2/April/2015
32
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
8
KUHAP UU No 8 Tahun 1981.hal. 4.
6 9
Ibid. Ibid,
7 10
Op.Cit.hal 8. Ibid.
33
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
11
Undang-UndangNo. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
12
Undang-Undang No. 08 Tahun 1981, tentang KUHAP
pasal 30
34
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
35
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
36
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
18. Membuat surat dakwaan (Pasal 143 ayat Bahwa terhadap semua perkara yang
(2)) ditangani oleh Jaksa sebagai Penuntut Umum
19. Untuk maksud penyempurnaan atau untuk maupun sebagai Pengacara Negara, hanya
tidak melanjutkan penuntutan, Penuntut diberlakukan berdasarkan ketentuan undang-
Umum dapat mengubah surat dakwaan undang tersebut, dengan pengecualian untuk
sebelum pengadilan menetapkan hari sementara mengenai ketentuan khusus acara
sidang atau selambat-lambatnya 7 (tujuh) pidana sebagaimana disebutkan pada undang-
hari sebelum sidang dimulai (Pasal 144).17 undang tertentu, sampai ada perubahan dan
Menjadi perhatian lembaga Kejaksaan dinyatakan tidak berlaku lagi”. Penjelasan dari
sebagai Penuntut Umum dan Kejaksaan sebagai Pasal 284 ini terdapat dalam Pasal 17 Peraturan
Pengacara Negara adalah bahwa Kejaksaan itu Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
adalah een en ondeelbaar. Asas ini terlihat Pelaksanaan KUHAP yang berbunyi :
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang No. 16 “Penyidikan menurut ketentuan khusus acara
Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik pidana sebagaimana tersebut pada undang-
Indonesia, bahwa Kejaksaan Republik Indonesia undang tertentu sebagaimana dimaksud dalam
yang selanjutnya dalam Undang-undang ini Pasal 284 ayat (2) KUHAP dilaksanakan oleh
disebut Kejaksaan adalah lembaga pemerintah penyidik, jaksa dan pejabat penyidik yang
yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang berwenang lainnya berdasarkan peraturan
penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan perundang-undangan”. 19
undang-undang. Selanjutnya lebih dipertegas Ketentuan yang menyatakan bahwa jaksa
bahwa Kejaksaan sebagaimana dimaksud pada dapat menyidik tindak pidana tertentu,
ayat (1) adalah satu dan terpisahkan. Hal terdapat dalam Pasal 32 huruf b Undang-
tersebut juga diperkuat dengan Pasal 8 ayat (2) undang No. 5 Tahun 1991, yang menyatakan
yaitu dalam melaksanakan tugas dan bahwa : “Jaksa Agung mengordinasikan
wewenangnya, Jaksa bertindak untuk dan atas penanganan perkara pidana tertentu dengan
nama negara serta bertanggung jawab menurut instansi terkait berdasarkan undang-undang
saluran hierarki.18 yang pelaksanaan koordinasinya ditetapkan
Sehingga bila kita perhatikan betapa sulitnya oleh Presiden”. 20
dipisahkan kewenangan Kejaksaan sebagai
Penuntut Umum dan Kejaksaan sebagai D. Peranan Jaksa dalam Penanganan Tindak
Pengacara Negara. Karena seorang Jaksa Pidana Khusus.
sebagai Pengacara Negara tidak terlepas dari Dalam ketentuan Pasal 26 UU Nomor 31
fungsinya sebagai Penuntut Umum. Asas tahun 1999 ditentukan bahwa : “Penyidikan,
pengorganisasian kejaksaan yang menjadi dasar penuntutan dan pemeriksaan di sidang
pelaksanaan tugas di bidang penuntutan. pengadilan terhadap Tindak Pidana Khusus,
Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisah- dilakukan berdasarkan hukum acara pidana
pisahkan dalam melakukan penuntutan yang berlaku, kecuali ditentukan lain dalam
Kedudukan seorang Jaksa yang pertanggung undang-undang ini”. Dari pasal di atas dapat
jawabannya secara hierarkis juga menyulitkan diambil kesimpulan bahwa hukum acara pidana
Jaksa dalam bertindak sebagai Pengacara yang digunakan untuk penanganan tindak
Negara. Dalam hal ini bisa saja Jaksa pidana korupsi adalah Hukum Acara Pidana
mempunyai pandangan yang berbeda dengan yang berlaku pada saat itu ( IusContitutum /
atasannya mengenai kedudukan suatu perkara Hukum Positif ) yaitu Undang-undang Nomor 8
dimana ia bertindak sebagai Pengacara Negara. Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Jaksa sebagai Pengacara Negara tersebut akan Hukum Acara Pidana ( KUHAP ) kecuali jika
sulit mengambil tindakan yang berbeda. undang-undang Tindak Pidana Korupsi ( UU No.
