DINAS KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusunan buku Pedoman Tata Naskah Puskesmas Long Kali dapat
diselesaikan dengan baik. Dalam proses penyusunan dokumen Puskesmas diperlukan acuan tata
naskah sehingga format yang dihasilkan seragam, sehingga perlu dibuat buku Pedoman Tata
Naskah Puskesmas Long Kali yang akan dijadikan sebagai acuan dan panduan dalam pembuatan
dokumen-dokumen dalam kegiatan Puskesmas.
Tata naskah UPTD Puskesmas Long Kali mengacu pada Peraturan Bupati Paser
Nomor 17 Tahun 2021 tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Daerah.
Sedangkan untuk dokumen rekam implementasi lainnya menggunakan Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Direktorat Mutu dan Akreditasi Tahun 2017.
Dengan tersusunnya buku Pedoman Tata Naskah Puskesmas Long Kali, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi dalam penyusunan buku ini. Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya
masukan dan saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Dasar Penetapan Tata Naskah...............................................................................1
C. Pengertian Tata Naskah.........................................................................................2
BAB II DOKUMEN PUSKESMAS.........................................................................................3
BAB III JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS.................................................................5
A. Naskah Dinas Arahan............................................................................................5
1. Naskah Dinas Pengaturan...............................................................................5
a. Peraturan..................................................................................................5
b. Pedoman.................................................................................................. 5
c. Standar Operasional Prosedur (SOP)......................................................7
2. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan).........................................................15
3. Naskah Dinas Penugasan..............................................................................19
a. Surat Perintah........................................................................................19
b. Surat Tugas............................................................................................21
c. Surat Perintah Perjalanan Dinas............................................................24
B. Naskah Dinas Korepondensi...............................................................................24
1. Naskah Dinas Korespondensi Intern............................................................24
a. Nota Dinas.............................................................................................24
b. Disposisi................................................................................................ 26
c. Undangan............................................................................................... 27
2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern.........................................................27
a. Surat Dinas.............................................................................................27
b. Surat Undangan Eksternal......................................................................30
3. Naskah Dinas Khusus...................................................................................32
a. Perjanjian Kerja Sama...........................................................................32
b. Surat Kuasa............................................................................................36
c. Berita Acara...........................................................................................37
d. Surat Keterangan...................................................................................39
e. Surat Pengantar......................................................................................42
f. Pengumuman.........................................................................................44
4. Naskah Dinas Lainnya..................................................................................46
a. Laporan.................................................................................................. 46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Puskesmas dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan
dilakukan melalui membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan upaya kesehatan,
dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar penyelenggaraan yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan serta pedoman yang berlaku.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam suatu proses implementasi manajemen
UPTD Puskesmas Long Kali sangat penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti
pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan kegiatan. Dengan adanya sistem
dokumentasi yang baik dalam suatu institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap
personel maupun bagian-bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan
dalam mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen secara garis besar dibagi atas dua bagian yaitu dokumen eksternal dan
dokumen internal. Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan membakukan sistem
manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan. Regulasi internal berupa kebijakan/SK,
Pedoman, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan dokumen lain yang disusun berdasarkan
peraturan perundangan dan pedoman (Regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar Puskesmas memiliki acuan dan memudahkan dalam melakukan dokumentasi,
maka perlu disusun Pedoman Tata Naskah UPTD Puskesmas Long Kali. Pedoman ini
disusun sebagai bahan bagi Puskesmas Long Kali untuk menyusun kelengkapan tata naskah,
terkait dengan upaya peningkatan mutu dan kinerja UPTD Puskesmas Long Kali. Dalam
pedoman tata naskah ini dicantumkan cara penulisan Kebijakan, Pedoman Mutu, Rencana
Lima Tahunan Puskesmas, Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), Pedoman/Panduan,
Kerangka Acuan Kegiatan (KAK), Standar Operasional Prosedur (SOP), rekam
implementasi serta terdapat tata penomoran untuk Kebijakan dan SOP.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
7. Peraturan Bupati Paser Nomor 17 Tahun 2021 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Paser.
8. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Mutu dan Akreditasi
Tahun 2017.
BAB II
DOKUMEN PUSKESMAS
D. Rekam Implementasi
Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, Puskesmas perlu menyiapkan rekam
implementasi (bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan dokumen- dokumen
pendukung lain, seperti fotocopy ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat kalibrasi, dan
sebaginya.
Jenis rekam implementasi adalah :
1. Rekam medis, disimpan di loket pendaftaran dan dapat diakses oleh petugas loket
pendaftaran atau petugas medis yang memerlukan rekam medis.
2. Notulen rapat dan daftar hadir, disimpan di ruang TU. Notulen rapat dan daftar hadir
dapat diakses atas izin Ka. Subbag TU dan administrasi
3. Surat-surat, keluar masuknya surat-surat dikelola oleh Ka. Subbag TU dan
administrasi.
4. Hasil survei, setiap hasil survey disosialisasikan.
5. Laporan bulanan/ tribulanan/ semester/ tahunan, dilakukan oleh masing-masing
penanggung jawab program dan di arsipkan.
6. Sertifikat pelatihan.
7. Sertifikat kalibrasi, dan lain-lain.
BAB III
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
Jenis naskah dinas terdiri atas dua macam, yaitu naskah dinas arahan dan naskah dinas
korespondensi. Kedua jenis naskah dinas tersebut dijelaskan sebagai berikut :
A. Naskah Dinas Arahan
Naskah dinas arahan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau
kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan
tugas dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa produk hukum yang bersifat
pengaturan, penetapan, dan penugasan.
1. Naskah Dinas Pengaturan
a. Peraturan
Ketentuan lebih lanjut tentang pengertian, kewenangan, format, dan tata cara
penulisan peraturan diatur dengan peraturan perundang-undangan.
b. Pedoman
Pedoman/panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan,
sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan
hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/panduan dapat diterapkan dengan baik
dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan, maka FKTP
membuat/menyusun sistematika buku pedoman/panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman/panduan yaitu :
1) Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/panduan tersebut.
2) Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
Kepala Puskesmas.
3) Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali.
4) Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/panduan untuk setiap
kegiatan/pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/Langkah-
langkah
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait
10.Rekaman historis
Tanggal Mulai
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/ kotak adalah nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tanda tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
kebijakan, referensi, prosedur/langkah-langkah, bagan alir, hal-hal yang
perlu diperhatikan, unit terkait, dokumen terkait boleh tidak diberi
kotak/tabel.
i. Awal kegiatan :
iii. Keputusan : Ya
?
Tidak
iv. Penghubung :
v. Dokumen :
vi. Arsip : :
g) Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP :
(1) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP.
Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar
tilik/check list.
(a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-
mark).
(b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
(c) Daftar tilik dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
(d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan
SOP itu sendiri.
(e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut.
2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan.
3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan
4) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu.
5) Lakukan uji coba.
6) Lakukan perbaikan daftar tilik.
7) Standarisasi daftar tilik.
(f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut :
∑ 𝑌𝑎
Compliance Rate (CR) = 𝑥 100%
Σ Ya+Tidak
(b) Hasil evaluasi : SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian/seluruhnya.
(c) Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
i. Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada.
ii. Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan.
iii. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
iv. Adanya perubahan fasilitas
(d) Pergantian Kepala Puskesmas, bila SOP memang masih sesuai/
dipergunakan maka tidak perlu direvisi.
d. Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan
dengan tindakan pengendalian, menggunakan buku ekspedisi.
e. Hal yang perlu diperhatikan
1) Naskah asli dan salinan keputusan yang ditandatangani harus disimpan sebagai
arsip.
2) Dalam 1 (satu) hari dapat menghasilkan maksimal 10 (sepuluh) surat keputusan.
TENTANG
……………………………………………………………
MEMUTUSKAN
NAMA LENGKAP
Lampiran
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS
Font Arial 10 pt, 1 spasi, keseluruhan huruf kapital, diletakkan di bagian kanan, judul, nomor, tanggal LONGharus
dan perihal lampiran KALI
sesuai dengan judul (kepala)
NOMOR : ….. TAHUN …….
TANGGAL : …………………………
TENTANG : ………………………………………….
2 spasi
JUDUL
2 spasi
Isi lampiran……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………
Dst ……
Isi Lampiran
Font Arial 12 pt, spasi 1,15
3 spasi
b) Kata surat perintah, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris
c) Nomor,yang berada di bawah tulisan surat perintah.
2) Batang tubuh. Bagian batang tubuh surat perintah terdiri dari hal-hal sebagai
berikut :
a) Konsideran meliputi pertimbangan dan/atau dasar pertimbangan memuat
alasan ditetapkannya surat perintah
b) Diktum dimulai dengan kata Memberi Perintah secara simetris diikuti
kata Kepada ditepi kiri disertai nama dan jabatan pegawai yang mendapat
tugas.
c) Dibawah kata Kepada diketik kata Untuk yang berisi tentang hal-hal
yang harus dilaksanakan, waktu, dan tempat pelaksanaan kegiatan.
3) Kaki. Bagian kaki surat perintah ditempatkan disebelah kanan bawah yang
terdiri dari :
a) Tempat dan tanggal surat perintah tugas
b) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf
awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan tanda baca
koma.
c) Tanda tangan pejabat yang menugasi
d) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat perintah, yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya.
e) Cap dinas.
4) Distribusi dan tembusan :
a) Surat perintah disampaikan kepada pihak yang mendapat perintah.
b) Tembusan surat perintah disampaikan kepada pejabat/instansi yang terkait.
5) Hal yang perlu diperhatikan :
a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan/dasar
b) Jika perintah merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugasi
dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor urut, nama,
pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan.
c) Surat perintah tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat selesai
dilaksanakan
SURAT PERINTAH
NOMOR : 009./……./Bln/Thn
Dasar : ………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
Memberikan Perintah :
Kepada : 1.………………………………………………..
2………………………………………………..
3.………………………………………………..
4…………..dan seterusnya
Untuk : ….……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
Nama Lengkap
b. Surat Tugas
1) Pengertian
Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang berwenang yang
ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang berisi penugasan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
SURAT TUGAS
NOMOR : 009/……./Bln/Thn
Dasar : ………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
Memberi Tugas :
Kepada : 1…………………………………………
2………………………………………….
3……………………….dan seterusnya
Untuk : ….……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
Nama Lengkap
NOMORNOTA
: 041/……/Bln/Thn
Yth. : ……………………………………………………….
Dari : ……………………………………………………….
Hal : ……………………………………………………….
Tanggal : ……………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
NIP. ……………………
Tembusan :
1. ………………………..
2. ………………………..
3. ………………………..
b. Disposisi
1) Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut/tanggapan terhadap
surat masuk, diketik secara jelas pada lembar disposisi, tidak pada suratnya.
Ketika didisposisikan, lembar disposisi merupakan satu kesatuan dengan surat
masuk.
2) Bentuk dan ukuran
Lembar disposisi dibuat dalam bentuk formulir dengan ukuran 21,5 cm x 16,5
cm (setengah halaman F4). Setiap surat masuk yang diterima oleh unit
pengolah (central file) diberi lembar disposisi rangkap 2, satu lembar untuk
unit pengolah dan satu lembar lagi untuk tujuan disposisi.
3) Penempatan disposisi
Lembar disposisi di unit pengolah disimpan di tickler file untuk mengingatkan
unit kerja/pelaksana tujuan disposisi bila waktu penyelesaian surat sudah
berakhir.
LEMBAR DISPOSISI
Isi Disposisi
Tanda tangan/Paraf
Tanggal, bulan dan tahun
c. Undangan
1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat dinas terdiri dari :
(1) Kop surat dinas, yang berisi logo dan nama instansi secara simetris.
(2) Nomor, sifat, lampiran, dan hal, diketik dengan huruf awal kapital di
sebelah kiri di bawah kop surat dinas.
(3) Nomor, sifat, lampiran dan hal, diketik dengan huruf awal kapital
disebelah kiri di bawah kop surat dinas.
(4) Tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah kanan atas
sejajar/sebaris dengan nomor
(5) Kata Yth., ditulis dibawah hal, diikuti dengan nama jabatan yang
dikirimi surat.
