Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 HUKUM PERJANJIAN

SOAL
Kasus Posisi:
Sudarsono adalah seorang pengusaha yang terkenal di bidang pembuatan Pupuk dan Obat Pertanian. Pada
suatu hari Sudarsono melaksanakan suatu kerjasama dengan Kelompok Tani RIWAYA dalam pengadaan
pupuk untuk penanaman singkong sebanyak 3.000 Ton dengan Jumlah uang sebesar Rp 300 juta. Perjanjian
tersebut memiliki klausul bahwa pembayaran awal sebesar 70% dan sisanya dibagi hasil, apabila gagal panen
Kelompok Tani RIWAYA tetap melunasi kurang dari pembayaran pupuk tersebut. Sebagai jaminannya adalah
lahan yang digunakan untuk menanam singkong tersebut. Namun dalam pelaksanaanya Kelompok Tani
RIWAYA tidak membayar kekurangan tersebut. Perjanian tersebut dibuat oleh kedua belah pihak dan
disaksikan oleh Kepala Desa dan Aparatnya.
Berdasarkan kasus tersebut jawablah soal dibawah ini dengan jelas, mudah dimengerti, rinci dan dasar
hukumnya.

1. Coba saudara analisis apa saja yang termasuk objek dalam perjanjian tersebut dan sebutkan dasar
hukumnya!
2. Uraikan secara rinci unsur-unsur dan syarat yang harus dipenuhi oleh Kelompok Tani RIWAYA dan
Sudarsono agar kerjasama tersebut dapat berjalan dengan baik!
3. Seandainya singkong gagal panen hal apa yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak, agar tidak
melanggar isi perjanjian yang sudah dibuat?

JAWABAN
1. Objek Perjanjian dan Dasar Hukum

Objek perjanjian adalah prestasi. Hal ini sesuai dengan Pasal 1333 KUH Perdata yang menyebutkan
bahwa “Suatu perjanjian harus mempunyai pokok berupa suatu barang yang sekurang-kurangnya
ditentukan jenisnya. Jumlah barang itu tidak perlu pasti, asal saja jumlah itu kemudian dapat ditentukan
atau dihitung”. Dari penjelasan tersebut, terdefinisi bahwa objek perjanjian adalah suatu prestasi yang
“ada” atau nantinya “akan ada”.

Pada kasus di atas, maka objek perjanjiannya adalah sebagai berikut:


a. Hak Bapak Sudarsono berupa prestasi atas pengadaan pupuk berupa sejumlah uang senilai Rp 300
juta yang diperoleh dari Kelompok Tani RIWAYA. Dengan tambahan informasi dalam perjanjian
berupa klausul pembayaran awal senilai 70% dan sisanya dibagi hasil.
b. Hak Kelompok Tani RIWAYA berupa prestasi atas penanaman singkong berupa pupuk untuk
penanaman singkong sebanyak 3000 ton yang diperoleh dari Bapak Sudarsono.

Sehingga, jika digambarkan melalui diagram maka:

Bapak Sudarsono Kelompok Tani RIWAYA


Menyediakan Pupuk 3000 ton Uang tunai Rp 300 juta

2. Unsur-Unsur dan Syarat yang harus dipenuhi Kelompok Tani RIWAYA dan Sudarsono

Unsur-unsur yang Harus Dipenuhi Pihak yang Bersepakat


Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan bahwa “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan manakala satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Berdasarkan penjelasan tersebut,
maka dapat ditarik unsur-unsur pembentuk suatu perjanjian, diantaranya:
a. Perbuatan Hukum
Perbuatan hukum yang dimaksud adalah apabila perbuatan yang dilakukan menimbulkan akibat
hukum atau perbuatan menimbulkan hak pada satu pihak dan menimbulkan kewajiban pada pihak
yang lain. Dalam kasus di atas, perbuatan hukum yang dilakukan adalah perjanjian kerja sama antara
Bapak Sudarsono dan Kelompok Tani RIWAYA.

b. Kesepakatan/Konsensus
Terkait dengan unsur kesepakatan, Pasal 1313 KUH Perdata tidak menjelaskan secara jelas mengenai
makna kesepakatan sendiri. Selanjutnya, Pasal 1321 KUH Perdata menyebutkan tentang ketentuan
tidak sepakat, yang berbunyi “suatu perjanjian tidak sah apabila dibuat karena kekhilafan, dengan
paksaan, atau penipuan”. Dengan menganut communis opinion doctorum (pendapat para ahli
hukum), disepakati bahwa perjanjian merupakan perbuatan hukum untuk mencapai kata sepakat
terhadap objek tertentu antara para pihak yang menimbulkan akibat hukum.

Kesepakatan antara Bapak Sudarsono dan Kelompok Tani RIWAYA pada kasus di atas adalah
kesepakatan jenis barang berupa pupuk, dengan harga senilai Rp 300 juta, serta mekanisme
pembayaran dengan pembayaran awal 70% dan sisanya dilakukan dengan cara bagi hasil.

c. Objek Perjanjian
Berdasarkan penjelasan Pasal 1333 KUH Perdata pada poin 1 di atas, maka objek perjanjian secara
garis besar adalah uang tunai Rp 300 juta dan pupuk yang akan digunakan untuk penanaman
singkong.

d. Para Pihak
Perjanjian selalu melibatkan 2 (dua) pihak atau lebih. Dalam kasus di atas, pihak-pihak yang terlibat
antara lain
- pihak pertama: Bapak Sudarsono;
- pihak kedua: Kelompok Tani RIWAYA; dan
- pihak ketiga: Kepala Desa dan Aparatnya sebagai saksi dalam perjanjian.

e. Akibat Hukum
Sedangkan, secara rinci akibat hukum yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
- Bapak Sudarsono memiliki hak dan kewajiban dalam perjanjian tersebut. Hak yang didapatkan
Bapak Sudarsono adalah uang tunai senilai Rp 300 juta dengan pembayaran awal 70% dan
sisanya dibagi hasil. Sedangkan, kewajiban yang harus dilakukan adalah melakukan pengadaan
pupuk sejumlah 3000 ton.
- Kelompok Tani RIWAYA juga berhak untuk mendapatkan pengadaan pupuk sejumlah 3000 ton
dengan kewajiban membayar sejumlah uang senilai Rp 300 juta dengan pembayaran sesuai
kesepakatan, yaitu pembayaran awal 70% dan sisanya bagi hasil dari hasil penjualan atas
penanaman singkong.
- Unsur akibat hukum yang ditimbulkan dari perbuatan di atas adalah “apabila gagal panen
Kelompok Tani RIWAYA tetap melunasi kurang dari pembayaran pupuk tersebut”. Kelompok
Tani RIWAYA juga memberikan jaminan berupa lahan yang digunakan untuk menanam singkong
jika kekurangan pelunasan tidak mampu dilunasi oleh Kelompok Tani RIWAYA.
Syarat-Syarat yang Harus Dipenuhi Pihak yang Bersepakat
Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata, syarat sahnya suatu perjanjian adalah sebagai berikut:
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. cakap untuk membuat suatu perikatan;
3. suatu hal tertentu;
4. suatu sebab yang halal.

Perjanjian antara Bapak Sudarsono dan Kelompok Tani RIWAYA di atas sudah memenuhi syarat sahnya
suatu perjanjian.
- Kedua belah pihak telah setuju atau sepakat mengenai hal-hal pokok yang diatur dari perjanjian
tersebut yang diwujudkan melalui pembubuhan tanda tangan dari para pihak atau wakil para pihak
yang bersepakat dalam perjanjian.
- Kedua belah pihak telah memenuhi syarat cakap untuk membuat suatu perikatan. Dalam hal ini, saya
berasumsi bahwa kedua belah pihak tidak termasuk dalam kriteria yang dicantumkan dalam Pasal
1330 KUH Perdata, yaitu terkait dengan kriteria orang yang tidak cakap (orang yang belum dewasa,
mereka yang ditaruh di bawah pengampuan, dan perempuan yang bersuami).
- Perjanjian pada kasus di atas terjadi karena adanya suatu hal tertentu, yaitu jenis barang berupa
pupuk dengan harga jual disepakati senilai Rp 300 juta. Hal ini telah sesuai dengan Pasal 1333 Ayat
(1) KUH Perdata yang menyatakan bahwa suatu perjanjian harus mempunyai pokok suatu barang
yang paling sedikit ditentukan jenisnya.
- Syarat suatu sebab yang halal juga telah terpenuhi. Terkait dengan hal ini, perjanjian antara Bapak
Sudarsono dan Kelompok Tani RIWAYA telah memenuhi ketentuan sesuai dengan Pasal 1335 – 1337
KUH Perdata.

3. Suatu perjanjian yang sah dapat dikatakan sebagai Undang-Undang bagi para pembuatnya. Perjanjian
yang telah dibuat oleh para pihak yang bersepakat, wajib dijalankan sesuai dengan hak dan kewajiban
yang tercantum dalam perjanjian tersebut. Sesuai dengan Pasal 1338 KUH Perdata, dijelaskan bahwa:
a. semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya;
b. persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau
karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang;
c. persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.

Kedua belah pihak telah bersepakat dan menuangkan klausul “apabila terjadi gagal panen, Kelompok Tani
RIWAYA akan tetap melunasi kurang dari pembayaran pupuk tersebut dengan jaminan berupa lahan yang
digunakan untuk menanam singkong”. Sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian, maka
agar tidak melanggar isi perjanjian yang telah dibuat tersebut, Kelompok Tani RIWAYA harus melunasi
kekurangan dari pembayaran pupuk yang telah dijanjikan dengan metode bagi hasil tersebut. Apabila
Kelompok Tani RIWAYA tidak dapat melakukan pelunasan sesuai dengan perjanjian, maka jaminan
berupa lahan harus diberikan kepada Bapak Sudarsono sebagai ganti kerugian atas pengadaan pupuk
yang tidak mampu dilunasi oleh Kelompok Tani RIWAYA tersebut.
Sumber: BMP HUKUM PERJANJIAN

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.


Syarifah, Nur & Reghi Perdana. 2021. BMP Hukum Perjanjian. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Hasanah, Sovia. 2019. Arti Perbuatan Hukum, Bukan Perbuatan Hukum, dan Akibat Hukum. Sumber:
https://www.hukumonline.com/klinik/a/arti-perbuatan-hukum--bukan-perbuatan-hukum-dan-akibat-
hukum-lt5ceb4f8ac3137, diakses pada 9 Mei 2022.

Anda mungkin juga menyukai