorium dipilih berdasarkan rekomendasi darilembaga
yang diakui antara lain : WHO, IFCC ( International Federation of Clinical

9
Chemistry ) , NCCLS ( National Committee for Clinical Laboratory Standards ),
ICSH ( International Committeetandarisation in Hematology ).

2. Evaluasi
Metode yang telah digunakan perlu dikaji ulang secara periodik mengingat ilmu
pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu danuntuk
memastikan bahwa metode tersebut masih tetap memiliki makna klinissebagaimana
dibutuhkan.
C. Langkah Kegiatan
1. Pemeriksaan laboratorium
Kegiatan pemeriksaan laboratorium dilakukan dalam 5 tahap, yaitu:
1) Pendaftaran / Registrasi pasien pada buku register Laboratorium
2) Persiapan pasien, harus memperhatikan hal – hal berikut ini:
a. Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada keadaan basal yaitu puasa
selama 8 – 12 jam sebelum diambil darah ( contoh untuk pemeriksaan
glukosa darah dan asam urat ) dan pengambilan sampelsebaiknya dilakukan
pagi hari antara pukul 07.00 – 09.00.
b. Menghindari obat – obatan sebelum sampel diambil.
c. Menghindari aktifitas fisik / olahraga sebelum sampel diambil.
d. Memperhatikan posisi tubuh, dianjurkan posisi duduk dengan tenangselama
15 menit sebelum sampel diambil.
e. Memperhatikan variasi diurnal ( perubahan kadar analit sepanjang hari ).
f. Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium,antara
lain : diet makanan, Obat – obatan, merokok, Alkohol, Olahraga,Demam,
Posisi Ketinggian daratan terhadap permukaan laut,Trauma,Variasi circadian
rythme ( perbedaan kadar zat – zat tertentu dalamtubuh dari waktu ke waktu,
umur, ras jenis kelamin, dan kehamilan.
g. Pemberian penjelasan pada pasien sebelum pengambilan sampel,mengenai
prosedur yang akan dilakukan , dan meminta persetujuan pasien. Untuk itu
harus ada inform concent.
3) Pemberian identitas pada sampel
Pemberian identitas sampel pasien pada wadah dan formulir permohonan harus
jelas untuk menghindari tertukarnya sampel : tanggal permintaan, tanggal dan
jam pengambilan, nama, umur, jenis kelamin, alamat, identitas pengirim, nomor

10
laborat, jenis pemeriksaan yang diminta, nama pengambil sampel dan inform
concernsedangkan pada wadah harus memuat : tanggal pengambilan, nama dan
nomor pasien.
4) Pengambilan sampel
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel antara lain:
a. Peralatan yang harus digunakan harus memenuhi syarat : bersih, kering,tidak
mengandung bahan kimia atau detergen, Terbuat dari bahan yang stabil
( Kaca / gelas), mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya.
b. Wadah sampel harus memenuhi syarat : berbahan gelas atau plastik, tidak
bocor, bias ditutup rapat, ukuran wadah sesuai dengan volume sampel,
bersih, kering, stabil ( tidak mempengaruhi sifat zat dalam sampel ), bilazat
mudah terurai maka digunakan wadah gelas warna coklat.
c. Antikoagulan digunakan untuk mencegah sampel darah beku,digunakan
sesuai dengan kebutuhan sampel.
d. Waktu pengambilan sampel umumnya dilakukan di pagi hari terutama untuk
pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan imunologikarena umumnya nilai
normal ditetapkan pada keadaan basal. Namunada beberapa pemeriksaan
diambil sampelnya sesuai perjalanan penyakitnya missal : pada dahak
pasien TBC pagi hari lebih banyak ditemukan kuman TBC daripada dahak
sewaktu.
e. Lokasi pengambilan sampling harus ditetapkan dulu, misal pengambilan
sampel Darah Lengkap dilakukan di venacubiti daerah siku.
f. Volume sampel yang diambil harus mencukupi kebutuhan
pemeriksaanlaboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang
diperiksa.
g. Teknik pengambilan sampel harus dilakukan dengan cara yang benar agar
sampel tersebut dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.
a) Daerah vena : posisi pasien duduk dengan posisi lengan
lurusmenghadap ke atas dan mengepal, pasang tourniquet 10 cm di atas
siku, pilih vena cubiti, desinfeksi menggunakan alkohol 70% dan biarkan
kering, tusukkan jarum dengan sudut 15º dari kulit, bila darah tampak
keluar maka lepaskan tourniquet dan kepalan, jika sudah selesai tarik
jarum dan letakkan kapas alcohol 70% pada bekas tusukan dan diplaster.

