Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakim adalah pejabat peradilan Negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili. Dalam menegakkan hokum dan keadilan
serta kebenaean, hakim diberi kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan. Setiap hakim melaksanakan proses peradilan yang dilaksanakan di
sebuah tempat yang dinamakan peradilan.
Kekuasaan Kehakiman dengan para Hakimnya diatur dalam BAB IX UUD
1945 pasal 24 dan 25. Dalam penjelasan UUD 1945 dicantumkan, bahwa
negara Republik Indonesia adalah negara hukum dan konsekwensi dari
padanya ialah menurut UUD ditentukan adanya suatu kekuasaan kehakiman
yang merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
berhubung dengan itu harus daiadakan jaminan dalam Undang-Undang tentang
kedudukan para hakim. Adanya suatu kekuasaan kehakiman (Badan Yudikatif)
yang merdeka mandiri dalam melaksanakan tugasnya menandakan bahwa
negara Republik Indonesia adalah suatu negara hukum.
Fungsi kekuasaan kehakiman diatur dalam pasal 1 (satu) Undang-Undang
nomor 48 tahun 2009 yang berbunyi “Kekuasaan kehakiman adalah
kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi
terselenggaranya negara Hukum Republik Indonesia.” ¹
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran hakim sebagai pelaksana kekuasaan kehakimanan?
2. Apa saja Kekuasaan hakim berdasarkan jenis lembaga peradilan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran hakim sebagai pelaksanaan kekuasaan kehakiman
2. Untuk mengetahui Kekuasaan hakim berdasarkan jenis lembaga peradilan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Hakim Sebagai Pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman
Di Indonesia, perwuhudan kekuasaan kehakiman diatur sepenuhnya dalam
undang-undang RI No 48 2009 tentang kekuasaan kehakiman, yang merupakan
penyempurnaan dari Undang-Undang RI No 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan
kehakiman. Berdasarkan UU tersebut, kekuasaan kehakiman di Indonesia
dilakukan oleh Mahkamah Agung. Badan peradilan yang dibawah Mahkamah
Agung meliputi badan peradilan yang berada dilingkungan peradilan umum,
peradilan agama, peradilan militer dan peradilan tata usaha Negara, serta oleh
sebuah mahkamah konstitusi. Lembaga lembaga tersebut berperan sebagai
penegak keadilan, dan di bersihkan dari setiap intervensi baik dari lembaga
legislative, eksekutif maupun lembaga lainnya. Kekuasan kehakiman yang
diselenggarakan oleh lembaga lembaga tersebut dilaksanakan oleh hakim.
Hakim adalah penjabat peradilan Negara yang di beri wewenang oleh
undang undang untuk mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan
hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hukum
berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sebuah sidang pengadilan
berdasarkan ketentuan perundang undangan. Dalam upaya menegakkan hukum
dan keadilan serta kebenaran, hakim di beri kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan. Dengan kata lain hakim tidak boleh di pengaruhi
oleh kekuasaan kekuasaan lain dalam memutuskan perkara. Apa bila hakim
mendapat pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan perkara, cenderung
keputusan hakim itu tidak adil, yang pada akhirnya akan meresahkan
masyarakat, serta wibawa hukum dan hakim akan pudar.
Setiap hakim melaksanakan proses peradilan yang di laksanakan di sebuah
tempat yang dinamakan pengadilan. Dengan demikian, terdapat perbedan
antara konsep peradiman pengadilan. Peradilan menunjuk pada proses
mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara yang diselesaikan.
Pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili perkara atau tempat untuk
melaksanakan proses pradilan guna menegakkan hukum.

2
Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili perkara
menurut hukum dengan tidak membeda bedakan orang. Pengadilan tidak boleh
menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang. Pengadilan wajib
memeriksa dan mengadili setiap perkara peradilan yang masuk.

B. Kekuasaan Hakim Berdasarkan Jenis Lembaga Peradilan


Menurut ketentuan undang undang ri nomor 48 tahun 2009 tentang
kekuasaan kehakiman, hakim berdasarkan jenis lembaga peradilannya dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berikut
a. Hakim pada mahkamah agung yang disebut dengan hakim agung. Hakim
agung dapat berasal dari sistem karier atau sistem non karier. Calon hakim
agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
untuk kemudian mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung
oleh Presiden. Tugas Hakim Agung adalah Mengadili dan memutus perkara
pada tingkat Kasasi.
b. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah mahkamah agung, yaitu
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha Negara, dan
hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan
tersebut.
 Peradilan umum, Tugas Pokok Pengadilan adalah menerima, memeriksa,
memutus dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya
oleh para pencari keadilan, sebagaimana yang ditentukan didalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 jo. Undang-Undang Nomor 49
Tahun 2009 tentang Peradilan Umum beserta Penjelasannya.
 Peradilan agama, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menentukan dalam pasal 24 ayat (2) bahwa Peradilan
Agama merupakan salah satu lingkungan peradilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung bersama badan peradilan lainnya di lingkungan
Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer,

3
merupakan salah satu badan peradilan pelaku kekuasaan kehakiman
untuk menyelenggarakan hukum dan keadilan bagi rakyat pencari
keadilan perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam.
Pengadilan Agama Sumber yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama
bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama
Islam di bidang: perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,
shadaqah dan ekonomi syariah sebagaimana diatur dalam pasal 49
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
 Peradilan militer, Peradilan Militer berwenang mengadili perkara pidana
yang dilakukan oleh Militer (prajurit TNI) berpangkat Kapten ke bawah
yang melakukan tindak pidana (kejahatan) maupun pelanggaran masih
berdinas aktif dan atau orang-orang yang tunduk pada kekuasaan
Peradilan Militer berdasarkan Undang-Undang.
 peradilan tata usaha Negara, Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama,
Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN) memiliki fungsi untuk memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan yang termasuk dalam ranah sengketa Tata
Usaha Negara yang mana adalah administrasi negara yang melaksanakan
fungsi untuk menyelenggarakan pemerintahan baik di pusat maupun di
daerah.
c. Hakim pada mahkamah konstitusi yang disebut dengan hakim konstitusi.
Tugas dan kewenangan Mahkamah Konstitusi yaitu, Menguji undang-
undang terhadap UUD RI tahun 1945, Memutuskan sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD RI tahun 1945,
Memutuskan pembubaran partai politik, Memutuskan perselisihan tentang
hasil pemilihan umum.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakim adalah pejabat peradilan Negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili. Dalam menegakkan hokum dan keadilan
serta kebenaean, hakim diberi kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan. Setiap hakim melaksanakan proses peradilan yang dilaksanakan di
sebuah tempat yang dinamakan peradilan.
Hakim adalah penjabat peradilan Negara yang di beri wewenang oleh
undang undang untuk mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan
hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara hukum
berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sebuah sidang pengadilan
berdasarkan ketentuan perundang undangan.

5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=tugas+hakim+konstitusi
https://www.google.com/search?q=tugas+peradilan+tata+usaha+Negara
https://www.google.com/search?q=tugas+peradilan+militer
https://www.google.com/search?q=tugas+lingkungan+peradilan+umum
https://www.google.com/search?q=tugas+hakim+agung
Lubis, yusnawan &mohammad sodeli.2018.Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan.Jakarta, Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai