Anda di halaman 1dari 6

BUKUJAWABANTUGASMATAKULIAHTUGAS2

NamaMahasiswa :YOHANES AICEN DARNIA

NomorIndukMahasiswa/NIM :99050149

Kode/NamaMataKuliah :HKUM4404/Teori Perundang-Undangan

Kode/NamaUPBJJ :79/Kupang

MasaUjian :2023/2024Ganjil(2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAANUNIVERSITASTERBUKA
1.1.Menurut analisis pribadi saya pentingnya pengujian suatu
Undang undang terhadap UUD dalam sejarah adalah. Supaya
dalam penerapan UU tersebut tidak terjadi masalah ketika
menjalankanya, karnapada dasarnya adalah suatu undang
undang itu sifatnya mengikat.
1.2.Meskipun konstitusi Amerika Serikat tidak secara eksplisit
memberikan hak untuk melakukan judicial review, Mahkamah
Agung telah melakukan praktik ini sejak kasus Marbury v.
Madison pada tahun 1803. Ada beberapa alasan mengapa
Mahkamah Agung melakukan judicial review meskipun tidak
ada ketentuan yang jelas dalam konstitusi:

A.Kekuasaan Penafsiran Konstitusi: Mahkamah Agung


memiliki kekuasaan untuk menafsirkan konstitusi. Dalam
menjalankan tugasnya, Mahkamah Agung harus memastikan
bahwa undang-undang yang diberlakukan sesuai dengan
konstitusi. Jika ada ketidaksesuaian antara undang-undang
dan konstitusi, Mahkamah Agung memiliki kewenangan untuk
membatalkan undang-undang tersebut.

B.Perlindungan Hak Asasi: Judicial review memungkinkan


Mahkamah Agung untuk melindungi hak-hak asasi yang
dijamin oleh konstitusi. Mahkamah Agung dapat membatalkan
undang-undang yang dianggap melanggar hak-hak individu
atau kelompok tertentu. Dengan melakukan judicial review,
Mahkamah Agung memastikan bahwa keputusan legislatif
tidak melanggar prinsip-prinsip konstitusional yang
melindungi hak-hak warga negara.

C.Pemeliharaan Keseimbangan Kekuasaan: Judicial review


juga berperan dalam menjaga keseimbangan kekuasaan
antara cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dengan
memiliki kewenangan untuk membatalkan undang-undang
yang tidak sesuai dengan konstitusi, Mahkamah Agung dapat
mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh cabang lain. Ini
memastikan bahwa tidak ada cabang pemerintahan yang
menjadi otoriter atau melanggar prinsip-prinsip konstitusional.

D.Evolusi Interpretasi Konstitusi: Melalui praktik judicial review,


Mahkamah Agung telah berperan dalam menginterpretasikan
konstitusi sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai
masyarakat. Dalam beberapa kasus, Mahkamah Agung telah
mengubah interpretasi konstitusi untuk mencerminkan
perubahan sosial dan politik. Hal ini memungkinkan konstitusi
tetap relevan dan dapat menanggapi tantangan zaman.
Meskipun tidak ada ketentuan eksplisit dalam konstitusi
Amerika Serikat, Mahkamah Agung melakukan judicial review
sebagai bagian dari peran dan tanggung jawabnya dalam
menjaga supremasi konstitusi dan melindungi hak-hak
individu. Praktik ini telah menjadi bagian integral dari sistem
hukum Amerika Serikat dan berperan penting dalam menjaga
keseimbangan kekuasaan dan perlindungan hak.

2.Menurut analisis saya, pentingnya diundangkannya Undang-


Undang No 10 Tahun 2004 terhadap peristilahan produk
pengaturan adalah sebagai berikut:

A.Kepastian Hukum: Undang-Undang tersebut memberikan


kejelasan dan kepastian mengenai penggunaan istilah
"keputusan" dan "peraturan" dalam konteks hukum. Hal ini
membantu menghindari kebingungan dan penafsiran yang
salah terkait dengan jenis-jenis produk pengaturan yang
dikeluarkan oleh negara.
B.Pengaturan yang Lebih Tepat: Dengan adanya Undang-
Undang tersebut, negara dapat membuat keputusan-
keputusan yang bersifat umum dan abstrak (regeling) untuk
mengatur hal-hal yang bersifat umum dan membutuhkan
pengaturan yang lebih luas. Sementara itu, keputusan-
keputusan yang bersifat individual dan konkret (beschikking)
dapat digunakan untuk mengatur hal-hal yang bersifat spesifik
dan membutuhkan penyesuaian yang lebih detail.

3.Perbedaan antara Legislative Review dan Judicial Review


dalam Pembatalan Peraturan Perundang-Undangan
Legislative Review dan Judicial Review adalah dua mekanisme
yang digunakan untuk menguji dan membatalkan peraturan
perundang-undangan yang dianggap tidak sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun tujuannya sama, yaitu
untuk menjaga keberlakuan hukum yang sesuai dengan
konstitusi, terdapat perbedaan penting antara keduanya.
Berikut adalah analisis perbedaan antara Legislative Review
dan Judicial Review dalam hal pembatalan peraturan
perundang-undangan:
Legislative Review:
-Legislative Review adalah proses pengujian peraturan
perundang-undangan oleh lembaga legislatif, seperti MPR
(Majelis Permusyawaratan Rakyat) di Indonesia.
-Ketetapan MPR(S) Nomor XIX/MPRS/1966 yang disebutkan
dalam pertanyaan adalah salah satu contoh legislative review
di Indonesia.
-Dalam legislative review, lembaga legislatif memiliki
kewenangan untuk meninjau kembali dan mencabut peraturan
perundang-undangan yang dianggap bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
-Proses legislative review melibatkan pembahasan dan
pengambilan keputusan oleh anggota lembaga legislatif, yang
mewakili suara rakyat.
-Keputusan dalam legislative review biasanya diambil melalui
mekanisme voting atau musyawarah untuk mencapai
konsensus.
Judicial Review:
Judicial Review adalah proses pengujian peraturan perundang-
undangan oleh lembaga peradilan, seperti Mahkamah
Konstitusi di Indonesia.
Dalam judicial review, lembaga peradilan memiliki
kewenangan untuk memeriksa dan membatalkan peraturan
perundang-undangan yang dianggap tidak sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
Proses judicial review melibatkan pemeriksaan kasus oleh
hakim-hakim yang independen dan netral, berdasarkan
argumen hukum yang diajukan oleh para pihak yang terlibat.
Keputusan dalam judicial review biasanya diambil oleh hakim-
hakim yang berwenang, berdasarkan interpretasi hukum dan
konstitusi.
Dalam hal pembatalan peraturan perundang-undangan,
perbedaan utama antara legislative review dan judicial review
terletak pada lembaga yang melakukan pengujian dan
pengambilan keputusan. Legislative review dilakukan oleh
lembaga legislatif, sedangkan judicial review dilakukan oleh
lembaga peradilan. Selain itu, proses dan mekanisme
pengambilan keputusan juga berbeda antara kedua
mekanisme tersebut.

Penting untuk dicatat bahwa legislative review dan judicial


review memiliki peran yang saling melengkapi dalam menjaga
keberlakuan hukum yang sesuai dengan konstitusi. Keduanya
merupakan instrumen penting dalam sistem hukum yang
demokratis, yang memastikan bahwa peraturan perundang-
undangan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang
diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Anda mungkin juga menyukai