Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sugeng Biyono

Nim : 2111010010
UTS JUDICIAL REVIEW

1. Judicial review dibagi berdasarkan obyeknya ada 2 yaitu Formal judicial review dan material
judicial review. Jelaskan yang dimaksud dengan 2 pembagian tersebut .
Tentu, dalam sistem hukum, judicial review mengacu pada kemampuan lembaga peradilan untuk
meninjau keabsahan atau legalitas tindakan dari badan legislatif atau badan eksekutif. Pembagian formal
judicial review dan material judicial review merujuk pada fokus atau obyek dari tinjauan tersebut.
1. Formal Judicial Review:
Formal judicial review berkaitan dengan aspek prosedural atau teknis dari suatu keputusan atau tindakan
pemerintah. Ini berfokus pada apakah proses atau prosedur yang digunakan oleh badan legislatif atau
eksekutif telah diikuti sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam hal ini, pengadilan
mengevaluasi apakah badan tersebut telah melanggar prosedur yang telah ditetapkan atau hak-hak yang
dijamin dalam proses pengambilan keputusan, seperti pemenuhan persyaratan konstitusional, prinsip-
prinsip keadilan, atau prosedur yang telah ditetapkan.
2. Material Judicial Review:
Sementara itu, material judicial review menyoroti substansi atau isu substansial dari keputusan atau
tindakan yang diperiksa oleh pengadilan. Fokusnya bukan hanya pada prosesnya, melainkan pada
keputusan itu sendiri dan apakah keputusan atau tindakan tersebut bertentangan dengan hukum atau
prinsip-prinsip yang mendasari konstitusi, seperti hak asasi manusia, kewenangan yang diberikan oleh
konstitusi, atau kepatuhan terhadap prinsip-prinsip hukum yang berlaku.
Kedua jenis judicial review ini sering kali saling terkait, karena seringkali sebuah peninjauan formal juga
melibatkan pertimbangan substansial. Dalam banyak sistem hukum, pengadilan akan memeriksa baik
aspek prosedural maupun substansial dari suatu keputusan atau tindakan pemerintah ketika dilakukan
judicial review.
Sejarah Mahkamah Konstitusi (MK) bervariasi di setiap negara, tetapi secara umum, MK menjadi elemen
penting dalam menjaga supremasi konstitusi dan menjalankan fungsi pengawasan terhadap kebijakan
pemerintah, keputusan legislatif, serta pelaksanaan hukum. Berikut adalah gambaran umum terkait
sejarah Mahkamah Konstitusi:
2. Jelaskan yang terkait dengan :
a. Sejarah Mahkamah Konstitusi
1. Perkembangan Awal:
- Banyak negara memiliki akar sejarah Mahkamah Konstitusi yang berbeda, tetapi sebagian besar
dimulai dengan pembentukan badan hukum atau lembaga yang bertugas untuk menegakkan
konstitusi.
- Beberapa negara telah memiliki lembaga serupa sejak awal kemerdekaan mereka, sementara
negara lain memperkenalkan Mahkamah Konstitusi mereka dalam proses transformasi
konstitusional
2. Kepentingan Konstitusi:
- Mahkamah Konstitusi berkembang seiring kesadaran akan pentingnya memastikan bahwa
kebijakan pemerintah dan tindakan legislatif sesuai dengan konstitusi.
- Biasanya, MK terdiri dari panel hakim yang memiliki pengetahuan mendalam tentang hukum
konstitusi dan memiliki wewenang untuk meninjau keputusan yang bertentangan dengan
konstitusi.
3. Peran dan Wewenang:
- Mahkamah Konstitusi memiliki peran utama dalam menjaga keseimbangan kekuasaan antara
lembaga pemerintah.
- Biasanya, MK memiliki kekuasaan untuk menguji keabsahan undang-undang atau keputusan
eksekutif terhadap ketentuan konstitusi.
4. Pertumbuhan dan Pengaruh Global:
- Seiring waktu, peran Mahkamah Konstitusi semakin diakui secara global, dan beberapa
keputusan dari MK suatu negara dapat memiliki dampak yang signifikan secara internasional,
terutama terkait dengan hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi.