11
b) Darah kapiler : bersihkan daerah yang akan ditusuk menggunakan
alkohol 70% dan biarkan kering, tusuklah jari dengan cepat memakai
lancet steril tegak lurus dengan posisi garis sidik jari, buanglah tetesan
darah yang pertama dengan kapas kering dan gunakan darahh yang
keluar berikutnya.
c) Urin : sebelumnya pasien harus mencuci tangan terlebih dahulu,
buanglah urin yang pertama keluar lalu tampunglah urin yang keluar
berikutnya menggunakan pot urin kemudian tutup rapat.
d) Dahak : sebelumnya pasien diminta berkumur dengan air, lalu berdiri
tegak atau duduk tegak, tarik napas dalam 2-3 kali lalu hembuskan napas
bersamaan dengan batuk berulang kali hingga dahak keluar, tamping
dahak purulent yang keluar ke wadah laluu tutup rapat.
5) Pengelolaan Sampel
a. Whole blood
Darah ditampung dalam wadah yang berisikan antikoagulan yang sesuai lalu
homogenisasi perlahan.
b. Serum
Didapat dari darah dalam wadah yang dibiarkan membeku lalu disentrifus
3000 rpm selama 5-15 menit.
c. Urin
Untuk uji carik celup, urin tidak ada perlakuan khusus dan harus diperiksa
sebelum 1 jam setelah pengambilan.
d. Dahak
Dahak dimasukan ke pot sputum dan segera dilakukan pembuatan preparat
BTA.
2. Penyimpanan dan pengiriman sampel (rujukan)
a. Penyimpanan
Sampel yang diambil harus segera diperiksa karena stabilitas sampel dapat
berubah. Apabila karena suatu hal sampel tidak segera diperiksa maka harus
disimpan dengan cara yang baik. Beberapa cara penyimpanan antara lain:
1) Disimpan pada suhu kamar
2) Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8ºC
3) Dibekukan suhu -20ºC, -70℃ atau -120℃ (jangan sampai terjadi beku ulang)
4) Menggunakan bahan pengawet

12
5) Penyimpanan sampel darah sebaiknya dalam bentuk serum.
b. Pengiriman rujukan
Sampel yang akan dirujuk ke laboratorium lain sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relative stabil. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas sampel
2) Tidak terkena matahari langsung
3) Kemasan harus memenuhi syarat kemanan kerja laboratorium serta diberi
label “Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “Bahan Pemeriksaan Berbahaya”
4) Suhu harus memenuhi syarat
5) Penggunaan tempat untuk pemeriksaan mikrobiologi
3. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam perencanaan,
pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan
pelayanan laboratorium. Oleh karena itu harus dilakukan dengan cermat dan teliti
agar tidak terjadi kesalahan dalan menetapkan suatu tindakan.
1) Pencatatn kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan membuat buku sebagai
berikut:
a. Buku register besar atau induk berisi data pasien secara lengkap serta hasil
pemeriksaan sampel
b. Buku catatan kerja harian tiap tenaga berisikan data masing-masing
pemeriksaan dan data rekapitulasi jumlah pasien dan sampel yang diterima
c. Buku register pemeriksaan rujukan
d. Buku ekspedisi dari ruangan atau rujukan
e. Buku register perwatan atau kerusakan
f. Buku stok alat dan reagen
g. Buku catatn kalibrasi
2) Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari:
a. Laporan kegiatan rutin harian/bulanan
b. Laporan hasil pemeriksaan
3) Penyimpanan dokumen, dokumen yang harus disimpan yaitu:
a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium
b. Hasil pemeriksaan laboratorium
4) Pemusnahan dokumen dilakukan dengan disertai berita acara sesuai prosedur
yang berlaku, berisikan waktu pemusnahan dan otoritasi pemusnahan dokumen.