31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 )
C. Pelaksanaan Peranan Jaksa dalam menentukan lain.
Pengadilan
19
KUHAP UU No. 8 Tahun 1981 dalam Penjelasan Pasal
17
Ibid. KUHAP 284
18 20
UU No 16 Tahun 2014 Pasal 2 Ibid.
37
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
38
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
39
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas peristiwa tersebut bukan merupakan peristiwa
atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga, pidana atau perkara ditutup demi hukum, maka
dapat mengajukan praperadilan kepada ketua penuntut umum menghentikan penuntutan
pengadilan sesuai dengan daerah hukumnya yang dituangkan dalam suatu surat ketetapan.
dan ketentuan peraturan perundang-undangan Apabila tersangka berada dalam tahanan,
yang berlaku. Mekanisme keberatan tersebut sedangkan surat ketetapan telah diterbitkan
diatur dalam Pasal 77 butir a KUHAP tentang maka tersangka harus segera dikeluarkan dari
praperadilan. tahanan. Selanjutnya, surat ketetapan yang
Dalam hal penyidik telah selesai melakukan dimaksud tersebut diberitahukan kepada
penyidikan, penyidik wajib segera menyerahkan tersangka. Turunan surat ketetapan tersebut
berkas perkara tersebut kepada penuntut disampaikan kepada tersangka atau keluarga
umum. Dan dalam hal penuntut umum atau penasihat hukum, pejabat rumah tahanan
berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut negara, penyidik dan hakim. Atas surat
kurang lengkap, penuntut umum segera ketetapan ini maka dapat dimohonkan
mengembalikan berkas perkara tersebut praperadilan, sebagaimana diatur dalam BAB X,
kepada penyidik disertai petunjuk untuk bagian kesatu KUHAP dan apabila kemudian
dilengkapi. Apabila pada saat penyidik didapati alasan baru, penuntut umum dapat
menyerahkan hasil penyidikan, dalam waktu 14 melakukan penuntutan terhadap tersangka.
hari penuntut umum tidak mengembalikan Penuntutan yang telah selesai dilakukan
berkas tersebut, maka penyidikan dianggap secepatnya harus segera dilimpahkan kepada
selesai. Pengadilan Negeri setempat, dengan
permintaan agar segera mengadili perkara
3. Tahap Penuntutan tersebut disertai dengan surat dakwaan. Surat
Setelah proses penyidikan dilakukan maka dakwaan yang dibuat oleh penuntut umum
penyidik melimpahkan berkas perkara tersebut diberi tanggal dan ditandatangani olehnya.
kepada penuntut umum. Ketika berkas perkara Surat dakwaan tersebut berisikan identitas
telah diterima oleh penuntut umum atau telah tersangka dan uraian secara cermat, jelas dan
dianggap lengkap oleh penuntut umum maka lengkap mengenai tindak pidana yang
telah masuk dalam penuntutan. Ketentuan didakwakan dengan menyebutkan waktu dan
dalam KUHAP memberikan batasan pengertian tempat tindak pidana tersebut dilakukan.
tentang penuntutan yaitu: “Penuntutan adalah Dalam hal penuntut umum hendak
tindakan penuntut umum untuk melimpahkan mengubah surat dakwaan baik dengan tujuan
perkara pidana ke pengadilan negeri yang untuk menyempurnakan maupun untuk tidak
berwenang dalam hal dan menurut cara yang melanjutkan penuntutannya, maka hal tersebut
diatur dalam undang-undang ini dengan hanya dapat dilakukan sebelum pengadilan
permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh menetapkan hari sidang.32 Perubahan surat
hakim dalam sidang pengadilan.31” dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu
Penuntutan perkara dilakukan oleh Jaksa kali selambat-lambatnya tujuh hari sebelum
penuntut umum, dalam rangka pelaksanaan sidang dimulai.33 Dalam hal penuntut umum
tugas penuntutan yang diembannya. Penuntut melakukan perubahan surat dakwaan, maka
umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh turunan surat dakwaan disampaikan kepada
undang-undang ini untuk melakukan terdakwa atau penasehat hukumnya dan
penuntutan dan melaksanakan penetapan penyidik.34
hakim.
Dalam melaksanakan penuntutan yang 4. Tahap Pemeriksaan Pengadilan
menjadi wewenangnya, penuntut umum segera Apabila terhadap suatu perkara pidana telah
membuat surat dakwaan berdasarkan hasil dilakukan penuntutan, maka perkara tersebut
peyidikan. Dalam hal didapati oleh penuntut diajukan ke pengadilan. Tindak pidana tersebut
umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau
32
Ibid, ps 144 ayat 1.
33
Ibid, ps 144 ayat 2.
31 34
KUHAP Pasal 1 angka 7. Ibid, ps 144 Ayat 3.
40
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
untuk selanjutnya diperiksa, diadili dan diputus dalam surat penetapannya harus tertulis
oleh majelis hakim Pengadilan Negeri yang adanya pembatalan putusan pengadilan negeri
berjumlah 3 (tiga) orang. tersebut dan memerintahkan agar pengadilan
Pada saat majelis hakim telah ditetapkan, negeri yang berwenang untuk melakukan
selanjutnya ditetapkan hari sidang. pemeriksaan perkara tersebut.
Pemberitahuan hari sidang disampaikan oleh Sistem pembuktian yang dianut oleh Kitab
penuntut umum kepada terdakwa di alamat Undang-undang Hukum Acara Pidana adalah
tempat tinggalnya atau disampaikan di tempat sistem pembuktian berdasarkan undang-
kediaman terakhir apabila tempat tinggalnya undang yang negatif (negatif wettelijk).36 Hal
tidak diketahui.35 Dalam hal ini surat panggilan ini dapat disimpulkan bahwa: Hakim tidak boleh
memuat tanggal, hari serta jam dan untuk menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali
perkara apa ia dipanggil. Surat panggilan apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat
termaksud disampaikan selambat-lambatnya bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
tiga hari sebelum sidang dimulai. Surat suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan
panggilan kepada terdakwa tersebut dilakukan bahwa terdakwalah yang bersalah
37
dengan adanya surat tanda penerimaan. Hal ini melakukannya .
penting untuk menentukan apakah terdakwa Berdasarkan pernyataan tersebut, nyatalah
telah dipanggil secara sah dan patut atau tidak. bahwa pembuktian harus didasarkan pada alat
Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara bukti yang disebutkan dalam undang-undang
sah tetapi tidak hadir di sidang tanpa alasan disertai keyakinan hakim atas alat-alat bukti
yang sah, maka pemeriksaan tersebut dapat yang diajukan dalam persidangan, yang terdiri
dilangsungkan dan hakim ketua sidang dari:
memerintahkan agar terdakwa dipanggil sekali 1. Keterangan saksi;
lagi. Dalam hal terdakwa lebih dari seorang dan 2. Keterangan ahli;
tidak semua hadir pada hari sidang, 3. Surat;
pemeriksaan terhadap terdakwa yang hadir 4. Petunjuk; dan
dapat dilangsungkan. Hakim ketua sidang dapat 5. Keterangan terdakwa.
memerintahkan agar terdakwa dihadirkan Disamping itu Kitab Undang-undang Hukum
secara paksa, dalam hal telah dua kali dipanggil Acara Pidana juga menganut minimum
secara sah akan tetapi tidak hadir. pembuktian (minimum bewijs), sebagaimana
Terdakwa atau penasihat hukum dapat disebutkan dalam Pasal 183 tersebut. Minimum
mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak pembuktian berarti dalam memutuskan suatu
berwenang mengadili perkaranya atau perkara pidana hakim harus memutuskan
dakwaan tidak dapat diterima atau surat berdasarkan sejumlah alat bukti. Kitab Undang-
dakwaan harus dibatalkan, kemudian setelah Undang Hukum Acara pidana memberikan
diberi kesempatan kepada penuntut umum batasan minimal penggunaan alat bukti, yaitu
untuk menyatakan pendapatnya, hakim minimal dua alat bukti disertai oleh keyakinan
mempertimbangkan keberatan tersebut untuk hakim.
selanjutnya mengambil keputusan. Dalam hal Setelah pemeriksaan telah dilaksanakan,
keberatan diterima maka perkara tidak tuntutan pidana dan pembelaan telah diajukan
diperiksa lebih lanjut. Namun apabila keberatan dalam persidangan, maka tiba saatnya majelis
tidak dapat diterima atau hakim berpendapat hakim memberikan putusan. Putusan majelis
hal tersebut dapat diputus setelah selesai hakim diambil dalam suatu musyawarah majelis
pemeriksaan, maka sidang dilanjutkan. hakim yang merupakan permufakatan bulat
Terhadap keputusan tersebut dapat yang berhasil dicapai. Apabila kebulatan tidak
diajukan perlawanan kepada pengadilan tinggi dapat diperoleh maka didasarkan dengan suara
melalui pengadilan negeri. Dalam hal terbanyak, apabila mekanisme tersebut masih
perlawanan diterima oleh pengadilan tinggi belum dapat mencapai suara bulat, maka
maka dalam waktu 14 (empat belas) hari,
36
Andi Hamzah, Ibid, hal 262.
35 37
KUHAP UU No 8/1981 Pasal 145, KUHAP, UU No8/1981 pasal 183.
41
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
putusan yang dipilih adalah pendapat hakim pemidanaan. Pengamatan juga dilakukan
yang menguntungkan terdakwa. setelah narapidana selesai menjalani
pidananya.
5. Tahap Pelaksanaan Putusan
Pelaksanaan putusan pengadilan yang telah 6. Pelaksanaan Keputusan Pengadilan
berkekuatan hukum tetap dilakukan oleh jaksa. Putusan adalah pernyataan hakim yang
Pelaksanaan putusan pengadilan yang telah dituangkan dalam bentuk tertulis dan
berkekuatan tetap tersebut dilakukan dengan diucapkan oleh hakim dalam sidang terbuka
tetap memelihara perikemanusiaan dan untuk umum sebagai hasil dari pemeriksaan
perikeadilan dan dilaksanakan jaksa setelah perkara gugatan (kontentius). Penetapan
menerima salinan surat putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang dituangkan
yang disampaikan oleh panitera. dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh
Dalam hal terpidana diputus hukuman mati hakim dalam sidang terbuka untuk umum
oleh pengadilan, maka pelaksanaannya sebagai hasil dari pemeriksaan perkara
dilakukan tidak dimuka umum dan berdasarkan permohonan (voluntair). Sedangkan akta
ketentuan undang-undang. Pelaksanaan pidana perdamaian adalah akta yang dibuat oleh hakim
mati ini telah diatur dalam Penetapan Presiden yang berisi hasil musyawarah antara para pihak
Nomor 2 tahun 1964 tentang tata cara dalam sengketa untuk mengakhiri sengketa dan
pelaksanaan pidana mati yang dijatuhkan oleh berlaku sebagai putusan.
pengadilan di lingkungan peradilan umum dan
militer.38 7. Upaya Hukum Terhadap Putusan Hakim
Dalam hal terpidana diputus pidana penjara Pengertian Upaya hukum ialah suatu usaha
maka jaksa membuat surat perintah setiap pribadi atau badan hukum yang merasa
menjalankan putusan pengadilan yang dikirim dirugikan haknya atau atas kepentingannya
kepada lembaga pemasyarakatan.39 Apabila untuk memperoleh keadilan dan perlindungan
terpidana dipidana penjara dan kemudian atau kepastian hukum, menurut cara-cara yang
dijatuhi pidana yang sejenis sebelum ia ditetapkan dalam undang-undang.
menjalani pidana yang dijatuhkan terdahulu, 1. Jenis-Jenis Upaya Hukum
maka pidana itu dijalankan secara berturut- KUHP membedakan upaya hukum menjadi
turut dimulai dengan pidana yang dijatuhkan dua, yaitu upaya hukum biasa dan luar biasa.
lebih dahulu. Dalam hal terpidana dijatuhi a. Upaya Hukum Biasa
pidana penjara maka tata cara pelaksanaannya Adalah upaya hukum yang dapat digunakan
sesuai dengan UU No.12 tahun 1995 tentang oleh para hakim sebelum putusan memiliki
Lembaga Pemasyarakatan. kekuatan hokum yang tetap. Upaya hukum
Dalam rangka pengawasan dan pengamatan biasa terdiri dari tiga bagian (didalam KUHP
terhadap putusan pengadilan pidana, terhadap hanya diatur mengenai banding dan kasasi),
terpidana yang dijatuhi pidana perampasan yaitu :
kemerdekaan, maka pengawasan dan 1) Upaya Hukum Verzet
pengamatan termaksud dilakukan oleh seorang Verzet ialah upaya hukum terhadap
hakim yang ditunjuk dalam lingkup pengadilan putusan verstek (putusan yang
yang menjadi cakupan peradilan umum. Hakim dijatuhkan dalam kasus tidak hadirnya
pengawas dan pengamat termaksud dipilih oleh tergugat di persidangan walau sudah
Ketua Pengadilan untuk masa waktu dua tahun. dipanggil secara patut) yang hanya
Pengawasan yang dilakukan tersebut guna menyangkut perampasan kemerdekaan
memperoleh kepastian bahwa putusan terdakwa. Tidak seperti putusan biasa
pengadilan dilaksanakan sebagaimana yang dapat dimintakan Banding,
mestinya. Adapun pengamatan dilakukan terhadap putusan verstek hanya dapat
dalam rangka mengumpulkan bahan penelitian dimintakan verzet. Dalam putusan MA
guna ketetapan yang bermanfaat bagi No. 1936 K/Pdt/1984, antara lain
ditegaskan bahwa permohonan
38
Ibid, hal. 320. banding yang diajukan terhadap
39
Ibid, hal. 319.
