Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha esa atas berkat dan
rahmatnya, maka buku pedoman peningkatan mutu dan kinerja di UPT puskesmas Longikis
dapat diselesaikan.
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di Indonesia.
Pelayanan kesehatan yang bermutu yang berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasie
menjadi strategi yang paling tepat dalam menagntisipasi adaya persaingan terbuka melalui
pendekatan mutu kesehatan yang berorientasi pada proses pelayanan bermutu, dan hasil
pelayanan kesehatan sesuai dengan keinginan pelanggan atau pasien.
Pedoman ini merupakan acuan minimal pada karyawan di UPT Puskemas Longikis
serta pihak yang terkait, sehingga untuk penerapannya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
dan kemampuan puskesmas.
Kami mengharapkan saran serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan
pedoman ini sehingga dapt mewujujudkan mutu dan kinerja puskesmas yang optimal sesuai
peran dn fungsinya sehingga pelayanan yang diberikan lebih bermutu dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa member rahmat dan hidayatNYA kepada kita semua,
Amin.
Sukardi, AMd.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Oganisasi
Identitas puskesmas
Nama Puskesmas : UPT Puskesmas Longikis
Alamat : Jl. Penajam - Kuaro Km.84 Desa Atang Pait Kec.
Long Ikis Kab. Paser
Telepon :
Puskesmas Long Ikis salah satu Puskesmas di Kabupaten Paser yang terletak di
Jalan Penajam Kuaro Kilometer 84 Desa Atang Pait RT/RW.001/001 Kecamatan Long
Ikis Kabupaten Paser dengan koordinat geografis terletak antara lintang selatan
01”34’56,76” dan bujur timur 116”11’53,51”.
I. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi puskesmas dengan pelayanan bermutu dan mandiri menuju
masyakarakat sehat
b. Misi
SEHAT
- meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
- meningkatkan pembangunan berwawasan kesehatan
MANDIRI
Program adalah upaya yang dilaksanakan puskesmas untuk melaksanakan fungsinya sebagai
pusat pembangunan berwawasan kesehatan dan pusat pemerdayaan keluarga dan
masyarakat. Program yang dilaksanakan oleh puskesmas longikis meliputi:
1. Analisa masalah
Identifikasi masalah (dikelompokan menurut jenis
program, cakupan, mutu, ketersediaan sumber
daya)
Menetapkan urutan prioritas masalah
Dengan berbagai macam metode seperti criteria
matriks, MCUA, Hanlon, CARL., dsb
Merumuskan masalah
Dengan 5 W + 1 H
Mencari akar penyebab masalah
Degan metode ishikawa ( tulan ikan) atau pohon
masalah, kemungkinan penyebab masalah berasal
dari :
a) Input : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta
prosedur kerja menejemen alat, obat dan dana
b) Proses : frekuensi, kepatuhan pelayanan medis
dan non medis
c) Lingkungan
Dengan kategori (man, money, ,aterial,
methode/ apa, bagimana, mengapa, dimana)
2. Penyusunan RUK
Meliputi upaya kesehatan esensial, upaya kesehatan
pengembangan, upaya kesehatan perseorangan
adapun kegiatannya mencakup:
Kegiatan tahun yang akan dating (kegiatan
rutin, sarana prasarana, operasional dan hasil
analisis maslah
Kebutuhan sumber daya berdasarkan
ketersediaan sumber daya yang ada tahun ini.
Rekapitulasi RUK dan sumber daya yang
dibutuhkan dalam format RUK
3. Tahap penyusunan pelaksanakan kegiatan (RPK )
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang
harus disetujui
Membandingkan alokasi kegiatan dengan RUK
yang diusulkan dan situasi pada saat
penyusunan RPK
Meyusun rancangan awal, rincian dan volume
kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber
daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan.
Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk
membahas kesepakatan RPK
Membuat RPK yang telah disususn dalam
bentuk matriks
Hasil daro perencanaan disosialisasikan pada saat
lokakarya mini internal dan eksternal
4) Pelaksanaan pengendalian
Adalah proses penyelengaraan, pemantauan serta penilaian terhadap
kinerja penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas, baik rencana tahunan
upaya kesehatan esensial maupun rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan diwilayah kerja
puskesmas.