13
5) Pengendalian dokumen laboratorium harus menetapkan, mendokumentasikan
dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua dokumen dan informasi
(dari sumber internal dan eksternal) yang merupakan bagian dokumentasi
mutunya.
4. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Laboratorium

NO Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Nilai Kritis


Laboratorium

1 Darah Lengkap:

Leukosit 3.50-10.0 109/L 3.0>WBC>20.0

Limfosit 0.5-5.0 109/L

Mid 109/L

Granula 1.2-8.0 109/L

Limfosit % 15.0-50.0 %

Mid % %

Granula % 35.0-80.0 %

Eritrosit 3.50-5.50 1012/L

Hemoglobin 11.5-16.5 g/dL 5.0≥HB≥20

Hematokrit 35.0-55.0 %

MCV 75.0-100 fL

MCH 23.5-35.0 pg

MCHC 31.0- 38.0 g/dL

Trombosit 150-400 109/L 20≥PLT≥1000

2 Haemoglobin Lk = 13.0-17.0 g/dL

Pr = 12.0-15.0 g/dL

3 Golongan Darah

4 Glukosa Darah Sewaktu < 200 mg/dL 40>GDS>400

14
5 Glukosa Darah Puasa <120 mg/dL

6 Glukosa 2 Jam PP <140 mg/dL

7 Kolesterol Total <200 mg/dL 50>CHOL>400

8 Asam Urat Lk = 3.5-7.0 mg/dL 1>AU>10

Pr = 2.6-6.0 mg/dL

9 Dengue NS1 Negatif

10 Dengue IgG IgM Negatif

11 Malaria Mikroskopik Negatif

12 Malaria RDT Negatif

13 Widal Negatif

14 HIV Non Reaktif

15 HBsAg Non Reaktif

16 Sifilis Non Reaktif

17 Antigen Covid-19 Negatif

18 Antibodi Covid-19 Non Reaktif

19 HCG Urine Negatif

20 Protein Urine Negatif

21 Urine Lengkap:

Berat Jenis 1.000-1.035

pH 4.5-8.5

Leukosit Negatif

Nitrit Negatif

Protein Negatif

Reduksi Negatif

Keton Negatif

Urobilinogen Negatif

15
Bilirubin Negatif

Eritrosit Negatif

22 BTA Negatif

23 Filariasis Negatif

24 Makroskopik Urine Warna: Kuning

Volume

Kejernihan: Jernih

16
BAB V

LOGISTIK

A. Sumber Dana
Pengadaan logistic alat dan reagen laboratorium di puskesmas dipenuhi dari dana yang
bersumber dari JKN dan atau APBN daerah.
B. Standar Logistik Laboratorium

No Jenis Peralatan Laboratorium Jumlah


A Peralatan Utama
1. Hematologyanalyzer 1
2. Urine Analyzer 1
3. Mikropipet 1
4. Hot Plate 1
5. Tabung reaksi (12 mm) Secukupnya
6. Sentrifus Listrik 1
7. Tabung LED 1
B Peralatan Gelas
1. Batang pengaduk 3
2. Gelas beker 3
3. Corong kaca 1
4. Erlenmeyer 2
5. Gelas pengukur (100 mL) 2
6. Obyek glass dan cover Secukupnya
7. Thermometer 1
8. Timer 1
9. Autoclick 1
10. Kaki tiga 1
11. Kulkas 1
12. Lampu spiritus 1
13. Tourniquet 1
14. Rak tabung reaksi 1
15. Ose 1

