Anda di halaman 1dari 14

THE ROLE OF IT AND PLANNING FOR IT VALUATION

Jurusan Sistem Informasi


Tugas IT Valuation Sistem Informasi
Semester Genap tahun 2010/2011

Oleh Kelompok
SI BOY :

Daniel 1100033870
Ricky 1100034431
Tjahyadi 1100034444
Sunny Willing Buana 1100034482
Hendy Wijaya 1100035554
Yohanes Adolf 1100033492

06PCM

Universitas Bina Nusantara


Jakarta
2010
Ringkasan Kasus

Ringkasan kasus “Revolusi Layanan Publik ala Negeri Kanguru”


Dari birokrasi yang berbelit-belit, dengan e-business pemerintah Australia berhasil
membangun sistem layanan penyaluran dana social yang efisien dan berperformansi
tinggi.
Terkait dengan penyaluran atau distribusi dana semacam itu, Indonesia bisa belajar
banyak pengalaman serupa dari negara Australia. Meski termasuk negeri maju dan
makmur, Australia sempat mengalami kesulitan dalam pengelolaan dan penyaluran
tunjangan social ke warga yang membutuhkannya. Birokrasi yang gemuk, proses
yang berbelit-belit dan rivalitas antar badan pemerintah ditengarai sebagai biang
keladinya.
Pemerintah Australia pun tidak tinggal diam. Pembenahan dilakukan, layanan-
layanan yang terkait dengan kesejahteraan social warganya diberikan melalui satu
atap. Lembaga baru, Centrelink, pun dibentuk. Centrelink merupakan lembaga public
yang berperan sebagai one-stop shop untuk layanan-layanan social security,
tunjangan social, fasilitas ketenagakerjaan, bantuan untuk wilayah pedesaan dan
terpencil.
Centrelink memilik jaringan call-center terbesar ke-dua di Australia (melayani sekitar
19 juta panggilan per tahun), yang tidak saja melayani kepentingan Centrelink, tetapi
juga bada lain yang membutuhkannya.

Dari birokrasi angker ke customer-friendly


Centrelink, yang diluncurkan tahun 1997, merupakan perwujudan janji politik partai
konservatif yang menang pemilu ketika itu. Tujuannya tak lain untuk menyediakan
layanan satu-atap bagi 6,5 juta warga Australia, yang berhak mendapatkan tunjangan
sosal
Sebelum Centrelink didirikan, sebenarnya sudah ada sejumlah institusi pemerintah
yang bertanggung jawab mendistribusikan tunjangan. Namun, hanya dua yang
mendominasi ranah kesejahteraan social Australia, yakni Department of Social
Services (DSS) dan Department of Employment, Education, Training and Youth
Affairs (DEETYA).
Kedua institusi ini terbilang “gemuk”. DSS misalnya, mempekerjakan lebih dari
20.000 karyawan, sebagian besar ditempatkan di sekitar 300 kantor-kantor regional
yang tersebar di seluruh negeri. Sementara DEETYA mempekerjakan 12.000 orang
dan memiliki jaringan 290 kantor lapangan. Tugas utamanya: membanti
pengangguran mencari pekerjaan.
Setiap harinya, mereka harus melayani berbagai macam klaim dan permohonan dari
ratusan warga. Proses pengurusannya agak berbelit-belit.
Upaya rasionalisasi dan pembenahan bukannya tidak pernah dilakukan. Tapi selalu
terbentur masalah klasik, rasanya cukup janggal jika terjadi di Negara maju, yakni
rivalitas antar badan pemerintahan itu sendiri, khususnya antara DSS dan DEETYA.
Di masa-masa awal pemerintahan PM John Howard tahun 1996, masalah
rasionalisasi dan rivalitasi itu cukup diselesaikan oleh tiga eksekutif pemerintahan
senior. Hanya dalam waktu 15 menit dicapai kesepakatan menggabungkan layanan
yang diberikan kedua badan tersebut dan beralih ke pendekatan e-business untuk
memperbaiki proses distribusi tunjangan social secara menyeluruh. Entitas layanan
public baru itu pun resmi dinamakan Centrelink.
Pembentukan one-stop shop untuk layanan social inipun menimbulkan semacam
“gegar budaya” dan perubahan budaya kerja yang cukup drastic. Kantor-kantor
layanan yang dulu dikenal dengna antrian panjangnya, lingkungan yang tidak ramah
dan jam kerja terbatas, tiba-tiba diharapkan menjadi customer-friendly. CEO
Centrelink, Susan Vardon, mempercayakan tugas berat itu kepada Jane Treadwell.
Menurut dia, Treadwell selalu berpikir ke depan. Ia memroyeksikan setiap konsep
mengenai kondisi saat ini untuk kepentingan ke depan. Hal itu memungkinkan dia
membuat pilihan solusi yang tepat untuk kepentingan masa kini (maupun ke depan).