5. Evolution dan Adaptasi:


- Sepanjang sejarahnya, Mahkamah Konstitusi telah mengalami evolusi dalam wewenang dan
perannya sesuai dengan tuntutan zaman, perkembangan hukum, dan tantangan politik yang
dihadapi negara tertentu.
Setiap Mahkamah Konstitusi memiliki sejarah dan evolusi uniknya sendiri, yang sering kali
tercermin dalam kerangka hukum dan konstitusional negara tersebut. Misalnya, Mahkamah
Konstitusi Amerika Serikat (United States Supreme Court), Mahkamah Konstitusi Jerman
(Bundesverfassungsgericht), atau Mahkamah Konstitusi India (Supreme Court of India),
semuanya memiliki sejarah, wewenang, dan peran yang khas dalam masyarakat dan sistem
hukum mereka masing-masing.
b. Riwayat pembentukan Mahkamah Konstitusi di Indonesia
Mahkamah Konstitusi Indonesia (MK) dibentuk sebagai hasil dari perubahan dalam sistem hukum
dan kelembagaan setelah reformasi Indonesia pada tahun 1998. Proses pembentukan MK ini
merupakan langkah penting dalam memperkuat demokrasi dan supremasi hukum di Indonesia.
Berikut adalah sejarah singkat pembentukan Mahkamah Konstitusi di Indonesia:
1. Konteks Sejarah Reformasi:
- Mahkamah Konstitusi Indonesia didirikan sebagai respons terhadap tuntutan reformasi yang
menginginkan sistem peradilan yang lebih independen dan kuat serta mengakomodasi prinsip-
prinsip demokrasi dan supremasi hukum.
2. Amandemen UUD 1945:
- Langkah pertama menuju pembentukan MK adalah melalui amandemen terhadap UUD 1945.
Pada tahun 2001, Amandemen Konstitusi ke-III mengakomodasi pembentukan Mahkamah
Konstitusi.
3. Pembentukan Mahkamah Konstitusi:
- Setelah amendemen UUD 1945, pada tanggal 19 Oktober 2003, Mahkamah Konstitusi Indonesia
resmi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan perlindungan konstitusi, menegakkan
supremasi hukum, dan menjaga keseimbangan kekuasaan.
4. Struktur dan Peran:
- MK Indonesia terdiri dari sembilan hakim konstitusi yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) untuk masa jabatan lima tahun. MK memiliki kewenangan untuk menguji undang-undang
terhadap UUD 1945, menyelesaikan sengketa hasil pemilihan umum, dan memiliki peran penting
dalam menjamin penghormatan terhadap hak asasi manusia.
5. Kontribusi terhadap Sistem Hukum Indonesia:
- Sejak didirikan, Mahkamah Konstitusi Indonesia telah memainkan peran yang signifikan dalam
memperkuat sistem hukum dan demokrasi di Indonesia. Keputusan-keputusannya telah
mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat, politik, dan ekonomi di Indonesia.
Pembentukan Mahkamah Konstitusi Indonesia merupakan tonggak penting dalam pembangunan
sistem peradilan dan perwujudan demokrasi yang kuat di Indonesia, memastikan penegakan
konstitusi serta pengakuan akan hak asasi manusia. Mahkamah Konstitusi Indonesia secara
berkelanjutan telah memainkan peran penting dalam menegakkan supremasi hukum di negara ini.
3. Apa fungsi judicial review? Jelaskan .
Fungsi dari judicial review adalah untuk memberikan wewenang kepada lembaga peradilan, seperti
Mahkamah Konstitusi atau pengadilan biasa (bergantung pada struktur peradilan suatu negara), untuk
meninjau dan memeriksa keabsahan atau legalitas tindakan, kebijakan, undang-undang, peraturan, atau
keputusan dari badan legislatif atau eksekutif dalam kaitannya dengan konstitusi negara. Fungsi-fungsi
utama dari judicial review antara lain:
1. Pengawasan Konstitusionalitas: Fungsi utama dari judicial review adalah untuk memastikan bahwa
tindakan badan pemerintah sesuai dengan konstitusi. Hal ini membantu dalam menjaga agar
keputusan badan legislatif, kebijakan eksekutif, atau tindakan pemerintah tidak bertentangan
dengan rinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam konstitusi.