Langkah-langkah pelaksanaan dan penegendalian adalah sebagai berikut:
a. Pengorganisasian
Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama,
pengorganisasian berupa penentuan para coordinator, para penanggung
jawab, dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap
satuan wilayah kerja. Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan
kerjasama tim secara lintas program
b. Penyelengaraan
Untuk dapat terselengaranya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut:
i. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama
yang menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi
wilayah kerja, dan rincian tugas para penanggung jawab dan
pelaksana
ii. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai
dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disusun. Beban
kegiatan pustugas harus terbagi habis dan merata kepada seluruh
petugas.
iii. Penyelengara kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
c. Pemantauan
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan melakukan telaah penyelengara
kegiatan dan hasil yang dicapai baik secara internal maupun eksternal
d. Penilaian kegiatan
e. Dilakukan pada akhir bulan maupun akhir tahun angaran sesuai dengan
cara penilaian kinerja puskesmas berdasarkan pedoman penilaian kinerja
puskesmas dari dinas kesehatan kabupaten paser.
5) Pengawasan dan pertanggung jawaban
Adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelengaraan dan
pencapaian tujuan puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-
undangan serta bebagai kewajiban yang berlaku.
a. Pengawasan pengawasan dibedakanmenjadi internal dan eksternal.
Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung,
ataupun pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dias
kesehatan kabupaten serta berbagai institusi pemerintah terkait.
Mencakup aspek administratif, keuangan, dan playanan. Apabila
ditemukan adanya penyimpangan baik terhadap rencana, standar,
peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pertanggungjawaban pada setiap akhir tahun anggaran, kepala
puskesmas harus membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang
mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan
berbagai sumber daya termasuk keuangan dan laporan akuntabilitas (
LAKIP)
6) Menejemen kefarmasian
9) Mutu Pelayanan
Anggota Anggota
Uraian Tugas :
b. Audit internal:
Audit internal lakukan untuk menilai dan memperbaiki mutu dan kinerja baik
pelayanan UKM, UKP dan manajerial yang dilakukan oleh tim audit internal
dengan rencana program audit yang terjadwal selama satu tahun dan periodik.
H. METODA:
Metoda dalam peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien adalah
sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja dan tindak lanjut dengan melalui analisis terhadap capaian
kinerja kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana perbaikan,
pelaksanaan perbaikan, memonitoring dan menilai hasil perbaikan, dan tindak
lanjut, mengikuti siklus PDCA.
2. Menindak lanjuti masukan dan keluhan pengguna dan masyarakat megikuti
siklus PDCA
3. Menerapkan manajemen risiko baik pada pelayanan manajerial, UKM, dan UKP,
dengan tahapan: menetapkan lingkup manajemen risiko, melakukan analisis
risiko, dan menindak lanjuti. Manajemen risiko diterapkan baik secara reaktif
maupun proaktif. Upaya proaktif dilakukan sebelum ada kejadian dengan
menganalisis kemungkin anter jadinya risiko dengan menggunakan metoda
FMEA, sedangkan upaya reaktif dilakukan untuk mengatasi kejadian yang sudah
terjadi dan mencegah terulangnya kejadian dengan menggunakan metoda RCA.
1. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan penanggung jawab
UKM wajib berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
2. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu
dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran puskesmas.
3. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Long Ikis dengan
pendekatan multi disiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
4. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring
dan evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak
lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, indikator
peran lintas program, indikator pemberdayaan masyarakatdan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan
klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,
kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial
cedera.
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
perencanaan Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
7. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.
