Anda di halaman 1dari 1

A.

Unsur-Unsur Kontrak
1. Unsur Esensiali
Unsur esensiali merupakan unsur yang harus ada dalam suatu kontrak karena tanpa adanya kesepakatan
tentang unsur esensiali ini maka tidak ada kontrak. Sebagai contoh, dalam kontrak jual beli harus ada
kesepakatan mengenai barang dan harga dalam kontrak jual beli, kontrak tersebut batal demi hukum karena
tidak ada hal tertentu yang diperjanjikan.
2. Unsur Naturalia
Unsur Naturalia merupakan unsur yang telah diatur dalam undang-undang sehingga apabila tidak diatur oleh
para pihak dalam kontrak, undang-undang yang mengaturnya. Dengan demikian, unsur naturalia ini
merupakan unsur yang selalu dianggap ada dalam kontrak. Sebagai contoh, jika dalam kontrak tidak
diperjanjikan tentang cacat tersembunyi, secara otomatis berlaku ketentuan dalam BW bahwa penjual yang
harus menanggung cacat tersembunyi.
3. Unsur Aksidentalia
Unsur aksidentalia merupakan unsur yang nanti ada satu mengikat para pihak jika para pihak
memperjanjikannya. Sebagai contoh, dalam kontrak jual beli dengan angsuran diperjanjikan bahwa apabila
pihak debitur lalai membayar selama tiga bulan berturut-turut, barang yang sudah dibeli dapat ditarik kembali
oleh kreditor tanpa melalui pengadilan. Demikian pula oleh klausul-klausul lainnya yang sering ditentukan
dalam suatu kontrak, yang bukan merupakan unsure esensial dalam kontrak tersebut

KASUS
Pelanggaran Kontrak oleh PT IBU

Polri mendapat pengaduan dari retail Indomaret mengenai ketidaksesuaian isi kontrak kerja dengan PT Indo
Beras Unggu (IBU). Dalam pelaksanaannya kontrak yang sudah dibuat antara perusahaan dengan PT IBU,
dalam produksinya diselewengkan atau ditentukan grade berbeda dari kontraknya. Dalam kontrak, disepakati
bahwa beras yang dipasok PT IBU untuk dijual di retail memiliki mutu, varietas, dan kemasan tertentu.

Ditetapkan bahwa beras yang akan dijual memiliki mutu nomor dua. Selain itu, varietas ditentukan untuk beras
Rojolele. Namun, faktanya, kualitas beras berada jauh di bawah kesepakatan dan varietasnya tidak sesuai.
Selain itu, ditemukan juga instruksi di internal untuk memproduksi beras yang tidak sesuai kontrak 

Penyelewengan kontrak tersebut dianggap merugikan retail yang memesan. Sejauh ini, baru Indomaret yang
melaporkan soal ketidaksesuaian kontrak itu ke polisi. PT IBU tidak hanya memasok ke satu retail saja. Oleh
karena itu, akan mendalami ke beberapa retail apakah ada keluhan serupa. Dalam kasus kecurangan produksi
beras ini, penyidik menetapkan Direktur Utama PT IBU Trisnawan Widodo sebagai tersangka. Dia dianggap
bertanggungjawab atas sejumlah kecurangan PT IBU yang dianggap menyesatkan kosumen.

ANALISA
Dalam kasus tersebut mengandung unsur esensiali karena unsur tersebut mengandung
kesepakatan dalam kedua belah pihak, terdapat dari “Dalam pelaksanaannya kontrak yang sudah
dibuat antara perusahaan dengan PT IBU, dalam produksinya diselewengkan atau ditentukan grade berbeda
dari kontraknya. Dalam kontrak, disepakati bahwa beras yang dipasok PT IBU untuk dijual di retail memiliki mutu,
varietas, dan kemasan tertentu”

dalam kasus tersebut juga mengandung unsur naturalia, karena “dalam kontrak tidak diperjanjikan
tentang cacat tersembunyi” karena
kualitas beras yang di pasok oleh PT IBU ke indomaret tidak
sesuai dengan mutu,varietas dan kemasan, yg di pasok oleh PT IBU berasnya tidak sesuai
yang di sepakati kontrak di awal

dikasus tersebut tidak terdapat unsur aksidential karena di unsur tersebut tanpa melalui
pengadilan, sedangkan di kasus PT IBU dengan indomaret di usut ke ranah hukum

Anda mungkin juga menyukai