Transformasi layanan public


Transformasi e-business Centrelink sendiri mulai bergulir tahun 1997, diawali sebuah
program percontohan dimana para customer menggunakan telepon dan internet untuk
mengakses fasilitas self-service. Sebelumnya, seorang customer masih harus
menelpon, menulis surat permohonan atau mengunjungi kantor Centrelink dan
menunggu hasilnya.
Situs web Centrelink menyajikan informasi dan saran-saran yang lengkap sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi customer. Informasi-informasi tersebut bisa diperoleh
melalui situs web dan disajikan dalam format yang mudah dipahami dan dapat di
download.
Namun, untuk menyediakan tingkat dukungan customer self-service yang paling
mendasar sekalipun tetap membutuhkan solusi-solusi inovatif. Centrelink
menemukan bahwa solusi middleware off-the-shelf maupun produk-produk
komersial yang dimodifikasi tidak sesuai dengan tujuannya. Akhirnya, Centrelink
memutuskan untuk membangun middleware-nya sendiri yang dikenal sebagai
Centrelink Online Framework (COLF).
Para pengembang middleware ini perlu memahami bagaimana para staf Centrelink
berinteraksi dengan customer.
Kini, e-business Centrelink telah beroperasi secara penuh dan meluas secara berkala.
Apa yang ditawarkan Centrelink memungkinkan para kliennra mencari informasi dan
memperbaharui kontennya dengan mudah sesuai kebutuhan.
Di sisi lain, penyatuan berbagai layanan dan fungs pemerintah ini pun membawa
konsekuensi pada pengelolaan database penduduk. Tak pelak, data jutaan warga yang
menjadi penerima bantuan social kemudian dipusatkan dan ditempatkan di
Centrelink. Pemusatan itu tidak saja membantu Centrelink memastikan kelayakan
seorang customer untuk mendapatkan manfaat dan tunjangan social, melainkan juga
menjadi ujung tombak kampanya pemerintah melawan welfare fraud.
Yang paling menarik dari infrastruktur Centrelink adalah pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT), khususnya mobile ICT, untuk memperluas
jangkauan layanan ke daerah terpencil dan pedesaan Australia. Melalui program
Rural Outreach yang dterapkan oleh Mobile ICT, Centrelink menyediakan 74 agen
Centrelink dan 11 layanan mobile, yang secara berkala mengunjungi komunitas-
komunitas terpencil.
Untuk wilayah-wilayah yang tidak terlayani secara langsung, Centrelink menggelar
fasilistas video conferencing, yang memungkinkan para customer di daerah pedesaan
dan terpencil berbicara langsung dengan para agen Centrelink dari jarak ratusan
kilometer.
Sementara itu, para staf lapangan Centrelink yang bertugas di daerah terpencil dapat
memanfaatkan Remote Access Service. Seluruh informasi dan keahlian yang tersedia
di kantor pusat Centrelink kini dapat diperoleh di bagian paling terpencil di wilayah
gurun, dengan menggunakan sistem computer mobile.