8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka
area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan Farmasi
d. Pelayanan Gawat Darurat
LAMPIRAN 2
A. Keuangan
1. Frekuensi pemeriksaan keuangan : BOK, JKN dan Operasional Puskesmas
setiap tribulan (4 kali per tahun)
2. Prosentase penyerapan keuangan dalam 1 tahun :
a. BOK (100% )
b. JKN (75%)
c. Operasional Puskesmas (100%)
3. Kesesuaian antara penyerapan keuangan dengan juknis (100%)
B. Ketenagaan
1. Prosentase kedisiplinan kerja sesuai dengan tingkat kehadiran (95%)
2. Prosentase kebutuhan tenaga berdasarkan standar kompetensi dan
pengembangan pendidikan dan pelatihan kompetensi karyawan (3 kali setahun)
C. Aset
1. Frekuensi pemeliharaan sarana (Gedung) 1 kali dalam 1 tahun
2. Frekuensi pemeliharaan prasarana (kendaraan roda 4, kendaraan roda 2, air,
kipas angin, dll) 4 kali dalam 1 tahun.
3. Prosentase Peralatan medis dikalibrasi (25%)
D. Audit Internal
Terdokumentasinya laporan hasil Audit Internal.
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
≥ 95
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan komplikasi kebidanan
≥80
yang ditangani
Cakupan komplikasi Neonatal
≥80
yang ditangani
JENIS UKM KRITERIA INDIKATOR NILAI KETERANGAN
Cakupan pelayanan nifas ≥ 95
Cakupan kunjungan Neonatus
≥ 95
1 (KN1)
Cakupan kunjungan Neonatus
≥ 90
3 kali (KN Lengkap)
Cakupan Bayi Baru Lahir ≥ 90
Ditimbang
Cakupan BBLR ≥ 90
Cakupan Peserta KB Baru ≥80
Cakupan Peserta KB Aktif ≥80
Cakupan Penjaringan
Kesehatan Siswa SD dan ≥ 90
Setingkat
Outcome Kepuasan sasaran ≥ 80 %
Pelayanan Input Ketersediaan tenaga gizi di Sesuai
Gizi Puskesmas persyaratan
Permenkes
No 75/2014
Proses Balita gizi buruk yang 100 %
mendapat perawatan
Mutu pelayanandi UPTD Puskesmas longlkis diukur berdasarkan indikator Mutu, adapun
indikator- Indikator mutu di UPTD puskesmas Longlkis adalah sebagai berikut:
a) Indikator mutu pelayananAdmen dan UKP
No Jenis pelayanan Indikator Standart
1. Tempat pendaftaran
2. Rekam medis
3. Poli umum
4. Poli gigi
5, Apotek
6. Laboratorium
7. UGD
8. Vk bersalin dan Ruangan
nifas
9. Rawat inap
10. Administrasi dan menejemen
DEFINISI OPERASIONAL
a. TEMPAT PENDAFTARAN
Pengumpulan data
Standart >90%
b. REKAM MEDIS
Kelengkapan pengisian rekam medis
Standart 100%
c. POLI UMUM
Kepuasan pelanggan pada poli umum
d. POLI GIGI
Kepuasan prlanggan poli gigi
e. POLI KIA/KB
Kepuasan pelanggan poli kia/kb
f. APOTEK
Waktu tunggu pelayanan non racikan
Judul Waktu tunggu pelayanan non racikan
Dimensi mutu Efektifitas , kesinambungan pelayanan, efesiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatab pelayanan apotek
Definisi Operasional Waktu pelayanan apotek adalah tenggang waktu mulai
pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima
obat jadi
Frekuensi pengumpulan data Setiap hari
Periode analisa Sebulan sekali
Nemerator Jumlah komulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi
pasien dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien 1 bulan
Sumber data Form indikator mutu pelayanan apotik
Standart < 10 menit
Penanggung jawab pengumpulan data Penanggung jawab apotik
g. LABORATORIUM
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium TAT untuk rutin hematologi
Judul Waktu tunggu pelayanan hematologi
Dimensi mutu Efektifitas , kesinambungan pelayanan, efesiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan
Definisi Operasional Waktu tunggu pemeriksaan Hemitologi Rutin adalah
ketepatan waktu pemberian hasil
Frekuensi pengumpulan data Setiap hari
Periode analisa Sebulan sekali
Nemerator Jumlah komulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi
pasien dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien 1 bulan
Sumber data Form indikator mutu pelayanan apotik
Standart < 10 menit
Penanggung jawab pengumpulan data Penanggung jawab apotik