Anda di halaman 1dari 7

Lex Privatum, Vol. IV/No.

7/Ags/2016

ASAS PERADILAN SEDERHANA CEPAT DAN fungsional serta penerapan Pasal 67 KUHAP jika
BIAYA RINGAN DALAM PENYELESAIAN putusan itu berupa putusan bebas dan putusan
PERKARA PIDANA MENURUT KUHAP1 bebas dari segala tuntutan hukum.
Oleh : Winly A. Wangol2 Kata kunci: Asas peradilan, sederhana, cepat,
baiaya ringan, perkara pidana.
ABSTRAK
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk PENDAHULUAN
mengetahui bagaimana asas-asas dalam Hukum A. Latar Belakang
Acara Pidana dan bagaimana asas peradilan Hukum acara pidana diatur dalam Undang-
sederhana cepat dan biaya ringan dalam undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab
perkara pidana menurut KUHAP. Dengan Undang-undang Hukum Pidana (KUHAP),
menggunakan metode penelitian yuridis menjadi pegangan bagi polisi, jaksa serta hakim
normative disimpulkan: 1. Landasan asas atau (bahkan termasuk penasehat hukum) di dalam
prinsip diartikan sebagai dasar patokan hukum melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan,
yang melandasi KUHAP dalam penerapan penangkapan, penahanan dan pemeriksaan di
penegakan hukum. Asas-asas atau prinsip pengadilan. Para pelaksana hukum itu dalam
hukum inilah tonggak pedoman bagi instansi melaksanakan tugasnya tidak boleh
jajaran penegak hukum, setiap anggota menyimpang dan asas-asas hukum acara
masyarakat yang terlibat dan berkepentingan pidana yang diatur dalam KUHAP.
atas pelaksanaan tindakan yang menyangkut Di dalam KUHAP diatur dengan jelas apa
KUHAP serta dalam menerapkan pasal-pasal tugas dan kewenangan masing-masing alat
KUHAP. Pelaksanaan KUHAP secara utuh dan negara yang bekerja dalam sistem peradilan
konsekuen, harus lebih dahulu sungguh- pidana. Meskipun secara yuridis-normatif,
sungguh dan seksama menyimak dan KUHAP telah mengatur mengenai tugas dan
memahami makna yang terkandung dalam kewenangan masing-masing lembaga yang
asas-asas atau prinsip-prinsip hukum dalam hanya melaksanakannya. Persoalan yang hingga
KUHAP antara lain asas legalitas, asas kini masih menjadi masalah adalah efektivitas
