0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut merupakan tugas mengenai Kekuasaan Kehakiman yang dikerjakan oleh Kawakib Muhammadi dengan NIM 19103040105. Dokumen tersebut membahas tentang asas kekuasaan kehakiman menurut UU No. 48 Tahun 2009 dan asas-asas penyelenggaraan kekuasaan kehakiman menurut UU tersebut yang berjumlah 12 butir.
Dokumen tersebut merupakan tugas mengenai Kekuasaan Kehakiman yang dikerjakan oleh Kawakib Muhammadi dengan NIM 19103040105. Dokumen tersebut membahas tentang asas kekuasaan kehakiman menurut UU No. 48 Tahun 2009 dan asas-asas penyelenggaraan kekuasaan kehakiman menurut UU tersebut yang berjumlah 12 butir.
Dokumen tersebut merupakan tugas mengenai Kekuasaan Kehakiman yang dikerjakan oleh Kawakib Muhammadi dengan NIM 19103040105. Dokumen tersebut membahas tentang asas kekuasaan kehakiman menurut UU No. 48 Tahun 2009 dan asas-asas penyelenggaraan kekuasaan kehakiman menurut UU tersebut yang berjumlah 12 butir.
Kekuasaan kehakiman adalah kemampuan seseorang atau sekelompok m
anusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau sekelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. Menurut Undang - Undang nomor 48 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 yang di maksud dengan kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka unrtuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum republik Indonesia.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakn peradilan, guna menegakkan hukum dan keadilan. Itulah yang terkandung dalam pasal 24 ayat (1) UUD 1945. sedangkan pasal 24 ayat (2) menyebutkan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan [eradilan agama, lingkungan perdailan militer, lingkungan peradilan tata usaha negera, dan oleh sebuah mahkamah konstitusi. Maka dari pasal 24 UUD 1945 kita mengetahui bahwa mahkamah konstitusi merupakan pelaku kekuasaan kehakiman.
B. Asas Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman
Dalam Undang - Undang no 48 Pasal 2 - Pasal 5 Asas penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman sebagai berikut : 1. Peradilan dilakukan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” 2. Peradilan negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila. 3. Semua peradilan di seluruh wilayah negara republik Indpnesia adalah peradilan Negara yang diatur dengan Undang - Undang. 4. Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan. 5. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, hakim dan hakim konstitusi wajib menjaga kemandirian peradilan. 6. Segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal - hal sebagaimana dimaksud dalam Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7. Setiap orang yang sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. 8. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak menbeda - bedakan orang 9. Pengedilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. 10. Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. 11. Hakim dan hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, jujur, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum. 12. Hakim dan hakim konsitusi wajib menaati kode etik dan pedoman perilaku hakim.