Peran CIO
Keberhasilan transformasi e-business salah satu layanan public di Australia ini
memang tak terlepas dari kepiawaian Treadwell. Bahkan, Marianne Broadbent, senior
vice president, Gartner Inc. memuji Treadwell sebagai seorang eksekutif yang
memiliki seluruh kualitas khusus yang layak dimiliki seorang pejabat public, antara
lain inklusif, mau mendengar, memperlihatkan rasa hormat kepada orang lain, namun
tegas dalam mengambil keputusan dan bersikap sebagai pemimpin. Menurut
Broadbent, Treadwell tahu bahwa banyak hal yang tidak ia kuasai, dan ia pun tak
segan-segan bertanya. Sikap itu, menurut Broadbent, penting dimiliki seorang CIO
yang tidak memiliki latar belakang teknik yang kuat.
Sependapat dengan Treadwell, Vardon mengatakan bahwa saat itu e-business masih
merupakan bayangan. Mereka tidak tahu apa saja yang bakal dihadapinya, begitu pula
kalangan lainnya. Namun Vardon menegaskan bahwa pihaknya selalu memiliki
sasaran jelas yang hendak dicapai.
Pertanyaan Diskusi

1. Tentukan SI/TI apa saja yang ada tingkat save money dan make money
berdasarkan gambar comparing functional uses with management focus ?

Save money
IS/IT yang berada pada tingkat Save Money berdasar gambar Comparing Funcitonal
Uses With Management Focus adalah IS/IT yang berada pada bagian Administrative,
Financial, Manufacturing, dan Service. IS/IT yang berada pada bagian Administrative
digunakan untuk Process Management dan berfokus pada penurunan biaya (Reducing
Costs). Sedangkan IS/IT yang berada pada Financial, Manufacturing, dan Service
digunakan untuk Asset Management dan berfokus pada Leveraging Investment.
IS/IT yang berada pada tingkat Save Money tersebut, biasa disebut supporting IT,
dapat berupa Order Entry Systems, Customer Support Systems, Computer-Integrated
Design and Manufacturing Systems, Payroll and Bookkeeping Systems, dan
seterusnya. Departemen-departemen fungsional tersebut menentukan kebutuhan
informasi mereka dan mengandalkan sistem informasi untuk memberikan jawaban
dengan seefisien mungkin.
Make money
1. Make money :
- Mega Decisions : Pengambilan keputusan untuk menggabungkan layanan yang
diberikan oleh Department of Social Services (DSS) dan Department of
Employment, Education, Training and Youth Affairs (DEETYA) dan beralih ke
pendekatan e-business untuk memperbaiki proses distribusi tunjangan social
secara menyeluruh.

- Marketing, Distribution , Customer Service : Dengan adanya situs web


Centrelink, customer dapat mengakses informasi dan saran-saran yang lengkap
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Sehingga memudahkan pendistribusian
informasi ke customer. Customer pun merasa lebih puas karena tidak perlu
merasakan birokrasi yang panjang dan melelahkan seperti dahulu. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa dengan transformasi e-business ini institusi pemerintah
Australia mendapat banyak keuntungan dan lebih produktif kinerjanya.
2. Apa saja yang bisa ditemukan dan dapat dikategorikan sebagai IT Cost dan IT
Benefit ?

Secara umum terdapat hal penting yang berkaitan dengan IT cost yaitu :
 Anggran untuk IT sangat penting.
 Ketidakjelasan seberapa besar pertumbuhan investasi dari IT pada suatu
perusahaan.
 Porsi pertumbuhan dari pengeluaran dari IT itu sendiri tidak jelas dan tidak di
tangani langsung oleh managemen puncak.

IT Cost pada Center Link di Australia :


1. Pengembangan pertama menghabiskan dana sekitar 312 juta dolar australia
atau sekitar 1,5 triliun rupiah
2. Perluasan cangkupan area dengan menggunakan sarana mobile menghabiskan
dana 5 juta dolar australia

Secara umum terdapat hal penting yang berkaitan dengan IT Benefit yaitu :
 Banyak dari IT benefit tidak dicatat dalam jurnal accounting
 Tidak selamanya pengeluaran dari IT cost menimbulkan IT benefit
 Terkadang walaupun sebuah teknologi maupun investasi yang sama
diterapkan, dapat menghasilkan benefit yang berbeda

IT Benefit pada Center Link di Australia :


1. Dengan IT Centerlink menerima dan memproses infromasi lebih cepat
dibandingkan degan cara konvensional.
2. Informasi yang dulu hanya disajikan dalam kantor-kantor dapat dengan
mudah di peroleh dari situs centerlink bahkan dapat dengan mudah di
download
3. Centerlink mempunyai cara tersendiri untuk menyimpan percakapan melalui
software voice recognition berbasi telepon
4. Custumer merasakan privasi yang lebih baik karena tidak berhadapan
langsung dengan karyawan centerlink melainkan secara online
5. Centerlink memiliki database penduduk yang dapat memastikan kelayakan
Customer sehingga terhindar dari penipuan.
6. Dengan bantuan IT Centerlink dapat memangkas manipulasi bantuan atau
over-payment.
7. Dengan IT Mobile Centerlink dapat memperluas jangkauan layanan sampai ke
pelosok australia yang belum terjangkau sebelumnya.
3. jelaskan transformasi proses bisnis yang ada pada kasus!