keseimbangan, asas praduga tak bersalah, asas penyidikan tindak pidana. Untuk berhasilnya
ganti rugi dan rehabilitasi , asas unifikasi serta penuntutan maka diperlukan penyidikan yang
asas peradilan sederhana, cepat dan biaya berhasil pula. Sebaliknya kegagalan dalam
ringan(murah). 2. Penyelesaian kasus pidana penyidikan akan berakibat lemahnya berkas
cepat dan biaya murah telah dirumuskan dalam yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan
Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman surat dakwaan. Lemahnya berkas dakwaan
yang menghendaki agar pelaksanaan akan mengakibatkan gagalnya jaksa dalam
penegakan hukum di Indonesia berpatokan proses penuntutan di pengadilan. Dengan
pada asas cepat, tepat, sederhana, tidak demikian, hukum acara pidana hams
bertele-tele, tidak berbeli-belit serta biaya merumuskan ketentuan sedemikian rupa
ringan dan beberapa ketentuan dalam KUHAP sehingga terdapat koordinasi dan hubungan
sebagai penjabaran asas peradilan sederhana, fungsional yang erat antara dua lembaga
tepat, dan biaya ringan antara lain tersangka penegak hukum yang bertanggung jawab pada
atau terdakwa berhak segera mendapat masalah ini, yaitu polisi dan jaksa.
pemeriksaan dari penyidik, segera diajukan ke Keluhan para korban yang sering terdengar
pengadilan oleh penuntut umum, berhak adalah laporan mereka yang tidak ditindak
segera diadili oleh pengadilan dan lanjuti. Pihak korban yang mempertanyakan
penggabungan pemeriksaan perkara pidana kelanjutan laporan mereka selalu mendapat
dengan tuntutan ganti rugi yang bersifat jawaban bahwa pihak kasus mereka masih
perdata oleh seorang korban yang mengalami berada di tangan jaksa padahal ketika
kerugian dan peletakan asas diferensial masyarakat mempertanyakan hal tersebut
kepada jaksa ternyata pihak kejaksaan telah
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Frans Maramis,
mengembalikannya kepada pihak kepolisian.
SH, MH; Refly Singal, SH, MH Dalam KUHAP tidak terdapat aturan yang
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. menegaskan tindakan yang dapat diberikan
1107113O4

