Anda di halaman 1dari 3

2.

1 sejarah prodia

Prodia didirikan sebagai laboratorium sederhana pada tanggal 7 Mei 1973 di Solo.
Dan pada tahun 1975, prodia mulai mengembangkan layanan di kota Jakarta dan
Bandung. Pada tahun 1980, layanan prodia sudah mencapai 7 cabang, kemudian
berkembang hingga pada tahun 1985, layanan Prodia memiliki 10 cabang. Prodia
melengkapi struktur organisasinya dengan : Bagian Penelitian dan Pengembangan
Technical/Quality Control Department, serta Bagian Pendidikan dan Latihan bagi
karyawan. Untuk mewujudkan visi sebagai Centre of Excellence, Prodia merintis dan
melakukan kerjasama internasional dengan National University Hospital (NUH) -
Singapura dan Specialty Lab(Sekarang Quest Lab) – USA
Pada tahun 1991 hingga 1995, layanan Prodia berhasil menjangkau Indonesia
melalui 24 cabang. Pada tahun 1996, layanan Prodia bisa dinikmati di 38 cabang. Pada
tahun 1997, Prodia membangun dan mengimplementasikan Sistem Informasi
Laboratorium berbasis Infomation Technology (IT) bernama PRILI. Pada tahun 1999,
Prodia cabang Jakarta mendapat sertifikasi ISO 9002 dan menjadi laboratorium klinik
pertama di Indonesia yang memperoleh sertifikasi internasional.
Pada tahun 2001 hingga 2005, jumlah cabang Prodia bertambah dari 49 menjadi 94
cabang yang tersebar di Indonesia. Laboratory Technologists di Prodia adalah yang
pertama memperoleh sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi
(BNSP), sementara itu Prodia dikenal sebagai laboratorium dengan komitmen tertinggi
dalam sertifikasi laboratory technologist-nya. Prodia memberikan beasiswa kepada
karyawannya untuk mengikuti program S2 dan S3 biomedik demi meningkatkan
kompetensi sumber daya manusianya. Pada tahun 2005, Sistem Manajemen Informasi
Laboratorium Prodia bermigrasi dari PRILI ke SISPRO
Pada tahun 2008, Prodia Jakarta kembali menjadi laboratorium klinik pertama di
Indonesia yang berhasil memperoleh akreditasi SNI ISO 15189, yaitu akreditasi
internasional khusus untuk laboratorium medis. Untuk meningkatkan mutu dan layanan
pemeriksaan kesehatan yang spesifik yang terkait laboratorium klinik, didirikan sister
company yakni Prodia the CRO (Contract Research Organization) untuk layanan uji klinik
obat, dan Prodia Occupational Health Institute untuk layanan pemeriksaan kesehatan
berbasis kesehatan kerja.
Pada tahun 2009, Prodia Tower, sebagai salah satu bagian untuk mewujudkan visi
Prodia sebagai Centre of Excellence, diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI. Pada tahun
ke-3 mengikuti program External Quality Assurance (EQAS) yang diselenggarakan oleh
Bio-Rad (USA), Prodia cabang Solo berhasil masuk peringkat 26 dari 2.320 laboratorium
peserta (dari 95 negara). Peringkat ini terus meningkat, yakni menjadi peringkat 18 dari
2.532 laboratorium peserta pada 2010. Meraih Top Brand Award dengan peringkat
tertinggi untuk pertama kalinya. Pada tahun 2010, Prodia menerima Service Excellence
Award.
Dan pada tahun 2011 hingga sekarang, Prodia sudah mendirikan Prodia Childlab di
Jakarta yang berkomitmen untuk memahami kebutuhan khusus akan layanan laboratorium
untuk pasien anak. Prodia juga mendirikan pabrik reagensia melalui sister company-nya
Proline (Prodia Diagnostic Line) yang bertujuan untuk mendukung kelancaran dan
ketersediaan reagensia (bahan baku untuk pemeriksaan. Proline menjadi pabrik reagensia
dengan lisensi dari Diasys - Jerman. Prodia juga telah berkerjasama dengan Quintiles
(sebuah Contract Research Organization terbesar di dunia) yang menjadikan Prodia dapat
menangani uji klinis multicenter yang dilakukan di berbagai negara oleh biofarmasi
global.
Pada September 2011, Prodia menjadi laboratorium pertama di Indonesia yang
mendapatkan sertifikasi NGSP untuk pemeriksaan HbA1c. Pada awal 2012, Prodia telah
memiliki 110 cabang yang tersebar di 78 kota 29 propinsi.
Gambar bangunan prodia yang didirikan pada tanggal 7 Mei 1973 di Solo

Tahun 1991 sudah membuka cabang 24 di indonesia

Anda mungkin juga menyukai