Anda di halaman 1dari 13

MAHKAMAH KONSTITUSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Peradilan di Indonesia

Dosen Pengampu :

H. M. Imdadur Rohman, M.H.I.

Disusun Oleh :

1. Moch Anshori C91219123


2. Nanda Pricilia Nadhiva C91219137

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik, hidayah,
serta inayah-Nya sehingga makalah kelompok kami yang berjudul “Mahkamah
Konstitusi” dapat terselesaikan dengan baik. Melalui makalah ini diharapkan
memberikan pengetahuan yang mendalam bagi mahasiswa khususnya mengenai mata
kuliah Peradilan di Indonesia.

Kita menyadari bahwa makalah ini akan sulit terselesaikan tanpa adanya
peran dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada kita
maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah membantu
dalam penyusun makalah ini, Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Tuhan yang Maha Esa.

Semoga atas bimbingan, dukungan dan bantuan dalam makalah ini akan
mendapatkan balasan dari Allah swt. Kita menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu komentar, kritik dan saran yang membangun
merupakan suatu hal yang kita harapkan untuk memperbaiki segala kekurangan
dalam pembuatan makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan memperluas
serta dunia pendidikan.

Surabaya, 16 Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN1

A. Latar Belakang Masalah1

B. Rumusan Masalah1

BAB II PEMBAHASAN1

A. Landasan Yuridis Mahkamah Konstitusi2


B. Fungsi dan Wewenang Mahkamah Konstitusi6
1. Fungsi atau Tugas Mahkamah Konstitusi6
2. Wewenang Mahkamah Konstitusi 6

BAB III SIMPULAN8

DAFTAR PUSTAKAiv

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Mahkamah Konstitusi dibentuk bertujuan untuk mengawal supremasi


UUD NRI tahun 1945 sebagai hukum tertinggi di Republik Indonesia. UUD
NRI Tahun 1945 merupakan puncak hirarki tatanan norma yang harus
menjadi dasar bagi pembentukan hukum dan segala tindakan penyelenggara
negara dan warga negara. Dalam hal ini demokrasi merupakan suatu
mekanisme yang tidak mudah dan sangat kompleks baik secara kelembagaan
maupun mekanismenya. Demokrasi memerlukan kesabaran dan pengalaman.
Dari sinilah Mahkamah Konstitusi bisa menjadikannya sebagai suatu acuan
untuk bisa menjalankan sistem demokrasi, sekaligus mencari cara yang paling
tepat agar sistem demokrasi di Indonesia bisaberjalan dengan semestinya,
lancar, dan dapat merubah bangsa ini menjadi lebih dewasa dalam sebuah
sistem bernegara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa bagaimana landasan yuridis berdirinya Mahkamah Konstitusi? Dan
Bagaimana struktur kelembagaan Mahkamah Konstitusi?
2. Bagaimana kedudukan dan apa saja fungsi serta wewenang Mahkamah
Konstitusi?

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Yuridis Mahkamah Konstitusi
Berdirinya Mahkamah Konstitusi sebagai special tribunal (pengadilan
khusus) secara terpisah dari Mahkamah Agung artinya Mahkamah
Konstitusi ini berdiri sendiri di luar lingkup Mahkamah Agung. Mengemban
tugas khusus merupakan konsepsi yang dapat di telusuri jauh sebelum
negara kebangsaan yang modern, yang pada dasarnya menguji keserasian
norma hukum yang lebih rendah dengan norma hukum yang lebih tinggi.
Gagasan pembentukan Mahkamah Konstitusi pada hakikatnya dilandasi
oleh suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak
konstitusional warga negara dan semangat menegakan konstitusi sebagai
norma hukum tertinggi. Konstitusi merupakan bentuk pelimpahan
kedaulatan rakyat kepada negara. Melalui konstitusi rakyat memberi
pernyataan sebagian hak-haknya kepada negara sehingga konstitusi harus
dikawal dan dijaga karena segala bentuk penyimpangan baik oleh pemegang
kekuasaan maupun aturan hukum dibawah konstitusi terhadap konstitusi
merupakan wujud nyata pengingkaran terhadap kedaulatan rakyat.
Strategi lain adalah mewujudkan sistem satu atap, yang memberi
kewenangan pada Mahkamah Agung untuk menangani dan mengawasi juga
masalah administrasi, kewenangan dan organisasi, sehingga dapat lebih
menjamin kemandirian Mahkamah Agung. Tuntutan tersebut tidak pernah
mendapat tanggapan yang serius untuk jangka waktu yang lama hal tersebut
dapat di pahami,karena suasana dan paradigma kehidupan ketatanegaraan
dan kehidupan politik yang monolitik, waktu itu tidak memperkenankan
adanya perubahan konstitusi. Bahkan UUD 1945 cenderung disakralkan.
Padahal tuntutan tersebut hanya dapat dilakukan dengan perubahan
konstitusi.1

6
Di Indonesia Konstitusi juga sering di sebut sebagai Undang-Undang
Dasar, Konstitusi memiliki batasan-batasan dalam mengatur sebuah Negara
yang menunjuk kepada hukum dasar, Konstitusi menunjuk pada pengertian
hukum dasar, sedangkan undang-undang menunjuk kepada pengertian
hukum dasar tertulis. Konstitusi dapat diartikan sebagai dokumen yang
tertulis yang secara garis besarnya mengatur kekuasaan legislatif , eksekutif,
dan yudikatif, serta lembaga negara.2
Sejak lama bangsa indonesia begitu mendambakan kehadiran sistem
kekuasaan kehakiman yang dapat di gunakan untuk menguji produk hukum
di bawah UUD 1945. Oleh sebab itu, UUD di proyeksikan sebagai satu-
satunya simbol atas tegaknya negara yang di selenggarakan berdasarkan
hukum.
Setelah krisis ekonomi melanda Indonesia dan gerakan reformis yang
membawa kejatuhan pemerintahan Orde Baru di tahun 1998, terjadi
perubahan yang sangat drastis dalam kehidupan sosial, politik,dan hukum di
indonesia. Diawali dengan perubahan pertama UUD 1945 pada tahun 1999,
yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua kali masa jabatan, dan
penguatan DPR yangmemegang kekuasaan membentuk Undang-Undang,
telah disusul dengan perubahan kedua yang telah mengamandir Undang-
Undang Dasar 1945 lebih jauh lagi.
Perubahan kedua meliputi banyak hal, tetapi yang paling menonjol telah
di masukannya Hak Asasi Manusia dalam Bab XA. Perubahan ketiga telah
membawa perubahan yang lebih jauh lagi dengan diperintahkannya
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung
oleh rakyat, dan dapat di berhentikan dalam masa jabatannya karena diduga
telah melakukan pelanggaran hukum dengan tidak hanya melalui proses
politik, tetapi harus terlebih dahulu melalui proses hukum dalam

Maruarar Siahaan, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi (Jakarta: Sinar Grafika, 2012).
1

Taufiqurrohman Syahuri, Hukum Konstitusi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004).


2

7
pemeriksaan dan putusan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan
kesalahannya atas pelanggaran hukum yang dituduhkan.
Jatuh bangunnya pimpinan pemerintahan (Presiden) pada waktu itu, yang
tidak pernah terjadi secara mulus melalui proses konstitusional yang baik,
merupakan kondisi sosial politik yang telah mendorong lahirnya Mahkamah
Konstitusi di Indonesia. Perubahan ketiga Undang-Undang Dasar 1945 juga
mengadopsi pembentukan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang
berdiri sendiri di samping Mahkamah Agung dengan kewenangan yang
diuraikan dalam Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945.
Pasal III Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945 memerintahkan
dibentuknya Mahkamah Konstitusi selambat lambatnya tanggal 17 Agustus
2003. Sebelum dibentuk, segala kewenangan Mahkamah Konstitusi
dilakukan oleh Mahkamah Agung. Tanggal 13 Agustus 2003 Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi disahkan,
kemudian tanggal 16 Agustus 2003 para hakim konstitusi dilantik, dan mulai
bekerja secara efektif pada tanggal 19 Agustus 2003.3
Ada beberapa alasan mengapa Mahkamah Konstitusi di tempatkan dalam
konstitusi yang menjadi dasar konstitusionalitas keberadannya sebagai salah
satu lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yaitu sebagai
berikut:
1. Pada prinsipnya, konstitusi harus memuat tentang nilai-nilai HAM, dan
perubahan UUD 1945 telah mengakomodir lebih jelas dan rinci pasal-
pasal yang mengatur HAM . oleh karena itu, lembaga yang berwenang
menjamin, melindungi, dan menegakan nilai-nilai HAM itu harus pula
di letakan dalam konstitusi.

Siahaan, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi, 6.


3

8
2. Konstitusi pada prinsipnya harus memberikan pembatasan dan
menyediakan mekanisme check and balances antara cabang
kekuasaan.
3. Keberadaan Mahkamah Konstitusi berikut dengan kewenangan dalam
konstitusi, sejalan dan merupakan penegasan terhadap prinsip negara
hukum yang telah di muat dalam perubahan konstitusi.
4. Konstitusi sebagai hukum tertinggi harus ditegakan dan dijalankan
secara konsisten oleh siapapun.4
Struktur Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Nomor
3 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Sekretris
Jenderal Mahkamah Konstitusi Sebagai Berikut5:

4
Bahtiar, “Problematika Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Pada Pengujian UU Terhadap
UU,” n.d.
5
“Struktur Organisasi | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,” accessed October 16, 2020,
https://mkri.id/index.php?page=web.StrukturOrganisasi&id=4.

9
B. Fungsi dan Wewenang Mahkamah Konstitusi
1. Fungsi atau Tugas Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi memiliki fungsi untuk mengawal konstitusi,
agar di laksanakan dan di hormati baik penyelenggaraan kekuasaan Negara
maupun warga Negara,Mahkamah Konstitusi merupakan penafsir akhir
konstitusi dan juga menjadi pelindung konstitusi. Sejak menjadi badan usaha
yang sah dalam hak-hak asasi manusia UUD 1945, dengan ini fungsi
pelindung konstitusi dalam arti melindungi hak-hak asasi manusia.
Dalam keberadaannya Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga Negara
yang berfungsi menangani perkara tertentu di bidang ketatanegaraan, dalam
rangka menjaga konstitusi agar dilaksanakan secara bertanggung jawab
sesuai dengan kehendak rakyat dan cita-cita demokrasi.6
Keberadaan Mahkamah Konstitusi sekaligus untuk menjaga
terselenggaranya pemerintahan Negara yang stabil dan juga merupakan
koreksi terhadap pengalaman kehidupan ketatanegaraan di masa lalu yang di
timbulkan tafsir ganda terhadap konstitusi.
2. Wewenang Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi RI mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1
(satu) kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 24C ayat (1) dan ayat
(2)Undang-Undang Dasar 1945.
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama
danterakhir yang putusannya bersifat final untuk:
a. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

Siahaan, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi.


6

10
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
c. Memutus pembubaran partai politik, dan
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
e. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat
DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga melakukan
pelanggaran (impeachment)7

Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2015 Mahkamah Konstitusi


memiliki kewenangan tambahan Memutus perselisihan hasil pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota selama belum terbentuk peradilan khusus.8

Selain pasal 24 C dasar yuridis wewenang Mahkamah Konstitusi


diatur dalam Pasal 7A, Pasal 78, dan dijabarkan dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2003. Terhadap perorangan, kesatuan masyarakat adat
sepanjang masih hidup, badan hukum publik atau privat, lembaga negara,
partai politik, ataupun pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat, jika hak
dan/atau wewenang konstitusionalnya dirugikan, dapat mengajukan
permohonan ke Mahkamah Konstitusi.9 Wewenang Mahkamah Konstitusi
tersebut diatur secara Khusus kembali dalam pasal 10 Undang-Undang
Mahkamah Konstitusi dengan berbagai perinciannya.

7
“Kedudukan Dan Kewenangan | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.”
8
“Kedudukan Dan Kewenangan | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.”
9
“Landasan Yuridis Mahkamah Konstitusi Dan Kekuasaan Kehakiman,” n.d.

11
BAB III

PENUTUP

Simpulan

1. Landasan yuridis mengenai pembentuka Mahkamah Konstitus yang sejalan


dengan Mahkama Agung terdapat dalam pasal 24 C ayat 1 dan ayat 2 UUD
1945, dan Struktur kelembagaan dari MK itu sendiri terdiri dari:
a. Ketua dan wakil ketua
b. Hakim Konstitusi
c. Dewan etik
d. Sekretaris jenderal
e. Panitera
f. Inspektorat
g. Dan terdiri dari beberapa biro penanganan yg lebih intensif
2. Fungsi MK adalah untuk mengawal konstitusi di Indonesia sedangkan
wewenangnya adalah:
a. Menguji UU terhadap UUD
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara
c. Memutus pembubaran partai politik
d. Memutus perselisihan hasil pemilu
e. Memberi pendapat atas putusan DPR

12
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi dan Konstitusionalisme. Sinar Grafika, 2005.


Bahtiar. “Problematika Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Pada Pengujian
UU Terhadap UU,” n.d.
Hassan, Ressa. “Kedudukan Mahkamah Konstitusi Dalam Struktur Ketatanegaraan
Indonesia,” n.d. Accessed October 16, 2020.
“Kedudukan Dan Kewenangan | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.”
Accessed October 16, 2020.
https://mkri.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=3&menu=2.
“Landasan Yuridis Mahkamah Konstitusi Dan Kekuasaan Kehakiman.” Accessed
October 16, 2020. http://repository.uinbanten.ac.id/4590/4/BAB%20II.pdf.
“Landasan Yuridis Mahkamah Konstitusi Dan Kekuasaan Kehakiman,” n.d.
http://repository.uinbanten.ac.id/4590/4/BAB%20II.pdf.
Siahaan, Maruarar. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Sinar Grafika,
2012.
“Struktur Organisasi | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.” Accessed October
16, 2020. https://mkri.id/index.php?page=web.StrukturOrganisasi&id=4.
Syahuri, Taufiqurrohman. Hukum Konstitusi. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

13

Anda mungkin juga menyukai