Anda di halaman 1dari 16

Oleh :

Kelompok 2

Anggota :

Yani Imelda Maulida Amanah

Lila Elpepi Rahmadia Furqoni

Finta Wahyuni Wellino Putri Ashari

Monica Retiana Sri Adelia

Retty Desmita Lanny Ari Tonang

Dosen Pembimbing :

Rahman Satria

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS SUMBAR

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN

2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyeleaikan Laporan Benchmarking ke

Laboratorium Klinik Prodia Padang ini, yang diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas

Akhir Semester pada mata kuliah Manajemen Laboratorium Kesehatan di STIKES

PERINTIS SUMBAR.

Dalam penulisan Laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan arahan, bantuan

serta bimbingan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil dalam

pembuatan Laporan ini.

2. Bapak Rahman Satria selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Laboratorium

Kesehatan telah banyak memberikan saran dan masukan dalam pembuatan Laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa karya Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca

untuk menuju kesempurnaan demi perbaikan laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan

semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menambah wawasan bagi

kita semua terutama bagi penulis sendiri.

Padang, Februari 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas dalam
kelas saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini lebih ditekankan pada
pengajaran yang menerobos di luar kelas bahkan di luar institusi pendidikan seperti
lingkungan kerja, alam, atau kehidupan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
memberikan bekal pengalaman kepada peserta didik adalah mengikutsertakan mahasiswa
dalam Benchmarking.

Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau
umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan
membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/ organisasi
lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal. Benchmarking juga merupakan
teknik manajemen untuk mengukur performa atau hasil kerja, dengan membandingkannya
dengan parameter atau ukuran terbaik yang dikenal di pasar dan biasanya ditunjukkan oleh
perusahaan-perusahaan pemimpin pasar.

Benchmarking bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa secara


perorangan atau kelompok untuk dapat memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai
kondisi kinerja organisasi sehingga dapat mengadopsi best practice untuk meraih sasaran
yang diinginkan.

Berkenaan dengan hal tersebut, mahasiswa Prodi D IV Analis Kesehatan (Jalur B)


melakukan kegiatan Benchmarking di Laboratorium Klinik Prodia Padang, pada tanggal 06
Februari 2015. Yang menjadi ukuran dalam hal ini adalah melakukan perbandingan terkait
dengan rahasia sukses perusahaan, khususnya di bidang pemasaran, proses, distribusi, dan
pelayanan di laboaratorium kemudian membandingkannya dengan Standar Akreditasi
Laboratorium versi KALK.

Pengalaman yang diperoleh dari Benchmarking ini diharapkan dapat menambah


pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkan sikap responsif dan inisiatif. Dan melalui
Benchmarking ini diharapkan akan terbentuk kemitraan antara program Analis Kesehatan
dengan institusi Laboratorium Klinik Prodia sehingga akan tercipta suatu dialog antara
pendekatan akademik dengan pendekatan operasional.
1.2. Tujuan Benchmarking
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu dalam mengimplementasikan ilmu yang diperoleh dibangku
kuliah sesuai dengan mata kuliah Manajemen Laboratorium.

b. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu menganalisa dan membandingkan pelayanan dan teknis dalam
Laboratorium Klinik Prodia yang terakreditasi ISO dengan Standar Akreditasi Laboratorium
versi KALK.

1.3. Manfaat Benchmarking


Dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkan sikap responsif
dan inisiatif pada mahasiswa.

Terbentuk kemitraan antara program Analis Kesehatan dengan institusi Laboratorium


Prodia sehingga akan tercipta suatu dialog antara pendekatan akademik dengan pendekatan
operasional.

1.4. Waktu dan Tempat


Benchmarking ini dilakukan pada tanggal 06 Februari 2015, bertempat di
Laboratorium Klinik Prodia Padang, Jl. Pattimura No. 3 A Padang.

1.5. Ruang Lingkup Benchmarking


Adapun ruang lingkup Benchmarking yang dilakukan adalah:

1. Bagian Pelayanan
2. Bagian Teknis
BAB II

PROFIL LAHAN BENCHMARKING

(LABORATORIUM KLINIK PRODIA)

2.1. Sejarah Singkat Laboratorium Klinik Prodia

Laboratorium Klinik Prodia didirikan pertama kali di Solo pada tanggal 7 Mei 1973
oleh beberapa orang idealis berlatar belakang pendidikan farmasi. Sejak awal, Drs. Andi
Wijaya beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen untuk mempersembahkan
hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati. Komitmen itulah yang mengantarkan
Prodia menjadi laboratorium klinik terbaik dan terbesar di Indonesia seperti sekarang ini,
serta menjadi Pusat Rujukan Nasional.

Pada tahun 1975, Prodia mengembangkan layanan di kota Jakarta dan Bandung. Pada
1980, layanan Prodia bisa dinikmati di 7 cabang. Prodia melengkapi struktur organisasinya
dengan : Bagian Penelitian dan Pengembangan Technical/ Quality Control Department, serta
Bagian Pendidikan dan Latihan bagi karyawan. Pada tahun 1985, layanan Prodia bisa
dinikmati di 10 kota.

Untuk mewujudkan visi sebagai Centre of Excellence, Prodia merintis dan melakukan
kerjasama internasional dengan National University Hospital (NUH) - Singapura dan
Specialty Lab(Sekarang Quest Lab) USA. Layanan Prodia berhasil menjangkau Indonesia
melalui 24 cabang. Pada tahun 1996, layanan Prodia bisa dinikmati di 38 cabang.

Pada tahun 1997, Prodia membangun dan mengimplementasikan Sistem Informasi


Laboratorium berbasis Infomation Technology (IT) bernama PRILI. Pada tahun 1999, Prodia
cabang Jakarta mendapat sertifikasi ISO 9002 dan menjadi laboratorium klinik pertama di
Indonesia yang memperoleh sertifikasi internasional. Jumlah cabang Prodia bertambah dari
49 menjadi 94 cabang yang tersebar di Indonesia.

Laboratory Technologists di Prodia adalah yang pertama memperoleh sertifikat


kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi(BNSP), sementara itu Prodia dikenal
sebagai laboratorium dengan komitmen tertinggi dalam sertifikasi laboratory technologist-
nya. Prodia memberikan beasiswa kepada karyawannya untuk mengikuti program S2 dan S3
biomedik demi meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya.

Pada tahun 2005, Sistem Manajemen Informasi Laboratorium Prodia bermigrasi dari
PRILI ke SISPRO. Prodia Jakarta kembali menjadi laboratorium klinik pertama di Indonesia
yang berhasil memperoleh akreditasi SNI ISO 15189, yaitu akreditasi internasional khusus
untuk laboratorium medis.

Untuk meningkatkan mutu dan layanan pemeriksaan kesehatan yang spesifik yang
terkait laboratorium klinik, didirikan sister company yakni Prodia the CRO (Contract
Research Organization) untuk layanan uji klinik obat, dan Prodia Occupational Health
Institute untuk layanan pemeriksaan kesehatan berbasis kesehatan kerja.

Prodia Tower, sebagai salah satu bagian untuk mewujudkan visi Prodia sebagai
Centre of Excellence, diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI. Pada tahun ke-3 mengikuti
program External Quality Assurance (EQAS) yang diselenggarakan oleh Bio-Rad (USA),
Prodia cabang Solo berhasil masuk peringkat 26 dari 2.320 laboratorium peserta (dari 95
negara). Peringkat ini terus meningkat, yakni menjadi peringkat 18 dari 2.532 laboratorium
peserta pada 2010. Tahun 2010 meraih Top Brand Award dengan peringkat tertinggi untuk
pertama kalinya. Prodia menerima Service Excellence Award.

Tahun 2011, untuk memahami kebutuhan khusus akan layanan laboratorium untuk
pasien anak, maka didirikanlah Prodia Childlab di Jakarta. Untuk mendukung kelancaran dan
ketersediaan reagensia (bahan baku untuk pemeriksaan), Prodia mendirikan pabrik reagensia
melalui sister company-nya Proline (Prodia Diagnostic Line). Proline menjadi pabrik
reagensia dengan lisensi dari Diasys - Jerman.

Kerjasama dan harmonisasi laboratorium sentral antara Prodia dan Quintiles (sebuah
Contract Research Organization terbesar di dunia) menjadikan Prodia dapat menangani uji
klinis multicenter yang dilakukan di berbagai negara oleh biofarmasi global. Pada September
2011, Prodia menjadi laboratorium pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi NGSP
untuk pemeriksaan HbA1c. Pada awal 2012, Prodia telah memiliki 110 cabang yang tersebar
di 78 kota 29 propinsi.

2.2. Misi, Visi & Falsafah


Mulai tahun 2009, Prodia mengusung tema Love for Quality sebagai inspirasi bagi
seluruh karyawan Prodia dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Love for Quality
merupakan perwujudan upaya perbaikan tanpa henti yang dilandasi rasa cinta demi
mempersembahkan layanan berkualitas, karena Prodia percaya bahwa cinta dan Anda
pelanggan setia adalah suatu kesatuan yang tak terpisahkan.

Misi

1. Untuk DIAgnosa lebih baik

2. Untuk si DIA yang bergabung dengan Prodia

Visi

Menjadi laboratorium klinik dan pusat rujukan diagnostik terbaik dan terbesar

Sebagai Centre of Excellence.

Falsafah

1. Mengutamakan pelanggan
2. Mengutamakan mutu (quality as a way of life)
3. Menjaga keseimbangan bisnis dan ilmu
4. Memiliki semangat The Spirit of Prodia
5. Sikap mental positif
6. Kekompakan tim (HPTs)
7. Keterbukaan
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Layanan Laboratorium


Ada 3 tahapan dilaboratorium, yaitu:

1. Pra analitik
a. Persiapan petugas
b. Persiapan pasien
c. Persiapan sampel
d. Persiapan alat (control dan kalibrasi)
e. Persiapan reagen
2. Analitik
Merupakan tahapan yang mencakup semua prosess pelaksanaan pemeriksaan
yang dilakukan di laboratorium.
3. Post Analitik
a. Pencatatan dan pelaporan hasil
b. Administrasi dan pengambilan arsip
Manajemen Mutu Di Laboratorium Klinik Prodia Padang :

1. Pelayanan
2. Teknis
3. Pemasaran
4. Keuangan
5. Administrasi
Dalam Kunjungan yang dilaksanakan kali ini kami hanya melihat manajemen
Pelayanan dan Teknis saja.

3.1.1. Manajemen Pelayanan


Ada 2 macam pelayanan dilaboratrium Klinik Prodia Padang, yaitu Pelayanan
Laboratorium (Hematologi, Serologi, Kimia Klinik, Urinalisa) dan Pelayanan Non
Laboratorium (EKG, USG, Ronsen).

Ada 5 Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengatur dalam bagian pelayanan
1. Pendaftaran dan penerimaan pemeriksaan specimen (pasien yang datang ke
prodia)
2. Pendaftaran dan pengambilan specimen onside (pihak prodia yang datang ke
tempat pasien)
3. Penanganan pembatalan pemeriksaan dan penanganan specimen atau hasil
bermasalah
4. Penanganan keluhan pelanggan
5. Pengembangan layanan

Prodia memberikan pelayanan kepada :

1. Masyarakat Umum
Melayani pelanggan dengan lebih baik merupakan tujuan utama Prodia. Selain
melayani pelanggan langsung di cabang-cabang Prodia, layanan yang bisa didapatkan
pelanggan antara lain :

a. Pengambilan sampel di rumah pelanggan.


b. Pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium ke rumah pelanggan.
c. Akses hasil pemeriksaan secara on-line.
d. Edukasi pelanggan tentang kesehatan melalui seminar maupun bahan cetakan
lainnya.
2. Dokter
Prodia memandang para dokter sebagai mitra dalam mengembangkan ilmu
kedokteran laboratorium dan meningkatkan penanganan dan keselamatan pasien. Beberapa
upaya yang dilakukan Prodia, antara lain :

Menyelenggarakan seminar dan menyebarkan informasi diagnostik terbaru


melalui diskusi ilmiah maupun publikasi lainnya.
Menerbitkan Forum Diagnosticum, Informasi Laboratorium dan The
Indonesian Biomedical Journal (IBJ) yang membahas perkembangan ilmu
pengetahuan terbaru di bidang kedokteran laboratorium.
3. Perusahaan
Kebutuhan tiap perusahaan dalam melakukan medical check up berbasis kesehatan
kerja merupakan alasan mengapa Prodia menjadi mitra banyak perusahaan. Prodia melayani
lebih dari 600 perusahaan setiap tahunnya.
4. Rumah Sakit dan Laboratorium Klinik
Sebagai Pusat Rujukan Nasional, Prodia merupakan mitra bagi sebagian besar rumah
sakit dan laboratorium klinik lainnya, terutama untuk memenuhi kebutuhan tes laboratorium
khusus. Melayani lebih dari 450 jenis tes ditambah dengan tes yang dilakukan jaringan
laboratorium di luar negeri, Prodia telah berhasil melakukan lebih dari 120.000 tes bagi lebih
dari 1.400 rumah sakit, klinik spesialis dan laboratorium klinik lainnya di seluruh nusantara.

5. Institusi
Prodia memiliki komitmen untuk turut mengembangkan ilmu kedokteran
laboratorium di Indonesia. Sejak tahun 2007, Prodia bekerjasama dengan fakultas kedokteran
terkemuka di Indonesia dan telah menghasilkan sejumlah penelitian demi kemajuan ilmu
kedokteran laboratorium di Indonesia.

Secara garis besar proses yang berlangsung pada bagian pelayanan yaitu, pasien yang
datang dari rujukan dokter,dari perusahaan, atau pasien yang datang sendiri. Pasien datang
dipandu sekuriti, kemudian mengambil nomor antrian. Setiap pasien yang datang ke
laboratorium setelah mengambil nomor antrian kemudian menunggu panggilan dari custumer
service (untuk pasien dari perusahaan diterima di loket perusahaan, sedangkan untuk pasien
rujukan di loket penerimaan rujukan), kemudian dilakukan registrasi pada pasien (identitas
lengkap kemudian pasien difoto) pencatatan dan dilakukan entri data dengan sistim
komputerisasi, dan imput jenis permintaan pemeriksaan diberi barcode, kemudian spesimen
diambil oleh petugas sampling diruang Phelebotomi dan diantarkan keruangan distribusi
dengan menggunakan lift sampel, kemudian didistribusikan keruangan pemeriksaan / bagian
teknis (laboratorium dan non laboratorium). Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan,
hasil pemeriksaan kemudian di verifikasi dan divalidasi, kemudian dilaporkan dan diserahkan
ke bagian Customer Service kembali, setelah itu hasil pemeriksaan bisa dikonsultasikan
dengan dokter.
Skema Alur Pelayanan Di Laboratorium Klinik Prodia Padang
PASIEN

Atas permintaan sendiri


Atas permintaan dokter
Permintaan dari perusahaan

Mengambil nomor antrian (dipandu oleh


Security

Custumer Service (Pelanggan dari perusahaan) Custumer Service (Pelanggan Bukan Dari
Perusahaan /Datang Sendiri/ Rujukan Dokter )

Registrasi data pasien, input jenis


pelayanan/pemeriksaaan
setiap registrasi dan input data diberi barcode.

Ruang Sampling
(pengambilan sampel)
tube diberi barcode.

Pengiriman sampel dan permintaan


pemeriksaan ke ruangan distribusi
menggunakan Lift sample.

Ruang distribusi
check kelengkapan sampel, apakah suda sesuai
dgn jenis permintaan.
kemudian didistribusikan ke Bagian teknis (lab.
Hematologi, Kimia klinik, serologi, Urinalisa)

Bagian teknis
Melakukan pemeriksaan sesuai dengan jenis
pemeriksaan (laboraorium dan non
laboratorium)

Verifikasi dan validasi hasil pemeriksaan.

Pelaporan dan penyerahan hasil pemeriksaan,


dikirim ke bagian pelayanan (CS).
Konsultasi Hasil.
3.1.2. Manajemen Teknis
Pada bagian teknis, sebelumnya sampel yang masuk diterima melalui Bagian

Distribusi. Dibagian distribusi ini, diperiksa kelengkapan sampel, identitas pasien dan jenis

pemeriksaan. Apabila sampel tersebut telah sesuai dengan jenis permintaan dan identitas

pasiennya sudah sama dengan yang ada di tube sampel, sampel tersebut di distribusikan ke

bagian Teknis, dalam hal ini yaitu laboratorium. Jenis pelayanan laboratorium yang ada di

Laboratorim Klinik Pridia Padang adalah:

Hematologi
Kimia klinik
Serologi
Urinalisa

Ada 9 Standar Operasi Prosedur (SOP) yang mengatur dibagian Teknis ini, yaitu:

1. Persiapan Harian

2. Penanganan Spesimen

3. Pemeriksaan Laboratorium

4. Pengontrolan Hasil

5. Penutupan Harian

6. Pemeliharaan dan Perbaikan Alat.

7. Pemeriksaan Non Laboratorium

8. Kalibrasi

9. Penanganan Sertifikasi Analis

3.2. Dokumen akreditasi

Panduan mutu merupakan dokumen yang menguraikan kebijakan dan Sistem Manajemen

Mutu laboratorium. Panduan Mutu merupakan Kebijakan, menggambarkan secara garis besar

latar belakang, tujuan dan sasaran sistem manajemen mutu laboratorium.


Panduan mutu merupakan dokumen terbuka, dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan kondisi laboratorium ke pelanggan. Penggunaan istilah sistem

manajemen dalam standar internasional ini mencakup sistem mutu, administratif dan teknis

yang menggerakkan kegiatan laboratorium. Panduan mutu dapat diterapkan apabila didukung

oleh:

Prosedur Mutu

Prosedur Mutu yaitu menggambarkan mengenai pelaksanaan rangkaian kegiatan

untuk menyelesaikan suatu tugas dan interaksi antara suatu bagian dengan bagian lain

Instruksi kerja

Instruksi kerja menggambarkan mengenai bagaimana kegiatan pada suatu bagian

dilaksanakan secara rinci.

Formulir

Dokumen Pendukung

Dokumen Pendukung berisi rekaman bukti penerapan, termasuk dokumen eksternal

yang digunakan. Yang termasuk dalam dokumen penunjang adalah :

Formulir

Standar acuan (rujukan)

Uraian tugas

Kualifikasi tugas

3.3. Perbedaan Akreditasi Versi ISO dengan versi KALK ( menurut Kepmenkes RI
No.298/menkes/SK/III/2008
Akreditasi laboratorium adalah Pengakuan formal terhadap suatu laboratorium untuk

melakukan pengujian atau kalibrasi tertentu sesuai dengan metode standar tertentu dengan

manajemen mutu dan cara berlaboratorium yang baik. Oleh badan independent yang diakui.

Laboratorium adalah instansi/ lembaga yang melaksanakan kalibrasi dan atau pengujian.

Standar akreditasi :

KALK (Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan) 7 Standar, 30 Parameter.

ISO/IEC 17025 (15 persyaratan Manajemen,10 persyaratan Teknis)

ISO 15189 (15 persyaratan Manajemen,8 persyaratan Teknis)

Akreditasi Standard Internasional ( ISO 15189 disusun berdasarkan ISO/IEC 17025

dan ISO 9001 ) digunakan sebagai dasar pengakuan kompetensi laboratorium medic. Terdiri

dari persyaratan manajemen dan teknis. Sistem manajemen dalam standar internasional ini

mencakup sistem mutu, administratif dan teknis yang menggerakkan kegiatan laboratorium.

Persyaratan manajemen terkait dengan operasi dan keefektifan system manajemen mutu

dalam laboratorium dan memiliki persyaratan yang sama dengan ISO 9001. Persyaratan

teknis yaitu alamat kompetensi staf, metodologi pengujian, peralatan dan kualitas dan

pelaporan hasil pengujian dan kalibrasi. ISO mengatur semua aspek tentang bagaimana

laboratorium melakukan bisnis mereka (siapa, apa, kapan ,dimana, bagaimana, berapa banyak

dan mengapa) pengukuran, pengujian setifikasi, merekomendasikan dan pelaporan.

Untuk akreditasi versi KALK, dalam akreditasi ini ditetapkan ada 7 standar dan 30

parameter yang harus dipenuhi oleh suatu laboratorium agar dapat terakreditasi. Dilakukan

penilaian yang obyetif terhadap sumberdaya dan kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu

laboratorium. Penilaian dilakukan berdasarkan pada berbagai ukuran bak secara kulitatif

maupun kuantitatif terhadap pemenuhan standar-standar yang telah ditetapkan. Secara umum
yang termasuk kedalam standar adalah kebijakan, prosedur, sumber daya manusia, fasilitas

dan peralatan, organisasi, managemen dan lain-lain.


BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kunjungan ke Laboratorium Klinik Prodia Padang

adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana system manajemen di laboratorium Klinik

Prodia Padang yang sudah terakreditasi ISO 15189:2007 oleh Komite Akreditasi

Nasional.

2. Mahasiswa mengetahui bagaimana system pelayanan di Laboratorium Klinik Prodia

Padang mulai dari pra analitik sampai post analitik.

3. Mahasiswa dapat membandingkan system manajemen laboratorium yang terakreditasi

ISO dengan laboratorium yang terakreditasi oleh KALK.

4.2. Saran

Diharapkan pada kunjungan selanjutnya diberikan waktu kunjungan yang lebih lama dan

membandingkan bagian yang lainnya seperti manajemen pemasaran, keuangan, administrasi,

dll. Sehingga lebih banyak didapatkan ilmu dan wawasan.

Anda mungkin juga menyukai