Anda di halaman 1dari 17

Lex Crimen Vol. IV/No.

2/April/2015

PERANAN JAKSA TERHADAP PENANGANAN ialah peraturan yang mencerminkan keadilan


TINDAK PIDANA MENURUT KITAB UNDANG- bagi pergaulan antar warga negaranya. maka
UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)1 menurutnya yang memerintah Negara
Oleh: Heski H.R. Wullur 2 bukanlah manusia melainkan “pikiran yang
adil”. Penguasa hanyalah pemegang hukum dan
ABSTRAK keseimbangan saja.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Penjelasan UUD 1945 mengatakan, antara
mengetahui bagaimana peranan Jaksa terhadap lain, “Negara Indonesia berdasar atas hukum
penanganan tindak pidana dalam tahap (Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan
penuntutan dan pemeriksaan di sidang belaka (machsstaat)”. Jadi jelas bahwa cita-cita
pengadilan serta bagaimana peranan Jaksa Negara hukum (rule of law) yang tekandung
sebagai penuntut umum dalam penanganan dalam UUD 1945 bukanlah sekedar Negara
tindak pidana menurut Kitab Undang-Undang yang berlandaskan sembarang hukum. Hukum
Hukum Acara Pidana (KUHAP). Dengan yang didambakan bukalah hukum yang
menggunakan metode penelitian yuridis ditetapkan semata-mata atas dasar
normatif maka dapat disimpulkan, bahwa: 1. kekeuasaan, yang dapat menuju atau
Peranan Jaksa dalam penanganan tindak pidana mencerminkan kekuasaan mutlak atau otoriter.
menurut KUHAP adalah : Melakukan Hukum yang demikian bukanlah hukum yang
pemanggilan saksi, saksi ahli atau tersangka; adil (just law), yang didasarkan pada keadilan
Melakukan penggeledahan/penyitaan; bagi rakyat.3.
Melakukan pemeriksaan surat, rekapan Indonesia sebagai Negara hukum yang
komunikasi telepon dan rekapan rekening secara konsepsional, maka inti dan arti
keuangan Negara. Melakukan penangkapan penegakan hukum terletak pada kegiatan
dan penahanan dan Melakukan pemberkasan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang
perkara. 2. Dalam melakukan penuntutan, Jaksa terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang
dapat melakukan prapenuntutan. Dalam mantap dan mengejahwantah dan sikap tindak
melaksanakan putusan pengadilan dan sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir,
penetapan hakim, kejaksaan memperhatikan untuk menciptakan, memelihara,
nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.4
dan peri kemanusiaan berdasarkan Pancasila Ruang lingkup proses penegakan hukum di
tanpa mengesampingkan ketegasan dalam Indonesia secara jelas diatur dalam Undang-
bersikap dan bertindak. Undang Nomor 8 Tahun 1981 (UU No. 8 Tahun
Kata kunci: Peranan Jaksa, Tindak Pidana, 1981), tentang Hukum Acara Pidana. Dimana
KUHAP disebutkan: Bahwa Negara Republik Indonesia
ialah negara hukum berdasarkan Pancasila dan
PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung
A. LATAR BELAKANG tinggi hak asasi manusia serta yang menjamin
Pandangan Aristoteles merumuskan negara segala warga negara bersama kedudukannya
hukum adalah Negara yang berdiri di atas didalam hukum dan pemerintahan dan wajib
hukum yang menjamin keadilan kepada warga menjunjunghukum dan pemerintahannya
negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi dengan tiada kecualinya.5
tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga Rumusan di atas menyatakan bahwa “Wajib
Negara dan sebagai daripada keadilan itu perlu menjunjung hukum dan pemerintahan dengan
diajarkan rasa susila kepada setiap manusia tiada kecualinya” yang memiliki makna bahwa
agar ia menjadi warganegara yang baik. semua warga negara tanpa kecuali,
Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles
3
https://meilabalwell.wordpress.com/negara-hukum-
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Meiske Sondakh, konsep-dasar-dan-implementasinya-di-indonesia/
4
SH, MH; Adi Tirto Koesoemo, SH, MH; Dr. Wempie J. Soejono Soekanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kumendong, SH, MH. Penegakan Hukum. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Universitas Sam 1983 Hal. 5.
5
Ratulangi. NIM. 110711162 KUHAP UU No 8 Tahun 1981 pasal 1 butir c.

32
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

wajib:menjunjung hukum, menjunjung Sebagai tindakan “Pro Justitia” dapat


pemerintahan. Menjunjung hukum dapat dikemukakan sebagai berikut: Dalam Pasal 1
diartikan mematuhi hukum. Kepatuhan angka 1 KUHAP, penyelidikan adalah
terhadap hukum disebabkan oleh kesadaran serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari
hukum dan keikhlasan mematuhi hukum. dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
Terhadap warga negara yang tidak menjunjung sebagai tindak pidana guna menentukan dapat
hukum disebut melakukan pelanggaran hukum. atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 cara yang diatur dalam KUHAP.8
secara jelas mencantumkan tentang Apabila hal tersebut di atas sudah dilakukan,
pembangunan hukum nasional dimana bidang maka dapat dilanjutkan pada tahap penyidikan
hukum acara pidana harus terimplementasi, yang diatur dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP.
agar masyarakat menghayati hak dan Penyidikan adalah serangkaian tindakan
kewajibannya serta untuk meningkatkan penyidikan dalam hal dan menurut cara yang
pembinaan sikap para pelaksana penegak diatur dalam UU untuk mencari serta
hukum sesuai dengan fungsi dan wewenang mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
masing-masing ke arah tegaknya hukum, membuat terang tentang tindak pidana yang
keadilan dan perlindungan terhadap harkat dan terjadi dan guna menemukan tersangkanya.9
martabat manusia, ketertiban serta kepastian Proses penyidikan menurut Pasal 138
hukum demi terselenggaranya negara hukum KUHAP, kemudian hasilnya diberikan kepada
sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.6 penuntut umum, dan oleh penuntut umum
Pelaksanaan penegakan hukum diwajibkan segera mempelajari dan menelitinya, dalam
agar masyarakat menghayati hak dan jangka waktu 7 hari kerja wajib
kewajiban, serta menjunjung hukum, dan memberitahukan apabila hasil penyidikan
masyarakat selanjutnya menghayati akan hak sudah lengkap atau belum, apabila belum
dan kewajibannya. Sehingga pada hakikatnya lengkap penuntut umum berkewajiban untuk
kedua rumusan tersebut mempunyai makna mengembalikan berkas perkara kepada
dalam realita perlu “Menghayati hak dan penyidik disertai petunjuk tentang hal yang
kewajiban” dan “menjunjung hukum”7. harus dilengkapi dan dalam waktu 14 hari,
Realita kehidupan masyarakat sehari-hari, penyidik harus sudah menyampaikan kembali
masih ditemukan ada warga negara yang tidak berkas perkara tersebut kepada penuntut
menjunjung hukum, salah/keliru menghayati umum10.
hak dan kewajibannya sehingga yang tindakan Dalam tahap selanjutnya penuntut umum
dan perbuatan bersangkutan dianggap telah melimpahkan berkas perkara bersama
melakukan “pelanggaran hukum”. Berbagai tersangka kepada pengadilan untuk diperiksa
pandangan bahwa seseorang telah melakukan dan diputus apakah tersangka/terdakwa
perbuatan melanggar hukum harus dibuktikan terbukti bersalah atau tidak bersalah. Apabila
dahulu kebenarannya secara cermat dan teliti terbukti bersalah maka hakim menjatuhkan
karena adanya asas “praduga tak bersalah pidana atau hukuman terhadap terdakwa dan
(presumption of innocence). apabila terdakwa tidak terbukti bersalah maka
Pelaksanan penegakan hukum yang diatur hakim akan membebaskan terdakwa.
dalam UU No 8 Tahun 1981 Pasal 1 angka 1, Tertaut dengan uraian tersebut di atas,
menyebutkan penyidik dan angka 3, maka penulis terdorong untuk melakukan
menyebutkan penyidik pembantu; selanjutnya pengkajian dan penelitian dengan judul:
angka 4 menyebutkan penyelidik, angka 6a, “Peranan Jaksa Terhadap Penanganan Tindak
Jaksa dan 6b Penuntut Umum, serta angka 8 Pidana Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
menyebutkan Hakim, dibarengi tugas dan Acara Pidana (KUHAP)”.
kewenangannya masing-masing dalam
tanggung jawabnya.

