Anda di halaman 1dari 17

PERANAN HAKIM SEBAGAI

PELAKSANA KEKUASAAN
KEHAKIMAN
Kelompok 4 ; XII MIPA 1
ANGGOTA KELOMPOK 4
Ahksan Panji Gumilang
Muhammad Rezky Rusman Ramadhan
Nasywa Ramadhani Achmad
Nayla Citra Handayani Arifin Paduai
Nurul Afifah Amir
Zahra Ainiyyah
KEKUASAAN KEHAKIMAN
DI INDONESIA
Di Indonesia, perwujudan kekuasaan kehakiman diatur sepenuhnya dalam
Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun
2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Berdasarkan undang-undang tersebut,
kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung. Badan
peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan yang
berada di lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan
Tata Usaha Negara, serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Lembaga-lembaga tersebut
berperan sebagai penegak keadilan, dan dibersihkan dari setiap intervensi baik dari
lembaga legislatif, eksekutif maupun lembaga lainnya. Kekuasaan kehakiman yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tersebut dilaksanakan oleh hakim. “Hakim
merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman yang diselenggarakan oleh lembaga-
lembaga peradilan di Indonesia”.
PERAN HAKIM
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk mengadili. Mengadili
merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima,
memeriksa, dan memutuskan perkara hukum berdasarkan
asas bebas, jujur dan tidak memihak di sebuah sidang
pengadilan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta
kebenaran, hakim diberi kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan. Dengan kata lain, hakim tidak
boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam
memutuskan perkara. Apabila hakim mendapatkan pengaruh
dari pihak lain dalam memutuskan perkara, cenderung
keputusan hakim itu tidak adil, yang pada akhirnya akan
meresahkan masyarakat, serta wibawa hukum dan hakim
akan pudar.
KLASIFIKASI HAKIM
MENURUT UU
Menurut ketentuan Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, hakim berdasarkan jenis lembaga
peradilannya dapat diklasifi kasikan menjadi tiga kelompok berikut:

A. Hakim pada Mahkamah Agung yang C. Hakim pada Mahkamah Konstitusi


disebut dengan Hakim Agung. yang disebut dengan Hakim Konstitusi.

B. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, yaitu
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada
pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut.
A. HAKIM PADA MAHKAMAH AGUNG
YANG DISEBUT DENGAN HAKIM AGUNG

Daerah hukum Mahkamah Agung (MA) meliputi


seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya
adalah melakukan pengawasan tertinggi atas
tindakan-tindakan segala pengadilan lainnya
diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar
hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.
A. HAKIM PADA MAHKAMAH AGUNG
YANG DISEBUT DENGAN HAKIM AGUNG

Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung:


Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua
lingkungan peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman.
Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim di semua lingkungan peradilan
dalam menjalankan tugasnya.
Mengawasi dengat cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim di semua
lingkungan peradilan.
Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi peringatan,
teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun
dengan surat edaran.
B. HAKIM PADA BADAN PERADILAN YANG
BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

Lingkungan Peradilan Umum


Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum
dilaksanakan oleh pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan
Mahkamah Agung. Selain itu, Mahkamah Agung berperan
sebagai kekuasaan tertinggi dalam peradilan di Indonesia.
Pengadilan negeri juga berperan dalam proses pemeriksaan,
memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di
tingkat pertama.
B. HAKIM PADA BADAN PERADILAN YANG
BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

Lingkungan Peradilan Umum


Dalam pasal 20 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009, disebutkan bahwa
Mahkamah Agung mempunyai wewenang berikut:
1. Mengadili di tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir
oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung
2. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang.
3. Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang, seperti memberikan
pertimbangan hukum kepada presiden dalam permohonan grasi dan rehabilitasi.
B. HAKIM PADA BADAN PERADILAN YANG
BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

Lingkungan Peradilan Agama


Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilakukan
oleh pengadilan agama. Berdasarkan pasal 49 Undang-Undang
RI Nomor 3 Tahun 2006, pengadilan agama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di
bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,
shadaqah, dan ekonomi syari’ah.
B. HAKIM PADA BADAN PERADILAN YANG
BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

Lingkungan Peradilan Militer


Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam lapangan
hukum pidana, khususnya bagi pihak-pihak berikut:
1. Anggota TNI.
2. Seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI.
3. Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut
undang-undang.
4. Seseorang yang tidak termasuk ke dalam angka 1), 2), dan 3), tetapi menurut
keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan
persetujuan Menteri Hukum dan Perundang-undangan harus diadili oleh pengadilan
militer.
B. HAKIM PADA BADAN PERADILAN YANG
BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara

Peradilan tata usaha negara berperan dalam


proses penyelesaian sengketa tata usaha negara.
Sengketa tata usaha negara adalah sengketa
yang timbul dalam bidang tata usaha negara baik
di pusat maupun di daerah.
B. HAKIM PADA BADAN PERADILAN YANG
BERADA DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG

Lingkungan Peradilan Khusus


Menurut UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
pengadilan khusus adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan
untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tertentu yang hanya
dapat dibentuk dalam salah satu lingkungan badan peradilan yang
berada di bawah Mahkamah Agung (MA). Di pengadilan khusus tersebut,
akan diangkat hakim ad hoc untuk memeriksa, mengadili dan memutus
perkara yang membutuhkan keahlian dan pengalaman di bidang tertentu
dan dalam jangka waktu tertentu.
C. HAKIM PADA MAHKAMAH KONSTITUSI
YANG DISEBUT DENGAN HAKIM KONSTITUSI.

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga


negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia mempunyai 4 (empat) kewenangan dan
1 (satu) kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Dasar 1945.
C. HAKIM PADA MAHKAMAH KONSTITUSI
YANG DISEBUT DENGAN HAKIM KONSTITUSI.

Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama


dan terakhir yang putusannya bersifat fnal untuk perkara-perkara
berikut.
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Memutuskan pembubaran partai politik.
4. Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
KESIMPULAN
Setiap hakim melaksanakan proses Pengadilan secara umum mempunyai
peradilan yang dilaksanakan di sebuah tugas untuk mengadili perkara menurut
tempat yang dinamakan pengadilan. hukum dengan tidak membeda-
Dengan demikian, terdapat perbedaan bedakan orang. Pengadilan tidak boleh
antara konsep peradilan pengadilan. menolak untuk memeriksa, mengadili
Peradilan menunjuk pada proses mengadili dan memutus suatu perkara yang
perkara sesuai dengan kategori perkara diajukukan dengan dalih bahwa hukum
yang diselesaikan. Pengadilan menunjuk tidak ada atau kurang, akan tetapi
pada tempat untuk mengadili perkara atau pengadilan wajib memeriksa dan
tempat untuk melaksanakan proses mengadili setiap perkara peradilan
peradilan guna menegakkan hukum. yang masuk.
Terima Kasih
Kelompok 4 ; XII MIPA 1

Anda mungkin juga menyukai