DINAS KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan buku Pedoman Tata Naskah
Puskesmas Long Ikis dapat diselesaikan dengan baik. Dalam proses penyusunan
dokumen akreditasi diperlukan acuan tata naskah sehingga format yang dihasilkan
seragam, sehingga perlu dibuat buku Pedoman Tata Naskah Puskesmas Long Ikis
yang akan dijadikan sebagai acuan dan panduan dalam pembuatan dokumen-dokumen
dalam kegiatan Puskesmas.
Dengan tersusunnya buku Pedoman Tata Naskah Puskesmas Long Ikis, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini.
Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran
perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Dasar Penetapan Tata Naskah.................................................................1
C. Pengertian Tata Naskah...........................................................................2
b. Telaah Staf.................................................................................45
c. Notula.........................................................................................47
BAB VI PENUTUP..................................................................................................... 85
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Puskesmas dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja
pelayanan dilakukan melalui membangun sistem manajemen mutu,
penyelenggaraan upaya kesehatan, dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi
standar penyelenggaraan yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan
serta pedoman yang berlaku.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam suatu proses implementasi
manajemen UPTD. Puskesmas Long Ikis sangat penting karena dokumen
merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program dan
kegiatan. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu
institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personel maupun bagian-bagian
dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dalam mewujudkan
kinerja yang optimal.
Dokumen secara garis besar dibagi atas dua bagian yaitu dokumen
eksternal dan dokumen internal. Dokumen tersebut digunakan untuk membangun
dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan.
Regulasi internal berupa kebijakan/SK, Pedoman, Standar Operasional Prosedur
(SOP) dan dokumen lain yang disusun berdasarkan peraturan perundangan dan
pedoman (Regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar Puskesmas memiliki acuan dan memudahkan dalam melakukan
dokumentasi, maka perlu disusun Pedoman Tata Naskah UPTD. Puskesmas Long
Ikis. Pedoman ini disusun sebagai bahan bagi Puskesmas Long Ikis untuk
menyusun kelengkapan tata naskah, terkait dengan upaya peningkatan mutu dan
kinerja UPTD. Puskesmas Long Ikis. Dalam pedoman tata naskah ini dicantumkan
cara penulisan Kebijakan, Pedoman Mutu, Rencana Lima Tahunan Puskesmas,
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), Pedoman/Panduan, Kerangka Acuan
Kegiatan (KAK), dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Terdapat tata
penomoran untuk Kebijakan dan SOP.
2
BAB II
DOKUMENTASI PUSKESMAS
3
2. SOP klinis
3. Pedoman pelayanan klinis
4. Kerangka acuan terkait dengan program/kegiatan pelayanan klinis dan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
4
BAB III
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
Jenis naskah dinas terdiri atas dua macam, yaitu naskah dinas arahan dan
naskah dinas korespondensi. Kedua jenis naskah dinas tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
A. Naskah Dinas Arahan
Naskah dinas arahan merupakan naskah dinas yang memuat kebijakan
pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam
penyelenggaraan tugas dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang berupa
produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan.
1. Naskah Dinas Pengaturan
a. Peraturan
Ketentuan lebih lanjut tentang pengertian, kewenangan, format, dan tata
cara penulisan peraturan diatur dengan peraturan perundang-undangan.
b. Pedoman
Pedoman/panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam
melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa
hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan.
Pedoman/panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan, maka
FKTP membuat/menyusun sistematika buku pedoman/panduan sesuai
kebutuhan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen
pedoman/panduan yaitu :
1) Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/panduan
tersebut.
2) Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala Puskesmas.
3) Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap
2-3 tahun sekali.
4) Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/panduan
untuk setiap kegiatan/pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam
5
membuat pedoman/panduan wajib mengacu pada pedoman/panduan
yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5) Format baku sistematika pedoman/panduan yang lazim digunakan
sebagai berikut :
a) Format Pedoman Pengorganisasian Unit
Kerja KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN PUSKESMAS
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
BAB VI URAIAN JABATAN
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
BAB X PERTEMUAN ATAU RAPAT
BAB XI PELAPORAN
A. Laporan Harian
B. Laporan Bulanan
C. Laporan Tahunan
6
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah
Kegiatan BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN
KEGIATAN/PROGRAM BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c) Format Panduan
Pelayanan BAB I
DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
7
suatu proses yang melibatkan lebih dari satu bagian/unit/profesi. Prinsip
dalam penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang
ditulis, tulis yang dikerjakan, buktikan dan tindak lanjut, serta dapat
ditelusur hasilnya.
4) Istilah Standar Prosedur Operasional (SPO) digunakan di UU No.29
tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan UU No.36 tahun 2009
tentang Kesehatan dan UU Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah
Sakit.
5) Beberapa istilah prosedur yang sering digunakan yaitu :
a) Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap.
b) Prosedur untuk panduan kerja (Prosedur Kerja, disingkat PK)
c) Prosedur untuk melakukan tindakan
d) Prosedur penatalaksanaan
e) Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak
f) Petunjuk pelaksanaan secara teknis, disingkat Juknis
g) Prosedur untuk melakukan tindakan klinis : Protokol klinis,
Algoritma/Clinical Pathway.
Karena beraneka ragamnya istilah tentang prosedur dan untuk
menghindari salah tafsir serta dalam rangka menyeragamkan istilah
maka dalam pedoman penyusunan dokumen ini digunakan istilah
“Standar Operasional Prosedur (SOP)” sebagaimana yang tercantum
dalam Permenpan Nomor 35 Tahun 2012.
Prosedur yang dimaksud dalam istilah “Standar Operasional Prosedur
(SOP)” bersifat institusi maupun perorangan sebagai profesi sehingga
dianggap lebih tepat karena prosedur yang dimaksud dalam pedoman
penyusunan dokumen akreditasi FKTP ini adalah prosedur yang bersifat
institusi maupun perorangan sebagai profesi, sementara istilah “Standar
Prosedur Operasional (SPO)” yang dipergunakan dalam undang-
undang Praktik Kedokteran maupun dalam undang-undang kesehatan
lebih bersifat perorangan sebagai profesi.
6) Tujuan penyusunan SOP.
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
7) Manfaat SOP
a) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas.
b) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
8
c) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
d) Contoh : SOP pemberian informasi, SOP pemasangan infus, SOP
pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.
8) Format SOP
a) Jika sudah terdapat format baku SOP berdasarkan Peraturan
Daerah (Perda) masing-masing, maka format SOP dapat
disesuaikan dengan Perda tersebut.
b) Jika belum terdapat format baku SOP berdasarkan Perda, maka
SOP dapat dibuat mengacu Permenpan No. 35/2012 atau pada
contoh format SOP yang ada dalam buku Pedoman Penyusunan
Dokumen ini.
c) Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu
institusi harus “SERAGAM”
d) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat
diberi tambahan materi/kolom, misalnya : nama penyusun SOP, unit
yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan di
dalam melihat langkah-langkahnya dengan bagian alir, persiapan
alat dan bahan, dan lain-lain namun tidak boleh mengurangi item-
item yang ada di SOP.
9
Contoh Format SOP :
JUDUL
No. Dokumen :....../SOP/PKM.LI/2023
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. dr. Ferry Sumanto
PUSKESMAS Tanda tangan Kepala FKTP
NIP.19860325 201403 1 001
LONG IKIS
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/Langkah-
langkah
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait
10.Rekaman historis
Tanggal Mulai
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit
dan tanda tangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk
pengertian, tujuan, kebijakan, referensi, prosedur/langkah-langkah,
bagan alir, hal-hal yang perlu diperhatikan, unit terkait, dokumen
terkait boleh tidak diberi kotak/tabel.
10
e) Petunjuk pengisian SOP
(1) Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten Paser
dan logo Bakti Husada.
(2) Kotak Kop/heading diisi sebagai berikut :
(a) Heading dicetak halaman pertama.
(b) Kotak FKTP diberi logo pemerintah daerah, dan nama
Puskesmas.
(c) Kotak judul diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya.
(d) Nomor dokumen diisi sesuai dengan ketentuan penomoran
yang berlaku di UPTD Puskesmas Long Ikis, dibuat
sistematis agar ada keseragaman.
(e) Nomor revisi diisi dengan status revisi, menggunakan
angka.
(f) Tanggal terbit diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
(g) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga
total halaman untuk SOP tersebut (misalnya 1/5). Namun,
ditiap halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada
halaman kedua : 2/5, halaman terakhir : 5/5.
(h) Ditetapkan Kepala Puskesmas : diberi tanda tangan Kepala
Puskesmas dan nama jelasnya.
(3) Isi SOP
Isi dari SOP minimal adalah sebagai berikut :
(a) Pengertian : diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan
dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami
atau menyebabkan salah pengertian/menimbuLIan multi
persepsi.
(b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik.
Kata kunci : “sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk ..…”.
(c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang
menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk
SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan :
Keputusan Kepala Puskesmas No.005/2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
(d) Referensi : berisikan dokumen eksternal sebagai acuan
penyusunan SOP, bisa berbentuk buku, peraturan
11
perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan
pustaka.
(e) Langkah-langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian
utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu.
(f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur
terkait dalam proses kerja tersebut.
(g) Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat
ditambahkan antara lain : bagan alir, dokumen terkait.
(h) Diagram alir / bagan alir (flow chart) : di dalam penyusunan
prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah-
langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir
untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi
menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram
alir mikro :
(01) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan
secara garis besar dari proses yang ingin kita
tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol
balok :
Awal kegiatan :
Akhir kegiatan :
Keputusan : Ya
?
Tidak
12
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
13
g) Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP :
(1) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan
dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah
dalam SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar tilik/check list.
(a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang
dikerjakan secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan
suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan
diberi tanda (check-mark).
(b) Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu
untuk mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
(c) Daftar tilik dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
(d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk
menggantikan SOP itu sendiri.
(e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut.
2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan.
3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan
4) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format
tertentu.
5) Lakukan uji coba.
6) Lakukan perbaikan daftar tilik.
7) Standarisasi daftar tilik.
(f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut :
∑ 𝑌𝑎
Compliance Rate (CR) = 𝑥 100%
Σ Ya+Tidak
14
(b) Hasil evaluasi : SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau
SOP tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi
SOP bisa dilakukan sebagian/seluruhnya.
(c) Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang
ada.
Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan.
Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
Adanya perubahan fasilitas
(d) Pergantian Kepala Puskesmas, bila SOP memang masih
sesuai/dipergunakan maka tidak perlu direvisi.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala keputusan terdiri dari :
a) Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama jabatan
(untuk pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk non pejabat
negara), yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
b) Kata keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
15
c) Nomor keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris;
d) Kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital;
e) Judul keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital;
f) Tulisan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa diketik seluruhnya
dengan huruf kapital;
g) Nama jabatan pejabat yang menetapkan Keputusan, yang ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma;
2) Konsiderans
Bagian konsiderans keputusan terdiri dari :
a) Kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat
alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlu ditetapkannya
Keputusan;
b) Kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan perundang-
undangan sebagai dasar pengeluaran Keputusan;
3) Diktum
Bagian diktum Keputusan terdiri dari hal berikut :
a) Diktum dimulai dengan kata memutuskanyang diketik dengan huruf kapital
dan diikuti kata menetapkan ditepi kiri dengan huruf awal kapital;
b) Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata menetapkan
yang ditulis dengan huruf awal kapital;
c) Untuk keperluan tertentu, Keputusan dapat dilengkapi dengan salinan dan
petikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
4) Batang Tubuh :
Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh Keputusan sama dengan
ketentuan dalam penyusunan Peraturan, tetapi substansi Keputusan diuraikan
bukan dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan bertingkat/diktum
Kesatu, Kedua, Ketiga, dan seterusnya.
5) Kaki :
Bagian kaki Keputusan terdiri dari :
a) Tempat dan tanggal penetapan Keputusan
b) Jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
c) Tanda tangan pejabat yang menetapkan Keputusan;
d) Nama lengkap pejabat yang menandatangani Keputusan, yang ditulis dengan
huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar;
16
d. Pengabsahan
1) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan dan
didistribusikan dengan sah, suatu Keputusan telah dicatat dan diteliti sehingga
dapat diumumkan oleh pejabat yang bertanggung jawab dibidang hukum atau
administrasi umum atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan substansi
Keputusan;
2) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri bawah, yang
terdiri atas kata Salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan, tanda tangan, nama
pejabat penanda tangan, dan dibubuhi nama jabatan dan nama lengkap ditulis
dengan huruf awal kapital;
e. Distribusi
Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan.
f. Hal yang perlu diperhatikan
Pengertian, kewenangan, format, dan tata cara penulisan Keputusan yang bersifat
pengaturan disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS LONG IKIS
NOMOR : 440/ /P640106010/PKM.LI/TAHUN
TENTANG
……………………………………………………………
17
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Long Ikis tentang
…………………………………….
…………………………………………………………
………………...;
MEMUTUSKAN
Pada Tanggal :
18
Contoh Format Lampiran
2 spasi
JUDUL
2 spasi
Isi lampiran……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…………
Dst ……
1
Isi Lampiran
Font Arial 12 pt, spasi 1,5
19
b) Kata surat perintah, yang ditulis dengan huruf kapital secara
simetris
c) Nomor,yang berada di bawah tulisan surat perintah.
2) Batang tubuh. Bagian batang tubuh surat perintah terdiri dari hal-hal
sebagai berikut :
a) Konsideran meliputi pertimbangan dan/atau dasar pertimbangan
memuat alasan ditetapkannya surat perintah
b) Diktum dimulai dengan kata Memberi Perintah secara simetris
diikuti kata Kepada ditepi kiri disertai nama dan jabatan pegawai
yang mendapat tugas.
c) Dibawah kata Kepada diketik kata Untuk yang berisi tentang hal-hal
yang harus dilaksanakan, waktu, dan tempat pelaksanaan kegiatan.
3) Kaki. Bagian kaki surat perintah ditempatkan disebelah kanan bawah
yang terdiri dari :
a) Tempat dan tanggal surat perintah tugas
b) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis dengan
huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan
tanda baca koma.
c) Tanda tangan pejabat yang menugasi
d) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat perintah, yang
ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya.
e) Cap dinas.
20
Contoh Format Surat Perintah
SURAT PERINTAH
NOMOR : 090.1 / /P64001060101/PKM.LI/Bln/Thn
Dasar : ………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
Memberi Perintah :
Kepada : 1.………………………………………………..
2………………………………………………..
3.………………………………………………..
4…………..dan seterusnya
untuk : ….……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
Nama Lengkap
b. Surat Tugas
1) Pengertian
Surat tugas adalah naskah dinas dari atasan atau pejabat yang
berwenang yang ditujukan kepada bawahan atau pegawai lainnya yang
berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
21
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat yang
berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala. Bagian kepala surat tugas terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas, yang berisi logo dan nama jabatan dan nama
intansi, yang ditulis dengan huruf awal kapital secara simketris.
(2) Kata surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris
(3) Nomor, yang berada di bawah tulisan surat tugas.
b) Batang tubuh. Bagian batang tubuh surat tugas terdiri dari hal-hal
sebagai berikut :
(1) Konsideran meliputi pertimbangan dan/atau dasar, pertimbangan
memuat alasan ditetapkannya surat tugas
(2) Diktum dimulai dengan kata Memberi Perintah secara simetris
diikuti kata Kepada ditepi kiri disertai nama dan jabatan pegawai
yang mendapat tugas.
(3) Dibawah kata Kepada diketik kata Untuk yang berisi tentang hal-
hal yang harus dilaksanakan, waktu, dan tempat pelaksanaan
kegiatan.
c) Kaki. Bagian kaki surat tugas ditempatkan disebelah kanan bawah
yang terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal surat tugas
(2) Nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang ditulis dengan
huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan
tanda baca koma.
(3) Tanda tangan pejabat yang menugasi
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat tugas, yang
ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya.
(5) Cap dinas.
4) Distribusi dan tembusan
a) Surat tugas disampaikan kepada pihak yang mendapat tugas.
b) Tembusan surat tugas disampaikan kepada pejabat/instansi yang
terkait.
5) Hal yang perlu diperhatikan
a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan/dasar
22
b) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugasi
dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor urut,
nama, pangkat, NIP, jabatan, dan keterangan.
c) Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat selesai
dilaksanakan
SURAT TUGAS
NOMOR : 090.1 / /P6401060101/PKM-LI/Bln/Thn
Dasar : ………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
Memberi Tugas :
Kepada : 1…………………………………………
2………………………………………….
3……………………….dan seterusnya
untuk : ….……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………...
Nama Lengkap
23
c. Surat Perintah Perjalanan Dinas
Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah surat perintah perjalanan
dinas kepada Pejabat Negara, Pimpinan dan anggota DPRD, PNS, Kepala
Desa, Sekdes, Perangkat Desa dan PTT untuk melakukan perjalanan dinas
serta pemberian fasilitas perjalanan dan pembiayaan.
Ketentuan lebih lanjut tentang ST, SPPD, dan Laporan Perjalanan Dinas
diatur dalam Peraturan Bupati tersendiri.
24
c) Penomoran nota dinas dilakukan dengan mencantumkan kode
klasifikasi arsip,nomor nota dinas, bulan dan tahun.
Contoh Format Nota Dinas
NOTA DINAS
NOMOR : 440/ /P6401060101/PKM-LI/NotaDinas-TU /Bln/Thn
Yth. : ……………………………………………………….
Dari : ……………………………………………………….
Hal : ……………………………………………………….
Tanggal : ……………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Nama Jabatan,
Nama Lengkap
NIP. ……………………
Tembusan :
1. ………………………..
2. ………………………..
3. ………………………..
25
b. Disposisi
1) Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut/tanggapan
terhadap surat masuk, diketik secara jelas pada lembar disposisi, tidak
pada suratnya. Ketika didisposisikan, lembar disposisi merupakan satu
kesatuan dengan surat masuk.
2) Bentuk dan ukuran
Lembar disposisi dibuat dalam bentuk formulir dengan ukuran 21,5 cm x
16,5 cm (setengah halaman F4). Setiap surat masuk yang diterima oleh
unit pengolah (central file) diberi lembar disposisi rangkap 2, satu
lembar untuk unit pengolah dan satu lembar lagi untuk tujuan disposisi.
3) Penempatan disposisi
Lembar disposisi di unit pengolah disimpan di tickler file untuk
mengingatkan unit kerja/pelaksana tujuan disposisi bila waktu
penyelesaian surat sudah berakhir.
Contoh format
Disposisi
LEMBAR DISPOSISI
Isi Disposisi
Tanda tangan/Paraf
Tanggal, bulan & tahun
26
Cara pengisian lembar disposisi :
1. Kolom surat dari : Diisikan asal naskah dinas
2. Kolom diterima tanggal : Diisikan tanggal naskah dinas diterima
3. Kolom tanggal surat : Diisikan tanggal naskah dinas
4. Kolom nomor agenda Diisikan kode klasifikasi dan nomor urut
5. Kolom nomor surat : Diisikan nomor naskah dinas
27
a) Nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri tanda baca
koma;
b) Tanda tangan pejabat;
c) Nama lengkap pejabat/penandatangan, ditulis dengan huruf awal
kapital;
d) Stempel/cap dinas, yang digunakan sesuai dengan ketentuan.
e) Tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima (Jika
ada)
d. Distribusi
Surat dinas disampaikan kepada penerima yang berhak.
e. Hal yang perlu diperhatikan
1) Kop surat dinas hanya digunakan pada halaman pertama surat dinas
2) Jika surat dinas disertai lampiran, pada kolom lampiran dicantumkan
jumlahnya.
3) Hal berisi pokok surat sesingkat mungkin yang ditulis dengan huruf awal
kapital pada setiap unsurnya, tanpa di akhiri tanda baca
28
Contoh format Surat Undangan Eksternal
Yth.
…………………………………..
…………………………………..
…………………………………..
……………(Alinea pembuka)……………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
……………(Alinea isi)…………………………………………………….
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
……………(Alinea penutup)…………………………………………….
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….
Nama Jabatan,
instansi)
29
3. …………………………….
30
3. Surat Undangan
a. Pengertian
Surat Undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu
acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara, dan pertemuan.
b. Kewenangan
Surat Undangan ditandatangani oleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi,
wewenang, dan tanggung jawabnya.
c. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Surat Undangan terdiri dari :
a) Kop Surat Undangan, yang berisi lambang negara dan nama
jabatan (unutk pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk
non pejabat negara).
b) Nomor, sifat, lampiran dan hal, diketik disebelah kiri di bawah kop
Surat Undangan.
c) Tempat dan tanggal pembuatan surat diketik di sebelah kanan
atassejajar/sebaris dengan nomor
d) Kata Yth., diketik dibawah hal, diikuti dengan nama jabatan dan
alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan)
2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh Surat Undangan terdiri dari :
a) Alinea pembuka
b) Isi Surat Undangan, yang meliputi hari, tanggal, pukul, tempat dan
acara.
c) Alinea penutup
3) Kaki
Bagian kaki Surat Undangan terdiri dari nama jabatan ditulis dengan
huruf awal kapital, tanda tangan, dan nama pejabat ditulis dengan huruf
awal kapital.
d. Hal yang perlu diperhatikan
1) Format Surat Undangan sama dengan format surat dinas, yang
membedakan adalah bahwa pihak yang dikirimi surat pada Surat
Undangan dapat ditulis pada lampiran.
2) Surat Undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk kartu.
31
Contoh format Surat Undangan
Yth.
…………………………………..
…………………………………..
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………… :
Hari : …………………………….
Tanggal : …………………………….
Waktu : Pukul …………………….
Tempat : …………………………….
Acara : …………………………….
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………...........................
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Nama Jabatan,
32
3……………………..
33
Contoh format Lampiran Surat Undangan
1. ……………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………….
4. ……………………………………………………………………………….
5. ……………………………………………………………………………….
Nama Jabatan,
34
c) Kaki
Bagian kaki surat kuasa memuat keterangan tempat, tanggal, bulan,
dan tahun pembuatan serta nama dan tanda tangan para pihak
yang berkepentingan, dan dibubuhi materai.
SURAT KUASA
Nomor : 008/......../ BLN / THN
35
b. Berita Acara
1) Pengertian
Berita acara adalah naskah dinas yang berisi uraian tentang proses
pelaksanaan suatu kegiatan yang harus ditandatangani oleh para pihak
dan para saksi apabila diperlukan.
2) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala berita acara terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas yang berisi logo dan nama instansi, yang
diletakkan secara simetris dan ditulis dengan huruf kapital;
(2) Judul berita acara
(3) Nomor berita acara
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh berita acara terdiri dari :
(1) Tulisan hari, tanggal, dan tahun, serta nama jabatan para pihak
yang membuat berita acara.
(2) Substansi berita acara
c) Kaki
Bagian kaki berita acara memuat tempat pelaksanaan
penandatanganan, nama jabatan/pejabat dan tanda tangan para
pihak dan para saksi apabila diperlukan.
36
Contoh format Berita Acara
BERITA ACARA
Nomor : 00/...... / BLN/ THN
Pada hari ini, ………… tanggal ….., bulan ……………., tahun ………, kami masing-
masing :
1. ……………………. (Nama pejabat).................(NIP dan jabatan), selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
2. …………………….(pihak lain) ……………….., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA,
telah melaksanakan :
a. ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
b. dan seterusnya
Dibuat di ………………………….
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Mengetahui/
Mengesahkan Nama
Pejabat,
(tanda tangan)
Nama lengkap
37
c. Surat keterangan
1) Pengertian
Surat keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi mengenai
hal, peristiwa atau tentang seseorang untuk kepentingan kedinasan.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh Pejabat sesuai dengan
fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala surat keterangan terdiri dari :
(1) Kop surat keterangan, yang berisi logo dan nama instansi
diletakkan secara simetris dan diketik dengan huruf kapital.
(2) Judul surat keterangan
(3) Nomor surat keterangan
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh surat keterangan memuat identitas pejabat
yang menerangkan dan pegawai yang diterangkan serta maksud
dan tujuan diterbitkannya surat keterangan.
c) Kaki
Bagian kaki surat keterangan memuat keterangan tempat, tanggal,
bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan dan nama pejabat yang
membuat surat keterangan tersebut. Posisi bagian kaki terletak
pada bagian kanan bawah.
38
Contoh format Surat Keterangan tentang seseorang
SURAT KETERANGAN
Nomor : 02/.... ./PKM.LI / Bln / Tahun
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………….
Nama Lengkap
NIP. …………………
39
Contoh format Surat Keterangan tentang hal/peristiwa
SURAT KETERANGAN
Nomor : 02/...../PKM.LI / Bln/ Thn
Dengan ini menerangkan bahwa pada hari ……………., Tanggal ….. bulan …… tahun
……….. telah terjadi hal/peristiwa :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya, dan
seterusnya…………………………………………………………………………………………
Nama Lengkap
NIP. …………………
40
Contoh Surat Keterangan Kematian
No :..../ UGD/..../....
Nama : ..............................
Jabatan : ..............................
Menyatakan bahwa,
Tempat, Tanggal/bulan/tahun
Mengetahui,
...........................
41
Contoh Format Surat Keterangan Visum et Revertum
PEMERINTAH KABUPATEN PASER
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LONG IKIS
Jalan Negara KM 84 DesaAtangPait RT 1 Nomor 054 Kecamatan Long IkisKabupatenPaser
KodePos 76282 WA Center 0813 5238 0230 Email : puskesmas.longikis@gmail.com
Nomor :001/VER/PKM-LI/IV/2022
Lampiran :-
Perihal : Hasil Visum et Repertum
........................................................................................................................
“Pro Justitia”
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, dokter
....................................................................................................................................................
................. ..................................................................................................................................
................................... ................................................................................................................
..................................................... ..............................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
.....................................................................................tersebut
adalah :----------------------------------
Nama : --------------------------
Tempat, Tanggal Lahir : ------------------------------
Jenis Kelamin : ---------------------------------------------------------------
Agama : ---------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : ----------------------------------------------
Alamat : ---------
Menurut surat tersebut korban diduga mengalami -----------------------
42
dst............................................................................................................
...................................................................................
-----------------------------------------------
KESIMPULAN -------------------------------------------------------------------------------------------------
....................................................................................................................................................
................. ..................................................................................................................................
................................... ................................................................................................................
..................................................... ..............................................................................................
.......................................................................----------------------------------------------------------------
---------------------------------.---------------
Demikian Terhadap korban telah dilakukan perawatan
luka.-.------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tempat,tgl/bln/thn
Dokter UPTD. Puskesmas Long Ikis
................................................
NIP. ...............................
43
Contoh Format Surat Kerterangan Sehat
PEMERINTAH KABUPATEN PASER
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LONG IKIS
Jalan Negara KM 84 DesaAtangPait RT 1 Nomor 054 Kecamatan Long IkisKabupatenPaser
KodePos 76282 WA Center 0813 5238 0230 Email : puskesmas.longikis@gmail.com
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah dokter pada Puskesmas Long
Ikis,
adalah Dokter Pemerintah yang berkedudukan pada Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser, dan menjalankan kewajiban dengan :
mengangkat sumpah yang telah di ucapkan sewaktu menerima jabatan, menerangkan
bahwa saya telah memeriksa seseorang dengan :
Nama :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Selanjutnya berpendapat bahwa pada hari ini yang diperiksa dalam keadaan S e h a
t
Yang termasuk dalam Klasse : tanpa Klasifikasi dari Lampiran A.I Keuringsreglement.
Catatan : Dikeluarkan di :
1. Surat Keterangan ini hanya Pada tanggal :
Berlaku selama 3 (tiga) bulan
Sejak tanggal dikeluarkan
2. Tekanan Darah : Dokter yang memeriksa
3. Tinggi Badan :
4. Berat Badan :
5. Buta Warna :
44
8. Rapid Tes Covid-19 : Tidak dilakukan
9. Saat pemeriksaan tidak ditemukan gejala batuk pilek
d. Surat Pengantar
1) Pengertian
Surat pengantar adalah naskah dinas yang digunakan untuk
mengantar/menyampaikan barang atau naskah.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Surat keterangan dibuat dan ditandatangani oleh Pejabat sesuai dengan
fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala.Bagian kepala surat pengantar terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas
(2) Nomor
(3) tanggal
(4) Nama jabatan/alamat yang dituju
(5) Tulisan surat pengantar yang diletakkan secara simetris
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh surat pengantar dalam bentuk kolom terdiri
dari :
(1) Nomor urut
(2) Jenis yang dikirim
(3) Banyaknya naskah/barang
(4) keterangan
c) Kaki.
Bagian kaki surat pengantar terdiri dari :
(1) Pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi :
(a) Nama jabatan pembuat pengantar
(b) Tanda tangan
(c) Nama dan NIP
(d) Stempel jabatan/instansi
(2) Penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi :
(a) Nama jabatan penerima
(b) Tanda tangan
(c) Nama dan NIP
(d) Cap instansi
(e) Nomor telepon/faksimile
45
(f) Tanggal penerimaan
d) Hal yang perlu diperhatikan
46
Surat pengantar dikirim dalam dua rangkap, lembar kesatu untuk
penerima, dan lembar kedua untuk pengirim.
e) Penomoran
Penomoran surat pengantar sama dengan penomoran surat dinas.
Kepada Yth.
…………………………………
…………………………………
Di –Tempat
SURAT PENGANTAR
Nomor : 03.00/...... / Bln/ Thn
No.
Naskah Dinas yang Dikirim Banyaknya Keterangan
Urut
47
e. Pengumuman
1) Pengertian
Pengumuman adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan yang
ditujukan kepada semua pejabat/pegawai dalam instansi atau
perseorangan dan golongan di dalam atau di luar instansi.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Pengumunan dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang
mengumumkan atau pejabat lain yang ditunjuk.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala pengumuman terdiri dari :
(1) Kop naskah dinas yang memuat logo dan nama instansi, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris.
(2) Tulisan pengumuman dicantumkan dibawah logo instansi, yang
ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan nomor
pengumuman dicantumkan di bawahnya.
(3) Kata tentang, yang dicantumkan di bawah pengumuman ditulis
dengan huruf kapital secara simetris.
(4) Rumusan judul pengumuman, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris di bawah tentang.
b) Batang tubuh
Batang tubuh pengumuman hendaknya memuat
(1) Alasan tentang perlunya dibuat pengumuman
(2) Peraturan yang menjadi dasar pembuatan pengumuman
(3) Pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak.
c) Kaki
Bagian kaki pengumuman terdiri dari
(1) Tempat dan tanggal penetapan
(2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang ditulis dengan
huruf awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma.
(3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan
(4) Nama lengkap yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf
awal kapital
(5) Cap dinas
d) Hal yang perlu diperhatikan
(1) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan
kepada kelompok/golongan tertentu
48
(2) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi, tidak memuat
tata cara pelaksanaan teknis suatu peraturan
PENGUMUMAN
Nomor : 01.00/......./ Bln/ Thn
TENTANG
……………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
Dikeluarkan di : ……………………
Pada tanggal : ……………………
Nama Jabatan,
instansi)
Nama Lengkap
49
5. Naskah Dinas Lainnya
a. Laporan
1) Pengertian
Laporan adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang
pelaksanaan suatu kegiatan/kejadian.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Wewenang pembuatan laporan dilakukan oleh Pejabat/staf yang diberi
tugas. Laporan ditandatangani oleh pejabat/staf yang diserahi tugas.
3) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala laporan memuat judul laporan dan diketik dalam
huruf kapital dan diletakkan secara simetris.
b) Batang tubuh
Bagian batang tubuh laporan terdiri dari :
(1) Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan
serta ruang lingkup dan sistematika laporan.
(2) Materi laporan yang terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan,
faktor yang mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan,
hambatan yang dihadapi dan hal lain yang perlu dilaporkan.
(3) Simpulan dan saran sebagai bahan masukan dan
pertimbangan.
(4) Penutup yang merupakan akhir laporan memuat
harapan/permintaan arahan/ucapan terima kasih.
c) Kaki
Bagian kaki telaah staf ditempatkan di sebelah kanan bawah, yang
terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal pembuatan laporan
(2) Nama jabatan pejabat pembuat laporan yang diketik dengan
huruf awal kapital.
(3) Tanda tangan
(4) Nama lengkap yang diketik dengan huruf awal kapital.
50
Contoh format Laporan
LAPORAN
TENTANG
………………………………………………………………………
A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
Dibuat di : ……………………
Pada Tanggal : ……………………
Nama Jabatan Pembuat laporan
Nama Lengkap
51
b. Telaah Staf
1) pengertian
Telaah staf adalah bentuk uraian yang disampaikan oleh pejabat atau
staf yang memuat analisis singkat dan jelas mengenai suatu persoalan
dengan memberikan jalan keluar/pemecahan yang disarankan.
2) Wewenang pembuatan dan penandatanganan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani telaah staf
adalah pejabat struktural dan fungsional yang ditunjuk sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3) Susunan
a) Kepala, bagian kepala telaah staf terdiri dari :
(1) Tulisan Telaah Staf diletakkan secara simetris
(2) Kepada pejabat yang menerima telaah staf
(3) Tanggal telaah staf dibuat
(4) Nomor telaah staf sesuai klasifikasi
(5) Lampiran jika ada
(6) Hal yang menjelaskan tentang uraian singkat permasalahan
b) Batang tubuh, bagian batang tubuh telaah staf terdiri dari :
(1) Persoalan, memuat pernyataan singkat dan jelas tentang
persoalan yang akan dipecahkan.
(2) Pra anggapan, memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan
data yang ada, saling berhubungan sesuai dengan situasi yang
dihadapi, dan merupakan kemungkinan kejadian dimasa yang
akan datang.
(3) Fakta yang mempengaruhi, memuat fakta yang merupakan
landasan analisis dan pemecahan persoalan.
(4) Analisis pengaruh pra anggapan dan fakta terhadap persoalan
dan akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya,
pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat
dilakukan.
(5) Simpulan, memuat intisari hasil telaah, yang merupakan pilihan
cara bertindak atau jalan keluar
(6) Tindakan yang disarankan, memuat secara ringkas dan jelas
saran atau usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi.
c) Kaki. Bagian kaki telaah staf ditempatkan disebelah kanan bawah,
yang terdiri dari :
52
(1) Nama jabatan pembuat telaah staf, diketik dengan huruf kapital
pada setiap awal kata
(2) Tanda tangan
(3) Nama lengkap, diketik dengan huruf kapital pada setiap awal
kata
(4) Daftar lampiran (jika
TELAAH STAF
Kepada : ………………………………………………………
Dari : ………………………………………………………
Tanggal : ………………………………………………………
Nomor : ………………………………………………………
Sifat : ………………………………………………………
Lampiran : ………………………………………………………
Hal : ………………………………………………………
A. Persoalan
B. Pra anggapan
D. Analisis
E. Kesimpulan
F. Saran
Nama Jabatan
Nama Lengkap
53
c. Notula
1) Pengertian
Notula adalah naskah dinas yang memuat catatan pelaksanaan
kegiatan sidang/rapat mulai dari acara pembukaan, pembahasan
masalah sampai dengan pengambilan keputusan dan penutupan.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani notula adalah
pejabat dalam lingkungan instansi/satuan kerja sesuai dengan tugas
wewenang dan tanggung jawabnya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala notula terdiri dari :
(1) Logo dan tulisan unit kerja/perangkat daerah yang diketik
dengan huruf kapital secara simetris
(2) Notula diletakkan secara simetris di tengah atas
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh notula terdiri dari :
(1) Nama kegiatan sidang/rapat
(2) Hari / Tanggal
(3) Waktu sidang/rapat
(4) Acara/agenda
(5) Pimpinan sidang/rapat
(6) Peserta sidang/rapat
(7) Kegiatan sidang/rapat
c) Kaki
Bagian kaki notula ditempatkan disebelah kanan bawah, yang terdiri
dari :
(1) Nama jabatan pembuat notula, diketik dengan huruf kapital
pada setiap awal kata.
(2) Tanda tangan
(3) Nama lengkap, diketik dengan huruf kapital pada setiap awal
kata.
4) Hal yang perlu diperhatikan
Notula tidak dibubuhi stempel dinas
54
Contoh Format
Notula
NOTULEN
Sidang/Rapat : ………………………………………………………………….
Hari. Tanggal : ………………………………………………………………….
Pukul : ………………………………………………………………….
Acara : 1. ……………………………………………………………….
2..........................................................................dst
Pimpinan Sidang/Rapat
Ketua : (Nama Jabatan) ………………………………………………
Sekretaris (jika dianggap : (Nama Jabatan) ………………………………………………
perlu)
Pencatat/Notulis : ………………………………………………………………….
Notulis
Nama
55
d. Daftar Hadir
1) Pengertian
Daftar hadir adalah naskah dinas yang berisi keterangan atas kehadiran
seseorang.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani daftar hadir
adalah pejabat struktural dan fungsional yang ditunjuk sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala daftar hadir terdiri dari :
(1) Kop yang memuat logo dan nama unit kerja/perangkat daerah
dan diletakkan secara simetris di tengah atas.
(2) Tulisan daftar hadir dicantumkan di bawah logo unit
kerja/perangkat daerah, diketik dengan huruf kapital secara
simetris.
(3) Tulisan hari/tanggal dicantumkan di bawah tulisan daftar hadir
diketik dengan huruf awal kapital.
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh daftar hadir terdiri dari :
(1) Nomor
(2) Nama
(3) Jabatan
(4) Waktu Kehadiran
(5) Tanda tangan
c) Kaki
Bagian kaki daftar hadir ditempatkan disebelah kanan bawah, yang
terdiri dari :
(1) Nama jabatan pejabat yang menetapkan diketik dengan huruf
awal kapital, diakhiri dengan tanda baca koma (,).
(2) Tanda tangan pejabat yang menetapkan
(3) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, diketik dengan
huruf awal kapital
56
Contoh Format Daftar Hadir Pertemuan
DAFTAR HADIR
2. 2………………
3. 3………………
Dst Dst
Nama Jabatan
Nama Pejabat
NIP. …………………
e. Rekomendasi
1) Pengertian
Rekomendasi merupakan naskah dinas dari pejabat yang berwenang,
berisi keterangan atau catatan tentang sesuatu hal yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan kedinasan.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani rekomendasi
adalah Bupati, pejabat struktural dan fungsional yang ditunjuk sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
57
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala rekomendasi terdiri dari :
(1) Kop yang memuat lambang daerah, dan nama unit
kerja/perangkat daerah dan diletakkan secara simetris di tengah
atas.
(2) Tulisan rekomendasi dicantumkan di bawah lambang daerah
unit kerja/perangkat daerah, diketik dengan huruf kapital secara
simetris.
(3) Tulisan nomor dicantumkan di bawah tulisan rekomendasi
diketik dengan huruf awal kapital.
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh daftar hadir terdiri dari :
(1) Dasar hukum perlunya dibuat rekomendasi
(2) Pertimbangan rekomendasi
(3) Nama / objek
(4) Jabatan / tempat / identitas
(5) Peruntukkan / isi rekomendasi
c) Kaki
Bagian kaki daftar hadir ditempatkan disebelah kanan bawah, yang
terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal penetapan
(2) Nama jabatan pejabat yang menetapkan, yang diketik dengan
huruf awal kapital di akhiri dengan tanda baca koma
(3) Tanda tangan pejabat yang menetapkan
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, diketik dengan
huruf awal kapital.
58
Contoh Format Rekomendasi
REKOMENDASI
NOMOR : 800/......../Bln/Thn
A. Dasar : …………………………………………………………………..
B. Menimbang : …………………………………………………………………..
Untuk : ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Nama Jabatan
Nama Pejabat
NIP. …………………
59
f. Surat Keterangan Melaksanakan Tugas
1) Pengertian
Surat keterangan melaksanakan tugas merupakan naskah dinas dari
pejabat yang berwenang, berisi keterangan bahwa seseorang pegawai
telah menjalankan tugas.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani surat
keterangan melaksanakan tugas adalah Bupati, pejabat struktural dan
fungsional yang ditunjuk sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala surat keterangan melaksanakan tugas terdiri dari :
(1) Kop yang memuat lambang daerah, dan nama unit
kerja/perangkat daerah dan diletakkan secara simetris di tengah
atas.
(2) Tulisan surat keterangan melaksanakan tugas dicantumkan di
bawah lambang daerah unit kerja/perangkat daerah, diketik
dengan huruf kapital secara simetris.
(3) Tulisan nomor dicantumkan di bawah tulisan surat keterangan
melaksanakan tugas diketik dengan huruf awal kapital.
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh surat keterangan melaksanakan tugas terdiri
dari :
(1) Pejabat yang menerangkan
(2) Pegawai yang diterangkan
(3) Maksud dan tujuan diterbitkannya tubuh surat keterangan
melaksanakan tugas.
c) Kaki
Bagian kaki surat keterangan melaksanakan tugas terdiri dari :
(1) Tempat dan tanggal, bulan, tahun pembuatan.
(2) Nama jabatan pejabat yang membuat, yang diketik dengan
huruf awal kapital di akhiri dengan tanda baca koma (,).
(3) Tanda tangan pejabat yang membuat.
(4) Nama lengkap pejabat yang menandatangani, diketik dengan
huruf awal kapital.
60
Contoh Format Surat Keterangan Melaksanakan Tugas
Nama : …………………………………………….
NIP : …………………………………………….
Pangkat, Gol. : …………………………………………….
Jabatan : …………………………………………….
Nama : …………………………………………….
NIP : …………………………………………….
Pangkat, Gol : …………………………………………….
Jabatan : …………………………………………….
Demikian surat keterangan melaksanakan tugas ini saya buat dengan sesungguhnya
dengan mengingat sumpah jabatan PNS dan apabila dikemudian hari isi surat
keterangan ini ternyata tidak benar yang berakibat kerugian bagi negara, maka saya
bersedia menanggung kerugian tersebut.
Tempat, tanggal/bulan/tahun
Nama Jabatan,
Nama Pejabat
NIP. ……………….
61
g. Surat Panggilan
1) Pengertian
Surat panggilan merupakan naskah dinas dari pejabat yang berwenang,
berisi panggilan kepada seorang pegawai untuk menghadap.
2) Wewenang pembuatan dan penandatangan
Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani Surat
panggilan adalah Bupati, pejabat struktural dan fungsional yang ditunjuk
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Susunan
a) Kepala.
Bagian kepala surat panggilan terdiri dari :
(1) Kop yang memuat lambang daerah, dan nama unit
kerja/perangkat daerah dan diletakkan secara simetris di tengah
atas.
(2) Nomor, sifat, lampiran dan hal diketik di sebelah kiri di bawah
kop surat.
(3) Tanggal, bulan, tahun diketik dengan huruf awal kapital, diketik
di sebelah kanan.
(4) Kata Kepada Yth., ditulis dibawah tanggal surat, yang diikuti
dengan nama jabatan, dan alamat yang dikirimi surat (jika
diperlukan)
b) Batang tubuh.
Bagian batang tubuh surat panggilan terdiri dari :
(1) Alinea pembuka
(2) Hari
(3) Tanggal
(4) Pukul
(5) Menghadap kepada
(6) Alamat
(7) Untuk
(8) Alinea penutup
c) Kaki.
Bagian kaki surat panggilan terdiri dari :
(1) Nama jabatan pejabat yang membuat, yang diketik dengan
huruf awal kapital.
(2) Tembusan pada bagian kiri bawah (bila diperlukan)
62
Contoh Format Surat Panggilan
Kepada Yth.
……………………………………
………………
……
…………………
Nama Jabatan
Nama Lengkap
63
h. Manual Mutu
Manual Mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke
dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu
disusun, ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi, yang meliputi :
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Profilorganisasi
a. Gambaran Umum Organisasi
b. Visi dan Misi Organisasi
c. Struktur Organisasi
d. Motto Puskesmas
e. Tata Nilai
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Istilah dan Definisi
BAB II SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian Rekam Implementasi
BAB III TANGGUNG JAWAB
MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus pada Sasaran/Pasien
C. Kebijakan Mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian
Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung Jawab Wewenang
F. Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
BAB IV TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
64
BAB V MANAJEMEN SUMBER DAYA
A. Penyediaan Sumber Daya
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan Kerja
BAB VI PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Upaya Kesehatan Masyarakat
B. Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan
Perorangan) BAB VII PENUTUP
LAMPIRAN (jika ada)
65
(SPM) Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan
yang harus dicapai oleh Puskesmas.
2. Tim mengumpuLIan data :
a. Data umum
b. Data wilayah
c. Data penduduk sasaran
d. Data cakupan
e. Data sumber daya
3. Tim melakukan analisis data
4. Alternatif pemecahan masalah
B. Penyusunan rencana
1. Penetapan tujuan dan sasaran
2. Penetapan kegiatan
3. Pengorganisasian
4. Perhitungan sumber daya yang diperlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
1. Penjadwalan
2. Pengalokasian sumber daya
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III. Indikator dan standar kinerja untuk tiap upaya dan jenis
pelayanan Puskesmas
Puskesmas menetapkan indikator kinerja capaian tiap
upaya/program dan jenis pelayanan
Bab IV. Analisis Kinerja
A. Pencapaian kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya
Puskesmas.
B. Analisis Kinerja : menganalisis faktor pendukung dan
penghambat pencapaian kinerja
Bab V. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program Kerja dan Kegiatan : berisi program-program
kerja yang akan dilakukan yang meliputi antara lain :
1. Program kerja pengembangan SDM, yang dijabarkan
dalam kegiatan-kegiatan, misalnya : pelatihan,
66
pengusulan penambahan SDM, seminar, workshop,
dsb.
2. Program kerja pengembangan sarana, yang
dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya :
pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan,
dsb.
3. Program kerja pengembangan manajemen
4. Program kerja pengembangan UKM dan UKP dan
seterusnya.
B. Rencana Anggaran : yang merupakan rencana biaya untuk
tiap-tiap program kerja dan kegiatan-kegiatan yang
direncanakan secara garis besar.
Bab VI. Pemantauan dan Penilaian
Bab VII. Penutup
Lampiran : matriks rencana kerja lima tahunan Puskesmas.
67
Matriks Rencana Kerja Lima Tahunan
Panduan dalam mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan :
a) Nomor : diisi dengan nomor urut.
b) Pelayanan/Upaya Puskesmas : diisi dengan Pelayanan Klinis
(Upaya Kesehatan Perseorangan), dan Upaya Kesehatan
Masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas tersebut, misalnya
Upaya KIA, Upaya KB, Upaya PKM, dan seterusnya.
c) Indikator : diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolak ukur
kinerja Upaya/Pelayanan.
d) Standar : diisi dengan standar kinerja untuk tiap indikator.
e) Pencapaian : diisi dengan pencapaian kinerja tahunterakhir.
f) Target pencapaian : diisi dengan target-target yang akan dicapai
pada tiap tahap tahunan.
g) Program kerja : diisi dengan program kerja yang akan dilakukan
untuk mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis
kinerja, misalnya program kerja pengembangan SDM, program
kerja peningkatan mutu, program kerja pengembangan SDM,
program kerja pengembangan sarana,dsb.
h) Kegiatan : merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang
direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM,
kegiatan Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM,
dansebagainya.
i) Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk
tiap tahapan tahunan.
j) Harga Satuan : harga satuan untuk tiapkegiatan,
k) Perkiraan Biaya : diisi dengan perIkisan antara volume dengan
hargasatuan.
3) Penutup
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala
Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang
kemudian diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana
Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
68
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia
secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang,
dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas
yang dilakukan di Puskesmas baik wajib, pengembangan maupun upaya
khusus spesifik wilayah/Puskesmas sebagai rencana Tahunan Puskesmas
yang dibiayai oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah serta
sumber dana lainnya.
1) Mekanisme Perencanan TingkatPuskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) adalah menyusun usulan kegiatan yang meliputi usulan
mencakup semua kegiatan semua upaya Puskesmas, maupun upaya
khusus spesifik wilayah/Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku, baik secara global, nasional maupun daerah
sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di
Puskesmas. Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral
Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk
kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas. RUK
yang disusun merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan
RUK tersebut dilakukan pada bulan Januari tahun berjalan (H)
berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1)
dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di
Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H). RUK dibahas
di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan diajukan ke DPRD untuk
memeproleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis. Setelah
mendapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Berdasarkan alokasi biaya
yang telah disetujui tersebut, secara rinci RUK dijabarkan ke dalam
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Penyusunan RPK dilaksanakan
pada bulan Januari tahunj berjalan (H) dalam forum Lokakarya Mini
yang pertama.
69
2) Tahap penyusunan RUK.
a) Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Kepala
Puskesmas membentuk Tim Penyusun PTP yang anggotanya terdiri
dari staf Puskesmas.
b) Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui
proses analisis terhadap data yang dikumpuLIan tim yang telah
ditunjuk oleh Kepala Puskesmas. Data-data tersebut mencakup data
umum, data khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas).
70
(3) Rekapitulasi rencana usulan kegiatan
71
2) Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
3) Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan program/kegiatan. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus
adalah tujuan secara rinci.
4) Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan
program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus
berkaitan dan sejalan.
5) Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara
lain dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan
lain- lain.
Pada bagian ini petugas menerapkan Tata Nilai dan Budaya Mutu
UPTD Puskesmas Long Ikis.
Tata nilai UPTD Puskesmas Long Ikis adalah juga sebagai budaya
mutu
UPTD Puskesmas Long Ikis adalah 3 S (Senyum, Salam, Sapa).
6) Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan.
72
a) Specific :
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada
kemungkinan kesalahan interpretasi / tidak multi tafsir dan
menjawab masalah.
b) Measurable :
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif, yaitu dua atau lebih mengukur indikator
kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
c) Achievable :
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting dan
harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan,
keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses.
d) Relevan/Realistic :
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
7) Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk
bagan Gantt.
8) Monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan monitoring adalah melaksanakan
pemantauan terhadap pelaksanaan program/kegiatan agar tidak
terjadi penyimpangan, sementara evaluasi pelaksanaan kegiatan
adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang
direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan
seIkis (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi
diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka
dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
program/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama)
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
73
9) Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka
acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau
membuat dokumentasi kegiatan.
74
BAB IV
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Penyusunan
Setiap naskah dinas harus merupakan intisari dari pemikiran yang ringkas
dan jelas sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya naskah dinas yang disusun
secara sistematis. Dalam pembuatannya perlu memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Ketelitian
Dalam membuat naskah dinas harus mencerminkan ketelitian dan kecermatan,
baik dalam bentuk, susunan, pengetikan, isi, struktur, kaidah bahasa dan
penerapan kaidah ejaan didalam pengetikan sesuai konteksnya.
2. Kejelasan
Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan maksud dan materi yang dimuat
dalam naskah dinas.
3. Logis dan singkat
Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang formal, logis secara
efektif, singkat, padat dan lengkap, sehingga mudah dipahami bagi pihak yang
menerima naskah dinas.
4. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan baku yang berlaku sehingga dapat
menjamin tercapainya arsip yang autentik dan dapat dipercaya.
75
2. Nama Instansi/Unit Kerja
Kertas kepala nama instansi dan logo instansi serta alamat digunakan untuk
naskah dinas yang ditanda tangani pejabat yang berwenang. Kepala nama
instansi ditulis dengan huruf kapital.
76
d) Contoh format penomoran surat edaran :
SURAT EDARAN
NOMOR ….. TAHUN ………
TENTANG
………………………………………….
78
NOMOR : 01.00/…../Bln/Thn
e. Penomoran surat keterangan
SURAT KETERANGAN
NOMOR : 02/…../Bln/Th
79
f. Penomoran surat pengantar
SURAT PENGANTAR
NOMOR : 03.00/..../Bln/Thn
D. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah dinas ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab
(1, 2 3, dst …) dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan
membubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman
pertama naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu
mencantumkan nomor halaman.
F. Penggunaan huruf
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran 12, sedangkan naskah
dinas pengaturan diatur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
1. Jenis huruf yang digunakan pada kop naskah dinas adalah :
a. Tulisan nama pemerintah daerah dengan huruf Arial 14
b. Tulisan nama satuan kerja perangkat daerah dengan huruf Arial 14
c. Tulisan nama instansi/unit kerja dengan huruf Arial 18.
d. Tulisan alamat dan lainnya dengan huruf Arial 9
2. Jenis huruf yang digunakan untuk naskah dinas pengaturan adalah Bookman
Old Style 12.
3. Jenis naskah dinas lainnya menggunakan huruf Arial 12.
G. Lampiran
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor
urut dengan angka Arab. Nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari
halaman sebelumnya.
80
H. Ruang tanda tangan
Ruang tanda tangan merupakan tempat pada bagian kaki naskah dinas yang
memuat nama jabatan yang dirangkaikan dengan nama instansi.
1. Ruang tanda tangan ditempatkan disebelah kanan bawah setelah baris
Kalimat terakhir.
2. Nama jabatan diletakkan pada baris pertama tidak disingkat.
3. Ruang tanda tangan sekurang-kurangnya empat paragraf
4. Nama pejabat yang menandatangani naskah dinas yang bersifat mengatur,
ditulis dengan huruf kapital, dan nama pejabat yang menandatangani naskah
dinas yang bersifat tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital.
5. Jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas adalah ± 3 cm,
sedangkan untuk tepi kiri disesuaikan dengan baris terpanjang.
81
J. Media/sarana naskah dinas
Media/sarana naskah dinas adalah alat untuk merekam informasi
yang dikomunikasikan dalam bentuk media konvensional (kertas).
1. Kertas
a. Naskah dinas menggunakan kertas jenis HVS F4 Terkecuali Profil Pukesmas
menggunakan kertas jenis HVS A4
b. Pembuatan naskah dinas dari konsep hingga final yang dibubuhi paraf tidak
boleh menggunakan kertas bekas karena naskah dinas dari draf sampai
dengan ditandatangani merupakan satu kesatuan berkas arsip.
c. Naskah dinas yang bernilaiguna sekunder atau permanen, harus
menggunakan kertas dengan standar kertas permanen :
1) Secara umum dalam keadaan baik, bersih dari kotoran dan bebas dari
kerusakan, seperti noda tinta, debu dan tidak ada bekas kerutan dan
lubang.
2) Penggunaan kertas HVS di atas 80 gram atau jenis lain hanya terbatas
untuk jenis naskah dinas yang mempunyai nilai kegunaan tertentu
dalam waktu lama menggunakan kertas dengan tingkat keasaman
tertentu.
d. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas korespondensi adalah F4
disamping kertas A4, untuk kepentingan tertentu dapat digunakan kertas
dengan ukuran berikut :
1) A3 kuarto ganda (297 x 420 mm).
2) A5 setengah kuarto (210 x 148 mm)
3) Folio (210 x 330 mm)
4) Folio ganda (420 x 330 mm)
2. Amplop
Amplop adalah sarana kelengkapan penyampaian surat, terutama untuk surat
keluar. Ukuran, bentuk dan warna sampul yang digunakan untuk surat menyurat
disesuaikan kebutuhan dengan mempertimbangkan efisiensi.
a. Ukuran
Ukuran amplop yang digunakan untuk pengiriman naskah dinas disesuaikan
dengan jenis, ukuran dan ketebalan naskah dinas yang akan di
distribusikan.
b. Warna
Amplop naskah dinas menggunakan kertas berwarna putih atau coklat
muda.
82
c. Penulisan pengirim dan tujuan
Pada amplop harus dicantumkan alamat pengirim dan alamat tujuan.
Alamat pengirim berupa lambang negara/daerah, nama lembaga/jabatan,
serta alamat lembaga, sedangkan alamat tujuan naskah dinas ditulis
lengkap dengan nama jabatan/lembaga dan alamat lembaga.
d. Cara melipat dan memasukkan surat ke dalam sampul.
Surat yang siap untuk dikirim dilipat sesuai ukuran amplop dengan
mempertemukan sudut-sudutnya agar lipatannya lurus dan rapi dengan
kepala surat menghadap kedepan ke arah penerima/pembaca surat. Pada
amplop yang mempunyai jendela kertas kaca, kedudukan alamat tujuan
pada kepala surat harus tepat pada jendela amplop.
3. Tinta
Tinta yang digunakan untuk pembuatan naskah dinas berwarna hitam,
sedangkan untuk penandatanganan surat berwarna hitam atau biru tua.
K. Kata penyambung
Kata penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih
berlanjut pada halaman berikutnya jika naskah lebih dari satu halaman. Kata
penyambung ditulis pada akhir setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut
kanan bawah halaman dengan urutan kata penyambung dan tiga buah titik. Kata
penyambung itu diambil persis sama dari kata pertama halaman berikutnya. Jika
kata pertama dari halaman berikutnya menunjuk pasal atau diberi garis bawah atau
dicetak miring, kata penyambung juga harus dituliskan sama. Kata penyambung
tidak digunakan untuk pergantian bagian.
Contoh format penulisan kata penyambung pada halaman 1 baris paling bawah
kanan
adalah media … kata penyambung
kata pertama pada halaman 2 baris paling atas kiri adalah media elektronik … dst.
L. Tembusan
Tembusan surat dicantumkan disebelah kiri bawah, yang menunjukkan bahwa pihak
tersebut perlu mengetahui isi surat tersebut. Penulisan tembusan berada dalam
garis vertikal dengan sisi kiri kepala surat dan satu spasi di bawah NIP
penandatanganan serta nama pejabat yang harus dituju hanya cukup tulisan
Tembusan tanpa mencantumkan kata Yth atau Disampaikan Kepada Yth, jika yang
dituju hanya satu maka tidak perlu menggunakan nomor urut. Tidak perlu ditulis
sebagai laporan, arsip/pertinggal.
83
M. Lampiran
Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut
dengan angka Arab (1, 2, 3, dst …) dan dicantumkan dipojok kanan bawah, kecuali
halaman pertama lampiran tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
PEMERINTAH
Format Kop naskah dinas KABUPATEN PASER
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LONG IKIS
Jalan Negara KM 84 DesaAtangPait RT 1 Nomor 054 Kecamatan Long IkisKabupatenPaser
KodePos 76282 WA Center 0813 5238 0230 Email : puskesmas.longikis@gmail.com
84
P. Model dan Isi Kop Sampul Naskah
Format pembuatan sampul naskah dokumen adalah sebagai berikut :
1. Pada bagian atas sampul naskah dokumen diberi lambang daerah;
2. Pada bagian bawah lambang daerah memuat sebutan
Pemerintah Kabupaten Paser dan nama Satuan Kerja Perangkat
Daerah, diketik secara simetris, menggunakan huruf Arial ukuran
20 pt ditebaLIan, dengan jarak 1 spasi;
3. Kemudian dibagian bawahnya lagi memuat nama Instansi/Unit
Kerja, dengan jarak 2 spasi, ukuran huruf 24 pt ditebaLIan;
4. Pada bagian tengah sampul naskah dokumen diberi gambar
peta atau foto Puskesmas;
5. Judul dokumen dan tahun pembuatan diletakkan pada bagian
akhir/bawah sampul, ukuran font menyesuaikan.
6. Penggunaan bingkai (frame) boleh diberikan dan tidak pada
sampul naskah dokumen.
85
Contoh Format Sampul Naskah Dokumen :
86
BAB V
PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN
A. Tujuan Proses
Pedoman ini disesuaikan sebagai acuan untuk melaksanakan pengendalian
dokumen dan rekaman agar terjadinya proses perubahan, penerbitan, distribusi dan
sirkulasi dokumen yang ada di Puskesmas Long Ikis sesuai dengan perundangan
dan peraturan yang berlaku serta memenuhi persyaratan akreditasi Puskesmas.
C. Uraian Umum
1. Dokumen Puskesmas adalah seluruh dokumen resmi yang berlaku di
Puskesmas Long Ikis yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi, meliputi :
a. Dokumen internal
1) Surat Keputusan/Kebijakan (SK)
2) Manual Mutu
3) Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
4) Standar Operasional Prosedur (SOP)
b. Dokumen eksternal
1) Dasar hukum berupa Undang-Undang, peraturan dan keputusan yang
berasal dari supra sistem.
Undang-Undang (UU)
Keputusan Menteri Kesehatan (KMK)
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
Lain-lain (X)
2) Buku-buku pedoman atau buku lainnya yang menjadi referensi
Buku pedoman atau panduan lain (Ped)
2. Manual Mutu
a. Dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu Puskesmas Long Ikis.
b. Format Manual Mutu Puskesmas Long Ikis ditentukan sebagai berikut :
87
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan mutu
3. Proses pelayanan
B. Ruang lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
II. Sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
III. Tanggung jawab manajemen
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan sistem manajemen mutu dan pencapaian sasaran
kinerja/mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Penanggung Jawab Mutu
G. Komunikasi internal
IV. Tinjauan manajemen
A. Umum
B. Masukan tinjauan manajemen
C. Luaran tinjauan
V. Manajemen sumber daya
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perorangan)
VII. Penutup
88
3. Dokumen Induk
a. Dokumen asli
b. Telah disahkan oleh Kepala Puskesmas Long Ikis
c. Didokumentasikan oleh pengendali dokumen
d. Tidak memiliki cap “TERKENDALI” atau “TIDAK TERKENDALI” maupun
“KADALUARSA”
4. Dokumen terkendali
a. Dokumen yang di distribusikan kepada setiap unit kerja
b. Terdaftar dalam daftar distribusi dokumen
c. Menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan
d. Ditarik bila ada perubahan (revisi)
e. Pada dokumen ini harus ada tanda/stempel “TERKENDALI”
5. Dokumen tidak terkendali
a. Didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan pihak di luar
Puskesmas Long Ikis.
b. Digunakan untuk keperluan insidentil
c. Tidak dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Apabila didistribusikan harus memiliki tanda/stempel “TIDAK TERKENDALI”
e. Yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah Penanggung Jawab Mutu
dan tercatat pada daftar distribusi dokumen tidak terkendali.
6. Dokumen kadaluarsa/tidak berlaku
a. Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena
telah mengalami perubahan/revisi.
b. Tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Dokumen ini harus ditarik dari seluruh unit dan dicatat
dalam ditribusi/penarikan dokumen.
d. Dokumen induk diberi stempel “KADALUARSA” dan dokumen sisanya
dimusnahkan.
7. Setiap pembuatan dokumen harus mendapat persetujuan kecukupannya
sebagai berikut :
a. Manual mutu :
1) Dibuat dan disiapkan oleh pengendali dokumen
2) Ditinjau dan diperiksa oleh Penanggung Jawab Mutu
3) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
b. Kerangka acuan
1) Dibuat dan disiapkan oleh penanggung jawab program/kegiatan
2) Ditinjau dan diperiksa oleh koordinator upaya
89
3) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
c. Standar Operasional Prosedur :
1) Dibuat dan disiapkan oleh penanggung jawab program/kegiatan
2) Ditinjau dan diperiksa oleh koordinator upaya
3) Disahkan dan diberlakukan oleh Kepala Puskesmas.
90
16. Penyimpanan dan pemusnahan rekaman sesuai dengan masa retensi yang
telah ditetapkan.
17. Memeriksa rekam yang telah habis masa simpan
18. Rekaman disimpan dan dipelihara sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan, bahan analisa dan pengukuran kinerja.
19. Membuat daftar rekam habis masa simpan.
20. Rekaman yang telah habis masa simpan dilaporkan ke atasan terkait untuk
dilakukan pemusnahan.
21. Data rekam yang akan dimusnahkan dicek dan direview kemudian disetujui
pemusnahan rekam sesuai dalam aturan yang berlaku.
22. Memerintahkan staf untuk melakukan pemusnahan.
23. Memisahkan rekam dan melakukan pemusnahan rekam dan membuat berita
acara pemusnahan rekam.
24. Pemusnahan rekaman diarsipkan dalam berita acara pemusnahan rekaman.
D. Kebijakan
1. Pengendalian dokumen dan rekaman di Puskesmas Long Ikis dilakukan secara
terpusat di bawah kendali Tim Manajemen Mutu.
2. Seluruh dokumen internal (SK, MM, PK, KAK, SOP) tercatat dalam daftar
dokumen internal dan disimpan oleh pengendali dokumen.
3. Seluruh dokumen eksternal tercatat dalam daftar dokumen eksternal dan
dikelompokkan berdasarkan program.
4. Seluruh formulir/rekaman tercatat dalam daftar rekaman dan dikelompokkan
berdasarkan program.
5. Dokumen master disimpan oleh Tim Manajemen Mutu.
6. Setiap dokumen harus dikendalikan sesuai prosedur yang berlaku dengan
tujuan untuk :
a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan
b. Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk menyetujui ulang
dokumen.
c. Memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku tersedia
ditempat pemakaian.
d. Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali.
e. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dikenali dan
distribusinya dikendalikan.
91
f. Mencegah pemakaian dokumen kadaluarsa yang disengaja dan menerakan
identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut apabila disimpan untuk
maksud tertentu.
g. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
ditunjukkan.
7. Review terhadap dokumen internal berupa Surat Keputusan, Manual Mutu,
Pedoman Kerja, Kerangka Acuan Kerja, dan Standar Operasional Prosedur
dilakukan secara berkala dan/atau jika terdapat perubahan dalam proses
pelayanan.
8. Dokumen yang telah direview dan dinyatakan tidak dipergunakan kembali
masuk kedalam kategori dalam kadaluarsa.
9. Masa retensi dokumen kadaluarsa ditetapkan bersama oleh penanggung jawab
program/kegiatan dan Tim Manajemen Mutu dan tercantum dalam rekaman dan
kode formulir.
10. Setiap kegiatan baru didokumentasikan dalam bentuk catatan
kegiatan/rekaman.
11. Pemusnahan dokumen kadaluarsa diusuLIan penanggung jawab program dan
dilakukan oleh Pengendali Dokumen atas persetujuan Wakil Tim Manajemen
Mutu dan Kepala Puskesmas.
12. Pemusnahan dokumen kadaluarsa dicatat dalam Berita Acara Pemusnahan
Dokumen.
92
BAB VI
PENUTUP
93