17
16. Spuit dispossible Secukupnya
17. Yellow tip Secukupnya
18. Blue tip Secukupnya
C Mebelair
1. Meja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Meja kerja 1
4. Rak tempat penyimpanan alkes 1
D Peralatan K3
1. Pemadam kebakaran 1
2. Peralatan P3K 1
3. Sarung tangan Secukupnya
4. Alas kaki tertutup 1
5. Masker Secukupnya
6. Goggle 1
7. Apron 1
8. Safety box Secukupnya
E Bahan Habis Pakai
1. Lyse Sesuai kebutuhan
2. Diluent Sesuai kebutuhan
3. Kapas alcohol Sesuai kebutuhan
4. Tabung EDTA Sesuai kebutuhan
5. Pot urin dan pot dahak Sesuai kebutuhan
6. Lanset Sesuai kebutuhan
7. Plano test Sesuai kebutuhan
8. Reagen golongan darah Sesuai kebutuhan
9. Glukotes dan stik gula darah Sesuai kebutuhan
10. Uric acid test dan stik asam urat Sesuai kebutuhan
11. Kolesterol test dan stik Sesuai kebutuhan
12. Rapid HIV Sesuai kebutuhan
13. Rapid HBsAg Sesuai kebutuhan
14. Rapid IMS Shypilis Sesuai kebutuhan

18
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien merupakan hal yang harus diperhatikan dalam memberikan


pelayanan kesehatan pada pasien. Ada 6 poin sasaran keselamatan pasien sesuai PMK 1691
tahun 2011, yaitu:

1. Ketepatan idensitfikasi pasien


2. Peningkatan komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (untuk UP. Farmasi)
4. Kepastian tepat- lokasi, tepat- prosedur
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien jatuh

19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA PETUGAS
Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan yang berhubungan
dengan specimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas
laboratorium yang selalu kontak dengan specimen maka berpotensi terinfeksi kuman
pathogen. Potensi infeksi dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya atau
keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi maka petugas
harus memperhatikan keamanan laboratorium.
Alat yang harus dipenuhi antara lain:
1. Jas laboratorium sesuai standar
2. Sarung tangan
3. Masker
4. Alas kaki
5. Wastafel dengan air yang mengalir dan sabun
6. Container khusus untuk insenerasi jarum dan lanset
7. Cabinet biologis kelas I, II dan III
8. Masker N-95
9. Pemberian label pada reagen
10. Alat pemadam kebakaran (apar)
11. Kotak P3K
12. Goggle (pelindung mata)

Beberapa tindakan pencegahan yang harus dilakukan:

1. Mencegah penyebaran bahan infeksi misalnya penggunaann ose dengan tangkai


maks 6 cm, melakukan desinfeksi meja kerja setiap selesai kerja
2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata dengan cara mencuci
tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja, tidak makan dan minum dalam
laboratorium, tidak memakai kosmetik dalam laboratorium, menggunakan goggle
untuk menghidari percikan
3. Mencegah infeksi tusukan
4. Menggunakan pipet dengan alat bantu pipet (bulb)
5. Menggunakan alat-alat sesuai instruksi pabrik

20
6. Menggunakan lemari pendingin atau pembeku untuk menyimpan reagen sesuai
petunjuk dan membersihkannya secara teratur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pemantapan mutu laboratorium klinik adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium klinik.kegiatan pemantapan
mutu yang dilakukan meliputi pemantapan mutu internal dan eksternal.

1. Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang


dilaksanakan oleh laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi
penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Tujuannya adalah:
a. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan mempertimbangkan
aspek analitik dan klinis
b. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak dapat
terjadi dan perbaikan penyimpangan agar dilakukan
c. Memastikan bahwa semua proses mulai pra analitik, analitik dan pasca analitik telah
dilakukan dengan benar
d. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya
e. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan

Kegiatan PMI yang dilakukan meliputi persiapan pasien, pengambilan dan pengolahan
sampel serta kalibrasi peralatan.

2. Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodic oleh
pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.

21
BAB IX

PENUTUP

Standar pelayanan laboratorium di puskesmas ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan


pelayanan laboratorium di puskesmas. Untuk keberhasilan pelaksanaannya diperlukan
komitmen dan kerjasama semua pihak terkait. Hal ini menjadikan pelayanan laboratorium
semakin optimal dan manfaatnya dirasakan oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya
dapat meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.

22

Anda mungkin juga menyukai