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari alinea pembuka, isi, dan penutup.
c) Kaki
Bagian kaki surat undangan internal terdiri dari Nama jabatan, Tanda tangan
pejabat, dan Nama lengkap pejabat, ditulis dengan huruf awal kapital;
2) Hal yang perlu diperhatikan
a) Kop surat undangan hanya digunakan pada halaman pertama;
b) Jika disertai lampiran, pada kolom lampiran dicantumkan jumlahnya. Apabila
surat tidak disertai lampiran, di kepala surat tidak perlu dicantumkan kata
“Lampiran”.
2) Wewenang Penandatanganan
Surat dinas ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang,
dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat dinas terdiri dari :
(1) Kop surat dinas, yang berisi logo dan nama instansi secara simetris;
(2) Nomor, sifat, lampiran, dan hal, diketik dengan huruf awal kapital di
sebelah kiri di bawah kop surat dinas;
(3) Nomor, sifat, lampiran dan hal, diketik dengan huruf awal kapital
disebelah kiri di bawah kop surat dinas;
(4) Tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di sebelah kanan atas
sejajar/sebaris dengan nomor;
(5) Kata Yth., ditulis dibawah Hal, diikuti dengan nama jabatan yang
dikirimi surat.
(6) Alamat surat, ditulis di bawah Kepada Yth.
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari alinea pembuka, isi, dan penutup.
c) Kaki
Bagian kaki surat dinas terdiri dari :
(1) Nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital;
(2) Tanda tangan pejabat;
(3) Nama lengkap pejabat/penandatangan, ditulis dengan huruf awal
kapital;
(4) Stempel/ cap dinas, yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
(5) Tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima (Jika ada)
4) Distribusi
Surat dinas disampaikan kepada penerima yang berhak.
5) Hal yang perlu diperhatikan
c) Kop surat dinas hanya digunakan pada halaman pertama surat dinas
d) Jika surat dinas disertai lampiran, pada kolom lampiran dicantumkan
jumlahnya. Apabila surat tidak disertai lampiran, di kepala surat tidak perlu
dicantumkan kata “Lampiran”.
e) Hal berisi pokok surat sesingkat mungkin yang ditulis dengan huruf awal
kapital pada setiap unsurnya, tanpa di akhiri tanda baca.
Yth.
…………………………………..
…………………………………..
…………………………………..
……………(Alinea pembuka)……………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
……………(Alinea isi)…………………………………………………….
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
……………(Alinea penutup)…………………………………………….
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
Nama Jabatan,
Yth.
…………………………………..
…………………………………..
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………… :
Hari : …………………………….
Tanggal : …………………………….
Waktu : Pukul …………………….
Tempat : …………………………….
Acara : …………………………….
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………...........................
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Nama Jabatan,
(Tanda tangan dan cap instansi) Nama
Pemangku Jabatan
NIP. ……………………......
Tembusan :
1……………………..
2……………………..
3……………………..
1. ……………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………….
4. ……………………………………………………………………………….
5. ……………………………………………………………………………….
Nama Jabatan,
(1) Judul naskah Perjanjian Kerja Sama memuat keterangan mengeni nama,
logo, nomor, tahun penandatanganan, dan perihal kerja sama;
(2) Perihal dibuat singkat dan mencerminkan isi/ substansi;
(3) Judul diketik seluruhnya dengan huruf kapital, diletakkan di tengah
margin tanpa di akhiri tanda titik (.).
b) Pembukaan
(1) Pernyataan waktu dan tempat penandatanganan
(a) Pada pembukaan Perjanjian Kerja Sama sebelum nama jabatan
penandatangan dicantumkan waktu dan tempat penandatanganan;
(b) Penulisan waktu dan tempat diketik dalam bentuk kalimat/ huruf
bukan angka.
(2) Pejabat penandatangan
Nama lengkap pejabat disertai gelar diketik lurus di sebelah kiri, diikuti
dengan nama jabatan, nama dan alamat lembaga serta posisi
perwakilannya dalam perjanjian.
(3) Dasar Hukum
Untuk Perjanjian Kerja Sama yang merupakan tindak lanjut dari
Kesepahaman Bersama, maka Kesepahaman Bersama yang dijadikan
dasar Perjanjian Kerja Sama harus dicantumkan.
(4) Pernyataan Kesepahaman Bersama
Pernyataan Kesepahaman Bersama untuk melakukan suatu kerja sama
dirumuskan dengan suatu kalimat dan di akhiri dengan tanda titik dua
(:)
c) Batang Tubuh
(1) Batang tubuh naskah Perjanjian Kerja Sama memuat substansi kerja
sama.
(2) Batang tubuh dirumuskan dalam bentuk pasal-pasal.
(3) Batang tubuh memuat substansi sebagai berikut :
(a) Ruang lingkup
i. Memuat tentang obyek/ bidang kerja sama.
ii. Lingkup kegiatan sesuai dengan ruang lingkup
Kesepahaman Bersama yang ditandatangani sebelumnya.
iii. Lingkup kegiatan dijabarkan menjadi tahapan program
tahunan sesuai bidang kerja sama.
(b) Tanggung jawab para pihak dirumuskan secara rinci berupa hak dan
kewajiban.
(c) Unit kerja pelaksana yang ditunjuk memiliki tugas pokok dan fungsi
sesuai dengan kegiatan kerja sama.
(d) Tata cara pelaksanaan kegatan, pembiayaan, dan pernyataan jadwal
kerja akan dibuat sebagai lampiran dituangkan dalam kerangka
acuan kerja program tahunan yang ditandatangani oleh para pihak.
(e) Perubahan kerja sama berisi klausula yang bersifat antisipasi bila
terjadi perubahan terhadap substansi kerja sama.
(f) Masa berlaku dan berakhirnya kerja sama.
(4) Penutup, berisi tentang :
(a) Ketentuan penutup berisi pernyataan autentifikasi naskah kerja
sama, rangkap 2 (dua) atau sejumlah pihak kerja sama.
(b) Nama, jabatan, tanda tangan, dan stemple resmi para pihak.
(c) Dalam naskah dinas Perjanjian Kerja Sama antara
pemerintah dalam negeri menggunakan materai.
(5) Penyimpanan naskah asli yang telah ditandatangani, disimpan di unit
dokumen.
