NAMA :
NIM
MATA KULIAH : TEORI PERUNDANG-UNDANGAN
Pertanyaan:
a. Mengapa Mahkamah Konstitusi sangat diperlukan dalam sebuah negara hukum yang
demokratis?
Sumber :
https://guruppkn.com/fungsi-mahkamah-konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi (MK) dapat didekati dari dua aspek yang berbeda,
yaitu aspek politik dan aspek hukum. Dari sisi aspek politik, keberadaan MK dipahami
sebagai bagian dari upaya mewujudkan mekanisme checks and balances antar cabang
kekuasaan negara berdasarkan prinsip demokrasi. Hal ini terkait dengan dua wewenang
yang biasanya dimiliki oleh MK di berbagai negara, yaitu menguji konstitusionalitas
peraturan perundang-undangan dan memutus sengketa kewenangan konstitusional lembaga
negara.
Berdasarkan latar belakang sejarah pembentukan MK, keberadaan MK pada awalnya
adalah untuk menjalankan wewenang judicial review. Sedangkan munculnya judicial
review itu sendiri dapat dipahami sebagai perkembangan hukum dan politik ketatanegaraan
modern. Dari aspek politik, keberadaan MK dipahami sebagai bagian dari upaya
mewujudkan mekanisme checks and balances antar cabang kekuasaan negara berdasarkan
prinsip demokrasi. Hal ini terkait dengan dua wewenang yang biasanya dimiliki oleh MK
di berbagai negara, yaitu menguji konstitusionalitas peraturan perundang-undangan dan
memutus sengketa kewenangan konstitusional lembaga negara.
2. Judicial review yang dilakukan Mahkamah Konstitusi dapat dibagi dalam dua bagian,
yakni judicial review secara formil dan secara materil.
Pertanyaan:
a. Jelaskan perbedaan antara judicial review materil dan formil tersebut.
b. Salah satu UU yang kontroversial pada masa pandemic ini adalah Undang-undang
Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Salah satu alasan utamanya adalah minimnya
partisipasi public dalam pembentukan akibat karena ruang gerak yang terbatas di masa
pandemi. Jika UU ini mau diuji ke MK dengan alasan minim partisipasi publik, tentukan
apakah lebih baik menggunakan hak uji materil atau formil! Jangan lupa alasannya!
Dalam hal pengujian UU Nomor 7 Tahun 2020, menurut saya perlu dilakukan Uji
Materiil maupun Formil.
Pengujian Materiil harus dilakukan untuk menguji kesesuaian isi pada UU Nomor 7
tahun 2020 dengan UU diaasnya yakni UU Nomor 24 tahun 2022.
Seperti yang diungkapkan oleh Koalisi Selamatkan Koalisi, terdapat beberapa hal penting
yang harus diuji secara formil, antara lain
Terlepas dari tuntutan yang diajukan oleh Koalisi Selamatkan Mahkamah Konstitusi.
Menurut saya juga tak kalah penting untuk melakukan uji Formil terhadap penyusunan
UU Nomor 7 Tahun 2020 ini, mengingat tidak adanya transparansi terhadap public
dengan dalih adanya pandemic covid-19 dan timbulnya kesan tergesa-gesa dalam
penyusunan UU ini, seperti informasi yang saya himpun dari tuntutan Koalisi Selamatkan
Mahkamah Konstitusi, yang menuntut pengujian materiil UU Nomor 7 Tahun 2022
mengenai beberapa hal, yakni :