Proses Transformasi :
- Need for new business capabilities (Kebutuhan akan kemampuan bisnis baru)

Birokrasi yang berbelit-belit membuat pemerintah Australia membangun


system layanan penyaluran dana social yang efisien dan berperformasi tinggi.
Terjadinya kesulitan dalam pengelolaan dan penyaluran tunjangan social ke
warga yang membutuhkan. Birokrasi yang gemuk, proses yang berbelit-belit
dan rivalitas antar badan pemerintah merupakan masalah utama yang dihadapi
oleh Australia.
Pembenahan dilakukan oleh pemerintah Australia dengan membuat bisnis
baru seperti membangun Centrelink yang merupakan suatu layanan yang
terkait dengan kesejahteraan sosail warga melalui satu atap, yang berperan
sebagai one-stop-shop untuk layanan social security, tunjangan social, fasilitas
ketenagakerjaan, bantuan untuk wilayah pedesaan dan terpencil.

- Business Process Redesign (BPR)

Pemerintah Australia mendesain ulang proses bisnis dengan melakukan


transformasi e-business Centralink, yang diawali dengan sebuah program
dimana para customer menggunakan telepon atau internet untuk mengakses
fasilitas self-service. Sebelumnya customer harus menelepon, menulis surat
permohonan atau mengunjungi kantor Centrelink dan menunggu hasilnya.

- Rapid development and Implementation of IT

Perkembangan yang cepat yang dilakukan oleh pemerintah Australia sudah


terjadi saat awal mula berdirinya Centrelink pada tahun 1997, yang sudah
terbukti bahwa Centrelink dapat melayani customer dengan lebih cepat dan
efisien. Implementasi TI dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT). Khususnya mobile ICT untuk memperluas jangkauan
layanan ke daerh terpencil dan pedesaan Australia. Juga menggunaka Video
Conferencing untuk wilayah-wilayah yang tidak terlayani secara langsung,
yang memungkinkan para customer didaerah pedesaan dan terpencil dapat
berbicara langsung dengan para agen Centrelink dari jarak ratusan kilometer.

- Enabling IT Infrastructure and portfolio of IT applications

- Happy, effective and efficience employee

Centrelink terbukti dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerja.


Contohnya saja sebelum centrelink dibentuk, lembaga DSS dan DEETYA
mempekerjakan lebih dari 32.000 orang yang tugas utamanya membantu
pengangguran mencari pekerjaan yang setiap harinya harus melayani berbagai
macam klaim dan permohonan dari ratusan warga dan juga berbelit-belit.
Sedangkan centrelink hanya memperkerjakan 25.000 karyawan dimana para
karyawan sudah membantu para customer menggunakan teknologi informasi
yang baru sehingga memudahkan pelayanan terhadap customer.

- More satisfied customer

Centrelink beroperasi secara penuh dan meluas secara berkala. Apa yang
ditawarkan Centrelink memungkinkan para kliennya mnecari informasi dan
memperbaharui kontennya dengan mudah sesuai kebutuhan. Centrelink
menerima dan memroses informasi klien jauh lebih cepat dibandingkan
sebelumnya. Customer yang sering kali tidak nyaman ketika berurusan
langsung dengan sebuah kantor layanan public, kini bisa merasakan privasi
yang lebih baik.

4. Jelaskan bagaimana keterkaitan teknologi informasi dengan organisasi (lihat


gambar 2.3) !

TI memiliki dampak yang besar pada bagaimana perusahaan menyelaraskan proses


bisnis mereka dengan strategi dan bagaimana organisasi mengatur dan sumber daya
mereka untuk melakukan proses bisnis. struktur organisasi, kebijakan, kebudayaan,
kinerja TI saat ini. Adalah aman untuk mengatakan bahwa di banyak organisasi saat
ini, hampir secara harfiah TI terjalin dalam setiap aspek bisnis, seperti digambarkan
dalam gambar 2.3

Mengingat pentingnya TI menyeluruh, banyak organisasi semakin mengandalkan


infrastruktur yang tepat, TI yang fleksibel yang dapat dengan mudah beradaptasi
dengan perubahan organisasi, pergeseran geografis, menggeser kekuatan sentralisasi
dan desentralisasi, dan kemampuan teknologi baru. Infrastruktur TI yang fleksibel
sangat penting karena memungkinkan aktivitas bisnis dan proses untuk menjadi
interconected.
Menurut Cummins tajam dan, infrastruktur IT izin eksploitasi manfaat efisiensi yang
berhubungan dengan pembagian informasi di seluruh organisasi dan seluruh mitra di
jaringan bisnis organisasi pemasok dan pelanggan. untuk dapat menuai manfaat ini,
infrastruktur harus seimbang dengan struktur organisasi dan budaya, proses, dan
strategi bisnis dan teknologi. Organisasi, dengan tempat infrastruktur IT-nya iin,
harus seimbang dengan lingkungan eksternal perusahaan, termasuk teknologi baru

pengaruh TI terhadap stake holder


Mereka yang disebut sebagai stakeholders ini merupakan orang-orang yang memiliki
kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pengembangan
teknologi informasi di perusahaan. Secara umum ada tujuh kelompok stakeholders
yang dimaksud: pengguna, pemerintah, industri (manufaktur), pelanggan, karyawan,
pesaing, dan pemasok.
Para manajer merupakan orang-orang yang paling diuntungkan dengan keberadaan
teknologi informasi. Disamping sebagai alat pembantu dalam proses pengambilan
keputusan, teknologi informasi merupakan sarana komunikasi yang efisien dan
efektif bagi mereka.
EMPLOYEES
Tidak dapat dipungkiri bahwa pemakaian teknologi informasi secara optimum
seringkali merubah kebiasan bekerja para karyawan. Segala permasalahan yang
dihadapi dalam segala usaha pengenalan dan penerapan teknologi tersebut harus
selalu dikomunikasikan dengan para karyawan. Contoh tidak dipersiapkannya mereka
dalam memanfaatkan teknologi baru yang diperkenalkan perusahaan sehingga
keberadaan teknologi informasi bukannya semakin meningkatkan performa mereka,
melainkan justru menurunkan mutu pekerjaan mereka(lebih lambat, lebih mahal, dan
lebih buruk). Fenomena lain yang sering terjadi adalah penolakan para karyawan
untuk merubah kebiasan mereka bekerja sehari-hari.

BUSINESS USERS
Para manajer merupakan orang-orang yang paling diuntungkan dengan keberadaan
teknologi informasi. Disamping sebagai alat pembantu dalam proses pengambilan
keputusan, teknologi informasi merupakan sarana komunikasi yang efisien dan
efektif bagi mereka. Yang perlu diperhatikan dalam pengembangan teknologi
informasi adalah kenyataan bahwa setiap perusahaan memiliki kebutuhannya masing-
masing, yang sangat berbeda dengan perusahaan sejenis lainnya. Sebagai contoh
dapat dilihat bagaimana pola pengambilan keputusan yang berbeda antara manajemen
puncak pada badan usaha-badan usaha milik negara yang biasanya lebih menekankan
padapencapaian misi usaha yang dicanangkan pemerintah, dengan manajemen
puncak pada perusahaan swasta yang lebih memfokuskan diri pada peningkatan
profitabilitas perusahaan. Mau tidak mau, suka tidak suka, perancangan teknologi
informasi pun harus dapat disesuaikan dengan keadaan tersebut agar dapat menjamin
tingkat efektivitas proses implementasi.