Pada hari ini, ……… tanggal……………., bertempat di …………….., kami yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. ……….., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama........................., berkedudukan di
………., selanjutnya disebut PIHAK KESATU;
2. ………..., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama …………, berkedudukan
di...............,selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Untuk selanjutnya PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK, menerangkan terlebih dahulu bahwa :
a. PIHAK KESATU adalah…………………………………………………………………..
b. PIHAK KEDUA adalah………………………………………………., yang
berkedudukan di ……………………………………………………………
Atas dasar tersebut, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Sama
dalam………………………………………. Sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut ini :
PASAL 1
TUJUAN
Perjanjian Kerja Sama ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan kelembagaan PARA
PIHAK dalam………………………….
PASAL 2
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Kerja Sama meliputi :
a. ;
b. ;
PASAL 3
Dst…..
Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli masing-masing bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama guna kepentingan PARA PIHAK.
b. Surat Kuasa
1. Pengertian
Surat kuasa adalah naskah dinas yang berisi pemberian wewenang kepada
badan hukum/kelompok orang/ perseorangan atau pihak lain dengan atas
namanya untuk melakukan suatu tindakan tertentu dalam rangka kedinasan.
2. Susunan
a) Kepala
Bagian kepala surat kuasa terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
(2) Judul surat kuasa
(3) Nomor surat kuasa
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh surat kuasa memuat materi yang dikuasakan.
c) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan, dan
tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak yang
berkepentingan, dan dibubuhi materai.
SURAT KUASA
NOMOR : 008/……/Bln/Thn
c. Berita Acara
1) Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses pelaksanaan
suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak dan para saksi apabila
diperlukan.
2) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
(2) Judul berita acara
(3) Nomor berita acara
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari :
(1) Tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama jabatan para pihak yang
membuat berita acara.
(2) Substansi berita acara
c) Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan penandatanganan,
nama jabatan/pejabat dan tanda tangan para pihak dan para saksi apabila
diperlukan.
BERITA ACARA
NOMOR : 00/…../Bln/Thn
Pada hari ini, ………… tanggal ….., bulan ……………., tahun ………, kami masing- masing
:
1. ……………………. (Nama pejabat)......................(NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
2. …………………….(pihak lain) ……………….., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA,
telah melaksanakan :
a. ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
b......................................................dan seterusnya
Dibuat di ………………………….
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Mengetahui/Mengesahkan Nama
Pejabat,
(tanda tangan)
Nama lengkap
d. Surat keterangan
1) Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi mengenai hal,
peristiwa atau tentang seseorang untuk kepentingan kedinasan.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh Pejabat sesuai dengan fungsi,
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari :
(1) Kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi diletakkan
secara simetris dan diketik dengan huruf kapital.
(2) Judul surat keterangan
(3) Nomor surat keterangan
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh surat keterangan memuat identitas pejabat yang
menerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksud dan tujuan
diterbitkannya surat keterangan.
c) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat, tanggal, bulan,
tahun, nama jabatan, tanda tangan dan nama pejabat yang membuat surat
keterangan tersebut. Posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan bawah.
SURAT KETERANGAN
NOMOR : 02/……/Bln/Thn
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….
Nama Lengkap
NIP. …………………
SURAT KETERANGAN
NOMOR : 02/…/Bln/Thn
Dengan ini menerangkan bahwa pada hari ……………., Tanggal ….. bulan …… tahun
……….. telah terjadi hal/peristiwa :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya, dan
seterusnya…………………………………………………………………………………………
Lengkap
NIP. …………………
e. Surat Pengantar
1) Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk
mengantar/menyampaikan barang atau naskah.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh Pejabat sesuai dengan fungsi,
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala.Bagian kepala surat pengantar terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas
(2) Nomor
(3) tanggal
(4) Nama jabatan/alamat yang dituju
(5) Tulisan surat pengantar yang diletakkan secara simetris
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh surat pengantar dalam bentuk kolom terdiri dari :
(1) Nomor urut
(2) Jenis yang dikirim
(3) Banyaknya naskah/barang
(4) keterangan
c) Kaki.
Bagian kaki surat pengantar terdiri dari :
(1) Pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi :
(a) Nama jabatan pembuat pengantar
(b) Tanda tangan
(c) Nama dan NIP
(d) Stempel jabatan/instansi
(2) Penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi :
(a) Nama jabatan penerima
(b) Tanda tangan
(c) Nama dan NIP
(d) Cap instansi
(e) Nomor telepon/faksimile
(f) Tanggal penerimaan
SURAT PENGANTAR
NOMOR : 03.00/……/Bln/Thn
No.
Naskah Dinas yang Dikirim Banyaknya Keterangan
Urut
f. Pengumuman
1) Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang ditujukan
kepada semua pejabat/pegawai dalam instansi atau perseorangan dan golongan
di dalam atau di luar instansi.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Pengumunan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang mengumumkan atau
pejabat lain yang ditunjuk.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala pengumuman terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas yang memuat logo dan nama instansi, yang ditulis
dengan huruf kapital secara simetris.
(2) Tulisan pengumuman dicantumkan dibawah logo instansi, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan nomor pengumuman
dicantumkan di bawahnya.
(3) Kata tentang, yang dicantumkan di bawah pengumuman ditulis
dengan huruf kapital secara simetris.
(4) Rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris di bawah tentang.
b) Batang tubuh
Batang tubuh pengumuman hendaknya memuat
(1) Alasan tentang perlunya dibuat pengumuman
(2) Peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman
(3) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
c) Kaki
Bagian kaki pengumuman terdiri dari
(1) Tempat dan tanggal penetapan
(2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf
awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma.
(3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan
(4) Nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf awal
kapital
(5) Cap dinas
d) Hal yang perlu diperhatikan
(1) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan kepada
kelompok/golongan tertentu
PENGUMUMAN
NOMOR :
TENTANG
……………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
Dikeluarkan di : ……………………
Pada tanggal : ……………………
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
LAPORAN
TENTANG
………………………………………………………………………
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
Dibuat di : ……………………
Pada Tanggal : ……………………
Nama Jabatan Pembuat laporan
Nama Lengkap
b. Telaah Staf
1) pengertian
Telaah staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau staf yang
memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan dengan
memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani telaah staf adalah
pejabat struktural dan fungsional yang ditunjuk sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
3) Susunan
a) Kepala, bagian kepala telaah staf terdiri dari :
(1) Tulisan Telaah Staf diletakkan secara simetris di tengah atas
(2) Kepada pejabat yang menerima telaah staf
(3) Tanggal telaah staf dibuat
(4) Nomor telaah staf sesuai klasifikasi
(5) Lampiran jika ada
(6) Hal yang menjelaskan tentang uraian singkat permasalahan
b) Batang tubuh, bagian batang tubuh telaah staf terdiri dari :
(1) Persoalan, memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan
yang akan dipecahkan.
(2) Pra anggapan, memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data yang
ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan
merupakan kemungkinan kejadian dimasa yang akan datang.
(3) Fakta yang mempengaruhi, memuat fakta yang merupakan landasan
analisis dan pemecahan persoalan.
(4) Analisis pengaruh pra anggapan dan fakta terhadap persoalan dan
akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya, pemecahan
atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.
(5) Simpulan, memuat intisari hasil telaah, yang merupakan pilihan cara
bertindak atau jalan keluar
(6) Tindakan yang disarankan, memuat secara ringkas dan jelas saran atau
usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.
c) Kaki. Bagian kaki telaah staf ditempatkan disebelah kanan bawah, yang
terdiri dari :
(1) Nama jabatan pembuat telaah staf, diketik dengan huruf kapital pada
setiap awal kata
(2) Tanda tangan
(3) Nama lengkap, diketik dengan huruf kapital pada setiap awal kata
(4) Daftar lampiran (jika diperlukan)
Kepada : ………………………………………………………
Dari : ………………………………………………………
Tanggal : ………………………………………………………
Nomor : ………………………………………………………
Sifat : ………………………………………………………
Lampiran : ………………………………………………………
Hal : ………………………………………………………
I. Persoalan
IV. Analisis
V. Kesimpulan
VI. Saran
Nama Jabatan
Nama Lengkap
NIP
c. Notula
1) Pengertian
Notula adalah naskah dinas yang memuat catatan pelaksanaan kegiatan
sidang/rapat mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan
pengambilan keputusan dan penutupan.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani notula adalah pejabat
dalam lingkungan instansi/satuan kerja sesuai dengan tugas wewenang dan
tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala notula terdiri dari :
(1) Logo dan tulisan unit kerja/perangkat daerah yang diketik dengan
huruf kapital secara simetris
(2) Notula diletakkan secara simetris di tengah atas
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh notula terdiri dari :
(1) Nama kegiatan sidang/rapat
(2) Hari / Tanggal
(3) Dasar sidang/Rapat
(4) Waktu sidang/rapat
(5) Acara/agenda
(6) Pimpinan sidang/rapat
(7) Peserta sidang/rapat
(8) Kegiatan sidang/rapat
c) Kaki
Bagian kaki notula ditempatkan disebelah kanan bawah, yang terdiri dari :
(1) Nama jabatan pembuat notula, diketik dengan huruf kapital pada
setiap awal kata.
(2) Tanda tangan
(3) Nama lengkap, diketik dengan huruf kapital pada setiap awal kata.
4) Hal yang perlu diperhatikan
Notula tidak dibubuhi stempel dinas
NOTULA
Sidang/Rapat : ………………………………………………………………….
Surat Undangan : (Instansi pengirim surat dan nomor surat) ………………..
Hari. Tanggal : ………………………………………………………………….
Pukul : ………………………………………………………………….
Acara : 1. ……………………………………………………………….
2...................................................................................dst
Pimpinan Sidang/Rapat
Ketua : (Nama Jabatan) ………………………………………………
Sekretaris (jika dianggap : (Nama Jabatan) ………………………………………………
perlu)
Pencatat/Notulis : ………………………………………………………………….
d. Daftar Hadir
1) Pengertian
Daftar hadir adalah naskah dinas yang berisi keterangan atas kehadiran
seseorang.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani daftar hadir adalah
pejabat struktural dan fungsional yang ditunjuk sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala daftar hadir terdiri dari :
(1) Kop yang memuat logo dan nama unit kerja/perangkat daerah dan
diletakkan secara simetris di tengah atas.
(2) Tulisan daftar hadir dicantumkan di bawah logo unit kerja/perangkat
daerah, diketik dengan huruf kapital secara simetris.
(3) Tulisan hari/tanggal dicantumkan di bawah tulisan daftar hadir diketik
dengan huruf awal kapital.
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh daftar hadir terdiri dari :
(1) Nomor
(2) Nama dan NIP
(3) Jabatan
(4) Tanda tangan
(5) keterangan
c) Kaki
Bagian kaki daftar hadir ditempatkan disebelah kanan bawah, yang terdiri
dari :
(1) Nama jabatan pejabat yang menetapkan diketik dengan huruf awal
kapital, diakhiri dengan tanda baca koma (,).
(2) Tanda tangan pejabat yang menetapkan
(3) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, diketik dengan huruf
awal kapital
DAFTAR HADIR
2. 2………………
3. 3………………
dst dst
Nama Jabatan
Nama Pejabat
NIP. …………………
e. Rekomendasi
1) Pengertian
Rekomendasi merupakan naskah dinas dari pejabat yang berwenang, berisi
keterangan atau catatan tentang sesuatu hal yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan kedinasan.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani rekomendasi adalah
Bupati, pejabat struktural dan fungsional yang ditunjuk sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala rekomendasi terdiri dari :
(1) Kop yang memuat lambang daerah, dan nama unit kerja/perangkat
daerah dan diletakkan secara simetris di tengah atas.
(2) Tulisan rekomendasi dicantumkan di bawah lambang daerah unit
kerja/perangkat daerah, diketik dengan huruf kapital secara simetris.
(3) Tulisan nomor dicantumkan di bawah tulisan rekomendasi diketik
dengan huruf awal kapital.
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh daftar hadir terdiri dari :
(1) Dasar hukum perlunya dibuat rekomendasi
(2) Pertimbangan rekomendasi
(3) Nama / objek
(4) Jabatan / tempat / identitas
(5) Peruntukkan / isi rekomendasi
c) Kaki
Bagian kaki daftar hadir ditempatkan disebelah kanan bawah, yang terdiri
dari :
(1) Tempat dan tanggal penetapan
(2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang diketik dengan huruf
awal kapital di akhiri dengan tanda baca koma
(3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, diketik dengan huruf
awal kapital.
REKOMENDASI
NOMOR : 800/……/Bln/Thn
A. Dasar : …………………………………………………………………..
B. Menimbang : …………………………………………………………………..
Untuk : ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Nama Jabatan
Nama Pejabat
NIP. …………………
Nama : …………………………………………….
NIP : …………………………………………….
Pangkat, Gol. : …………………………………………….
Jabatan : …………………………………………….
Nama : …………………………………………….
NIP : …………………………………………….
Pangkat, Gol : …………………………………………….
Jabatan : …………………………………………….
Demikian surat keterangan melaksanakan tugas ini saya buat dengan sesungguhnya dengan
mengingat sumpah jabatan/ PNS dan apabila dikemudian hari isi surat keterangan ini ternyata
tidak benar yang berakibat kerugian bagi negara, maka saya bersedia menanggung kerugian
tersebut.
Tempat, tanggal/bulan/tahun
Nama Jabatan,
Nama Pejabat
NIP. ……………….
g. Surat Panggilan
1) Pengertian
Surat panggilan merupakan naskah dinas dari pejabat yang berwenang, berisi
panggilan kepada seorang pegawai untuk menghadap.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani Surat panggilan adalah
Bupati, pejabat struktural dan fungsional yang ditunjuk sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala surat panggilan terdiri dari :
(1) Kop yang memuat lambang daerah, dan nama unit kerja/perangkat
daerah dan diletakkan secara simetris di tengah atas.
(2) Nomor, sifat, lampiran dan hal diketik di sebelah kiri di bawah kop
surat.
(3) Tanggal, bulan, tahun diketik dengan huruf awal kapital, diketik di
sebelah kanan.
(4) Kata Kepada Yth., ditulis dibawah tanggal surat, yang diikuti dengan
nama jabatan, dan alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan)
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh surat panggilan terdiri dari :
(1) Alinea pembuka
(2) Hari
(3) Tanggal
(4) Pukul
(5) Menghadap kepada
(6) Alamat
(7) Untuk
(8) Alinea penutup
c) Kaki.
Bagian kaki surat panggilan terdiri dari :
(1) Nama jabatan pejabat yang membuat, yang diketik dengan huruf awal
kapital.
(2) Tembusan pada bagian kiri bawah (bila diperlukan)
Nomor : 800/…../Bln/Thn
Sifat : …………………………..
Lampiran : …………………………..
Hal : Panggilan
Kepada Yth.
……………………………………
……………………………………
……
…………………
Nama Jabatan
Nama Lengkap
h. Manual Mutu
Manual Mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun, ditetapkan,
dan dipelihara oleh organisasi, yang meliputi :
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Profilorganisasi
a. Gambaran Umum Organisasi
b. Visi dan Misi Organisasi
c. Struktur Organisasi
d. Motto Puskesmas
e. Tata Nilai
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Istilah dan Definisi
BAB II SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian Rekam Implementasi BAB
III TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus pada Sasaran/Pasien
C. Kebijakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian
Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung Jawab Wewenang
F. Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
BAB IV TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
3) Penutup
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas dalam
menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan dalam
rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan.
yang telah disetujui tersebut, secara rinci RUK dijabarkan ke dalam Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan
Januari tahun berjalan (H) dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.
b) Penyusunan RUK
Penyusunan RUK meliputi upaya kesehatan wajib, pengembangan dan upaya
khusus setempat yang meliputi :
(1) Kegiatan tahun yang akan datang
(2) Kebutuhan sumber daya
(3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan
Budaya Mutu Puskesmas Long Kali adalah 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
Santun).
6) Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan.
Sasaran program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
a) Specific :
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi / tidak multi tafsir dan menjawab masalah.
b) Measurable :
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif, yaitu dua atau lebih mengukur indikator kinerja mempunyai
kesimpulan yang sama.
c) Achievable :
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting dan harus
berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil,
manfaat, dan dampak serta proses.
d) Relevan/Realistic :
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak
mengganggu program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis
dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
BAB IV
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan intisari dari pemikiran yang ringkas dan jelas
sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya naskah dinas yang disusun secara sistematis.
Dalam pembuatannya perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Ketelitian
Dalam membuat naskah dinas harus mencerminkan ketelitian dan kecermatan, baik
dalam bentuk, susunan, pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa dan penerapan kaidah
ejaan didalam pengetikan sesuai konteksnya.
2. Kejelasan
Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan maksud dan materi yang dimuat dalam
naskah dinas.
3. Logis dan singkat
Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang formal, logis secara efektif,
singkat, padat dan lengkap, sehingga mudah dipahami bagi pihak yang menerima
naskah dinas.
4. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan baku yang berlaku sehingga dapat menjamin
tercapainya arsip yang autentik dan dapat dipercaya.
Kertas kepala nama instansi dan logo instansi serta alamat digunakan untuk naskah
dinas yang ditanda tangani pejabat yang berwenang. Kepala nama instansi ditulis
dengan huruf kapital.
Format penomoran :
a. Penomoran naskah kerja sama (Surat Perjanjian)
PERJANJIAN KERJA SAMA
NOMOR : 800/…../Bln/Thn
ANTARA
……………………………………….
DAN
………………………………………..
b. Penomoran Surat Kuasa :
SURAT KUASA
NOMOR : 008/…../Bln/Thn
c. Penomoran berita acara :
BERITA ACARA
…………………………………………..
NOMOR : 00/…../Bln/Thn
d. Penomoran pengumuman
PENGUMUMAN
NOMOR : 01.00/…../Bln/Thn
e. Penomoran surat keterangan
SURAT KETERANGAN
NOMOR : 02.00/…../Bln/Thn
f. Penomoran surat pengantar
SURAT PENGANTAR
NOMOR : 03.00/…../Bln/Thn
D. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah dinas ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab (1, 2 3,
dst …) dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda
hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman
pertama naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu
mencantumkan nomor halaman.
F. Penggunaan huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran 12, sedangkan naskah dinas
pengaturan diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
1. Jenis huruf yang digunakan pada kop naskah dinas adalah :
a. Tulisan nama pemerintah daerah dengan huruf Tahoma 14
b. Tulisan nama satuan kerja perangkat daerah dengan huruf Tahoma 14
c. Tulisan nama instansi/unit kerja dengan huruf Tahoma 18.
d. Tulisan alamat dan lainnya dengan huruf Arial 12
e. Diberikan garis bawah/ bottom border dengan ketebalan 2 ¼ pt.
f. Spasi 1 (satu)
2. Jenis huruf yang digunakan untuk naskah dinas pengaturan adalah Bookman Old
Style 12.
3. Jenis naskah dinas lainnya menggunakan huruf Arial 12, spasi 1,5.
G. Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut
dengan angka (-1-, -2-, -3-, dst…..). Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan
dari halaman sebelumnya. Kecuali halaman pertama lampiran tidak perlu mencantumkan
nomor halaman.
Catatan : Dalam pelaksanaannya, penetuan ruang tepi seperti tersebut di atas bersifat
fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu naskah dinas.
Penentuan ruang tepi (termasuk juga jarak spasi dalam paragraf) hendaknya
memperhatikan aspek keserasian dan estetika.
2. Amplop
Amplop adalah sarana kelengkapan penyampaian surat, terutama untuk surat keluar.
Ukuran, bentuk dan warna sampul yang digunakan untuk surat menyurat disesuaikan
kebutuhan dengan mempertimbangkan efisiensi.
a. Ukuran
Ukuran amplop yang digunakan untuk pengiriman naskah dinas disesuaikan dengan
jenis, ukuran dan ketebalan naskah dinas yang akan di distribusikan.
b. Warna
Amplop naskah dinas menggunakan kertas berwarna putih atau coklat muda.
c. Penulisan pengirim dan tujuan
Pada amplop harus dicantumkan alamat pengirim dan alamat tujuan. Alamat
pengirim berupa lambang negara/daerah, nama lembaga/jabatan, serta alamat
lembaga, sedangkan alamat tujuan naskah dinas ditulis lengkap dengan nama
jabatan/lembaga dan alamat lembaga.
d. Cara melipat dan memasukkan surat ke dalam sampul.
Surat yang siap untuk dikirim dilipat sesuai ukuran amplop dengan
mempertemukan sudut-sudutnya agar lipatannya lurus dan rapi dengan kepala surat
menghadap kedepan ke arah penerima/pembaca surat. Pada amplop yang
mempunyai jendela kertas kaca, kedudukan alamat tujuan pada kepala surat harus
tepat pada jendela amplop.
3. Tinta
Tinta yang digunakan untuk pembuatan naskah dinas berwarna hitam, sedangkan untuk
penandatanganan surat berwarna hitam atau biru tua.
K. Kata Penyambung
Kata penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih berlanjut
pada halaman berikutnya jika naskah lebih dari satu halaman. Kata penyambung ditulis pada
akhir setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut kanan bawah halaman dengan urutan
kata penyambung dan tiga buah titik. Kata penyambung itu diambil persis sama dari kata
pertama halaman berikutnya. Jika kata pertama dari halaman berikutnya menunjuk pasal
atau diberi garis bawah atau dicetak miring, kata penyambung juga harus dituliskan sama.
Kata penyambung tidak digunakan untuk pergantian bagian.
Contoh format penulisan kata penyambung pada halaman 1 baris paling bawah kanan
adalah media … kata penyambung
kata pertama pada halaman 2 baris paling atas kiri adalah media elektronik … dst.
L. Tembusan
Tembusan surat dicantumkan disebelah kiri bawah, yang menunjukkan bahwa pihak tersebut
perlu mengetahui isi surat tersebut. Penulisan tembusan berada dalam garis vertikal dengan
sisi kiri kepala surat dan satu spasi di bawah NIP penandatanganan serta nama pejabat yang
harus dituju hanya cukup tulisan Tembusan tanpa mencantumkan kata Yth atau
Disampaikan Kepada Yth, jika yang dituju hanya satu maka tidak perlu menggunakan
nomor urut. Tidak perlu ditulis sebagai laporan, arsip/pertinggal.
M. Lampiran
Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut dengan
angka Arab (1, 2, 3, dst …) dan dicantumkan dipojok kanan bawah, kecuali halaman
pertama lampiran tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
Pemerintah Kabupaten Paser, Nama PD, Nama UPTD, alamat, Kode Pos, Nomor telpon,
website dan e-mail.
P. Format
Modelpembuatan
dan Isi Kop Sampul
sampul naskah dokumen adalah sebagai berikut :
1. Pada bagian atas sampul naskah dokumen diberi lambang daerah;
2. Pada bagian bawah lambang daerah memuat sebutan Pemerintah Kabupaten Paser dan
nama Satuan Kerja Perangkat Daerah, diketik secara simetris, menggunakan huruf Arial
ukuran 20 pt ditebalkan, dengan jarak 1 spasi;
3. Kemudian dibagian bawahnya lagi memuat nama Instansi/Unit Kerja, dengan jarak 2
spasi, ukuran huruf 24 pt ditebalkan;
4. Pada bagian tengah sampul naskah dokumen diberi gambar peta atau foto Puskesmas;
5. Judul dokumen dan tahun pembuatan diletakkan pada bagian akhir/bawah sampul,
ukuran font menyesuaikan.
6. Penggunaan bingkai (frame) boleh diberikan dan tidak pada sampul naskah
dokumen.
BAB V
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
A. Tujuan Proses
Pedoman ini disesuaikan sebagai acuan untuk melaksanakan pengendalian
dokumen dan rekaman agar terjadinya proses perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi
dokumen yang ada di Puskesmas Long Kali sesuai dengan perundangan dan peraturan yang
berlaku serta memenuhi persyaratan akreditasi Puskesmas.
a. Surat Keputusan :
1) Dibuat dan disiapkan oleh Ka. Subbag TU dan Admen
2) Ditinjau dan diperiksa oleh Kepala Puskesmas
b. Manual mutu :
1) Dibuat dan disiapkan oleh tim mutu
2) Ditinjau dan diperiksa oleh Penanggung Jawab Mutu
c. Kerangka acuan
1) Dibuat dan disiapkan oleh penanggung jawab program/kegiatan
2) Ditinjau dan diperiksa oleh koordinator upaya
d. Standar Operasional Prosedur :
1) Dibuat dan disiapkan oleh penanggung jawab program/ kegiatan
2) Ditinjau dan diperiksa oleh koordinator upaya (PJ)
e. Pedoman/ Panduan
1) Dibuat dan disiapkan oleh penanggung jawab program/ kegiatan
2) Ditinjau dan diperiksa oleh koordinator upaya;
f. Surat/ dokumen kedinasan
1) Dibuat dan disiapkan oleh Ka. Subbag TU
2) Ditinjau dan diperiksa oleh Kepala Puskesmas
C. Uraian Umum
1. Dokumen Puskesmas adalah seluruh dokumen resmi yang berlaku di Puskesmas Long
Kali yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, meliputi
:
Pengkodeaan Dokumen
i. Administrasi Manajemen dengan kode : ADM
ii. Pelayanan program dengan kode : UKM
iii. Pelayanan klinis dengan kode : UKP
iv. Standar operasional prosedur disingkat SOP
v. Kerangka Acuan Kerja disingkat KAK
vi. Surat Keputusan disingkat SK
a. Dokumen internal
1) Surat Keputusan/ Kebijakan (SK)
2) Manual Mutu
3) Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
4) Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Dokumen eksternal
1) Dasar hukum berupa Undang-Undang, peraturan dan keputusan yang berasal
dari supra sistem.
a) Undang-Undang (UU)
b) Keputusan Menteri Kesehatan (KMK)
c) Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
d) Lain-lain (X)
2) Buku-buku pedoman atau buku lainnya yang menjadi referensi
e) Buku pedoman atau panduan lain (Ped)
2. Manual Mutu
a. Dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu Puskesmas Long Kali.
b. Format Manual Mutu Puskesmas Long Kali ditentukan sebagai berikut :
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan mutu
3. Proses pelayanan
B. Ruang lingkup
C. Tujuan
3. Dokumen Induk
a. Dokumen asli
b. Telah disahkan oleh Kepala Puskesmas Long Kali
c. Didokumentasikan oleh pengendali dokumen
d. Tidak memiliki cap “TERKENDALI” atau “TIDAK TERKENDALI” maupun
“KEDALUARSA”
4. Dokumen terkendali
a. Dokumen yang di distribusikan kepada setiap unit kerja
b. Terdaftar dalam daftar distribusi dokumen
c. Menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan
d. Ditarik bila ada perubahan (revisi)
e. Pada dokumen ini harus ada tanda/stempel “TERKENDALI”
5. Dokumen tidak terkendali
a. Didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan pihak di luar
Puskesmas Long Kali.
b. Digunakan untuk keperluan insidentil
c. Tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Apabila didistribusikan harus memiliki tanda/stempel “TIDAK TERKENDALI”
e. Yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah Penanggung Jawab Mutu dan
tercatat pada daftar distribusi dokumen tidak terkendali.
6. Dokumen kedaluarsa/tidak berlaku
a. Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah
mengalami perubahan/revisi.
b. Tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Dokumen ini harus ditarik dari seluruh unit dan dicatat dalam
ditribusi/penarikan dokumen.
d. Dokumen induk diberi stempel “KEDALUARSA” dan dokumen sisanya
dimusnahkan.
7. Setiap pembuatan dokumen harus mendapat persetujuan kecukupannya
sebagai berikut :
a. Manual mutu :
1) Dibuat dan disiapkan oleh tim mutu
2) Ditinjau dan diperiksa oleh Penanggung Jawab Mutu
3) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
b. Kerangka acuan
3) Dibuat dan disiapkan oleh penanggung jawab program/kegiatan
4) Ditinjau dan diperiksa oleh koordinator upaya
5) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
c. Standar Operasional Prosedur :
3) Dibuat dan disiapkan oleh penanggung jawab program/kegiatan
4) Ditinjau dan diperiksa oleh koordinator upaya
5) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
d. Pedoman/ Panduan
D. Kebijakan
1. Pengendalian dokumen dan rekaman di Puskesmas Long Kali dilakukan secara terpusat
di bawah kendali Tim Manajemen Mutu.
2. Seluruh dokumen internal (SK, MM, PK, KAK, SOP) tercatat dalam daftar dokumen
internal dan disimpan oleh pengendali dokumen.
3. Seluruh dokumen eksternal tercatat dalam daftar dokumen eksternal dan
dikelompokkan berdasarkan program.
4. Seluruh formulir/rekaman tercatat dalam daftar rekaman dan dikelompokkan
berdasarkan program.
5. Dokumen master disimpan oleh PJ Mutu.
6. Setiap dokumen harus dikendalikan sesuai prosedur yang berlaku dengan tujuan untuk :
a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan
b. Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk menyetujui ulang dokumen.
c. Memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku tersedia ditempat
pemakaian.
d. Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali.
e. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dikenali dan distribusinya
dikendalikan.
f. Mencegah pemakaian dokumen kedaluarsa yang disengaja dan menerakan
identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut apabila disimpan untuk maksud
tertentu.
g. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen ditunjukkan.
7. Review terhadap dokumen internal berupa Surat Keputusan, Manual Mutu, Pedoman
Kerja, Kerangka Acuan Kerja, dan Standar Operasional Prosedur dilakukan secara
berkala dan/atau jika terdapat perubahan dalam proses pelayanan.
8. Dokumen yang telah direview dan dinyatakan tidak dipergunakan kembali masuk
kedalam kategori dalam kedaluarsa.
9. Masa retensi dokumen kedaluarsa ditetapkan bersama oleh penanggung jawab
program/kegiatan dan Tim Manajemen Mutu dan tercantum dalam rekaman dan kode
formulir.
10. Setiap kegiatan baru didokumentasikan dalam bentuk catatan kegiatan/rekaman.
11. Pemusnahan dokumen kedaluarsa diusulkan penanggung jawab program dan dilakukan
oleh Pengendali Dokumen atas persetujuan PJ Mutu dan Kepala Puskesmas.
12. Pemusnahan dokumen kedaluarsa dicatat dalam Berita Acara Pemusnahan Dokumen.
BAB VI
PENUTUP