42
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
putusan verstek tidak dapat diterima perkara banding. Apabila perkara telah diputus
karena upaya hukum terhadap verstek maka pencabutan tidak mungkin dikabulkan.
adalah verzet. Apabila pemohonan banding dicabut, maka
Verztek atau perlawanan merupakan putusan telah memperoleh kekuatan hukum
upaya hukum yang dapat digunakan tetap sejak pencabutan dikabulkan dengan
oleh tergugat yang dikalahkan dalam “penetapan” tersebut. Dan pencabutan
putusan di luar hadir. Bagi penggugat banding itu tidak diperlukan persetujuan
dalam putusan verstek upaya hukum dengan pihak lawan.
yang dapat digunakan adalah banding.
2) Upaya Hukum Banding 3) Upaya Hukum Kasasi
Banding artinya ialah mohon supaya Kasasi artinya pembatalan putusan oleh
perkara yang telah diputus oleh Mahkamah Agung (MA). Sedangkan pengertian
pengadilan tingkat pertama diperiksa pengadilan kasasi ialah Pengadilan yang
ulang oleh Pengadilan yang lebih tinggi memeriksa apakah judex fatie tidak salah dalam
(tingkat banding), karena merasa belum melaksanakan peradilan. Upaya hukum kasasi
puas dengan keputusan Pengadilan itu sendiri adalah upaya agar putusan PA dan
tingkat pertama. Yang merupakan PTA/PTU/PTN dibatalkan oleh MA karena telah
Pengadilan tingkat pertama adalah salah dalm melaksanakan peradilan.
Pengadilan Agama (PA), sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti
yang merupakan Pengadilan Tingkat kasasi adalah sebagai berikut : Pembatalan atau
Banding adalah Pengadilan Tinggi pernyataan tidak sah oleh MA terhadap
Agama (PTA)/Pengadilan Tinggi Umum putusan hakim, karena putusan itu, menyalahi
(PTU). (pasal 6 UU No.7/1989). atau tidak sesuai dengan undang-undang.
Putusan Pengadilan yang bisa diajukan Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa hak
banding adalah : kasasi hanyalah hak MA, sedangkan menurut
a. Putusan yang bersifat pemidanaan. kamus istilah hokum, kasasi memiliki arti
b. Putusan yang menyatakan dakwaan batal sebagai berikut : pernyataan tidak berlakunya
demi hukum. keputusan hakim yang lebih rendah oleh MA,
c. Putusan dalam perkara cepat yang demi kepentingan kesatuan peradilan.
menyangkut perampasan kemerdekaan Syarat-syarat kasasi Ada beberapa syarat-
terdakwa. syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan
d. Putusan pengadilan tentang sah atau kasasi, yaitu sebagai berikut :
tidaknya penghentian penyidik atau a. Diajukan oleh pihak yang berhak
penuntutan. mengajukan kasasi.
Adapun yang merupakan syarat-syarat dari b. Diajukan masih dalam tenggang waktu
upaya banding adalah sebagai berikut: : kasasi.
a. Diajukan oleh pihak-pihak dalam perkara. c. Putusan atau penetapan PA dan
b. Diajukan dalam masa tenggang waktu PTA/PTU/PTN, menurut huku dapat
banding. dimintakan kasasi.
c. Putusan tersebut menurut hukum boleh d. Membuat memori kasasi (pasal 47 ayat (1)
dimintakan banding UU No. 14/1985).
d. Membayar panjar biaya banding, kecuali e. Membayar panjar biaya kasasi (pasal 47).
dalam hal prodeo. f. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan
e. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Agama yang bersangkutan. Untuk
Agama yang putusannya dimohonkan permohonan kasasi hanya dapat diajukan
banding. dalam masa tenggang waktu kasasi yaitu, 14
Apabila permohonan banding belum diputus (empat belas) hari sesudah putusan atau
maka PTA/PTU/PTN akan mengeluarkan penetapan pengadilan diberitahukan kepada
“penetapan” yang isinya, bahwa mengabulkan yang bersangkutan (pasal 46 ayat (1) UU No.
pencabutan kembali permohonan banding dan 14/1985). Apabila 14 (empat belas) telah
memerintahkan untuk mencoret dari daftar lewat tidak ada permhonan kasasi yang
43
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
diajukan oleh pihak yang bersangkutan d) Berkas perkara tidak perlu di teruskan
maka dianggap telah menerima putusan ke MA.
