PENDAHULUAN
Salah satu titik sentral dalam konstitusionalisme adalah masalah hak asasi
manusia.Dalam kaitan ini, konstitusi memiliki peran penting yang tidak hanya sekedar
melakukanjamninan dan proteksi secaratertulis,melainkan pula menyediakanberbagasaya nilai
yangdigunakan oleh lembaga regulasi dalam interpretasi serta elaborasi hak-hak
tersebut.Penempatan hak asasi manusia dalam konstitusi tidak sendiri-mata
karenanyasebagai hak-hak mendasar yang bersifat mendasar,melainkan pula sebagaihak-
hakkonstitusional yang tertinggi.SejakRancanganUndang-UndangDasar
dibahasaolehBPUPKIpadarentangwaktuJuni-Juli 1945 sampai dilakukannya Perubahan
Ketiga UUD 1945, ide pengujiankonstitusional oleh organ pengadilan yang biasa disebut
Mahkamah konstitusi (peradilantinjauan pada itu konstitusionalitas dari hukum) memang
belum diterima dan dilembagakan diIndonesia.Bersamaandengan bergulirnya reformasi
dantumbangnyarezim pesananbaru pada tahun1998, muncul ide untuk melakukan reformasi
hukum secara besar-besaran, salah satuyang pagar prinsip dan dasar dari kehendak
sayatu adalah melakukan perubahanterhadap UUD 1945 yang selama inidianggap sebagai
sumber munculnya otoritarianismekekuasaan, baik pada masa orde lama maupun pada masa
orde baru.Setelah melalui pembahasan dan penjelasan yang cukup panjang, sejak masa
pembahasanperubahankedua(tahun2000)hingga
masapembahasanperubahanketiga(tahun2001)maka melalui pengesahan Perubahan Ketiga UUD
1945 padatahun 2001,dibentuklahsuatu organ kekuatan kehakiman bernama Mahkamah
Konstitusi yang berdirisendiridi luar Mahkamah Agung dan bersama-sama dengan
MahkamahAgung melaksanakankekuasaan kehakiman.Berdasarkan pasal 24c ayat (1) UUD
1945, Mahkamah Konstitusi punya 4kewenangan, yaitu:1. Menguji undang-undang terhadap
UUD;2. Memutus sengketalembaga kewenangannegara yangkewenangannya
diberikanolehUUD;3. Memutus pembubaran partai politik;4. Memutus argumen tentang hasil
pemilu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran Konstitusi?
2. Apa yang dimaksud dengan pengujian konstitusi?
3. Bagaimana Tolak Pengukuran Perlindungan?
4. Bagaimana hubungan Mahkamah Konstitusi dengan HAM?
1,3 Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui peran Konstitusi.
2. Agar mengetahui pengertian pengujian Konstitusi.
3. Agar mengetahui tolak ukur penjara.
4. Agar mengetahui hubungan Mahkamah Konstitusi dengan HAM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bahasa latin, kata konstitusi merupakan gabungan dari doa kata, yaitu air mani dan patung.
Kume adalah sebuah preposisi yang berarti “bersamadengan…”, sedangkan patung berasal
dari kata sta yang membentuk katakerja pokok menatapyang berarti berdiri. Atas dasaritu, kata
patung punyaarti “membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan/menetapkan”.Dengan demikian,
bentuk tunggal (konstitusi) berarti mengatur sesuatusecara bersama-samadan bentukjamak
(konstitusi)berarti segalasesuatuyang telah ditetapkan. Hak Asasi Manusia (HAM)adalah hak-
hakdasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir.
Sedangkan pengertian HAM menurut perserikatanbangsa-bangsa (PBB)adalah hakyangmelekat
dengankemanusiaan kita sendiri, yang tanpa hak itukita mustahilhidup sebagai manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
memuat semua ketentuan normative yang diperlukan dalam rangka penataan kehidupanbernegara.
ASntuk melakukan tempat konstitusi diperlukan metode dan tekniktertentu yang dapat
dipertanggung jawabkan secara rasional dan ilmiah, sehinggaupayakonstitusi konstitusisesuai
denganperjanjianzaman perkembangan zamanyangadadantidak bertentangandengan semangat
rumusan konstitusi yang lazim digunakandalam rumusan normatif (Jimly Asshiddiqie, 1998: 16).
Jarak dirumuskannya dandibentuk satu konstitusidengan diterapkanatau
diaplikasikannyakonstitusi pada masayang jauh berbeda, melahirkan aliran-aliran
denganpendapat atau pandangan atausungguh konstitusional secara teoritis yang bertolak
belakangsatu dengan…
BAB IV
PENUTUP4.1 Kesimpulan