Anda di halaman 1dari 19

“SISTEM PERADILAN DI

INDONESIA”
Kelompok 3 :

1. Linda Farihatur Rohmah


(C91219118)

2. Mohammad Soleh Husin


(C91219127)

3` Wilda Rahmaningrum
(C91219150)
PEMBAHASAN
1. KEKUASAAN KEHAKIMAN DI
INDONESIA

2. PERADILAN SEBAGAI PELAKSANA


KEKUASAAN KEHAKIMAN

3. HUBUNGAN BADAN-BADAN PERADILAN


DENGAN MAHKAMAH AGUNG, DEPARTEMENT
KEADILAN
Sistem Peradilan Indonesia
Sistem Peradilan Indonesia adalah suatu
mekanisme dari keseluruhan komponen
peradilan nasional, pihak dalam proses
peradilan, hierariki (urutan) kelembagaan
peradilan, serta komponen lain yang saling
berkaitan.
Tujuan

Tujuan dari penyelenggaraan peradilan


nasional adalah menegakkan hukum dan
keadilan. Perihal penyelenggaraan peradilan
di Indonesia
UU No. 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan
kehakiman BAB 1 dalam kententuan umum
terdapat pasal 1 ayat (1) yaitu “kekuasaan
kehakiman adalah kekuasaan negara yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, demi terselenggaranya Negara Hukum
Republik Indonesia.”
Dalam BAB 2 UU No. 48 Tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman terdapat asas-asas
dalam kekuasaan kehakiman di Indonesia
yaitu Asas-asas dalam ruang lingkup
peradilan Perdata dan Asas-asas dalam ruang
lingkup peradilan pidana
ASAS DALAM LINGKUP PERADILAN PERDATA

O a. Asas “ Ius Curia Novit”


O b. Asas peradilan cepat,(efisien) singkat
(efektif) dan biaya ringan (tidak
memberatkan). (Dalam pasal 2 ayat 4)
O c. “Asas tidak ada keharusan untuk
mewakilkan kepada pengacara.” Tidak
O d. Asas Nemo Judex Indeneus in Propria
Causa.
ASAS DALAM LINGKUP PERADILAN PIDANA

O a. Perlakuan yang sama dimuka hukum, tanpa diskriminasi


apapun. (Dalam pasal 4 ayat 1)
O b. Hak untuk memperoleh kompensasi (ganti rugi) dan rehabilitasi
Hak untuk memperoleh bantuan hukum.(pasal 9 ayat 3)
O c. Hak kehadiran terdakwa di muka pengadilan. (pasal 12 ayat 1)
O d. Peradilan yang bebas dan dilakukan dengan cepat dan
sedehana. (pasal 4 ayat 2)
O e. Peradilan yang terbuka untuk umum. (pasal 13 ayat 1)
O f. Pelanggaran atas hak-hak warga negara (penangkapan,
penahanan, pengeledahan dan penyitaan) harus didasarkan pada
undang-undang dan dilakukan dengan surat perintah (tertulis).
(pasal 7)
O g. Kewajiban pengadilan dan mengendalikan putusannya. (pasal 2
ayat 1)
Peradilan Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman

“Peradilan Umum”

Kekuasaan kehakiman di
lingkungan peradilan umum
dilaksanakan oleh pengadilan
negeri dan pengadilan tinggi.
Pengadilan negeri berperan dalam proses
pemeriksaan, memutuskan dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata di
tingkat pertama. Pengadilan tinggi berperan
dalam menyelesaikan perkara pidana dan
perdata pada tingkat kedua atau banding
Peradilan Agama
O Kekuasaan kehakiman di lingkungan
peradilan agama dilakukan oleh pengadilan
agama. Berdasarkan Pasal 49 Undang-
Undang RI Nomor 3 Tahun 2006,
pengadilan agama bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara di tingkat pertama antara orang-
orang beragama islam dibidang
perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf,
zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi
syari’ah
Peradilan Tata Usaha Negara
O Peradilan tata usaha negara berperan dalam
proses penyelesaian sengketa tata usaha negara.
Sengketa tata usaha negara adalah sengketa
yang timbul dalam bidang tata usaha negara
antara orang atau badan hukum perdata dengan
badan atau pejabat tata usaha negara, baik di
pusat maupun di daerah, sebagai akibat dari
dikeluarkannya keputusan tata usaha negara,
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peradilan Peradilan Militer
Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan
proses peradilan dalam lapangan hukum pidana,
khususnya bagi pihakpihak berikut:
1). Anggota TNI
2). Seseorang yang menurut undang-undang dapat
dipersamakan dengan anggota TNI
3). Anggota jawatan atau golongan yang dapat
dipersamakan dengan TNI menurut undang-undang (4)
Seseorang yang tidak termasuk ke dalam kategori 1), 2)
dan 3), tetapi menurut keputusan Menteri Pertahanan
dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
harus diadili oleh pengadilan militer.
O Mahkamah Konstitusi merupakan salah
satu lembaga negara yang melakukan
kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.
Hubungan Badan-badan Peradilan dengan
Mahkamah Agung, Departemen Kehakiman

O Mahkamah Agung melakukan pengawasan


tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua
lingkungan peradilan dengan tujuan agar
peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan
diselenggarakan dengan seksama dan wajar
dengan berpedoman pada azas peradilan yang
sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa
mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa
dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10
Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan
Nomor 14 Tahun 1970).
O Departemen Hukum dan HAM yang
membawahi unsur lembaga
permasyarakatan sebagai salah satu bagian
dari sistem peradilan pidana selain
kepolisian, kejaksaan dan peradilan
(Mahkamah Agung).
O Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004
pada tanggal 23 Maret 2004 maka organisasi,
administrasi, dan finansial di lingkungan
peradilan umum dan peradilan tata usaha
negara di bawah kekuasaan Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, dan
peradilan agama di bawah kekuasaan
Departemen Agama beralih menjadi berada
di bawah kekuasaan Mahkamah Agung.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

APAKAH ADA PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai