1/Jan-Mar/2014
133
Lex Crimen Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2014
134
Lex Crimen Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2014
135
Lex Crimen Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2014
hukum yang ada didalam ruang dan waktu mengadili perkara yang diajukan dengan
yang merupakan tempat lahirnya hukum, dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang
sebagaimana ungkapan dimana ada jelas.
masyarakat disitu ada hukum (ubi societas Ketentuan tersebut tidak berarti bahwa
ibi ius). hakim diwajibkan dan dilarang untuk
Pasal 5 ayat (1) tersebut menyebutkan menolak memeriksa dan memutus semua
keadilan sebagai suatu rasa dan bukannya perkara yang diajukan ke pengadilan. Yang
konsep. Untuk mengetahui rasa keadilan dilarang adalah dalih bahwa hukum tidak
yang hidup dalam masyarakat hukum yang ada atau kurang jelas.
diadili, tentunya tidak hanya dengan cara Pasal 17 ayat (3) Undang-undang No. 48
melakukan tinjauan pustaka terhadap d Zµv îììõ u vÇ µšl vU ^^ }Œ vP Z l]u
konsep-konsep keadilan, tetapi juga dengan wajib mengundurkan diri dari persidangan
cara menafsirkan hukum secara apabila terikat hubungan keluarga sedarah
kontekstual. Tujuannya agar dapat melihat atau semenda sampai derajat ketiga, atau
realitas dari nilai-nilai hukum dan rasa hubungan suami atau istri meskipun telah
keadilan yang hidup dalam masyarakat bercerai dengan ketua, salah seorang hakim
yang diadili. vPP}š U i l• U À}l š š µ ‰ v]š Œ X_
Dasar kewenangan hakim dalam < uµ ] v Ç š ~ñ• u vÇ µšl vU ^^ }Œ vP
pelaksanaan dari penguraian panjang lebar hakim atau panitera wajib mengundurkan
diatas dalam sistem hukum formal di diri dari persidangan apabila ia mempunyai
Indonesia tercantum dalam pasal 10 ayat kepentingan langsung atau tidak langsung
(1) Undang-undang No. 48 Tahun 2009 dengan perkara yang sedang diperiksa, baik
Ç vP Œ µvÇ]U ^W vP ]o v ]o Œ vP atas kehendaknya sendiri maupun atas
menolak untuk memeriksa, mengadili dan permintaan pihak yang berperkara._
memutus suatu perkara yang diajukan Penjelasan pasal 17 ayat (5) tersebut
dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau Œ µvÇ]U ^z vP ]u l•µ vP v
kurang jelas, melainkan wajib untuk ^l ‰ vš]vP v o vP•µvP š µ š] l o vP•µvP_
u u Œ]l• v u vP ]o]vÇ X_ Tidak dapat adalah termasuk apabila hakim atau
disangkal bahwa undang-undang panitera atau pihak lain pernah menangani
merupakan hasil dari kebutuhan akan perkara tersebut atau perkara tersebut
norma dalam kerangka pikiran menurut, pernah terkait dengan pekerjaan atau
waktu, tempat dan budaya tertentu. Ada jabatan yang bersangkutan sebelumnya.
undang-undang yang setiap saat siap Dari pasal 17 ayat (3) dan (5) serta
diamendemen tetapi ada juga yang sangat penjelasannya, hakim diwajibkan untuk
rigid, sehingga untuk merevisi satu mengundurkan diri dari persidangan
ketentuan pun butuh waktu yang lama apabila terikat hubungan keluarga dan
karena akan menggangu filosofi mempunyai kepentingan langsung atau
keseluruhan undang-undang atau bahkan tidak langsung dengan perkara yang sedang
berbenturan dengan filosofi undang- diperiksa.
undang lainnya.10 Tidak dapat disangkal Itu berarti hakim hanya bisa menolak
juga bahwa hakim bukanlah legislator untuk memeriksa dan memutus perkara
tetapi hakim juga dimungkinkan sebagai yang diajukan ke pengadilan dengan dalih
pembentuk hukum (judge made law). Oleh pasal 17 ayat (3) dan (5) Undang-undang
sebab itu hakim dilarang untuk menolak No.48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman.
10
Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, S.H., M.H., LL.M, Hal tersebut didasarkan atas suatu
2013, Penelitian Hukum edisi revisi, Kencana pertimbangan, bahwa tidak seorangpun
Prenada Media Group, Cet. VIII, hal. 194.
136
Lex Crimen Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2014
137
Lex Crimen Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2014
keadilan yang emosional dengan keadilan mau tidak mau harus menerima ketentuan-
yang rasional. Hal tersebut dilakukan dalam ketentuan KUHP walaupun ketentuan-
kerangka penegakan hukum dan keadilan ketentuan tersebut tidak sesuai dengan
berdasarkan nilai-nilai hukum dan rasa nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang
keadilan yang hidup dalam masyarakat. hidup didalam masyarakat Indonesia. Suatu
Dalam konteks sejarah lahirnya asas pertanyaan filsafat hukum tradisional
legalitas, asas legalitas juga lahir untuk dalam hubungan ini adalah yang
penegakan hukum dan keadilan mempersoalkan pelandasan dari hukuman.
berdasarkan nilai-nilai hukum dan rasa Atas dasar apa penguasa mempunyai hak
keadilan yang hidup dalam masyarakat (c.q. kewajiban) untuk menjatuhkan
waktu itu. Asas legalitas lahir untuk hukuman kepada orang ?12 menurut
menentang kesewenang-wenangan hakim penulis jawaban yang lebih cocok untuk
dan penjajahan akali yang dilakukan hakim pertanyaan tersebut adalah atas dasar nilai-
terhadap para terdakwa. Sehingga untuk nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup
menentang kesewenang-wenangan hakim dalam masyarakat dari pada atas dasar asas
dan penjajahan akali yang dilakukan hakim legalitas.
terhadap terdakwa, muncullah pergerakan- Dari sejarah asas legalitas, terlihat jelas
pergerakan pembentukan asas legalitas, bahwa latar belakang eksistensi adanya
dengan tujuan agar hakim dapat asas legalitas dikarenakan nilai-nilai hukum
menegakan hukum dengan tidak dan rasa keadilan masyarat yang hidup
sewenang-wenang, sehingga hakim pada ruang dan waktu di tempat tersebut,
hanyalah corong undang-undang yang diperkosa dengan kesewenang-wenangan
dibuat oleh lembaga yang berwenang mutlak. Jelaslah eksistensi penegakan
sebagai perwakilan dari masyarakat yang hukum dan keadilan bukan karena adanya
dipersatukan oleh kesepakatan sosial. Hal asas legalitas, namun karena adanya
tersebut untuk menjadikan mulut hakim kesalahan.
sebagai aspirasi keadilan masyarakat. Nilai- Pendapat Prof. Dr. Romli Atmassasmita
nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup SH., LL.M. dalam masalah ini:
dalam masyarakat, dibentuk menjadi a. Bahwa dalam menuju era pembangunan
undang-undang oleh wakil rakyat dan hukum dewasa ini seorang hakim dalam
diterjemahkan oleh hakim. melaksanakan tugas-tugasnya tidak
<h,W] v u Œµ‰ l v Z •]o Z }‰Ç ‰ •š [ mungkin harus selalu bertumpu pada
KUHPidana Belanda. KUHPidana Belanda ketentuan peraturan perundangan yang
diikuti dari Code Penal Perancis. Code Penal berlaku. Seorang hakim harus pula
perancis merupakan hasil perjuangan memperhatikan setiap kejadian atau
pembentukan nilai-nilai hukum dan rasa peristiwa konkrit dan nilai-nilai hukum
keadilan dari masyarakat Perancis pada yang tumbuh dan berkembang dalam
waktu itu untuk menentang pemerintahan masyarakat di sekitarnya. Sekalipun
yang bersifat absolute (mutlak). sudah ada yurisprudensi mengenai
Konteks keadaan zaman pembentukan kasus-kasus tertentu yang terjadi di
Code Penal Perancis tentu berbeda dengan dalam masyarakat, namun tidak
konteks negara Indonesia diwaktu mustahil bahwa dalam praktek
sekarang. Negara Indonesia juga mengenal penyelesaian suatu perkara pidana
hukum adat. Konteks asas legalitas diwaktu
12
sekarang menurut penulis merupakan Penerjemah Prof. DR. B. Arief Sidharta, S.H., 2013,
suatu bentuk pemerintahan yang bersifat Meuwissen Tentang Pengenbanan Hukum, Ilmu
absolute (mutlak), sehingga masyarakat Hukum, Teori Hukum, Dan Filsafat Hukum, Refika
Aditama, Bandung, Cet. IV, hal. 101.
138
Lex Crimen Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2014
139
Lex Crimen Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2014
kitab suci yang mengumumkan kebenaran. Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, S.H.,
Hakim hendaknya mempertimbangkan M.H., LL.M, 2013, Penelitian Hukum edisi
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang revisi, Kencana Prenada Media Group.
hidup dalam masyarakat agar supaya dapat Prof.Dr. I Gde Pantja Astawa, S.H. M.H. dan
memberikan keputusan yang seadil-adilnya, ŒX ^µ‰Œ]v E [ U ^X,X DX,U îìíîU
serta kekreatifitasan hakim dalam Memahami Ilmu Negara & Teori Negara,
penegakan hukum dan keadilan tidak Refika Aditama, Bandung.
terbelenggu oleh asas legalitas.
Prof. DR. Sudikno Mertokusumo, S.H.,
Hakim bukanlah robot, hakim adalah pilar
1982, Hukum Acara Perdata Indonesia,
utama penegak hukum dan keadilan. Oleh Liberty, Yogyakarta.
sebab itu segala macam bentuk penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan oleh hakim, Penerjemah Prof. DR. B. Arief Sidharta, S.H.,
karena tidak sesuai dengan peri 2013, Meuwissen Tentang Pengenbanan
kemanusiaan dan peri keadilan, dan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum, Dan
penjajahan yang paling utama yang harus Filsafat Hukum, Refika Aditama,
dihapuskan hakim adalah penjajahan asas Bandung.
legalitas terhadap jabatannya. Louis O. Kattsoff, 2004, Pengantar Filsafat,
Oleh karenanya maksud pasal 5 ayat (2) Tiara Wacana Yogya, Cet. IX.
Undang-undang No.48 Tahun 2009 harus
benar-benar dimiliki oleh hakim. Jika ada
karakter hakim yang tidak memenuhi
maksud pasal 5 ayat (2), BERTOBATLAH,
KARENA KERAJAAN ALLAH SUDAH DEKAT.
DAFTAR PUSTAKA
140