GOVERNMENT
Pemerintah merupakan entiti negara yang antara lain bertugas untuk merancang dan
mengeluarkan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan agar setiap komponen
dalam negara dapat berfungsi dan berinteraksi dengan baik. Sehubungan dengan hal
tersebut, pemerintah suatu negara berkewajiban menyusun strategi agar penerapan
teknologi informasi di setiap perusahaan atau institusi lain di masyarakat tidak
bertentangan dengan strategi nasional secara umum dan prinsip-prinsip etika atau
hukum internasional. Contohnya adalah bank sentral sebuah negara yang
membutuhkan laporan-laporan berkala dari seluruh bank-bank yang ada di negara
tersebut untuk keperluan kontrol. Agar setiap bank dapat memberikan laporan yang
sesuai dalam waktu yang telah ditargetkan setiap bulannya, tentu saja harus ada
kesepakatan mengenai bentuk dan format laporan yang diinginkan. Dengan kata lain,
pengembangan teknologi informasi di masing-masing bank harus mengikuti standar-
standar pengkodean yang telah ditetapkanpemerintah, yang dalam hal ini adalah bank
sentral yang bersangkutan.

MANUFACTURERS
Adalah tujuan setiap perusahaan teknologi informasi agar produk-produk yang
dihasilkan dapat menguasai segmen pasar tertentu. Di sini perusahaan harus jeli
dalam memilih dan menentukan standar teknologi informasi yang ingin dicapai. Di
satu sisi teknologi yang dipilih harus memiliki standar internasional sehingga mudah
dalam pengembangannya, terutama dalam hubungan interaksi antara komponen-
komponen dalam multi-sistem, sementara di sisi lain teknologi tersebut harus
memiliki siklus usia yang cukup panjang. Kunci utamanya adalah terletak pada
dukungan pelayanan yang mereka miliki (supports dan services) dan kemampuan
perusahaan dalam mengadakan alih teknologi misalnya dari para vendor ke staf pada
Divisi Teknologi Informasi. Contoh pada platform sistem informasi, antara sistem
berbasis produk-produk Microsoft dengan sistem lain berbasis Unix.
CUSTOMERS
Pelanggan adalah sumber pemasukan (revenue) dari perusahaan yang secara tidak
langsung akan menentukan mati hidupnya perusahaan. Karena teknologi telah
menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang hidup di
kota-kota besar, maka tuntutan agar perusahaan-perusahaan yang berperan dalam
kehidupan mereka menyediakan fasilitas-fasilitas teknologi informasi merupakan hal
yang wajar. Contohnya adalah dalam dunia pendidikan perguruan tinggi, dimana
mereka akan memilih universitas yang paling tidak memilki fasilitas internet sebagai
salah satu alat dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar maupun administrasi
perkuliahan.
COMPETITORS
Dalam menentukan apakah sebuah perusahaan merasa perlu menginvestasikan
uangnya untuk membangun infrastruktur teknologi informasi atau tidak, tidak hanya
semata-mata berdasarkan analisa kebutuhan saja, namun harus dilihat pula hasil studi
terhadap para kompetitor mereka. Harap diperhatikan bahwa para pesaing akan
mencoba berbagai macam cara (terutama yang tidak terpikirkan oleh perusahaan-
perusahaan lain) untuk dapat memenangkan persaingan, dan teknologi informasi
merupakan salah satu senjata utama yang sangat ampuh di era globalisasi ini.
SUPPLIERS
Stakeholder terakhir adalah para pemasok bahan-bahan mentah maupun baku yang
dibutuhkan perusahaan untuk menciptakan produk-produk atau jasa-jasa yang
ditawarkan. Tidak sedikit para pemasok yang telah melengkapi dirinya dengan
teknologi informasi yang cukup canggih untuk mempermudah kegiatan bisnis
mereka. Bagi mereka, berhubungan dengan pelanggan yang memiliki teknologi
informasi yang sama akan sangat menguntungkan karena dapat mengurangi biaya-
biaya operasional sehari-hari, seperti telepon, faksimili, transportasi, kurir, dan
telekomunikasi.
Business Process
Ujung-ujungnya adalah bagaimana perusahaan tersebut, sedemikian rupa, menekan
biaya operasional sehingga produk akhirnya cenderung lebih murah dibanding
pesaingpesaingnya. Keunikan yang memiliki dampak positif bagi bisnis inilah yang
dikatakan sebagai competitive edge dari perusahaan tersebut, yang membedakannya
dari pesaingnya.
Teknologi informasi dipandang sebagai salah satu competitive edge tersebut,
meskipun tetap bukan satu-satunya. Perkembangan teknologi informasi yang sangat
pesat mampu menawarkan berbagai solusi bisnis, dari sekadar kemampuan untuk
berkirim e-mail hingga kemampuan untuk melakukan mekanisme kolaborasi atau
melakukan pertemuan virtual. Di samping itu, aplikasi-aplikasi bisnis komersial
seperti Enterprise Resource Planning–ERP, juga dengan sendirinya mampu
membentuk karakteristik bisnis sebuah perusahaan, yang tadinya reaktif menjadi
lebih proaktif dalam persaingan pasar.
Strategi Persaingan Bisnis berbasis Teknologi Informasi ( IT ) harus memiliki
keselarasan dengan strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dalam
melakukan penyelarasan IT, perlu melakukan pertimbangan arah strategi bisnis yang
jelas, komunikasi, komitmen dan itegrasi dari masing – masing fungsi yang ada
dalam perusahaan.
Penyelarasan strategi bisnis dan IT digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan
efisiensi, mengurangi biaya, menciptakan hambatan untuk pendatang baru,
meningkatkan hubungan dengan konsumen dan suplier, dan menciptakan produk dan
solusi bisnis baru. strategi bisnis yang berbasis IT sangat penting bagi perusahaan
untuk dapat memenangkan persaingan pasar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi memberikan peranan penting
bagi suatu perusahaan dalam memenangkan persaingan dan bekompetisi, karena IT
saat ini telah memegang peranan penting dalam dunia bisnis yang modern dan
berebasis teknologi.
Resources
Membantu suatu organisasi dapat menggunakan asset teknologi informasinya dengan
lebih baik untuk memperoleh dampak positif dari teknologi tersebut. Untuk dapat
merealisasikan dampak positif tersebut, suatu organisasi tidak dapat berhenti pada
melakukan investasi pada perangkat teknologi informasi saja, lebih jauh lagi
organisasi tersebut harus mengerahkan sumber daya manusianya untuk berinovasi
pada teknologi yang dimiliki, memperbaiki proses bisnis yang ada, serta memilih
model bisnis yang sesuai dengan memanfaatkan teknologi yang telah dimilikinya

