Konstitusionalis
me
Dr. Jimmy Z. Usfunan, SH.,MH
Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali
Materi bahasan
1. Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme
2. Supremasi Konstitusi dalam negara demokrasi konstitusional
3. Pembentukan dan perubahan konstitusi
4. Isi muatan Konstitusi
5. Konstitusi dan Peraturan Perundang-undangan dibawah Konstitusi
6. Perbandingan Konstitusi di berbagai negara
ISTILAH KONSTITUSI
▪ Constitution (Inggris)
Dalam bahasa Yunani Kuno kata “konstitusi” berasal dari Politeia dan
dlm bahasa latin berasal dari kata Constitutio
Konstitusi
1. Brian Thompson, “... a constitution is a document which contains the rules for the operation
of an organization.
2. Ivo D. Duchacek, “identify the sources, purposes, uses and restraints of public
power”(mengidentifikasikan sumber, tujuan penggunaan- penggunaan dan pembatasan-
pembatasan kekuasaan umum).
3. Black’s Law Dictionary: The fundamental and organic law of a nation or state that establishes
the institutions and apparatus of government, defines the scope of governmental sovereign
powers, and guarantees individual civil rights and civil liberties.
4. K.C Wheare : Konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara berupa
kumpulan peraturan2 yg membentuk, mengatur, dan memerintah dalam suatu negara.
PENGERTIAN KONSTITUSI
Herman Heller dalam bukunya “Staatsrecht” mengemukakan tiga pengertian
konstitusi, yaitu:
1. Konstitusi dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan sosial
politik yang nyata dalam masyarakat
2. Konstitusi dalam arti Juridis sebagai suatu kesatuan kaedah hukum yang
hidup dalam masyarakat
1.Fungsi transformasi, hal ini mencakup tiga aspek: (i) mentransformasikan kekuasaan politik menjadi legal power atau
kewenangan, (ii) mentransformasikan kepentingan politik menjadi legal force, (iii) mereformasi institusi pemerintahan
sesuai dengan pandangan politik yang sedang berpengaruh.
2.Fungsi informasi, sebagai saluran untuk menyampaikan tentang penyelenggaraan negara, kedudukan dan hubungan
lembaga negara, hubungan warga negara serta sarana informasi bagi dunia internasional tentang sistem ketatanegaraan
yang sedang dianut.
3.Fungsi regulasi, proses pembuatan peraturan namun hal ini harus dibedakan dengan perundang-undangan yang lain,
fungsi regulasi yang ada di konstitusi sifatnya lebih fundamental. Kemudian fungsi ini bisa diperluas maknanya menjadi
penegakan terhadap regulasi, yakni dalam rangka Judicial Review.
4.Fungsi kanalisasi, bahwa konstitusi menyediakan instrumen untuk menyelesaikan problem ketatanegaraan baik itu
berupa konflik politik maupun sengketa hukum.
TUJUAN KONSTITUSI
▪ Untuk membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah, menjamin
hak-hak rakyat yang diperintah dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat (C.F. Strong)
▪ Konstitusi sebagai hukum tertinggi dalam negara, maka tujuan
tertinggi itu adalah:
(i) Keadilan,
(ii) Ketertiban,
(iii) Perwujudan nilai-nilai ideal seperti kemerdekaan atau kebebasan dan
kesejahteraan atau kemakmuran bersama (Jimly Asshiddiqie)
SIFAT KONSTITUSI
1. Flexible (Luwes)
2. Rigid (Kaku)
C.J. Friedrich :
suatu sistem yang terlembagakan, menyangkut
pembatasan yang efektif dan teratur terhadap
tindakan-tindakan pemerintahan
Perkembangan Konstitusi
❖ Perkembangan konstitusi dilihat dari perspektif konstitusionalisme yakni paham tentang
pemerintahan menurut konstitusi atau konstitusional.
❖ Paham konstitusionalisme dipisahkan menjadi 2 kategori :
1. Paham Konstitusionalisme Klasik (mulai pada masa Yunani Kuno, Romawi, dan abad
pertengahan) dan
2. Paham Konstitusionalisme Modern.
Paham Konstitusionalisme Klasik
➢ Zaman Yunani Kuno, Konstitusionalisme adalah Polis (Negara Kota) yang
pemerintahannya menurut asas demokrasi langsung..
➢ Zaman Romawi Kuno, berdasarkan “empirium” pemahaman terhadap
“konstitusionalisme, berkenaan dengan eksistensi konstitusi, dipandang
sebagai instrument pemerintahan, berupa: kebiasaan masyarakat, dictat
lawyers, catatan-catatan negarawan, kepercayaan dan keyakinan rakyat
berkait dengan metode atau cara penyelenggaraan kekuasaan negara.
➢ Zaman Pertengahan, terdapat filosofi “fiudum”, pemahaman
“konstitusionalisme” digambarkan sebagai paham “feodalisme”, suatu bentuk
pemerintahan yang dikuasasi oleh kaum feodal atau tuan-tuan tanah.
Paham Konstitusionalisme Modern
Konstitusionalisme Modern, intinya pemerintahan berdasarkan konstitusi,
dengan ciri utama: (i) Pembatasan kekuasaan pemerintahan,
(ii) pemerintah yang tidak sewenang-wenang dan
(iii) pemerintah yang bertanggung jawab serta akuntabel kepada rakyat.
3 elemen yang menjamin tegaknya
konstitusionalisme
Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
(the general goals of society or general acceptance of the
same philosophy of government).
Pembentukan UUD 1945 (18 Agustus 1945) menunjukkan motif ke 3, ide pembentuk negara dari
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Proses membentuk Konstitusi di negara
Demokrasi (Haysom)
PERUBAHAN
(AMENDMENT):
PENGGANTIAN
Menambah Ketentuan;
(RENEWAL) Mengurangi Ketentuan;
Mengubah Ketentuan.
Perubahan Konstitusi
(Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi)
◼ C.F. Strong
1. Dilakukan oleh legislatif dengan pembatasan2 tertentu
2. Dilakukan oleh rakyat melalui referendum
3. Dilakukan oleh negara-negara serikat (pd negara berbentuk
negara serikat)
4. Dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu
lembaga negara khusus yg dibentuk hanya utk keperluan
perubahan
K.C. Wheare : Cara Merubah Materi Muatan UUD
(Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme)
21
ALUR PERUBAHAN UUD 1945
• Jumlah Anggota MPR 692 (560 anggota DPR, ditambah 132 Anggota DPD).
PENGUSUL • 1/3 dari 692 adalah: 231 Anggota MPR
(Anggota MPR)
Mengkaji usul pengubahan dari pihak pengusul yang waktunya disepakati dalam
PANITIA AD HOC Sidang Paripurna MPR.
PANITIA AD HOC HANYA MENGKAJI USULAN MENUNJUK PASAL YANG AKAN DI
SUSULKAN
Disetujui
PENDAHULUAN
PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
33
TERIMA KASIH