39
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

kepada pihak kepolisian apabila dalam jangka dengan tidak ada kecualinya “. Dari bunyi
waktu tertentu tidak mengembalikan laporan kalimat diatas dapat kita simak:
yang telah diperbaiki dalam jangka waktu 1. Negara Republik Indonesia adalah
tertentu. Kitab Undang-Undang Hukum Acara “Negara Hukum “, berdasarkan Pancasila
Pidana hanya menegaskan bahwa tindakan dan UUD 1945;
berupa sangsi terhadap pihak penyidik hanya 2. Negara menjamin setiap warga negara
dapat diberikan jika pihak tersangka ditahan. bersamaan kedudukannya di dalam
Sehingga, praktek yang kemudian berkembang hukum dan pemerintahan;
adalah pemanfaatan penangguhan penahapan 3. Setiap warga negara “tanpa kecuali
sebagai celah untuk membebaskan tersangka. “wajib menjunjung tinggi hukum dan
Dari beberapa hal yang dikemukakan pemerintahan. 3
tersebut maka terlihat bahwa hanya dalam
KUHAP meletakkan landasan sebagai asas atau Jelaslah bagi kita, KUHAP sebagai hukum
prinsip bahwa peradilan harus dilakukan acara pidana adalah undang-undang yang asas
dengan cepat, sederhana, tepat dan biaya hukumnya berbagai hukum acara pidana adalah
murah (ringan). Uraian di atas telah mendorong undang-undang yang asas hukumnya
penulis untuk menulis skripsi ini dengan judul: berlandaskan asas legalitas. Pelaksanaan
Asas Peradilan Sederhana Cepat dan Biaya penerapan KUHAP harus bersumber pada tolak
Ringan Dalam Penyelesaian Perkara Pidana the rule of law, semua tindakan penegakan
Menurut KUHAP. hukum harus:
B. Rumusan Masalah 1. Berdasarkan ketentuan hukum dan
1. Bagaimana asas-asas dalam Hukum Acara undang-undang;
Pidana? 2. Menempatkan hukum dan perundang-
2. Bagaimana asas peradilan sederhana cepat undangan diatas segala-galanya sehingga
dan biaya ringan dalam perkara pidana terwujud suatu kehidupan masyarakat
menurut KUHAP? bangsa yang takluk dibawah supremasi
hukum yang selaras dengan ketentuan-
C. Metode Penelitian ketentuan perundang-undangan dan
Penelitian ini merupakan penelitian perasaan keadilan bangsa Indonesia. Jadi
normatif, yaitu dengan melihat hukum sebagai arti rule of law dan supremasi hukum,
kaidah (norma). Dan untuk menghimpun bahan menguji dan meletakkan setiap tindakan
digunakan metode penelitian kepustakaan penegakan hukum takluk di bawah
(library research), yaitu dengan mempelajari konstitusi, undang-undang dan rasa
kepustakaan hukum yang berkaitan dengan keadilan yang hidup ditengah-tengah
pokok permasalahan, himpunan peraturan kesadaran masyarakat. Memaksakan
perundang-undangan, artikel-artikel hukum, suatu penegakan rasa keadilan yang
dan berbagai sumber tertulis lainnya. hidup dalam masyarakat bangsa lain,
tidak dapat disebut rule of law, bahkan
PEMBAHASAN mungkin merupakan penindasan.4
A. Asas-asas Dalam KUHAP
1. Asas Legalitas Dengan demikian, setiap penegakan
Asas atau prinsip legalitas dengan tegas hukum menurut pendapat penulis harus sesuai
disebutkan dalam konsideran KUHAP seperti dengan ketentuan hukum dan undang-undang
yang dapat dibaca pada huruf a, yang berbunyi yang berlaku sehingga terwujudlah supremasi
: “Bahwa Negara Republik Indonesia adalah hukum dan rasa keadilan di tengah-tengah
Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan masyarakat dan tidak dengan pemaksaan.
Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung
tinggi hak asasi manusia serta yang menjamin
segala warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib 3
M Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan, Sinar
Grafika, Jakarta, Edisi Kedua, l2014, hal 36.
4
Ibid, hal 36.

40
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

Dengan asas legalitas yang berlandaskan the penegak hukum juga harus memperhatikan
rule of law dan supremasi hukum jajaran aparat aspek harkat dan martabat manusia serta
penegak hukum tidak dibenarkan: penegakan dan perlindungan ketertiban
1. Bertindak di luar ketentuan hukum, atau masyarakat demi kepentingan dan
undue to law maupun undue process. perlindungan hak asasi manusia.
2. Bertindak sewenang-wenang, atau abuse Dengan adanya KUHAP sudah saatnya
of power. Setiap orang, baik dia mempergunakan sistem penyelidikan dan
tersangka atau terdakwa mempunyai penyidikan yang bersifat ilmiah atau scientific
kedudukan: crime detection , atau yang lebih populer di
a. Sama derajat dihadapan hukum, atau negara kita disebut ilmu penyelidikan yang
equal before of law. diambil dari istilah metode penyidikan Belanda,
b. Mempunyai kedudukan yang mereka sebut kriminalistik, akan tetapi
“perlindungan “yang sama oleh pengertian scientific crime detection
hukum equal protection on the law. mempunyai pengertian yang lebih luas, sebab
c. Mendapat “perlakuan keadilan” yang tercakup sekaligus “teknik” dan “taktis”
sama dibawah hukum, equal justice kejahatan dan penyidikan.7 Sedangkan pada
under the law. 5 pengertian kriminalistik baru terbatas pada
penguasaan teknik kejahatan dan penyidikan.
2. Asas Keseimbangan Sebenarnya, seandainyapun tidak didasarkan
Asas ini dijumpai dalam konsideran huruf c pada asas keseimbangan antara orientasi
yang menegaskan bahwa dalam setiap kekuasaan dengan perlindungan hak asasi dan
penegakan hukum harus dilandaskan prinsip martabat kemanusiaan seorang
keseimbangan yang serasi antara: tersangka/terdakwa, Pasal 17 memaksa aparat
a. Perlindungan terhadap harkat dan penyidik untuk mempergunakan kemahiran
martabat manusia dengan, scientific crime detection. Pasal 17 KUHAP
b. Perlindungan terhadap kepentingan dan berbunyi : “Perintah penangkapan terhadap
ketertiban masyarakat. seorang yang diduga keras melakukan tindak
Aparat penegak hukum dalam pidana harus berdasarkan bukti “permulaan
melaksanakan fungsi dan wewenang yang cukup” dan dalam Penjelasan Pasal 17,
penegakan hukum, tidak boleh berorientasi menegaskan “Bahwa perintah penangkapan
kepada kekuasaan semata-mata. Sesudah tidak dapat dilakukan sewenang-wenang tetapi
KUHAP berlaku, aparat penegak hukum harus ditujukan kepada mereka yang betul-betul
menempatkan diri dari suatu acuan melakukan tindak pidana. 8 Dengan demikian,
pelaksanaan penegakan hukum yang penegasan ini memberi peringatan kepada
berlandaskan keseimbangan yang serasi antara penyidik, sebelum mengeluarkan perintah
orientasi penegakan dan perlindungan penangkapan benar-benar mampu mendukung
ketertiban masyarakat dengan kepentingan dan kesalahan yang dilakukan tersangka melalui
perlindungan hak asasi manusia. Aparat “penyelidikan” (investigasi) yang memerlukan
penegak hukum harus menghindari tindakan- keterangan teknis dan keluwesan teknis.
tindakan penegak hukum dan ketertiban yang
dapat menimbulkan pelanggaran hak-hak asasi 3. Asas Praduga Tidak Bersalah
manusia dan cara perlakuan yang tidak Asas “praduga tak bersalah” atau
manusiawi. Itulah sebabnya dengan asas “presumption of innocent” dijumpai dalam
keseimbangan yang terjalin antara penjelasan umum butir 3 huruf c KUHAP dan
perlindungan harkat dan martabat manusia pada Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 48
dengan ketertiban masyarakat, KUHAP telah Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,
menonjolkan tema “human dignity” (martabat yang menentukan bahwa :” Setiap orang yang
kemanusiaan) dalam pelaksanaan tindakan disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, dan atau
penegakan hukum di bumi Indonesia.6 Ini dihadapkan didepan pengadilan wajib dianggap
artinya,setiap penegakan hukum oleh aparat tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan

5 7
Ibid, hal 37. Ibid, hal 39.
6 8
Ibid, hal 38. Lihat Pasal 17 KUHAP.

41
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

yang dinyatakan kesalahannya dan penjelasan Pasal 95 ayat 10 KUHAP. 12 Dengan


9
memperoleh kekuatan hukum tetap. Dengan demikian, setiap kekeliruan yang dilakukan oleh
demikian, setiap orang tersangka dianggap aparat penegak hukum dalam melakukan
belum bersalah sebelum ada putusan yang penangkapan ,penahanan, penuntutan dan
tetap oleh pengadilan. keputusan oleh pengadilan tanpa alasan yang
Dalam praktek peradilan manifestasi asas ini berdasarkan undang-undang dan tindakan lain
dapat diuraikan lebih lanjut selama proses diluar itu berhak mendapat ganti kerugian
peradilan masih berjalan (Pengadilan Negeri, berupa sejumlah uang.
Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung) dan
belum memperoleh kekuatan hukum tetap 5. Asas Unifikasi
(inkracht van gewijsde), maka terdakwa belum Asas unifikasi yang dianut KUHAP,
dapat dikategorikan bersalah sebagai pelaku ditegaskan dalam konsideran huruf b; bahwa
tindak pidana selama proses peradilan pidana demi pembangunan di bidang hukum
tersebut harus mendapatkan hak-haknya sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis
sebagaimana diatur dalam undang-undang Besar Haluan Negara (Ketetapan Majelis
yaitu hak segera mendapatkan pemeriksaan Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
oleh pengadilan dan mendapatkan putusan Nomor 78 IV MPR 1978), perlu mengadakan
seadil-adilnya, mendapatkan juru bahasa, hak usaha peningkatan dan penyempurnaan hukum
untuk memperoleh bantuan hukum, dan nasional dengan mengadakan:
sebagainya.10 Artinya, selama perkara belum a. pembaruan kodifikasi, serta
dinyatakan memperoleh kekuatan hukum tetap b. unifikasi hukum dalam rangkuman
si pelaku tindak pidana belum dapat pelaksanaan secara nyata wawasan
dikategorikan bersalah. nusantara.
Dari bunyi konsideran di atas, kodifikasi
4. Asas Ganti Rugi dan Rehabilitasi KUHAP di samping bertujuan:
Ganti kerugian adalah hak seorang untuk - meningkatkan usaha penyempurnaan
mendapat pemenuhan atas tuntutannya yang hukum nasional,
berupa imbalan sejumlah uang karena - pembaruan hukum nasional,
ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili - juga dimaksudkan sebagai langkah
tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang pemantapan “unifikasi hukum” dalam
atau karena kekeliruan mengenai orangnya rangka mengutuhkan kesatuan dan
atau hukum yang diterapkan menurut cara persatuan nasional di bidang hukum dan
yang diatur dalam undang-undang ini.11 penegakan hukum, guna tercapai cita-cita
Untuk tidak membingungkan dan guna wawasan nusantara di bidang hukum, serta
melengkapi perumusan tersebut, maka Pasal 1 hukum yang mengabdi kepada kepentingan
butir 22 perlu dihubungkan dengan perumusan wawasan nusantara.
Pasal 95 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP, dengan Di samping itu dengan unifikasi hukum acara
demikian hal-hal yang dapat dijadikan alasan pidana, terkikis pengkotakan kelompok
untuk memenuhi ganti kerugian bukan hanya masyarakat warisan politik kolonial Belanda
seperti yang tercantum dalam Pasal 1 butir 22, dulu, yang mengelompokkan pengkotakan
akan tetapi juga mencakup dan meliputi hukum berdasar daerah, golongan keturunan,
pengertian “tindakan lain” ialah kerugian yang dan membedakan acara pidana yang berlaku
ditimbulkan oleh pemasukan rumah, buat Jawa-Madura dengan daerah seberang .
penggeledehan dan penyitaan yang tidak sah Demikian juga diskriminasi hukum acara yang
menurut hukum, termasuk penahanan yang berlaku untuk golongan Eropa dengan Bumi
lebih lama dari pada pidana yang dijatuhkan Putera serta diskriminasi hukum acara yang
berlaku untuk peradilan Eropa dengan
peradilan Bumi Putera.
9
Lihat Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 dan Penjelasan Umum angka 3 huruf c KUHAP.
10
Lilik Mulyadi DR SH.MH Hukum Acara Pidana Indonesia,
12
Suatu Tinjauan Terhadap Surat Dakwaan, Eksepsi dan H.M.A Kuffal,SH, Penerapan KUHAP dalam Praktek
Putusan Peradilan, Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2012,hal 13. Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang, 2003, hal
11
Lihat, Pasal 1 butir 22 KUHAP. 309.

42
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

B. Asas Peradilan Sederhana Cepat dan Biaya dapat terpikul oleh rakyat. Ini semua dengan
Ringan Dalam Penyelesaian Perkara Pidana tanpa mengorbankan ketelitian untuk mencari
Menurut KUHAP kebenaran dan keadilan.
Asas ini telah dirumuskan dalam Undang- Beberapa ketentuan KUHAP sebagai
Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman yaitu, penjabaran proses penyelesaian kasus pidana
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 4 yang cepat, tepat dan biaya ringan, antara lain
ayat2, yang kemudian diubah dengan Undang- tersangka atau terdakwa “berhak”:
Undang Nomor 4 Tahun 2004 Pasal 5 ayat 2 1. Segera mendapat pemeriksaan dari
dan terakhir di dalam Undang-Undang Nomor penyidik.
48 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Hak mendapat pemeriksaan segera ini
Kehakiman. diatur dalam BAB VI KUHAP Pasal 50, yang
Asas ini menghendaki agar pelaksanaan berbunyi:
penegakan hukum di Indonesia berpedoman a. Tersangka berhak segera mendapat
kepada asas: cepat, tepat, sederhana, dan biaya pemeriksaan oleh penyidik dan
ringan (murah). Apalagi jika keterlambatan selanjutnya dapat diajukan kepada
penyelesaian kasus peristiwa tindak pidana penuntut umum.
disengaja, sudah barang tentu merupakan b. Tersangka berhak perkaranya segera
perkosaan terhadap hukum dan martabat dimajukan ke pengadilan oleh penuntut
manusia.13 Betapa sengsara seorang umum.
tersangka/terdakwa yang diombang-ambing c. Terdakwa berhak diadili oleh
oleh rasa ketidakpastian yang berlarut-larut, pengadilan.
disebabkan sangkaan atau dakwaan yang Akan tetapi, masih diragukan/dicemaskan
dituduhkan kepadanya berkelamaan akan pelaksanaannya karena sanksi atas
menghantui dirinya tanpa suatu penyelesaian pelanggaran hak tersangka/terdakwa ini
akhir. Sudah sekian puluh kali atau bahkan tidak ditentukan dalam KUHAP.
ratusan kali mondar-mandir dari instansi yang 2. Segera pelimpahan oleh Pengadilan Negeri
satu menuju instansi yang lain, namun tak ke Pengadilan Tinggi.
kunjung diperoleh penyelesaian. Sering Hal ini telah diatur secara jelas, sehingga
didengar seorang tersangka yang diperiksa oleh pengadilan tingkat banding dapat
penyidik sampai berbulan-bulan, bolak-balik melaksanakan dan menyelesaikannya
tanpa diproses dengan alasan pejabat yang dengan tepat. Pasal 236 KUHAP secara jelas
hendak memeriksa sedang cuti atau sedang mengatakan bahwa: “Selambat-lambatnya
bertugas keluar daerah dan sebagainya. dalam waktu empat belas hari sejak
Demikian juga di persidangan, berualang kali permintaan banding diajukan, panitera
diundur dengan segala macam alasan yang mengirimkan salinan putusan pengadilan
tidak berdasar, seperti paniteranya sakit, hakim negeri dan berkas perkara serta surat bukti
anggota belum datang, ruangan sidang tidak kepada pengadilan tinggi”. 7 hari sesudah
ada. putus pada tingkat banding, Pengadilan
Penjelasan Pasal 4 ayat 2, Undang-Undang Tinggi harus mengembalikan berkas ke
Pokok Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Pengadilan Negeri (Pasal 234 ayat1).
Nomor 14 Tahun 1970, secara tegas 3. Segera pelimpahan berkas kasasi ke
mengatakan bahwa peradilan harus memenuhi Mahkamah Agung
harapan dari para pencari keadilan yang selalu Pada tingkat kasasi, 14 hari dari tanggal
menghendaki peradilan yang cepat, tepat, adil permohonan kasasi, Pengadilan Negeri
dan biaya ringan. Tidak diperlukan pemeriksaan harus sudah mengirimkan berkas perkara
dan acara yang berbelit-belit yang dapat ke Mahkamah Agung untuk diperiksa dalam
menyebabkan proses sampai bertahun-tahun, tingkat kasasi (Pasal 248 KUHAP), dan 7 hari
bahkan kadang-kadang harus dilanjutkan oleh sesudah tanggal putusan, Mahkamah
para ahli waris pencari keadilan. Biaya ringan Agung harus sudah mengembalikan hasil
artinya biaya yang serendah mungkin sehingga putusan kasasi ke Pengadilan Negeri (Pasal
257 KUHAP).
13
Op-cit, hal 52.

43
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

Mengenai penjabaran Asas sederhana dan pembebasan jaksa tidak dapat banding ke
biaya ringan terdapat di dalam KUHAP, seperti peradilan tingkat banding.
berikut: Dengan demikian, putusan peradilan tingkat
1. Penggabungan pemeriksaan perkara pidana pertama tidak dapat diuji oleh instansi
dengan tuntutan ganti rugi yang bersifat peradilan yang lebih tinggi tingkatnya sehingga
perdata oleh seorang korban yang dalam putusan pembebasan sekaligus
mengalami kerugian sebagai akibat Pengadilan Negeri menjadi peradilan tingkat
langsung dari tindak pidana yang dilakukan pertama dan terakhir. Pada prinsipnya, setiap
oleh terdakwa. 14 perkara dapat diperiksa dan diuji lagi oleh
2. Banding tidak dapat diminta terhadap peradilan yang lebih tinggi, jika seandainya
putusan dalam “acara cepat”; perkara yang dinyatakan bebas itu diperiksa
3. Pembatasan penahanan dengan memberi pada tingkat banding akan ditemukan
sanksi dapat dituntut ganti rugi pada sidang kesalahan terdakwa.
praperadilan, tidak kurang artinya sebagai
pelaksanaan dari prinsip mempercepat dan PENUTUP
menyederhanakan proses penahanan; A. Kesimpulan
4. Demikian juga peletakan asas diferensial 1. Landasan asas atau prinsip diartikan
fungsional, nyata-nyata member makna sebagai dasar patokan hukum yang
menyederhanakan penanganan fungsi dan melandasi KUHAP dalam penerapan
wewenang penyidikan, agar tidak terjadi penegakan hukum. Asas-asas atau prinsip
penyidikan bolak-balik, tumpang tindih hukum inilah tonggak pedoman bagi
atau overlapping, dan saling bertentangan. instansi jajaran penegak hukum, setiap
Pembahasan tentang asas peradilan yang anggota masyarakat yang terlibat dan
cepat, tepat, dan biaya ringan (murah) perlu berkepentingan atas pelaksanaan tindakan
juga disinggung ketentuan Pasal 67 KUHAP. yang menyangkut KUHAP serta dalam
Demi untuk terciptanya kepastian hukum dan menerapkan pasal-pasal KUHAP.
memenuhi tuntutan asas peradilan yang cepat Pelaksanaan KUHAP secara utuh dan
terhadap putusan pengadilan tingkat pertama konsekuen, harus lebih dahulu sungguh-
“tidak dapat dimintakan banding”, jika putusan sungguh dan seksama menyimak dan
itu berupa: memahami makna yang terkandung dalam
a. Putusan bebas (vrijspraak), dan asas-asas atau prinsip-prinsip hukum
b. Putusan pelepasan dari segala tuntutan dalam KUHAP antara lain asas legalitas,
hukum (onslag van rechtsvervolging) asas keseimbangan, asas praduga tak
Bertitik tolak ansich dari sudut kepentingan bersalah, asas ganti rugi dan rehabilitasi ,
kepastian hukum bagi terdakwa serta untuk asas unifikasi serta asas peradilan
mempercepat proses penyelesaian perkara, sederhana, cepat dan biaya ringan(murah).
ketentuan ini sangat menguntungkan terdakwa. 2. Penyelesaian kasus pidana cepat dan biaya
Akan tetapi kalau dipertentangkan dari sudut murah telah dirumuskan dalam Undang-
kepentingan hukum dan keadilan dalam Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman yang
mewujudkan kebenaran yang hakiki, barangkali menghendaki agar pelaksanaan penegakan
ketentuan ini terlampau berat sebelah hukum di Indonesia berpatokan pada asas
melindungi kepentingan terdakwa, sehingga cepat, tepat, sederhana, tidak bertele-tele,
dirasakan kurang bernapas keselarasan dan tidak berbeli-belit serta biaya ringan dan
keseimbangan dengan perlindungan ketertiban beberapa ketentuan dalam KUHAP sebagai
masyarakat. Contoh, seseorang yang telah penjabaran asas peradilan sederhana,
nyata melakukan tindak pidana dan hal ini tepat, dan biaya ringan antara lain
secara luas diketahui dan dirasakan oleh tersangka atau terdakwa berhak segera
masyarakat, oleh peradilan tingkat pertama mendapat pemeriksaan dari penyidik,
terdakwa dibebaskan. Kemudian, atas putusan segera diajukan ke pengadilan oleh
penuntut umum, berhak segera diadili oleh
pengadilan dan penggabungan
pemeriksaan perkara pidana dengan
14
Lihat, Pasal 98 KUHAP.

44
Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

tuntutan ganti rugi yang bersifat perdata Santoso Topo, Polisi Dan Jaksa Dalam Sistem
oleh seorang korban yang mengalami Peradilan Pidana Di Indonesia, Kejaksaan
kerugian dan peletakan asas diferensial Agung, 2006.
fungsional serta penerapan pasal 67 Sasangka Hari, Penyidikan, Penahanan,
KUHAP jika putusan itu berupa putusan Penuntutan dan Praperadilan Dalam Teori
bebas dan putusan bebas dari segala Dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 2007.
tuntutan hukum. Satriyo R., Ketidakterpaduan Antara Polisi Dan
Jaksa Dalam Penyidikan, Fisip Ui, Jakarta,
B. Saran 1996.
Dalam proses pelaksanaan asas peradilan Simanjuntak Osman, Teknik Penuntutan Dan
yang cepat, tepat dan biaya murah harus Upaya Hukum Kejaksaan Agung RI, Jakarta,
dioptimalkan sesuai dengan ketentuan yang 2006.
telah diatur dalam KUHAP, perlunya revisi Soekanto Soerjono, Faktor-Faktor Yang
KUHAP tentang adanya kata wajib memberi hak Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
kepada tersangka atau terdakwa mendapat Grafindo, Jakarta, 2002.
bantuan hukum sejak taraf pemeriksaan Tresna R., Peradilan Di Indonesia Dari Abad Ke
penyidikan dimulai, karena selama ini Abad, Pradnya Paramita, Jakarta, 1986.
mendapatkan bantuan hukum dalam setiap Utrecht, Hukum Pidana, Universitas
tingkat pemeriksaan baru merupakan hak Padjajaran, Bandung, 1986.
belum sampai ke tingkat wajib,
konsekuensinya, tanpa didampingi penasihat Sumber-sumber lain
hukum, tidak menghalangi jalannya http://berita.liputan6.com/lainlain/200807/19
pemeriksaan terhadap tersangka atau 1136Berkas.Muchdi.PR.Dikem
terdakwa. balikan.ke.Penvidik
Undang-Undang no. 2 tahun 2002 tentang
DAFTAR PUSTAKA kepolisian Negara Republik Indonesia
Ali Achmad, Menjelaskan Kajian Empiris Undang-Undang no. 8 tahun 1981 tentang
Terhadap Hukum, PT Yasrit Watampone, KUHAP
Jakarta, 1998.
Arief Nanawi Barda, Penegakan Hukum di
Indonesia, Citra Aditia Bakti, Bandung,
1998.
Gunawan Ilham, Peran Kejaksaan Dalam
Menegakkan Hukum dan Stabilitas Politik,
Sinar Grafika, Jakarta, 1994.
Hamzah Andi, Hukum Acara Pidana Indonesia,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984.
Hamzah Andi, Perlindungan Hak Asasi Manusia
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana, Bina Cipta, Bandung, 1986.
Kuffal H.M.A, Penerapan KUHAP Dalam
Praktek Hukum, Universitas
Muhammadiyah, Malang, 2004.
Lev Daniel S, Institusi Hukum Dan Budaya
Hukum Di Indonesia, LP3ES, Jakarta, 1990.
Marpaung Leden, Proses Penanganan Perkara
(Penyelidikan Dan Penyidikan), Sinar
Grafika, Jakarta, 2008.
Prodjodikoro Wirjono, Hukum Acara Pidana di
Indonesia, Sumur Batu, Bandung, 1990.

45

Anda mungkin juga menyukai