Organization
Pentingnya para manajer TI untuk mampu memfokuskan diri pada aspek-aspek
bisnis, daripada teknologi saja. Dengan cara ini, para manajer TI akan lebih mampu
memahami berbagai permasalahan bisnis serta menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan
bisnis tersebut ke dalam bentuk arsitektur teknologi, yang pada gilirannya akan
mendukung keseluruhan organisasi mencapai setiap objektif dan tujuan-tujuan
bisnisnya. Penggunaan serta implementasi teknologi secara tepat guna,
memungkinkan banyaknya efisiensi serta potensi penghematan biaya, baik dari sisi
kegiatan operasi bisnis maupun kegiatan- kegiatan pendukung bisnis lainnya.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
Pada kasus “Revolusi Layanan Publik ala Negeri Kanguru”, dapat dilihat bahwa
dahulu proses bisnis layanan public menimbulkan kesan angker untuk datang ke
kantor layanan public oleh karena proses bisnisnya berbelit-belit dan memakan waktu
lama. Tetapi dengan penggunaan nilai TI/SI pada kantor layanan public (Centrelink)
yang baik, yang memungkinkan klien-kliennya mengakses informasi dan
memperbaharui kontennya dengan mudah sesuai dengan kebutuhan, dan bahkan
memiliki fasilitas video conferencing yang memungkinkan para customer di daerah
pedesaan dan terpencil berbicara langsung dengan para agen Centrelink dari jarak
ratusan kilometer.
Saran
e-business pada Centrelink yang sudah berjalan sekarang ini, walaupun sudah baik,
masih harus tetap dilakukan maintenance untuk mempertahankan kesuksesan
tersebut. untuk itu diperlukan lah staf-staf yang berkompeten, khususnya CIO yang
seperti Jane Treadwell.
Untuk melaksanakan proyek jangka panjang ini juga sangat diperlukan komitmen
yang kuat dari setiap staf yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai