Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

HUKUM PERJANJIAN

DISUSUN OLEH

NAMA : A.SYAKHARULLAH
NIM : 043121243
SEMESTER : IV ( EMPAT )

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU HUKUM
OKTOBER 2022
1. Analisis Apa saja yang termasuk objek dalam perjanjian tersebut dan
sebutkan dasar hukumnya?
Jawab :
Obyek perjanjian adalah prestasi. Salah satu bentuk prestasi yang paling
umum adalah benda. Benda yang dijadikan obyek perjanjian harus memenuhi
beberapa ketentuan scbagai berikut.
a. Benda tersebut dapat diperdagangkan
b. Benda yang dipergunakan untuk kepentingan umum antara lain jalan umum,
pelabuhan umum, dan secbagainya tidaklah dapat dijadikan obyek perjanjian
c. Dapat ditentukan jenisnya.
d. Dapat berupa barang yang akan dating
Pasal 1332 KUH Perdata menentukan hanya barang-barang yang dapat
diperdagangkan yang dapat menjadi obyck perjanjian. Oleh karena itu, objek
perjanjian antara pak sudarsono dan kelompok tani RIWAYA adalah pupuk yang
seharga 300 juta rupiah. Selain itu objek perjanjian lainnya adalah uang sisa dari
pembayaran awal pupuk sebesar 30% yang diabagi anatara kedua belah pihak.
Pasal 1334 KUH Perdata menentukan bahwa barang-barang yang baru akan
ada di kemadian hari dapat menjadi obyek perjanjian kecuali jika dilarang oleh
undang-undang secara tegas. Dengan demikian objek perjanjiannya adalah sebuah
lahan yang ditempati untuk menanam singkong. Dan objek perjanjian lainnya adalah
uang sisa dari pembayaran awal pupuk sebesar 30% dari harga pupuk, dimana
kelompok Tani RIWAYA harus membayar sisa 30% jika mengalami gagal panen.

2. Uraikan secara rinci unsur-unsur dan syarat yang harus dipenuhi oleh
kelompok Tani RIWAYA dan Sudarsono agar kerjasama tersebut dapat
berjalan dengan baik?
Jawab :
Dalam doktrin ilmu hukum dikenal adanya tiga unsur dalam perjanjian
1) Unsur Esensialia dalam Perjanjian;
2) Unsur Naturalia dalam Perjanjian; dan
3) Unsur Aksidentalia dalam Perjanjian.
Ketiga unsur dalamn perjanjían tersebut pada hakikatnya nierupakan
perwujudan darí asas kebebasan berkontrak sebagaimana dimaksud oleh Pasal 1320
KUH Perdata.
1) Unsur Esensialia dalam Perjanjian
Merupakan unsur yang selalu harus ada di dalam suatu perjanjian (unsur
mutlak), Tanpa adanya unsur ini perjanjian tidak nungkin ada Unsur esensialia
dalam perjanjian adalah prestasi. Unsur esensialia mencerminkan sifat darí
perjanjian terscbut dan membedakannya dengan jenis perjanjian lainnya. Oleh
karena itu Unsur Esensialia perjanjian antara pak sudarsono dan Kelompok
Tani RIWAYA adalah pupuk, uang dan lahan yang digunakan menanam
singkong.
Menurut Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, jika dilihat dari unsur
esensialia, perjanjian tidak bernama dapat dibagi dalam tiga golongan besar
yaitu:
a. Perjanjian yang secara prinsip masih mengandung unsur esensialia dari
salah satu perjanjian bernama yang diatur dalam KUH Perdata
b. Perjanjian yang mengandung kombinasi dua/lebih unsur esensialia
merupakan campuran antara perjanjian sewa-menyewa dan jual-beli.
Dalam perjanjian pak Sudarsona dan kelompok Tani terjadi perjanjian
sewa-menyewa dan perjanjian jual-beli dan tujuan utamanya adalah jual-
beli, dimana pak sudarsono ingin menjual pupuk dan kelomok Tani
RIWAYA membeli pupuk.
c. Perjanjian sama sekali tidak mengandung unsur esensialiadari perjanjian
bernama.
2) Unsur Naturalia dalam perjanjian
Unsur Naturalia merupakan unsur yang telah diatur dalam undang-
undang sehingga apabila tidak diatur oleh para pihak dalam kontrak, undang-
undang yang mengaturnya. Dengan demikian, unsur naturalia ini merupakan
unsur yang selalu dianggap ada dalam kontrak, kecuali diatur sebaliknya.
Unsur naturalia sifat bawaan (natuur) perjanjian sehingga secara diam-diam
melekat pada perjanjian.
Dalam kontrak perjanjian sudarsono dan kelompok tani RIWAYA tidak
di atur tentang jika ada salah satu pihak yang tidak sesuai dengan kesepakatan.
Dalam hal ini perjanjian antara kedua pihak, kelompok tani harus membayar
sisa dari pembayaran awal sebesar 30% dari pembayaran pupuk namun
kelompok tani RIWAYA tidak membayar 30% tersebut sehingga kelompok
tani RIWAYA tetap harus mengganti.
3) Unsur Aksidentalia dalam perjanjian
Adalah unsur pelengkap dalam suatu perjnjian yang merupakan ketentuan-
ketentuan yang dapat diatur secara bebas anatara kedua belah pihak.
Adapun syarat sah anatara perjanjian pak sudarsono dan kelompok tani di atur
dalam pasal 1320 KUH yang terdiri atas 4 syarat yakni :
a) Sepakat mereka yang mengikat dirinya
Kedua belah pihak harus bersepakat, setuju, mengenai hal-hal yang pokok dari
perjanjian tersebut. Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu, juga
dikehendaki pihak lainnya.
b) Cakap untuk membuat suatu perikatan
Dalam hal ini kedua belah pihak yang melakukan perjanjian harus cakap dalam
membuat suatu perjanjian. Pasal 1330 KUH perdata menyatakan bahwa tak
cakap untuk membuat perjanjian adalah :
 Orang-orang yang belum dewasa
 Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan
 Orang perempuan dalam hal-hal tertentu ditetapkan oleh undang-undang
c) Suatu hal tertentu
Suatu perjanjian seharusnya berisi pokok/objek tertentu agar dapat dilaksankan.
Hakim akan berusaha sebisanya untuk mencari tahu apa pokok atau objek dari
suatu perjanjian agar perjanjian itu dapat dilaksanakn. Tapi apabila sampai tidak
dapat sama sekali ditentukan objek perjanjian itu perjanjian itu batal.
d) Suatu sebab yang halal
Jika tidak dinyatakan suatu sebab, tetapi ada suatu sebab yang halal
ataupun jika ada suatu sebab lain daripada yang dinyatakan, perjanjian demikian
adalah sah. Pasal 1336KUHPdt
suatu sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan UU, kesusilaan
dan ketertiban umum. Pasal 1337 KUHPdt

3. Seandainya singkong gagal panen hal apa yang harus dilakukan oleh kedua
belah pihak, agar tidak melanggar isi perjanjian yang sudah dibuat?
Jawab :
Seandainya singkong gagal panen hal apa yang harus dilakukan oleh
kedua belah pihak, agar tidak melanggar isi perjanjian yang sudah dibuat maka hal
yg bisa dilakukan yaitu mengacu pada perjanjian bagi hasil. perjanjian bagi hasil
pada umumnya dapat ditemukan di Indonesia. Tradisi bagi hasil antar berbagai
pihak sudah berkembang sedemikian rupa sebagai dampak dari pengaruh ekonomi
keuangan sehiingga prinsip yang digunakan yang awalnya berisi pemerataan antar
pihak udah mulai berubah dan bergeser menuju lebih ke kepentingan ekonomi.
Berdasarkan Ensiklopedi Hindia Belanda, dijelaskan bahwa bagi hasil
didefinisikan sebagai suatu transaksi yang berkaitan dengan tanah yang sudah umum
atau lazim pada kalangan orang pribumi di seluruh Indonesia, yang mana pemilik
lahan atau tanah maupun penerima gadai tanah memberikan tanah kepada pribumi
lain dengan syarat yaitu harus menyerahkan hasil panen dengan bagian yang
seimbang.
Jumlah yang diterima atau pembagian yang didapat oleh kedua belah
pihak tergantung dari besar kecilnya produktivitas tanah atau lahan sawah maupun
tegalan. Nilai besar kecilnya bagian tiap-tiap pihak tergantung dari jumlah lahan
yang ada, jumlah penggarap, kesuburan tanah, maupun kekuatan pengaruh maupun
kedudukan suatu pemilik laham dalam masyarakat setempat/daerah dan faktor
lainnya.
Berdasarkan hukum yang berlaku saat ini, pihak atau orang yang berhak
melakukan perjanjian bagi hasil tidak terbatas hanya pada pemilik suatu lahan atau
tanah, namun juga pihak lain yang memiliki suatu hubungan hukum tertentu atas
lahan atau tanah.

Anda mungkin juga menyukai