8
KUHAP UU No 8 Tahun 1981.hal. 4.
6 9
Ibid. Ibid,
7 10
Op.Cit.hal 8. Ibid.

33
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

B. PERUMUSAN MASALAH No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik


1. Bagaimana peranan jaksa terhadap Indonesia.11
penanganan tindak pidana dalam tahap Dalam Pasal 1 ayat (6) huruf A Kitab Undang-
penuntutan dan pemeriksaan di sidang Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) juga
pengadilan? menyatakan bahwa : “Jaksa adalah pejabat
2. Bagaimana peranan jaksa sebagai penuntut yang diberi wewenang oleh undang-undang
umum dalam penanganan tindak pidana untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
menurut Kitab Undang-Undang Hukum melaksanakan putusan pengadilan yang telah
Acara Pidana (KUHAP)? memperoleh kekuatan hukum tetap”.
Selanjutnya disebutkan dalam Pasal 1 ayat
C. METODE PENELITIAN (6) huruf B KUHAP tersebut juga menyebutkan
Bahwa dalam penelitian ini penulis bahwa :
menggunakan pendekatan yuridis normatif “Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi
atau pendekatan norma hukum. Dalam wewenang oleh Undang-undang ini untuk
pendekatan norma hukum, sebagai data-data melakukan penuntutan dan melaksanakan
atau bahan hukum sekunder maupun bahan penetapan hakim”.12
hukum primer diperoleh melalui kepustakaan Peranan Jaksa dalam penangan Tindak
(literatur, atau buku, jurnal, artikel, majalah Pidana, didasarkan pada tugas dan wewenang
hukum, yurisprudensi, brosur, peraturan Kejaksaan yang diatur dalam UU No. 16 Tahun
perundang-undangan), dari bahan hukum 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah
primer dan bahan hukum sekunder mengatur tugas dan wewenang Kejaksaan
dipilih/dipisah sesuai dengan kebutuhan, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka
selanjutnya dilakukan analisis guna menunjang (1) yang berbunyi : Jaksa adalah pejabat
pembahasan sesuai dengan topik atau judul fungsional yang diberi wewenang oleh undang-
yang dibahas. undang untuk bertindak sebagai penuntut
umum dan pelaksana putusan pengadilan yang
PEMBAHASAN telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta
A. Peranan Jaksa Terhadap Penagangan wewenang lain berdasarkan undang-undang.
Tindak Pidana Tugas dan wewenang kejaksaan tidak hanya
Kedudukan Kejaksaan dalam peradilan pidana khusus dalam hal ini adalah Tindak
pidana di Indonesia mengalami pergeseran Pidana Korupsi, tetapi juga menangani pidana
sejalan dengan pergeseran tugas dan umum yang lain, hal ini yaitu :
kewenangan yang dimilikinya. Dalam kaitannya Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai
dengan peradilan pidana, tugas dan tugas dan wewenang :
kewenangan Kejaksaan diatur dalam hukum a. Melakukan Penuntutan.
acara pidana, yaitu Undang-Undang No. 08 Dalam melakukan penuntutan, jaksa dapat
Tahun 1981 yag kita kenal sebagai KUHAP melakukan prapenuntutan. Prapenuntutan
sementara dalam kaitannya dengan adalah tindakan jaksa untuk memantau
kelembagaannya sendiri diatur dalam Undang- perkembangan penyidikan setelah
Undang No. 05 Tahun 1991 sebagaimana telah menerima pemberitahuan dimulainya
diubah dengan Undang-Undang No. 16 Tahun penyidikan dari penyidik, mempelajari atau
2004. meneliti kelengkapan berkas perkara hasil
Fungsi utama Kejaksaan dalam peradilan penyidikan yang diterima dari penyidik serta
pidana adalah sebagai Penuntut Umum dan memberikan petunjuk guna dilengkapi oleh
Pelaksana Putusan Pengadilan yang telah penyidik untuk dapat menentukan apakah
mempunyai kekuatan hukum tetap, berkas perkara tersebut dapat dilimpahkan
sebagaimana disebut dalam Pasal 1 butir 1, 2, 3 atau tidak ke tahap penuntutan.
juga Pasal 2 ayat (1), dan (2) Undang-Undang

11
Undang-UndangNo. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
12
Undang-Undang No. 08 Tahun 1981, tentang KUHAP
pasal 30

34
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

b. Melaksanakan penetapan hakim dan e. pencegahan penyalahgunaan dan / atau


putusan pengadilan yang telah memperoleh penodaan agama;
kekuatan hukum tetap. f. penelitian dan pengembangan hukum serta
Dalam melaksanakan putusan pengadilan statistik kriminal.
dan penetapan hakim, kejaksaan Selanjutnya dalam disebutkan bahwa
memperhatikan nilai-nilai hukum yang hidup Kejaksaan dapat meminta kepada hakim untuk
dalam masyarakat dan peri kemanusiaan menempatkan seseorang terdakwa di rumah
berdasarkan Pancasila tanpa sakit, tempat perawatan jiwa, atau tempat lain
mengesampingkan ketegasan dalam yang layak karena yang bersangkutan tidak
bersikap dan bertindak. mampu berdiri sendiri atau disebabkan oleh
c. Melakukan pengawasan terhadap hal-hal yang dapat membahayakan orang lain,
pelaksanaan putusan bersyarat, putusan lingkungan, atau dirinya sendiri. Di samping
pidana pengawasan, dan keputusan lepas tugas dan wewenang tersebut, kejaksaan dapat
bersyarat. diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan
d. Melakukan penyidikan terhadap tindak undang-undang sebagaimana diatur dalam
pidana tertentu berdasarkan undang- Undang-undang.14
undang. Dengan demikian tindakan penuntutan
e. melengkapi berkas perkara tertentu dan adalah tindakah penuntut umum untuk
untuk itu dapat melakukan pemeriksaan melanjutkan perkara pidana ke pengadilan
tambahan sebelum dilimpahkan ke negeri yang berwenang dalam hal dan menurut
pengadilan yang dalam pelaksanaannya cara yang diatur dalam Undang-Undang ini
dikoordinasikan dengan penyidik.13 dengan permintan supaya diperiksa dan
Untuk melengkapi berkas perkara diputuskan oleh hakim disidang pengadilan.
pemerikasaan tambahan dilakukan dengan Hapus hak menuntut disebabkan beberapa
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : alasan sebagai berikut : (1) Telah ada putusan
1) Tidak dilakukan terhadap tersangka. hakim yang tetap mengenai tindakan yang
2) Hanya terdapat perkara-perkara yang sulit sama, (2) Terdakwa meninggal dunia (3)
pembuktiannya, dan / atau dapat Perkara tersebut dalawarsa / lewat waktunya
meresahkan masyarakat, dan/atau yang (4) Terjadi penyelesaian diluar persidangan.
dapat membahayakan keselamatan negara. Selanjutnya Pasal 33 mengatur bahwa dalam
3) Harus dapat diselesaikan dalam waktu 14 melaksanakan tugas dan wewenangnya,
(empat belas) hari setelah dilaksanakan Kejaksaan membina hubungan kerjasama
ketentuan Pasal 110 dan 138 ayat (2) dengan badan penegak hukum dan keadilan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 serta badan negara atau instansi lainnya.
tentang Hukum Acara Pidana. Kemudian Pasal 34 menetapkan bahwa
4) Prinsip koordinasi dan kerjasama dengan Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan
penyidik. dalam bidang hukum kepada instalasi
Di bidang perdata dan tata usaha negara, pemerintah lainnya.15
kejaksaan dengan kuasa khusus dapat
bertindak baik di dalam maupun di luar B. Peranan Jaksa Menurut KUHAP
pengadilan untuk dan atas nama negara atau Bila kita uraikan Peranan Jaksa sebagai
pemerintah. alam bidang ketertiban dan Penuntut Umum, yang terdapat dalam KUHAP
ketentraman umum, kejaksaan turut adalah sebagai berikut ini : 16
menyelenggarakan kegiatan : 1. Menerima pemberitahuan dari penyidik
a. peningkatan kesadaran hukum masyarakat; dalam hal penyidik telah mulai melakukan
b. pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c. pengawasan peredaran barang cetakan; 14
d. pengawasan aliran kepercayaan yang dapat KUHAP Pasal 32-34
15
http://id.wikipedia.org/wiki/Kejaksaan_Republik_Indone
membahayakan masyarakat dan negara; sia
16
M. Karjadi dan R. Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana dengan Penjelasan Resmi dan Komentar,
13
Ibid.hal 8 Politeia, Bogor, 1988, hal. 3.

35
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

penyidikan suatu peristiwa yang apabila perkara telah dilimpahkan Penuntut


merupakan tindak pidana (Pasal 109 ayat Umum ke Pengadilan Negeri untuk
(1)) dan pemberitahuan baik dari penyidik disidangkan (Pasal 74).
maupun penyidik PNS yang dimaksudkan 8. Meminta dilakukan pra peradilan kepada
oleh Pasal 6 ayat (1) huruf b mengenai ketua pengadilan negeri untuk memeriksa
penyidikan dihentikan demi hukum; sah atau tidaknya suatu penghentian
2. Menerima berkas perkara dari penyidik penyidikan oleh penyidik (Pasal 80).
dalam tahap pertama dan kedua Maksud Pasal 80 ini adalah untuk
sebagaimana dimaksud oleh Pasal 8 ayat (3) menegakkan hukum, keadilan dan
huruf a dan b dalam hal acara pemeriksaan kebenaran melalui sarana pengawasan
singkat menerima berkas perkara langsung secara horizontal.
dari penyidik pembantu (Pasal 12); 9. Dalam perkara koneksitas, karena perkara
3. Mengadakan pra penuntutan (Pasal 14 pidana itu harus diadili oleh pengadilan
huruf b) dengan memperhatikan ketentuan dalam lingkungan peradilan umum, maka
materi Pasal 110 ayat (3) dan (4) dan Pasal penuntut umum menerima penyerahan
138 ayat (1) dan (2) perkara dari oditur militer dan selanjutnya
4. Memberikan perpanjangan penahanan dijadikan dasar untuk mengajukan perkara
(Pasal 124 ayat (20)), melakukan tersebut kepada pengadilan yang
penahanan dan penahanan lanjutan (Pasal berwenang (Pasal 91 ayat (1)).
20 ayat (2)), Pasal 21 ayat (2), Pasal 25 dan 10. Menentukan sikap apakah suatu berkas
Pasal 26), melakukan penahanan rumah perkara telah memenuhi persyaratan atau
(Pasal 22 ayat (2), penahanan kota (Pasal 22 tidak dilimpahkan ke pengadilan (Pasal
ayat (3)), serta mengalihkan jenis 139).
penahanan. 11. Mengadakan “tindakan lain” dalam lingkup
5. Atas permintaan tersangka atau terdakwa tugas dan tanggung jawab selaku Penuntut
mengadakan penangguhan penahanan Umum (Pasal 14 huruf (i)).
serta dapat mencabut penangguhan 12. Apabila Penuntut Umum berpendapat
penahanan dalam hal tersangka atau bahwa dari hasil penyidikan dapat
terdakwa melanggar syarat yang ditentukan dilakukan penuntutan, maka dalam waktu
(Pasal 31). secepatnya ia membuat surat dakwaan
6. Mengadakan penjualan lelang benda sitaan (pasal 140 ayat(1)).
yang lekas rusak atau membahayakan 13. Membuat surat penetapan penghentian
karena tidak mungkin disimpan sampai penuntutan (Pasal 140 ayat (2) huruf a),
putusan pengadilan pada perkara tersebut dikarenakan : a. Tidak terdapat cukup bukti
untuk memperoleh putusan pengadilan b. Peristiwa tersebut bukan merupakan
yang tetap atau mengamankannya dengan tindak pidana c. Perkara ditutup demi
disaksikan tersangka atau kuasanya (Pasal kepentingan umum
45 ayat (1)). 14. Melakukan penuntutan terhadap tersangka
7. Melarang atau membatasi kebebasan yang dihentikan penuntutan dikarenakan
hubungan antara Penasehat Hukum dengan adanya alasan baru (Pasal 140 ayat (2)
tersangka akibat disalahgunakan haknya huruf d).
(Pasal 70 ayat (4)), mengawasi hubungan 15. Mengadakan penggabungan perkara dan
antara penasehat hukum dengan tersangka membuatnya dalam satu surat dakwaan
tanpa mendengar isi pembicaraan antara (Pasal 141).
mereka (Pasal 71 ayat (1)), dan dalam 16. Mengadakan pemecahan penuntutan
kejahatan terhadap keamanan negara maka terhadap satu berkas perkara yang memuat
Jaksa dapat ikut mendengarkan isi beberapa tindak pidana yang dilakukan
pembicaraan penasehat hukum dengan beberapa orang tersangka (Pasal 142).
tersangka (Pasal 71 ayat (2). Pengurangan 17. Melimpahkan perkara ke pengadilan negeri
kebebasan hubungan antara penasehat dengan disertai surat dakwaan (Pasal 143)
hukum dengan tersangka tersebut dilarang

36
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

18. Membuat surat dakwaan (Pasal 143 ayat Bahwa terhadap semua perkara yang
(2)) ditangani oleh Jaksa sebagai Penuntut Umum
19. Untuk maksud penyempurnaan atau untuk maupun sebagai Pengacara Negara, hanya
tidak melanjutkan penuntutan, Penuntut diberlakukan berdasarkan ketentuan undang-
Umum dapat mengubah surat dakwaan undang tersebut, dengan pengecualian untuk
sebelum pengadilan menetapkan hari sementara mengenai ketentuan khusus acara
sidang atau selambat-lambatnya 7 (tujuh) pidana sebagaimana disebutkan pada undang-
hari sebelum sidang dimulai (Pasal 144).17 undang tertentu, sampai ada perubahan dan
Menjadi perhatian lembaga Kejaksaan dinyatakan tidak berlaku lagi”. Penjelasan dari
sebagai Penuntut Umum dan Kejaksaan sebagai Pasal 284 ini terdapat dalam Pasal 17 Peraturan
Pengacara Negara adalah bahwa Kejaksaan itu Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
adalah een en ondeelbaar. Asas ini terlihat Pelaksanaan KUHAP yang berbunyi :
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang No. 16 “Penyidikan menurut ketentuan khusus acara
Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik pidana sebagaimana tersebut pada undang-
Indonesia, bahwa Kejaksaan Republik Indonesia undang tertentu sebagaimana dimaksud dalam
yang selanjutnya dalam Undang-undang ini Pasal 284 ayat (2) KUHAP dilaksanakan oleh
disebut Kejaksaan adalah lembaga pemerintah penyidik, jaksa dan pejabat penyidik yang
yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang berwenang lainnya berdasarkan peraturan
penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan perundang-undangan”. 19
undang-undang. Selanjutnya lebih dipertegas Ketentuan yang menyatakan bahwa jaksa
bahwa Kejaksaan sebagaimana dimaksud pada dapat menyidik tindak pidana tertentu,
ayat (1) adalah satu dan terpisahkan. Hal terdapat dalam Pasal 32 huruf b Undang-
tersebut juga diperkuat dengan Pasal 8 ayat (2) undang No. 5 Tahun 1991, yang menyatakan
yaitu dalam melaksanakan tugas dan bahwa : “Jaksa Agung mengordinasikan
wewenangnya, Jaksa bertindak untuk dan atas penanganan perkara pidana tertentu dengan
nama negara serta bertanggung jawab menurut instansi terkait berdasarkan undang-undang
saluran hierarki.18 yang pelaksanaan koordinasinya ditetapkan
Sehingga bila kita perhatikan betapa sulitnya oleh Presiden”. 20
dipisahkan kewenangan Kejaksaan sebagai
Penuntut Umum dan Kejaksaan sebagai D. Peranan Jaksa dalam Penanganan Tindak
Pengacara Negara. Karena seorang Jaksa Pidana Khusus.
sebagai Pengacara Negara tidak terlepas dari Dalam ketentuan Pasal 26 UU Nomor 31
fungsinya sebagai Penuntut Umum. Asas tahun 1999 ditentukan bahwa : “Penyidikan,
pengorganisasian kejaksaan yang menjadi dasar penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pelaksanaan tugas di bidang penuntutan. pengadilan terhadap Tindak Pidana Khusus,
Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisah- dilakukan berdasarkan hukum acara pidana
pisahkan dalam melakukan penuntutan yang berlaku, kecuali ditentukan lain dalam
Kedudukan seorang Jaksa yang pertanggung undang-undang ini”. Dari pasal di atas dapat
jawabannya secara hierarkis juga menyulitkan diambil kesimpulan bahwa hukum acara pidana
Jaksa dalam bertindak sebagai Pengacara yang digunakan untuk penanganan tindak
Negara. Dalam hal ini bisa saja Jaksa pidana korupsi adalah Hukum Acara Pidana
mempunyai pandangan yang berbeda dengan yang berlaku pada saat itu ( IusContitutum /
atasannya mengenai kedudukan suatu perkara Hukum Positif ) yaitu Undang-undang Nomor 8
dimana ia bertindak sebagai Pengacara Negara. Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Jaksa sebagai Pengacara Negara tersebut akan Hukum Acara Pidana ( KUHAP ) kecuali jika
sulit mengambil tindakan yang berbeda. undang-undang Tindak Pidana Korupsi ( UU No.
31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 )
C. Pelaksanaan Peranan Jaksa dalam menentukan lain.
Pengadilan
19
KUHAP UU No. 8 Tahun 1981 dalam Penjelasan Pasal
17
Ibid. KUHAP 284
18 20
UU No 16 Tahun 2014 Pasal 2 Ibid.

37
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

KUHAP selaku hukum positif merupakan 1. Tahap Penyelidikan


hukum acara yang dipergunakan secara teoritis Ruang lingkup penyelidikan adalah
dan praktek pada semua tingkat peradilan serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari
dalam menangani tindak pidana khusus. Untuk dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
itu dapat dikatakan bahwa adanya ketentuan sebagai tindak pidana guna menentukan dapat
hukum acara yang bersifat ganda bagi atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
penyidikan, penuntutan dan peradilan pelaku cara yang diatur dalam undang-undang ini.21]
tindak pidana khusus di Indonesia. Di satu sisi Penyelidik karena kewajibannya mempunyai
sebagian menggunakan Hukum Pidana Khusus ( wewenang menerima laporan, mencari
Iussingurale / Ius Speciale ) maka tindak pidana keterangan dan barang bukti, menyuruh
khusus mempunyai hukum acara khusus yang berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan
menyimpang dari ketentuan hukum acara pada serta memeriksa tanda pengenal diri, dan
umumnya. Untuk aspek ini, maka aspek hukum mengadakan tindakan lain menurut hukum
acara pidana yang diterapkan bersifat “lex yang bertanggungjawab.22 Berdasarkan
specialist”. Konkretnya adanya penyimpangan- ketentuan Pasal 16 ayat (1) KUHAP, untuk
penyimpangan itu dimaksudkan untuk kepentingan penyelidikan, penyelidik atas
mempercepat prosedur dan mempermudah perintah penyidik dapat melakukan
penyidikan, penuntutan, serta pemeriksaan di penangkapan. Namun untuk menjamin hak-hak
pengadilan untuk mendapatkan bukti-bukti asasi tersangka, perintah penangkapan tersebut
suatu pidana khusus dan penyimpangan harus didasarkan pada bukti permulaan yang
tersebut dilakukan bukan berarti bahwa hak cukup.23
asasi tersangka / terdakwa dalam tindak pidana Adapun bukti permulaan yang cukup adalah
khusus tidak dijamin atau dilindungi, tetapi sebagaimana disebutkan dalam SK Kapolri
diusahakan sedemikian rupa sehinggga No.Pol.SKEP/04/I/1982 tanggal 18 Februari
penyimpangan-penyimpangan itu bukan 1982 yang menentukan bahwa bukti permulaan
merupakan penghapusan seluruhnya hak asasi yang cukup merupakan keterangan dan data
tersangka / terdakwa melainkan hanya sekedar yang terkandung dalam dua diantara:24
pengurangan yang hanya terpaksa untuk 1. Laporan polisi;
menyelamatkan hak asasi tersebut dari bahaya 2. Berita acara pemeriksaan polisi;
yang ditimbulkan. 3. Laporan hasil penyelidikan;
Sedangkan dipihak lain sebagai ketentuan 4. Keterangan saksi/Saksi ahli; dan
umum atau “lexgeneralis” dalam artian 5. Barang bukti.
bagaimana melakukan penyidikan, penuntutan Penyelidikan yang dilakukan penyelidik
dan pemeriksaan di sidang pengadilan dalam dalam hal ini tetap harus menghormati asas
perkara korupsi sepanjang tidak diatur adanya praduga tak bersalah (presumption of
penyimpangan dalam undang-undang Tindak Innocence) sebagaimana disebutkan dalam
Pidana Korupsi ( UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU penjelasan umum butir 3c KUHAP. Penerapan
No. 20 Tahun 2001 ) maka prosesnya identik asas ini tidak lain adalah untuk melindungi
dengan proses penanganan perkara pidana kepentingan hukum dan hak-hak tersangka dari
pada umumnya yang mengacu pada KUHAP. kesewenang-wenangan kekuasaan para aparat
Melihat sifat sebagaimana tersebut diatas ( penegak hukum. Selanjutnya kesimpulan hasil
lex specialist dan lexgeneralis ) maka hukum penyelidikan ini disampaikan kepada Penyidik
acara tindak pidana korupsi bersifat ganda. Apabila didapati tertangkap tangan, tanpa
Karena disamping mengacu pada ketentuan harus menunggu perintah penyidik, penyelidik
pada Undang-undang Tindak Pidana Korupsi (
UU No. 31 tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun
21
2001 ) sebagai lex specialist juga berorientasi Indonesia, UU Nomor 26 tahun 2000, Pasal 1 angka 5.
22
pada KUHAP ( UU No. 8 Tahun 1981 ) sebagai Indonesia, Undang-Undang Tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana, UU No. 8, LN No. 76 Tahun
lexgeneralis. 1981, TLN No. 3209, pasal 5.
23
Ibid, pasal 17.
24
E. Proses Penanganan Perkara Pidana Darwan Prinst, Hukum Acara Pidana dalam Praktik,
(Jakarta: Djambatan, 1998), hal. 30.

38
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

dapat segera melakukan tindakan yang 4.Melakukan penangkapan, penahanan,


diperlukan seperti penangkapan, larangan penggeledahan, dan penyitaan;
meninggalkan tempat, penggeledahan dan 5. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan
penyitaan.25 Selain itu penyelidik juga dapat surat;
melakukan pemeriksaan surat dan penyitaan 6. Mengambil sidik jari dan memotret
surat serta mengambil sidik jari dan memotret seorang;
atau mengambil gambar orang atau kelompok 7. Memanggil orang untuk didengar dan
yang tertangkap tangan tersebut. Selain itu diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
penyelidik juga dapat membawa dan 8. Mendatangkan orang ahli yang
menghadapkan orang atau kelompok tersebut diperlukan dalam hubungannya dengan
kepada penyidik. Dalam hal ini Pasal 105 pemeriksaan perkara;
KUHAP menyatakan bahwa dalam 9. Mengadakan penghentian penyidikan;
melaksanakan penyelidikan, penyelidik 10. Mengadakan tindakan lain menurut
dikoordinasi, diawasi dan diberi petunjuk oleh hukum yang bertanggung jawab28;
penyidik. Penyidikan yang dilakukan tersebut
didahului dengan pemberitahuan kepada
2. Tahap Penyidikan penuntut umum bahwa penyidikan terhadap
Penyidikan adalah suatu istilah yang suatu peristiwa pidana telah mulai dilakukan.
dimaksudkan sejajar dengan pengertian Secara formal pemberitahuan tersebut
opsporing26 (Belanda) dan investigation disampaikan melalui mekanisme Surat
(Inggris) atau penyiasatan atau siasat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).
(Malaysia), KUHAP sendiri memberikan Hal tersebut diatur dalam ketentuan Pasal 109
pengertian tentang penyidik sebagai berikut: KUHAP. Namun kekurangan yang dirasa sangat
Serangkaian tindakan penyidik dalam hal menghambat adalah tidak ada ketegasan dari
dan menurut cara yang diatur dalam undang- ketentuan tersebut kapan waktunya penyidikan
undang ini untuk mencari serta mengumpulkan harus diberitahukan kepada Penuntut Umum.29
bukti yang dengan bukti itu membuat terang Tiap kali penyidik melakukan tugas dalam
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna lingkup wewenangnya sebagaimana dimaksud
menemukan tersangkanya.27 dalam Pasal 75 KUHAP tanpa mengurangi
Penyidik yang dimaksud di dalam ketentuan ketentuan dalam undang-undang harus selalu
KUHAP adalah Pejabat Polisi Negara Republik dibuat berita acara tentang pelaksanaan tugas
Indonesia dan Pejabat Pegawai Negeri sipil tersebut.
tertentu yang diberi kewenangan oleh UU. Apabila dalam penyidikan tersebut, tidak
Adapun wewenang yang dimiliki penyidik, ditemukan bukti yang cukup atau peristiwa
sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 7 tersebut bukanlah peristiwa pidana atau
Ayat (1) huruf b sampai dengan huruf j KUHAP, penyidikan dihentikan demi hukum, maka
yaitu ; penyidik mengeluarkan Surat Perintah
1. Menerima laporan atau pengaduan dari Penghentian Penyidikan.30 Dalam hal ini apabila
seseorang tentang adanya suatu tindak surat perintah penghentian tersebut telah
pidana diterbitkan maka penyidik memberitahukan hal
2. Melakukan tindakan pertama pada saat itu kepada penuntut umum, tersangka atau
ditempat kejadian; keluarganya. Apabila korban atau keluarganya
3. Menyuruh berhenti seseorang tersangka tidak dapat menerima penghentian penyidikan
dan memeriksa tanda pengenal diri tersebut, maka korban atau keluarganya,
tersangka;
28
Ibid.
29
Soeparno Adisoeryo, Lembaga Pengawas Sistem
25
UU No.26 tahun 2000 Pasal 11 Ayat (4), bandingkan Peradilan Pidana Terpadu dan Administrasi Peradilan
dengan Pasal 102 Ayat (2) Jo Pasal 5 Ayat (1) huruf b UU Sistem Peradilan Terpadu, (Makalah disampaikan pada
NO.8/1981. Semiloka II: Administrasi Peradilan: Lembaga Pengawas
26
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sistem Peradilan Terpadu, Jakarta, 16 Juli 2002), hal. 13.
30
CV Sapta Artha Jaya, 1996, hal. 121-122. KUHAP. UU No. 8, LN No. 76 Tahun 1981, TLN No. 3209,
27
KUHAP Pasal 1 angka (2) ps. 109 ayat (2).

39
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas peristiwa tersebut bukan merupakan peristiwa
atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga, pidana atau perkara ditutup demi hukum, maka
dapat mengajukan praperadilan kepada ketua penuntut umum menghentikan penuntutan
pengadilan sesuai dengan daerah hukumnya yang dituangkan dalam suatu surat ketetapan.
dan ketentuan peraturan perundang-undangan Apabila tersangka berada dalam tahanan,
yang berlaku. Mekanisme keberatan tersebut sedangkan surat ketetapan telah diterbitkan
diatur dalam Pasal 77 butir a KUHAP tentang maka tersangka harus segera dikeluarkan dari
praperadilan. tahanan. Selanjutnya, surat ketetapan yang
Dalam hal penyidik telah selesai melakukan dimaksud tersebut diberitahukan kepada
penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan tersangka. Turunan surat ketetapan tersebut
berkas perkara tersebut kepada penuntut disampaikan kepada tersangka atau keluarga
umum. Dan dalam hal penuntut umum atau penasihat hukum, pejabat rumah tahanan
berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut negara, penyidik dan hakim. Atas surat
kurang lengkap, penuntut umum segera ketetapan ini maka dapat dimohonkan
mengembalikan berkas perkara tersebut praperadilan, sebagaimana diatur dalam BAB X,
kepada penyidik disertai petunjuk untuk bagian kesatu KUHAP dan apabila kemudian
dilengkapi. Apabila pada saat penyidik didapati alasan baru, penuntut umum dapat
menyerahkan hasil penyidikan, dalam waktu 14 melakukan penuntutan terhadap tersangka.
hari penuntut umum tidak mengembalikan Penuntutan yang telah selesai dilakukan
berkas tersebut, maka penyidikan dianggap secepatnya harus segera dilimpahkan kepada
selesai. Pengadilan Negeri setempat, dengan
permintaan agar segera mengadili perkara
3. Tahap Penuntutan tersebut disertai dengan surat dakwaan. Surat
Setelah proses penyidikan dilakukan maka dakwaan yang dibuat oleh penuntut umum
penyidik melimpahkan berkas perkara tersebut diberi tanggal dan ditandatangani olehnya.
kepada penuntut umum. Ketika berkas perkara Surat dakwaan tersebut berisikan identitas
telah diterima oleh penuntut umum atau telah tersangka dan uraian secara cermat, jelas dan
dianggap lengkap oleh penuntut umum maka lengkap mengenai tindak pidana yang
telah masuk dalam penuntutan. Ketentuan didakwakan dengan menyebutkan waktu dan
dalam KUHAP memberikan batasan pengertian tempat tindak pidana tersebut dilakukan.
tentang penuntutan yaitu: “Penuntutan adalah Dalam hal penuntut umum hendak
tindakan penuntut umum untuk melimpahkan mengubah surat dakwaan baik dengan tujuan
perkara pidana ke pengadilan negeri yang untuk menyempurnakan maupun untuk tidak
berwenang dalam hal dan menurut cara yang melanjutkan penuntutannya, maka hal tersebut
diatur dalam undang-undang ini dengan hanya dapat dilakukan sebelum pengadilan
permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh menetapkan hari sidang.32 Perubahan surat
hakim dalam sidang pengadilan.31” dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu
Penuntutan perkara dilakukan oleh Jaksa kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum
penuntut umum, dalam rangka pelaksanaan sidang dimulai.33 Dalam hal penuntut umum
tugas penuntutan yang diembannya. Penuntut melakukan perubahan surat dakwaan, maka
umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh turunan surat dakwaan disampaikan kepada
undang-undang ini untuk melakukan terdakwa atau penasehat hukumnya dan
penuntutan dan melaksanakan penetapan penyidik.34
hakim.
Dalam melaksanakan penuntutan yang 4. Tahap Pemeriksaan Pengadilan
menjadi wewenangnya, penuntut umum segera Apabila terhadap suatu perkara pidana telah
membuat surat dakwaan berdasarkan hasil dilakukan penuntutan, maka perkara tersebut
peyidikan. Dalam hal didapati oleh penuntut diajukan ke pengadilan. Tindak pidana tersebut
umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau
32
Ibid, ps 144 ayat 1.
33
Ibid, ps 144 ayat 2.
31 34
KUHAP Pasal 1 angka 7. Ibid, ps 144 Ayat 3.

40
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

untuk selanjutnya diperiksa, diadili dan diputus dalam surat penetapannya harus tertulis
oleh majelis hakim Pengadilan Negeri yang adanya pembatalan putusan pengadilan negeri
berjumlah 3 (tiga) orang. tersebut dan memerintahkan agar pengadilan
Pada saat majelis hakim telah ditetapkan, negeri yang berwenang untuk melakukan
selanjutnya ditetapkan hari sidang. pemeriksaan perkara tersebut.
Pemberitahuan hari sidang disampaikan oleh Sistem pembuktian yang dianut oleh Kitab
penuntut umum kepada terdakwa di alamat Undang-undang Hukum Acara Pidana adalah
tempat tinggalnya atau disampaikan di tempat sistem pembuktian berdasarkan undang-
kediaman terakhir apabila tempat tinggalnya undang yang negatif (negatif wettelijk).36 Hal
tidak diketahui.35 Dalam hal ini surat panggilan ini dapat disimpulkan bahwa: Hakim tidak boleh
memuat tanggal, hari serta jam dan untuk menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali
perkara apa ia dipanggil. Surat panggilan apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat
termaksud disampaikan selambat-lambatnya bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
tiga hari sebelum sidang dimulai. Surat suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan
panggilan kepada terdakwa tersebut dilakukan bahwa terdakwalah yang bersalah
37
dengan adanya surat tanda penerimaan. Hal ini melakukannya .
penting untuk menentukan apakah terdakwa Berdasarkan pernyataan tersebut, nyatalah
telah dipanggil secara sah dan patut atau tidak. bahwa pembuktian harus didasarkan pada alat
Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara bukti yang disebutkan dalam undang-undang
sah tetapi tidak hadir di sidang tanpa alasan disertai keyakinan hakim atas alat-alat bukti
yang sah, maka pemeriksaan tersebut dapat yang diajukan dalam persidangan, yang terdiri
dilangsungkan dan hakim ketua sidang dari:
memerintahkan agar terdakwa dipanggil sekali 1. Keterangan saksi;
lagi. Dalam hal terdakwa lebih dari seorang dan 2. Keterangan ahli;
tidak semua hadir pada hari sidang, 3. Surat;
pemeriksaan terhadap terdakwa yang hadir 4. Petunjuk; dan
dapat dilangsungkan. Hakim ketua sidang dapat 5. Keterangan terdakwa.
memerintahkan agar terdakwa dihadirkan Disamping itu Kitab Undang-undang Hukum
secara paksa, dalam hal telah dua kali dipanggil Acara Pidana juga menganut minimum
secara sah akan tetapi tidak hadir. pembuktian (minimum bewijs), sebagaimana
Terdakwa atau penasihat hukum dapat disebutkan dalam Pasal 183 tersebut. Minimum
mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak pembuktian berarti dalam memutuskan suatu
berwenang mengadili perkaranya atau perkara pidana hakim harus memutuskan
dakwaan tidak dapat diterima atau surat berdasarkan sejumlah alat bukti. Kitab Undang-
dakwaan harus dibatalkan, kemudian setelah Undang Hukum Acara pidana memberikan
diberi kesempatan kepada penuntut umum batasan minimal penggunaan alat bukti, yaitu
untuk menyatakan pendapatnya, hakim minimal dua alat bukti disertai oleh keyakinan
mempertimbangkan keberatan tersebut untuk hakim.
selanjutnya mengambil keputusan. Dalam hal Setelah pemeriksaan telah dilaksanakan,
keberatan diterima maka perkara tidak tuntutan pidana dan pembelaan telah diajukan
diperiksa lebih lanjut. Namun apabila keberatan dalam persidangan, maka tiba saatnya majelis
tidak dapat diterima atau hakim berpendapat hakim memberikan putusan. Putusan majelis
hal tersebut dapat diputus setelah selesai hakim diambil dalam suatu musyawarah majelis
pemeriksaan, maka sidang dilanjutkan. hakim yang merupakan permufakatan bulat
Terhadap keputusan tersebut dapat yang berhasil dicapai. Apabila kebulatan tidak
diajukan perlawanan kepada pengadilan tinggi dapat diperoleh maka didasarkan dengan suara
melalui pengadilan negeri. Dalam hal terbanyak, apabila mekanisme tersebut masih
perlawanan diterima oleh pengadilan tinggi belum dapat mencapai suara bulat, maka
maka dalam waktu 14 (empat belas) hari,
36
Andi Hamzah, Ibid, hal 262.
35 37
KUHAP UU No 8/1981 Pasal 145, KUHAP, UU No8/1981 pasal 183.

41
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

putusan yang dipilih adalah pendapat hakim pemidanaan. Pengamatan juga dilakukan
yang menguntungkan terdakwa. setelah narapidana selesai menjalani
pidananya.
5. Tahap Pelaksanaan Putusan
Pelaksanaan putusan pengadilan yang telah 6. Pelaksanaan Keputusan Pengadilan
berkekuatan hukum tetap dilakukan oleh jaksa. Putusan adalah pernyataan hakim yang
Pelaksanaan putusan pengadilan yang telah dituangkan dalam bentuk tertulis dan
berkekuatan tetap tersebut dilakukan dengan diucapkan oleh hakim dalam sidang terbuka
tetap memelihara perikemanusiaan dan untuk umum sebagai hasil dari pemeriksaan
perikeadilan dan dilaksanakan jaksa setelah perkara gugatan (kontentius). Penetapan
menerima salinan surat putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang dituangkan
yang disampaikan oleh panitera. dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh
Dalam hal terpidana diputus hukuman mati hakim dalam sidang terbuka untuk umum
oleh pengadilan, maka pelaksanaannya sebagai hasil dari pemeriksaan perkara
dilakukan tidak dimuka umum dan berdasarkan permohonan (voluntair). Sedangkan akta
ketentuan undang-undang. Pelaksanaan pidana perdamaian adalah akta yang dibuat oleh hakim
mati ini telah diatur dalam Penetapan Presiden yang berisi hasil musyawarah antara para pihak
Nomor 2 tahun 1964 tentang tata cara dalam sengketa untuk mengakhiri sengketa dan
pelaksanaan pidana mati yang dijatuhkan oleh berlaku sebagai putusan.
pengadilan di lingkungan peradilan umum dan
militer.38 7. Upaya Hukum Terhadap Putusan Hakim
Dalam hal terpidana diputus pidana penjara Pengertian Upaya hukum ialah suatu usaha
maka jaksa membuat surat perintah setiap pribadi atau badan hukum yang merasa
menjalankan putusan pengadilan yang dikirim dirugikan haknya atau atas kepentingannya
kepada lembaga pemasyarakatan.39 Apabila untuk memperoleh keadilan dan perlindungan
terpidana dipidana penjara dan kemudian atau kepastian hukum, menurut cara-cara yang
dijatuhi pidana yang sejenis sebelum ia ditetapkan dalam undang-undang.
menjalani pidana yang dijatuhkan terdahulu, 1. Jenis-Jenis Upaya Hukum
maka pidana itu dijalankan secara berturut- KUHP membedakan upaya hukum menjadi
turut dimulai dengan pidana yang dijatuhkan dua, yaitu upaya hukum biasa dan luar biasa.
lebih dahulu. Dalam hal terpidana dijatuhi a. Upaya Hukum Biasa
pidana penjara maka tata cara pelaksanaannya Adalah upaya hukum yang dapat digunakan
sesuai dengan UU No.12 tahun 1995 tentang oleh para hakim sebelum putusan memiliki
Lembaga Pemasyarakatan. kekuatan hokum yang tetap. Upaya hukum
Dalam rangka pengawasan dan pengamatan biasa terdiri dari tiga bagian (didalam KUHP
terhadap putusan pengadilan pidana, terhadap hanya diatur mengenai banding dan kasasi),
terpidana yang dijatuhi pidana perampasan yaitu :
kemerdekaan, maka pengawasan dan 1) Upaya Hukum Verzet
pengamatan termaksud dilakukan oleh seorang Verzet ialah upaya hukum terhadap
hakim yang ditunjuk dalam lingkup pengadilan putusan verstek (putusan yang
yang menjadi cakupan peradilan umum. Hakim dijatuhkan dalam kasus tidak hadirnya
pengawas dan pengamat termaksud dipilih oleh tergugat di persidangan walau sudah
Ketua Pengadilan untuk masa waktu dua tahun. dipanggil secara patut) yang hanya
Pengawasan yang dilakukan tersebut guna menyangkut perampasan kemerdekaan
memperoleh kepastian bahwa putusan terdakwa. Tidak seperti putusan biasa
pengadilan dilaksanakan sebagaimana yang dapat dimintakan Banding,
mestinya. Adapun pengamatan dilakukan terhadap putusan verstek hanya dapat
dalam rangka mengumpulkan bahan penelitian dimintakan verzet. Dalam putusan MA
guna ketetapan yang bermanfaat bagi No. 1936 K/Pdt/1984, antara lain
ditegaskan bahwa permohonan
38
Ibid, hal. 320. banding yang diajukan terhadap
39
Ibid, hal. 319.

42
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

putusan verstek tidak dapat diterima perkara banding. Apabila perkara telah diputus
karena upaya hukum terhadap verstek maka pencabutan tidak mungkin dikabulkan.
adalah verzet. Apabila pemohonan banding dicabut, maka
Verztek atau perlawanan merupakan putusan telah memperoleh kekuatan hukum
upaya hukum yang dapat digunakan tetap sejak pencabutan dikabulkan dengan
oleh tergugat yang dikalahkan dalam “penetapan” tersebut. Dan pencabutan
putusan di luar hadir. Bagi penggugat banding itu tidak diperlukan persetujuan
dalam putusan verstek upaya hukum dengan pihak lawan.
yang dapat digunakan adalah banding.
2) Upaya Hukum Banding 3) Upaya Hukum Kasasi
Banding artinya ialah mohon supaya Kasasi artinya pembatalan putusan oleh
perkara yang telah diputus oleh Mahkamah Agung (MA). Sedangkan pengertian
pengadilan tingkat pertama diperiksa pengadilan kasasi ialah Pengadilan yang
ulang oleh Pengadilan yang lebih tinggi memeriksa apakah judex fatie tidak salah dalam
(tingkat banding), karena merasa belum melaksanakan peradilan. Upaya hukum kasasi
puas dengan keputusan Pengadilan itu sendiri adalah upaya agar putusan PA dan
tingkat pertama. Yang merupakan PTA/PTU/PTN dibatalkan oleh MA karena telah
Pengadilan tingkat pertama adalah salah dalm melaksanakan peradilan.
Pengadilan Agama (PA), sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti
yang merupakan Pengadilan Tingkat kasasi adalah sebagai berikut : Pembatalan atau
Banding adalah Pengadilan Tinggi pernyataan tidak sah oleh MA terhadap
Agama (PTA)/Pengadilan Tinggi Umum putusan hakim, karena putusan itu, menyalahi
(PTU). (pasal 6 UU No.7/1989). atau tidak sesuai dengan undang-undang.
Putusan Pengadilan yang bisa diajukan Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa hak
banding adalah : kasasi hanyalah hak MA, sedangkan menurut
a. Putusan yang bersifat pemidanaan. kamus istilah hokum, kasasi memiliki arti
b. Putusan yang menyatakan dakwaan batal sebagai berikut : pernyataan tidak berlakunya
demi hukum. keputusan hakim yang lebih rendah oleh MA,
c. Putusan dalam perkara cepat yang demi kepentingan kesatuan peradilan.
menyangkut perampasan kemerdekaan Syarat-syarat kasasi Ada beberapa syarat-
terdakwa. syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan
d. Putusan pengadilan tentang sah atau kasasi, yaitu sebagai berikut :
tidaknya penghentian penyidik atau a. Diajukan oleh pihak yang berhak
penuntutan. mengajukan kasasi.
Adapun yang merupakan syarat-syarat dari b. Diajukan masih dalam tenggang waktu
upaya banding adalah sebagai berikut: : kasasi.
a. Diajukan oleh pihak-pihak dalam perkara. c. Putusan atau penetapan PA dan
b. Diajukan dalam masa tenggang waktu PTA/PTU/PTN, menurut huku dapat
banding. dimintakan kasasi.
c. Putusan tersebut menurut hukum boleh d. Membuat memori kasasi (pasal 47 ayat (1)
dimintakan banding UU No. 14/1985).
d. Membayar panjar biaya banding, kecuali e. Membayar panjar biaya kasasi (pasal 47).
dalam hal prodeo. f. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan
e. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Agama yang bersangkutan. Untuk
Agama yang putusannya dimohonkan permohonan kasasi hanya dapat diajukan
banding. dalam masa tenggang waktu kasasi yaitu, 14
Apabila permohonan banding belum diputus (empat belas) hari sesudah putusan atau
maka PTA/PTU/PTN akan mengeluarkan penetapan pengadilan diberitahukan kepada
“penetapan” yang isinya, bahwa mengabulkan yang bersangkutan (pasal 46 ayat (1) UU No.
pencabutan kembali permohonan banding dan 14/1985). Apabila 14 (empat belas) telah
memerintahkan untuk mencoret dari daftar lewat tidak ada permhonan kasasi yang

43
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

diajukan oleh pihak yang bersangkutan d) Berkas perkara tidak perlu di teruskan
maka dianggap telah menerima putusan ke MA.
(pasal 46 ayat (2) UU No. 14/1985). Dan apabila berkas perkara sudah
Pemohon kasasi hanya dapat diajukan satu dikirimkan kepada MA, maka :
kali (pasal 43 UU No. 14/1985). a) Pencabutan disampaikan melalui PA
Alasan-alasan kasasi MA merupakan yang bersangkutan atau langsung ke
putusan akhir terhadap putusan Pengadilan MA.
Tingkat Banding, atau Tingklat Terakhir dari b) Apabila pencabutan disampaikan
semua lingkungan Peradilan. Ada beberapa melalui PA, maka pencabutan segera
alasan bagi MA dalam tingkat kasasi untuk dikirimkan kepada MA.
membatalkan putusan atau penetapan dari c) Apabila permohonan kasasi belum
semua lingkungan peradilan, diantarannya diputuskan, maka MA akan
ialah sebagai berikut : mengeluarkan “penetapan” yang
a) Karena tidak berwenang atau melampaui isinya bahwa mengabulkan
batas wewenang. permohonan pencabutan kembali
b) Salah menerapkan atau melanggar perkara kasasi dan memerintahkan
hukum yang berlaku. untuk mencoret perkara kasasi.
c) Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan d) Apabila permohonan kasasi telah
oleh peraturan perundang-undangan diputuskan, maka pencabutan
yang mengancam kelalaian itu dengan kembali tidak mungkin dikabulkan.
batalnya putusan yang bersangkutan Kasasi demi kepentingan hukum (pasal 45
(pasal 30 UU No. 14 /1985). Suatu UU No. 14/1985). Permohonan kasasi demi
penetapan PA maupun PTA/PTU/PTN kepentingan hukum dapat diajukan oleh Jaksa
yang menurut hukum tidak dapat Agung karena jabatannya dalam perkara
dimintakan banding, maka dapat perdata maupun tata usaha negara yang
dimintakan kasasi ke MA dengan alasan- diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat
alasan tersebut di atas. Untuk suatu Pertama dan Pengadilan Tingkat Banding di
putusan PA yang telah dimintakan semua lingkungan Peradilan. Permohonan
banding kepada PTA/PTU/PTN, maka kasasi demi kepentingan hukum dapat diajukan
yang dimintakan kasasi adalah keputusan hanya satu kali. Dan putusan kasasi demi
PTA tersebut, karena adanya banding kepentingan hukum tidak boleh merugikan
tersebut berarti putusan PA telah masuk piha-pihak yang berperkara, artinya ialah tidak
atau diambil alih oleh PTA/PTU/PTN. menunda pelaksanaan putusan dan tidak
Mencabut permohonan kasasi (pasal 49 mengubah putusan Pengadilan yang telah
UU No. 14/1985). Sebelum permohonan memperoleh kekuatan hukum tetap.
kasasi diputuskan oleh MA maka
permohonan tersebut dapat dicabut 4) Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK)
kembali oleh pemohon, tanpa Kata peninjauan kembali diterjemahkan dari
memerlukan persetujuan dari pihak kata “Herziening”, Mr. M. H. Tirtaamijaya
lawan, apabila berkas perkara belum menjelaskan herziening sebagai berikut : itu
dikirimkan kepada MA, maka : adalah sebagai jalan untuk memperbaiki suatu
a) Pencabutan disampaikan kepada PA putusan yang telah menjadi tetap-jadinya tidak
yang bersangkutan, baik secara dapat diubah lagi dengan maksud memperbaiki
tertulis maupun lisan. suatu kealpaan hakim yang merugikan si
b) Kemudian oleh panitera dibuatkan terhukum…, kalau perbaikan itu hendak
Akta Pencabutan Kembali dilakukan maka ia harus memenuhi syarat,
Permohonan Kasasi. yakni ada sesuatu keadaan yang pada
c) Pemohon tidak dapat lagi mengajukan pemeriksaan hakim, yang tidak diketahui oleh
permohonan kasasi walaupun hakim itu…, jika ia mengetahui keadaan itu,
tenggang waktu kasasi belum habis. akan memberikan putusan lain.

44
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

Dalam buku yang lain menyatakan bahwa atau didasarkan pada bukti-bukti yang
peninjauan kembali atau biasa disebut Request kemudian oleh Hakim pidana dinyatakan
Civiel adalah meninjau kembali putusan palsu.
perdata yang telah memperoleh kekuatan b. Apabila perkara sudah diputus, tetapi masih
hukum tetap, karena diketahuinya hal-hal baru ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
yang dulu tidak dapat diketahui oleh hakim, menentukan yang pada waktu perkara
sehingga apabila hal-hal itu diketahuinya maka diperiksa tidak dapat ditemukan
putusan hakim akan menjadi lain. c. Ada suatu bagian dari tuntutan belum
Peninjauan kembali hanya dapat dilakukan diputus tanpa pertimbangan sebab-
oleh MA. Peninjauan kembali diatur dalam sebabnya.
Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang d. Apabila antara pihak-pihak yang sama,
Mahkamah Agung, dan apabila terdapat hal-hal mengenai suatu yang sama, atau dasarnya
atau keadaan yang ditentukan oleh undang- sama, diputuskan oleh pengadilan yang
undang terhadap putusan Pengadilan yang sama tingkatnya, tetapi bertentangan dalam
telah memperoleh kekuatan hukum tetap putusannya satu sama lain.
dapat dimintakan peninjauan kembali kepada e. Apabila dalam suatu putusan terdapat
MA, dalam perkara perdata dan pidana oleh kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang
pihak-pihak yang berkepentingan (pasal 21 UU nyata. (pasal 67 UU No. 14/1985).
No. 14/1970). Pencabutan permohonan Peninjauan
Syarat-syarat peninjauan kembali yang harus Kembali. Permohonan PK dapat dicabut
dipenuhi untuk peninjauan kembali diantaranya selama belum diputuskan, dalam dicabut
sebagai berikut : permohonan peninjauan kembali (PK) tidak
a. Diajukan oleh pihak yang berperkara. dapat diajukan lagi (pasal 66 ayat (3) UU
b. Putusan telah memperoleh kekuatan hukum No. 14/1985). Pencabutan permohonan PK
tetap. ini dilakukan seperti halnya pencabutan
c. Membuat surat permohonan peninjauan permohonan kasasi.
kembali yang memuat alasan-alasannya.
d. Membayar panjar biaya peninjauan kembali. b. Upaya Hukum Luar Biasa
e. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Untuk upaya hukum luar biasa (istimewa)
Agama yang memutus perkara pada tingkat ada dua :
pertama. a. Rekes Sipil (Peninjauan Kembali).
Adapun yang berhak mengajukan b. Derden Verzet.
peninjauan kembali adalah para pihak yang Bahwa upaya hukum biasa dan upaya
berperkara atau ahli warisnya (yang dapat hukum luar biasa di atas merupakan upaya
dibuktikan dengan akta dibawah tanda tangan hukum melawan putusan. Sesungguhnya
mengenai keahliwarisannya yang didelegasi masih ada macam-macam (jeni-jenis) upaya
oleh Ketua Pengadilan Agama) apabila hukum yang lain, seperti upaya hukum
pemohon meninggal dunia (pasal 68 UU No. melawan gugatan yang terdiri dari tiga jenis
14/1985), juga bisa dengan wakil yang secara yaitu : Eksepsi, Rekonvensi (gugat balik) dan
khusus dikuasakan untuk mengajukan minta vrijwaring (ditarik sebagai penjamin),
permohonan PK dengan bukti adanya surat selanjutnya upaya hukum melawan sita
kuasa. Adapun Permohonan PK diajukan dalam yang terdiri dari dua bagian yaitu Verzet
masa tenggang waktu yang tepat yaitu 180 yang bersangkutan dan Verzet pihak ketiga,
(seratus delapan puluh) hari. selanjutnya upaya hukum melawan
eksekusi yang terdiri dari dua bagian yaitu
Alasan-alasan peninjauan kembali : Verzet yang bersangkutan dan Verzet pihak
Beberapa alasan diajukannya peninjauan ketiga, selanjutnya upaya hukum
kembali, antara lain : mencampuri proses yang terdiri dari tiga
a. Adanya putusan didasarkan pada suatu bagian yakni, intervensi (tussenkomst =
kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan mencampuri), voeging (turut serta pada
yang diketahui setelah perkaranya diputus salah satu pihak semua), dan vrijwaring

45
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

(ditarik sebagai penjamin), dan upaya eksekusi adalah putusan yang bersifat
hukum pembuktian yang terdiri dari condemnatoir, sedangkan putusan yang
beberapa bagian yan diantaranya saksi, bersifat declataroir dan constitutive tidak
tulisan, dugaan/persangkaan, pengakuan, memerlukan eksekusi.
sumpah dan sebagainya dengan alat-alat Putusan yang dapat dieksekusi adalah
bukti yang sah . putusan yang sudah mempunyai kekuatan
Semua jenis-jenis (macam-macam) upaya hukum yang tetap atau terhadap putusan yang
hukum tersebut hanya sebagai tambahan mengabulkan tuntutan dapat dilaksanakannya
pengetahuan saja. Pada makalah ini hanya putusan terlebih dahulu. 40
akan membahas tentang upaya hukum
banding, upaya hukum kasasi dan upaya PENUTUP
hukum peninjauan kembali (PK). A. Kesimpulan
Di dalam dunia peradilan, ada beberapa 1. Peranan Jaksa dalam penanganan tindak
jenis pelaksanaan putusan yaitu : pidana menurut KUHAP adalah :
1. Putusan yang menghukum salah satu pihak Melakukan pemanggilan saksi, saksi ahli
untuk membayar sejumlah uang. atau tersangka; Melakukan
2. Putusan yang menghukum salah satu pihak penggeledahan/penyitaan; Melakukan
untuk melakukan suatu perbuatan. pemeriksaan surat, rekapan komunikasi
3. Putusan yang menghukum salah satu pihak telepon dan rekapan rekening keuangan
untuk mengosongkan suatu benda tetap. Negara. Melakukan penangkapan dan
4. Eksekusi riil dalam bentuk penjualan lelang. penahanan dan Melakukan pemberkasan
Selanjutnya didalam mengeksekusi putusan perkara.
pengadilan, ada beberapa syarat yang harus 2. Dalam melakukan penuntutan, jaksa
diperhatikan antara lain : dapat melakukan prapenuntutan.
1. Putusan telah berkekuatan hukum Prapenuntutan adalah tindakan jaksa
tetap kecuali dalam hal : untuk memantau perkembangan
a. Pelaksanaan putusan serta merta, penyidikan setelah menerima
putusan yang dapat dilaksanakan pemberitahuan dimulainya penyidikan
lebih dahulu. dari penyidik, mempelajari atau meneliti
b. Pelaksanaan putusan provinsi. kelengkapan berkas perkara hasil
c. Pelaksanaan akta perdamaian. penyidikan yang diterima dari penyidik
d. Pelaksanaan Grose Akta. serta memberikan petunjuk guna
2. Putusan tidak dijalankan oleh pihak dilengkapi oleh penyidik untuk dapat
terhukum secara suka rela meskipun ia menentukan apakah berkas perkara
telah diberi peringatan (aan maning) tersebut dapat dilimpahkan atau tidak ke
oleh Ketua Pengadilan. tahap penuntutan. melaksanakan
3. Putusan hakim yang bersifat penetapan hakim dan putusan
kondemnatoir, sehingga dalam putusan pengadilan yang telah memperoleh
diklaratoir dan konstitutif tidak kekuatan hukum tetap. Dalam
diperlukan eksekusi. melaksanakan putusan pengadilan dan
4. Eksekusi dilakukan atas perintah dan penetapan hakim, kejaksaan
dibawah pimpinan Ketua Pengadilan. memperhatikan nilai-nilai hukum yang
Pelaksanaan putusan /eksekusi adalah hidup dalam masyarakat dan peri
putusan pengadilan yang dapat dilaksanakan. kemanusiaan berdasarkan Pancasila
Dan putusan pengadilan yang dapat tanpa mengesampingkan ketegasan
dilaksanakan adalah putusan yang sudah dalam bersikap dan bertindak.
mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht
van gewijsde). Putusan yang sudah berkekuatan
tetap adalah putusan yang sudah tidak mungkin
lagi dilawan dengan upaya hukum verzet,
40
banding, dan kasasi. Putusan yang memerlukan http://ryana-fytrya.blogspot.com/2011/05/eksekusi-
tindak-pidana-umum.html

46
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

B. Saran Effendi, Marwan, Kejaksaan RI Posisi dan


1. Kejaksaan ( Jaksa ) dalam penanganan Fungsinya dari Perspektif HUkum. PT.
tindak pidana menurut KUHAP wajib Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 2005.
berpedoman pada peraturan-peraturan Hamzah, Andi, Pengatur Hukum Acara Pidana
dan prosedur administrasi penanganan Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta1990.
tindak pidana sebagai bagian dari Harahap, M. Yahya, Pembahasan Permasalahan
Standart Operasional Prosedur (SOP) dan Penerapan KUHAP. Pustaka Kartini.
yang sangat banyak, sehingga dalam Jakarta 1985.
pelaksanaannya akan memerlukan ----------------, Pembahasan dan Penerapan
waktu yang lama dalam mengungkap KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan.
kasus yang ditanganinya. Oleh karena Cetakan II. Sinar Grafika. Jakarta 2000.
itu sebaiknya diciptakan suatu system Harun M. Husein.. Penyidikan dan Penuntutan
SOP dan pola administrasi penanganan Dalam Proses Pidana. Rineka Cipta.
yang komprehensif yang sesederhana Jakarta1991.
dan sesingkat mungkin sesuai asas Lamintang, P.A.F. Pembahasan KUHAP,
peradilan cepat, sederhana, dan biaya Menurut Ilmu Pengetahuan Hukum Pidana
ringan. dan Yuriprudensi, Sinar Grafika, Jakarta
2. Dalam melaksanakan SOP Kejaksaan, 2013.
maka peran jaksa tentu akan Marjono Reksodipoetra, Sistem Peradilan
mengalami kendala-kendala yang Pidana Indonesia, RajaGrafindo, Jakarta
menghambat jalannya proses Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia, dan
penegakan hukum. Sebagai upaya Reformasi Hukum di Indonesia, Jakarta : The
dalam mengatasi kendala-kendala Habibie Center, 2002
tersebut diperlukan pendidikan dan ----------------, Sistem Peradilan Pidana
pelatihan khusus secara berkala Indonesia, Citrabaru, Jakarta 2005
terutama proses dan mekanisme Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana,
sebagai peningkatan kualitas sumber Sinar Grafika Jakarta, 2009
daya manusia, sehingga akan Rudi Satriyo, Pengawasan Bidang Administrasi
mendukung keberhasilan pelaksanaan Peradilan Dalam tahap Penyidikan dan
tugas yang professional penanganan Penuntutan: Masyarakat Pemantau
perkara baik tindak pidana umum dan Peradilan Indonesia Jakarta 2002.
tindak pidana khusus. R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Serta Komentar-komentarnya Lengkap
DAFTAR PUSTAKA dengan Pasal-pasalnya Penerbit : Politeria,
Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana 1974.
Indonesia-Penerbit Ghalia Indonesia 1985. Saifuddin Azwar,2003. Metode Penelitian,
Azis, Abdul, Pemantauan Terhadap Kinerja Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Kejaksaan Terhadap Proses Peradilan S.R. Sianturi, Azas-azas Hukum Pidana di
Pidana. Tulisan disampaikan pada Workshop Indonesia dan Penerapannya, Jakarta Galia
Pemantauan Kejaksaan diselenggarakan Indonesia 2000.
oleh MaPPI dan Yayasan TIFA di Jakarta. 28- Seno Adji, Indriyanto, Arah Sistem Peradilan
30 Juni 2004. Pidana. Kantor Pengacara dan Konsultan
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum Prof. Oemar Seno Adji dan Rekan.
Hukum dan Kebijakan Penggulangan Jakarta 2001.
Kejahatan, Prenanda Media Grup, Jakarta, Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
2008 Hukum, UI Press, Jakarta 1986.
Djoko Prakoso, Surat Dakwaan, Tuntutan ----------------, Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pidana dan Eksaminasi Perkara di Dalam Penegakan Hukum. PT. Raja Grafindo
Proses Pidana, Liberty, Yogyakarta 1988. Persada, Jakarta, 1983
----------------, Evektifitas Hukum dan Peranan
Sanksi, Remedja Karya, Bandung.

47
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,2001.


Penelitian Hukum Normatif. Suatu Tinjauan
Singkat, RajaGrafinda Persada, Jakarta.

Teguh Prasetyo, Kriminalisasi dalam Hukum


Pidana, Nusamedia, Bandung 2013
Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Alumni
Bandung 1998
Wirjono Prodjodikoro, Azas-azas Hukum Pidana
di Indonesia, Penerbit PT. Eresco 1989
W. J. S. Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. PN. Balai Pustaka. Jakarta1990
Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I Penerbit
Sinar Grafika, 1995

Perundang-undangan
Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana,
UU Nomor 8 Tahun 1981
Undang-Undang tentang Kejaksaan UU No 16
Tahun 2004

Sumber Data Internet


https://meilabalwell.wordpress.com/negara-
hukum-konsep-dasar-dan-implementasinya-
di-indonesia/
http://vellarizkiekasaputri.blogspot.com/2012/
01/putusan-hakim-dan-
pelaksanaannya.html

48

Anda mungkin juga menyukai