2. Perlindungan Hak Asasi Manusia: Judicial review memainkan peran penting dalam memastikan
perlindungan hak asasi manusia. Pengadilan dapat meninjau undang-undang atau kebijakan yang
mungkin melanggar hak-hak dasar individu sesuai dengan konstitusi.
3. Menjaga Keseimbangan Kekuasaan: Fungsi judicial review juga membantu dalam menjaga
keseimbangan kekuasaan antara cabang-cabang pemerintah. Ini mencegah terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan atau pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
4. Menegakkan Supremasi Hukum: Melalui peninjauan terhadap keputusan pemerintah, judicial
review membantu dalam menegakkan supremasi hukum. Ini memastikan bahwa pemerintah
bertindak sesuai dengan hukum dan tidak melampaui kewenangan yang telah diberikan.
5. Mengatur Batas Kewenangan Pemerintah: Dengan memeriksa keputusan pemerintah, judicial
review membantu untuk menetapkan batas kewenangan badan pemerintah. Hal ini penting dalam
menghindari penyalahgunaan kekuasaan atau pelanggaran terhadap hak-hak warga negara.
Fungsi judicial review ini berperan dalam memastikan bahwa badan pemerintah tidak hanya
bertindak sesuai dengan hukum, tetapi juga dengan prinsip-prinsip konstitusional yang mendasari
suatu negara, sehingga menjamin perlindungan hak-hak individu dan menjaga keseimbangan
kekuasaan di dalam sistem politik.
4. Uraikan proses pengisian hakim Mahkamah Konstitusi
Proses pengisian hakim Mahkamah Konstitusi (MK) bervariasi antara negara, termasuk berbagai
tahapan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam hukum atau konstitusi. Berikut adalah contoh proses
umum dalam pengisian hakim Mahkamah Konstitusi:
1. Kualifikasi Calon Hakim:
- Biasanya, terdapat syarat kualifikasi tertentu yang harus dipenuhi oleh calon hakim MK, seperti
pengalaman dalam bidang hukum, reputasi yang baik, integritas, dan pengetahuan yang
mendalam tentang hukum konstitusi.
2. Pemilihan Calon Hakim:
- Calon hakim MK bisa diajukan dari berbagai lembaga atau entitas yang telah ditentukan dalam
hukum atau konstitusi. Misalnya, di beberapa negara, presiden, lembaga legislatif, atau lembaga
hukum khusus bertanggung jawab dalam pengajuan calon hakim MK.
3. Penilaian dan Seleksi Calon:
- Biasanya, terdapat sebuah komite atau lembaga yang bertugas menilai calon hakim MK. Mereka
mengevaluasi rekam jejak, kualifikasi, dan kemampuan calon hakim untuk memenuhi tuntutan
posisi tersebut.
4. Hearing atau Wawancara:
- Calon hakim MK mungkin menjalani proses hearing atau wawancara, di mana mereka bisa
dimintai pertanyaan-pertanyaan terkait pengetahuan hukum, prinsip konstitusi, atau pandangan
mereka terhadap peran MK.
5. Penunjukan dan Pengesahan:
- Setelah melalui tahap evaluasi, calon hakim MK yang terpilih biasanya ditunjuk oleh lembaga
atau pihak yang berwenang, seperti presiden atau lembaga legislatif. Penunjukan ini kemudian
memerlukan pengesahan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
6. Pelantikan Hakim:
- Setelah mendapat pengesahan, calon hakim MK yang telah ditunjuk akan dilantik dan resmi
menjabat sebagai hakim Mahkamah Konstitusi.
Proses pengisian hakim Mahkamah Konstitusi bertujuan untuk memastikan bahwa individu yang
menjabat sebagai hakim MK memiliki kualifikasi yang tepat, integritas yang tinggi, serta
pengetahuan yang memadai tentang hukum konstitusi. Hal ini penting untuk menjaga
independensi, kredibilitas, dan otoritas MK dalam menafsirkan dan menegakkan konstitusi negara.