(pasal 46 ayat (2) UU No. 14/1985). Dan apabila berkas perkara sudah
Pemohon kasasi hanya dapat diajukan satu dikirimkan kepada MA, maka :
kali (pasal 43 UU No. 14/1985). a) Pencabutan disampaikan melalui PA
Alasan-alasan kasasi MA merupakan yang bersangkutan atau langsung ke
putusan akhir terhadap putusan Pengadilan MA.
Tingkat Banding, atau Tingklat Terakhir dari b) Apabila pencabutan disampaikan
semua lingkungan Peradilan. Ada beberapa melalui PA, maka pencabutan segera
alasan bagi MA dalam tingkat kasasi untuk dikirimkan kepada MA.
membatalkan putusan atau penetapan dari c) Apabila permohonan kasasi belum
semua lingkungan peradilan, diantarannya diputuskan, maka MA akan
ialah sebagai berikut : mengeluarkan “penetapan” yang
a) Karena tidak berwenang atau melampaui isinya bahwa mengabulkan
batas wewenang. permohonan pencabutan kembali
b) Salah menerapkan atau melanggar perkara kasasi dan memerintahkan
hukum yang berlaku. untuk mencoret perkara kasasi.
c) Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan d) Apabila permohonan kasasi telah
oleh peraturan perundang-undangan diputuskan, maka pencabutan
yang mengancam kelalaian itu dengan kembali tidak mungkin dikabulkan.
batalnya putusan yang bersangkutan Kasasi demi kepentingan hukum (pasal 45
(pasal 30 UU No. 14 /1985). Suatu UU No. 14/1985). Permohonan kasasi demi
penetapan PA maupun PTA/PTU/PTN kepentingan hukum dapat diajukan oleh Jaksa
yang menurut hukum tidak dapat Agung karena jabatannya dalam perkara
dimintakan banding, maka dapat perdata maupun tata usaha negara yang
dimintakan kasasi ke MA dengan alasan- diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat
alasan tersebut di atas. Untuk suatu Pertama dan Pengadilan Tingkat Banding di
putusan PA yang telah dimintakan semua lingkungan Peradilan. Permohonan
banding kepada PTA/PTU/PTN, maka kasasi demi kepentingan hukum dapat diajukan
yang dimintakan kasasi adalah keputusan hanya satu kali. Dan putusan kasasi demi
PTA tersebut, karena adanya banding kepentingan hukum tidak boleh merugikan
tersebut berarti putusan PA telah masuk piha-pihak yang berperkara, artinya ialah tidak
atau diambil alih oleh PTA/PTU/PTN. menunda pelaksanaan putusan dan tidak
Mencabut permohonan kasasi (pasal 49 mengubah putusan Pengadilan yang telah
UU No. 14/1985). Sebelum permohonan memperoleh kekuatan hukum tetap.
kasasi diputuskan oleh MA maka
permohonan tersebut dapat dicabut 4) Upaya Hukum Peninjauan Kembali (PK)
kembali oleh pemohon, tanpa Kata peninjauan kembali diterjemahkan dari
memerlukan persetujuan dari pihak kata “Herziening”, Mr. M. H. Tirtaamijaya
lawan, apabila berkas perkara belum menjelaskan herziening sebagai berikut : itu
dikirimkan kepada MA, maka : adalah sebagai jalan untuk memperbaiki suatu
a) Pencabutan disampaikan kepada PA putusan yang telah menjadi tetap-jadinya tidak
yang bersangkutan, baik secara dapat diubah lagi dengan maksud memperbaiki
tertulis maupun lisan. suatu kealpaan hakim yang merugikan si
b) Kemudian oleh panitera dibuatkan terhukum…, kalau perbaikan itu hendak
Akta Pencabutan Kembali dilakukan maka ia harus memenuhi syarat,
Permohonan Kasasi. yakni ada sesuatu keadaan yang pada
c) Pemohon tidak dapat lagi mengajukan pemeriksaan hakim, yang tidak diketahui oleh
permohonan kasasi walaupun hakim itu…, jika ia mengetahui keadaan itu,
tenggang waktu kasasi belum habis. akan memberikan putusan lain.
44
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
Dalam buku yang lain menyatakan bahwa atau didasarkan pada bukti-bukti yang
peninjauan kembali atau biasa disebut Request kemudian oleh Hakim pidana dinyatakan
Civiel adalah meninjau kembali putusan palsu.
perdata yang telah memperoleh kekuatan b. Apabila perkara sudah diputus, tetapi masih
hukum tetap, karena diketahuinya hal-hal baru ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
yang dulu tidak dapat diketahui oleh hakim, menentukan yang pada waktu perkara
sehingga apabila hal-hal itu diketahuinya maka diperiksa tidak dapat ditemukan
putusan hakim akan menjadi lain. c. Ada suatu bagian dari tuntutan belum
Peninjauan kembali hanya dapat dilakukan diputus tanpa pertimbangan sebab-
oleh MA. Peninjauan kembali diatur dalam sebabnya.
Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang d. Apabila antara pihak-pihak yang sama,
Mahkamah Agung, dan apabila terdapat hal-hal mengenai suatu yang sama, atau dasarnya
atau keadaan yang ditentukan oleh undang- sama, diputuskan oleh pengadilan yang
undang terhadap putusan Pengadilan yang sama tingkatnya, tetapi bertentangan dalam
telah memperoleh kekuatan hukum tetap putusannya satu sama lain.
dapat dimintakan peninjauan kembali kepada e. Apabila dalam suatu putusan terdapat
MA, dalam perkara perdata dan pidana oleh kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang
pihak-pihak yang berkepentingan (pasal 21 UU nyata. (pasal 67 UU No. 14/1985).
No. 14/1970). Pencabutan permohonan Peninjauan
Syarat-syarat peninjauan kembali yang harus Kembali. Permohonan PK dapat dicabut
dipenuhi untuk peninjauan kembali diantaranya selama belum diputuskan, dalam dicabut
sebagai berikut : permohonan peninjauan kembali (PK) tidak
a. Diajukan oleh pihak yang berperkara. dapat diajukan lagi (pasal 66 ayat (3) UU
b. Putusan telah memperoleh kekuatan hukum No. 14/1985). Pencabutan permohonan PK
tetap. ini dilakukan seperti halnya pencabutan
c. Membuat surat permohonan peninjauan permohonan kasasi.
kembali yang memuat alasan-alasannya.
d. Membayar panjar biaya peninjauan kembali. b. Upaya Hukum Luar Biasa
e. Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Untuk upaya hukum luar biasa (istimewa)
Agama yang memutus perkara pada tingkat ada dua :
pertama. a. Rekes Sipil (Peninjauan Kembali).
Adapun yang berhak mengajukan b. Derden Verzet.
peninjauan kembali adalah para pihak yang Bahwa upaya hukum biasa dan upaya
berperkara atau ahli warisnya (yang dapat hukum luar biasa di atas merupakan upaya
dibuktikan dengan akta dibawah tanda tangan hukum melawan putusan. Sesungguhnya
mengenai keahliwarisannya yang didelegasi masih ada macam-macam (jeni-jenis) upaya
oleh Ketua Pengadilan Agama) apabila hukum yang lain, seperti upaya hukum
pemohon meninggal dunia (pasal 68 UU No. melawan gugatan yang terdiri dari tiga jenis
14/1985), juga bisa dengan wakil yang secara yaitu : Eksepsi, Rekonvensi (gugat balik) dan
khusus dikuasakan untuk mengajukan minta vrijwaring (ditarik sebagai penjamin),
permohonan PK dengan bukti adanya surat selanjutnya upaya hukum melawan sita
kuasa. Adapun Permohonan PK diajukan dalam yang terdiri dari dua bagian yaitu Verzet
masa tenggang waktu yang tepat yaitu 180 yang bersangkutan dan Verzet pihak ketiga,
(seratus delapan puluh) hari. selanjutnya upaya hukum melawan
eksekusi yang terdiri dari dua bagian yaitu
Alasan-alasan peninjauan kembali : Verzet yang bersangkutan dan Verzet pihak
Beberapa alasan diajukannya peninjauan ketiga, selanjutnya upaya hukum
kembali, antara lain : mencampuri proses yang terdiri dari tiga
a. Adanya putusan didasarkan pada suatu bagian yakni, intervensi (tussenkomst =
kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan mencampuri), voeging (turut serta pada
yang diketahui setelah perkaranya diputus salah satu pihak semua), dan vrijwaring
45
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
(ditarik sebagai penjamin), dan upaya eksekusi adalah putusan yang bersifat
hukum pembuktian yang terdiri dari condemnatoir, sedangkan putusan yang
beberapa bagian yan diantaranya saksi, bersifat declataroir dan constitutive tidak
tulisan, dugaan/persangkaan, pengakuan, memerlukan eksekusi.
sumpah dan sebagainya dengan alat-alat Putusan yang dapat dieksekusi adalah
bukti yang sah . putusan yang sudah mempunyai kekuatan
Semua jenis-jenis (macam-macam) upaya hukum yang tetap atau terhadap putusan yang
hukum tersebut hanya sebagai tambahan mengabulkan tuntutan dapat dilaksanakannya
pengetahuan saja. Pada makalah ini hanya putusan terlebih dahulu. 40
akan membahas tentang upaya hukum
banding, upaya hukum kasasi dan upaya PENUTUP
hukum peninjauan kembali (PK). A. Kesimpulan
Di dalam dunia peradilan, ada beberapa 1. Peranan Jaksa dalam penanganan tindak
jenis pelaksanaan putusan yaitu : pidana menurut KUHAP adalah :
1. Putusan yang menghukum salah satu pihak Melakukan pemanggilan saksi, saksi ahli
untuk membayar sejumlah uang. atau tersangka; Melakukan
2. Putusan yang menghukum salah satu pihak penggeledahan/penyitaan; Melakukan
untuk melakukan suatu perbuatan. pemeriksaan surat, rekapan komunikasi
3. Putusan yang menghukum salah satu pihak telepon dan rekapan rekening keuangan
untuk mengosongkan suatu benda tetap. Negara. Melakukan penangkapan dan
4. Eksekusi riil dalam bentuk penjualan lelang. penahanan dan Melakukan pemberkasan
Selanjutnya didalam mengeksekusi putusan perkara.
pengadilan, ada beberapa syarat yang harus 2. Dalam melakukan penuntutan, jaksa
diperhatikan antara lain : dapat melakukan prapenuntutan.
1. Putusan telah berkekuatan hukum Prapenuntutan adalah tindakan jaksa
tetap kecuali dalam hal : untuk memantau perkembangan
a. Pelaksanaan putusan serta merta, penyidikan setelah menerima
putusan yang dapat dilaksanakan pemberitahuan dimulainya penyidikan
lebih dahulu. dari penyidik, mempelajari atau meneliti
b. Pelaksanaan putusan provinsi. kelengkapan berkas perkara hasil
c. Pelaksanaan akta perdamaian. penyidikan yang diterima dari penyidik
d. Pelaksanaan Grose Akta. serta memberikan petunjuk guna
2. Putusan tidak dijalankan oleh pihak dilengkapi oleh penyidik untuk dapat
terhukum secara suka rela meskipun ia menentukan apakah berkas perkara
telah diberi peringatan (aan maning) tersebut dapat dilimpahkan atau tidak ke
oleh Ketua Pengadilan. tahap penuntutan. melaksanakan
3. Putusan hakim yang bersifat penetapan hakim dan putusan
kondemnatoir, sehingga dalam putusan pengadilan yang telah memperoleh
diklaratoir dan konstitutif tidak kekuatan hukum tetap. Dalam
diperlukan eksekusi. melaksanakan putusan pengadilan dan
4. Eksekusi dilakukan atas perintah dan penetapan hakim, kejaksaan
dibawah pimpinan Ketua Pengadilan. memperhatikan nilai-nilai hukum yang
Pelaksanaan putusan /eksekusi adalah hidup dalam masyarakat dan peri
putusan pengadilan yang dapat dilaksanakan. kemanusiaan berdasarkan Pancasila
Dan putusan pengadilan yang dapat tanpa mengesampingkan ketegasan
dilaksanakan adalah putusan yang sudah dalam bersikap dan bertindak.
mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht
van gewijsde). Putusan yang sudah berkekuatan
tetap adalah putusan yang sudah tidak mungkin
lagi dilawan dengan upaya hukum verzet,
40
banding, dan kasasi. Putusan yang memerlukan http://ryana-fytrya.blogspot.com/2011/05/eksekusi-
tindak-pidana-umum.html
46
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
47
Lex Crimen Vol. IV/No. 2/April/2015
Perundang-undangan
Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana,
UU Nomor 8 Tahun 1981
Undang-Undang tentang Kejaksaan UU No 16
Tahun 2004
48