5. Sebut dan jelaskan wewenang Mahkamah Konstitusi, jangan lupa
menyebutkan dasar hukumnya
Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki sejumlah wewenang yang diatur berdasarkan dasar hukum yang
berlaku di negara yang bersangkutan. Berikut adalah beberapa wewenang MK beserta dasar hukumnya:
1. Pengujian Undang-Undang (Judicial Review)
- Wewenang: Memeriksa keabsahan undang-undang terhadap konstitusi.
- Dasar Hukum: Biasanya diatur dalam konstitusi negara atau undang-undang tentang Mahkamah
Konstitusi. Contohnya, di Indonesia diatur dalam Pasal 24C UUD 1945.
2. Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilihan Umum
- Wewenang: Menyelesaikan sengketa terkait hasil pemilihan umum.
- Dasar Hukum: Di Indonesia, diatur dalam Pasal 24B UUD 1945, Pasal 22E Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2012 tentang MK.
3. Pengujian Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah yang Berkekuatan
Undang-Undang
- Wewenang: Memeriksa keabsahan peraturan perundang-undangan atau peraturan pemerintah
yang memiliki kekuatan undang-undang.
- Dasar Hukum: Terdapat dalam peraturan perundang-undangan negara yang bersangkutan yang
mengatur wewenang MK, seperti di Indonesia diatur dalam Pasal 24C UUD 1945.
4. Pengujian Tindakan Pemerintah
- Wewenang: Memeriksa keabsahan tindakan eksekutif atau pemerintah terhadap konstitusi.
- Dasar Hukum: Diatur dalam konstitusi atau undang-undang yang mengatur kewenangan MK.
5. Memberikan Putusan dan Putusan Bersifat Final
- Wewenang: Memberikan keputusan atas kasus yang diajukan ke MK, dan putusan MK bersifat
final dan mengikat.
- Dasar Hukum: Diatur dalam hukum acara yang mengatur proses peradilan di Mahkamah
Konstitusi.
Wewenang-wewenang tersebut memberikan Mahkamah Konstitusi peran penting dalam menjaga
kepatuhan terhadap konstitusi, menyelesaikan sengketa yang terkait dengan proses demokrasi,
dan memberikan penafsiran hukum konstitusi dalam berbagai aspek kehidupan negara. Dasar
hukum dari wewenang-wewenang ini terletak pada konstitusi atau undang-undang yang mengatur
lembaga Mahkamah Konstitusi dalam masing-masing negara.
6. Jelaskan pengaturan judicial review dalam konstitusi negara Indonesia.
Dalam Konstitusi Republik Indonesia, yaitu UUD 1945, terdapat pengaturan mengenai judicial review,
yang memberikan wewenang kepada Mahkamah Konstitusi (MK) untuk menguji keabsahan undang-
undang terhadap konstitusi. Beberapa pasal yang mengatur hal ini antara lain:
1. Pasal 24
Pasal 24 dalam UUD 1945 mengatur tentang peran MK. Ayat (1) dari pasal ini menyatakan bahwa
MK berwenang mengadili sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh konstitusi.
2. Pasal 24A, 24B, dan 24C
- Pasal 24A memberikan wewenang MK dalam memutuskan perselisihan hasil pemilihan umum.
- Pasal 24B memberikan wewenang MK dalam menyelesaikan sengketa hasil pemilihan umum.
- Pasal 24C memberikan wewenang MK untuk menguji undang-undang terhadap UUD 1945.
3. Pasal 24D
Pasal 24D mengatur kewenangan MK dalam memutuskan pembubaran partai politik.
Pasal-pasal tersebut memberikan landasan hukum bagi Mahkamah Konstitusi untuk melakukan
judicial review terhadap undang-undang dan kebijakan yang dianggap bertentangan dengan UUD
1945. Sebagai lembaga peradilan yang independen, MK memiliki wewenang untuk memeriksa,
menafsirkan, dan memutuskan apakah undang-undang tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip yang tercantum dalam konstitusi.
Pengaturan mengenai judicial review ini menegaskan peran MK dalam menjaga kepatuhan
terhadap konstitusi serta sebagai penjaga supremasi hukum di Indonesia, yang merupakan salah
satu pilar utama dalam menjaga demokrasi, keadilan, dan perlindungan hak asasi manusia di
negara ini.

Anda mungkin juga menyukai